PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING ANDA LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP SWATA TAMORA T.P 2014/2015.

(1)

PE NE RAPAN PENDE KAT AN CO NTE XTUAL TEACH IN G AND LEARNING (CTL)UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP SWASTA TAMORAT.A 2014/2015

Oleh: Nurul Ismaniar NIM. 4101111042

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching Anda Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Di Kelas VII SMP Swata Tamora T.P 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Dra. Katrina Samosir selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr. KMS Amin Fauzi, M.Pd, Bapak Drs. Togi, M.Pd dan Bapak Drs. W. L Sihombing, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan. Terima kasih untuk Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua jurusan Matematika FMIPA UNIMED dan Bapak Dr. Edi Surya, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.

Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Swasta Tamora, Bapak Ramadani Bakara, S.S yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Ramayanti, S.Pd dan para guru SMP Swasta Tamora beserta siswa kelas VII yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Alm. Ayah tercinta Abbas Arisandi dan Ibu tercinta Jamisah yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi dan semangat, serta dukungan moral dan materi yang tak ternilai harganya. Serta kepada Kakakku Nurul Hasanah serta Adikku Nurul Arlinda Sari dan Halimi ariga, yang begitu banyak memberikan do’a, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Ucapan terimaksih juga penulis ucapkan kepada Adik tersayang Cut Irawarliati, dan kakak kost tersayang Furnama sari rambe serta kakak kece Tri Suci, dan cambo ridha aslina


(3)

v

yang begitu banyak membantu penulis dalam mengerjakan skripsi serta memberikan dukungan.

Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu memberikan do’a dan semangat yaitu Nila, Surya Saf’i, Suryanto, Rika, Kecilku (Siti Hanijah), dan teman-teman kelas DIK MAT 2010 C diantaranya Halima, Yayat, Hadijah, Sundut, Winda, Syarah, Imel, Ai, Yuli, Trio serta teman-teman lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu namanya yang senantiasa memberi semangat dan bantuan kepada penulis dan teman-teman sesama mahasiswa/i jurusan pendidikan matematika terutama stambuk 2010 A, B, dan Ekstensi.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalaam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, Penulis

Nurul Ismaniar NIM. 4101111042


(4)

iii

PENERAPAN PENDEKATANCONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP SWASTA TAMORAT.A 2014/2015

Nurul Ismaniar (NIM. 4101111042) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi himpunan di kelas VII SMP Swasta Tamora.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Swasta Tamora tahun ajaran 2014/2015 yang masing-masing berjumlah 35 orang. Objek dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi himpunan di kelas VII SMP Swasta Tamora tahun ajaran 2014/2015.

Data diperoleh dari tes pemahaman konsep matematika siswa pada akhir setiap siklus dan lembar observasi untuk setiap kali pertemuan. Sebelum dilaksanakannya siklus diadakan tes diagnostik pada kelas VII untuk melihat kemampuan awal siswa dalam memahami konsep himpunan, juga untuk mengetahui gambaran kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan himpunan. Kemudian dilaksanakan siklus I dan siklus II di kelas VII untuk melihat peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada materi himpunan.

Pemahaman konsep matematika siswa mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa pada tes diagnostik yaitu 43,67 dengan tingkat pemahaman konsep matematika sangat rendah. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa meningkat menjadi 58,92 dengan tingkat pemahaman konsep matematika rendah. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa meningkat menjadi 75,0 dengan tingkat pemahaman konsep matematika sedang serta telah mencapai target keberhasilan belajar.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terbalik (CTL) dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi himpunan di kelas VII SMP Swasta Tamora.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar persetujuan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 9

1.4. Rumusan Masalah 9

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Pengertian Belajar 10

2.1.2 Pengertian Pembelajaran Matematika 11

2.1.3 Pemahaman Konsep Matematika 14

2.1.4 Pembelajaran Kontekstual 18

2.1.4.1.Pengertian Pembelajaran Kontekstual 18

2.1.6 Materi Ajar 23

2.1.7.1 Defenisi Himpunan 23

2.1.7.2 Anggota Himpunan 24

2.1.7.3 Penyajian Himpunan 25

2.1.7.4 Menemukan Konsep Himpunan Semesta dan Diagram Venn 26

2.1.7.4.1. Himpunan Semesta 26

2.1.7.4.2. Diagram Venn 26

2.1.7.5. Himpunan Bagian dan Himpunan Kosong 27

2.1.7.5.1. Himpunan Bagian 27

2.1.7.5.2. Himpunan Kosong 28

2.1.7.6. Kesamaan Dua Himpunan 28

2.1.7.7. Himpunan Kuasa 31

2.1.7.8. Operasi Himpunan 31

2.7.7.8.1.Irisan 31

2.1.7.8.2. Himpunan Saling Lepas 32

2.1.7.8.3. Himpunan Tidak Saling Lepas 32

2.1.7.8.4. Gabungan 32


(6)

2.1.7.9.1. Diagram Venn Himpunan Komplemen 35

2.1.7.9.2. Selisih Dua Himpunan 35

2.2. Kerangka Konseptual 36

2.3. Hipotesis Tindakan 37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 38

3.2.1. Subjek Penelitian 38

3.2.2. Objek Penelitian 38

3.3. Jenis Penelitian 38

3.5. Prosedur Penelitian 38

3.6. Alat Pengumpulan Data 46

3.6.1. Tes 46

3.6.2. Observasi 47

3.7. Teknik Analisis Data 49

3.7.1. Reduksi Dara 49

3.7.2. Inteerpretasi Hasil 49

3.7.2.1.Pencapaian Pemahaman Konsep Siswa 49

3.7.3. Analisis Hasil Observasi 49

3.8. Penarikan Kesimpulan 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 52

4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus I 52

4.1.1.1. Permasalahan I 52

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I 53

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 53

4.1.1.4. Observasi I 55

4.1.1.4.1. Hasil Observasi Guru I 55

4.1.1.4.2. Hasil Observasi Siswa I 57

4.1.1.5. Analisis Data Hasil Siklus I 59

4.1.1.5.1. Hasil Tes Pemahaman Konsep 59

4.1.1.6. Refleksi I 62

4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus II 64

4.1.2.1. Permasalahan II 64

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II 64

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 65

4.1.2.4. Observasi II 69

4.1.2.5. Analisis Data Hasil Siklus II 71

4.1.2.5.1. Hasil Tes Pemahaman Konsep 71

4.1.2.6. Refleksi II 73

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 79

5.2. Saran 79


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Penskoran Tes Pemahaman Siswa 44

Tabel 3.2. Validator Soal Tes 45

Tabel 3.3. Tingkat Pemahaman Siswa 47

Tabel 4.1. Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 1 51 Tabel 4.2. Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 2 52 Tabel 4.3. Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 3 53 Tabel 4.4. Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 4 54 Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Pemahaman Siswa pada

Tes Pemahaman Konsep Matematika Awal kelas VII-3 57 Tabel 4.6. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Pada Siklus I 60 Tabel 4.7. Deskripsi Menyatakan Ulang Konsep dengan

Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 62 Tabel 4.8. Deskripsi Memberikan Contoh dan Non Contoh dengan

Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 63 Tabel 4.9. Deskripsi Mengaplikasikan Konsep dengan

Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 63 Tabel 4.10. Deskripsi Ketuntasan Pemahaman Konsep Siswa dengan

Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 64 Tabel 4.11. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 64 Tabel 4.12. Data Kesalahan Siswa pada soal nomor 1 65 Tabel 4.13. Data Kesalahan Siswa pada soal nomor 2 66 Tabel 4.14. Data Kesalahan Siswa pada soal nomor 3 68 Tabel 4.15. Data Kesalahan Siswa pada soal nomor 4 69 Tabel 4.16. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus I 71 Tabel 4.17. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Pada Siklus II 77 Tabel 4.18. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa

Pada Siklus II 78

Tabel 4.19. Deskripsi Menyatakan Ulang Konsep dengan

Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II 80 Tabel 4.20.Deskripsi Memberikan Contoh dan Non Contoh dengan

Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II 80 Tabel 4.21. Deskripsi Mengaplikasikan Konsep dengan

Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II 81 Tabel 4.22. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 82 Tabel 4.23 Data Kesulitan Siswa Pada Soal Nomor 1 82 Tabel 4.24 Data Kesulitan Siswa Pada Soal Nomor 2 83 Tabel 4.25. Data Kesulitan Siswa Soal Nomor 3 85 Tabel 4.26 Data Kesulitan Siswa Pada Soal Nomor 4 86 Tabel 4.27. Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Setiap Siklus 89


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Menentukan Himpunan 21

Gambar 2.2. Berbagai Jenis Penyajian Makanan 23 Gambar 2.3. Diagram Venn Himpunan Bagian dalam Himpunan

Semesta 25

Gambar 2.4. Diagram Venn Irisan Himpunan A dan B 29

Gambar 2.5. Himpunan Tidak Saling Lepas 30

Gambar 2.6. Diagram Venn Gabungan Himpunan A dan B 31

Gambar 2.7. Diagram Komplemen 33

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 42 Gambar 4.1. Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa 90 Gambar 4.2. Tingkat Proses Pembelajaran Siswa 90


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-Kisi Tes Diagnostik 81

Lampiran 2. Tes Diagnostik 82

Lampiran 3 Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 83 Lampiran 4. Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 86 Lampiran 11. Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SIKLUS I) 90 Lampiran 12. Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SIKLUS I) 97 Lampiran 13. Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SIKLUS II) 104 Lampiran 14. Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SIKLUS II) 110 Lampiran 15. Lembar Aktivitas Siswa (LAS I) 118 Lampiran 16. Lembar Aktivitas Siswa (LAS II) 123 Lampiran 17. Lembar Aktivitas Siswa (LAS III) 128 Lampiran 18. Lembar Aktivitas Siswa (LAS IV) 132 Lampiran 19. Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Siklus I 136 Lampiran 20. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep Siklus I 137 Lampiran 21. Tes Pemahaman Konsep Siklus I 140 Lampiran 22. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep siklus I 142 Lampiran 23. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Siklus I 145 Lampiran 24. Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Siklus II 148 Lampiran 25. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep Siklus II 149 Lampiran 26. Tes Pemahaman Konsep Siklus II 150 Lampiran 27. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Siklus II 151 Lampiran 28. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Siklus II 155

Lampiran 29. Lembar Observasi Guru (I) 177

Lampiran 30. Lembar Observasi Guru (II) 198

Lampiran 31. Lembar Observasi Guru (III) 200

Lampiran 32. Lembar Observasi Guru (IV) 202

Lampiran 33. Lembar Observasi Kegiatan Siswa (I) 204 Lampiran 34. Lembar Observasi Kegiatan siswa (II) 205 Lampiran 35. Lembar Observasi Kegiatan siswa (III) 206 Lampiran 36. Lembar Observasi Kegiatan Siswa (IV) 207 Lampiran 37. Hasil Tes Pemahaman Konsep Awal Siswa 208 Lampiran 38. Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Siklus I 210 Lampiran 39. Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Siklus II 212


(10)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan dewasa ini tengah mendapat sorotan yang sangat tajam berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sebagai sumber daya insani sepatutnyalah mendapat perhatian secara terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu perlu dilakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu ke waktu tanpa henti.

Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus-menerus mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, zaman,situasi,kondisi,dan kebutuhan peserta didik (Sa’ud,2009:2).

Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang aplikasinya dapat ditemukan hampir dalam setiap aktivitas kehidupan. Pengguna matematika dapat ditemukan dalam aktivitas seorang ibu yang sedang berbelanja dipasar, seorang ibu yang sedang memasak kue di dapur, sekelompok anak yang sedang bermain di taman, sekelompok eksekutif muda yang sedang berdiskusi dalam rencana kerja, seorang dokter yang sedang mengobati pasiennya, dan aktivitas kehidupan lainnya.

Turmudi (2008 : 20) dalam bukunya menyatakan bahwa:

“ Kebutuhan untuk memahami matematika menjadi hal yang mendesak bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, karena matematika di perlukan dalam kehidupan sehari-hari; (1) matematika untuk kehidupan, (2) matematika merupakan bagian dari warisan budaya, (3) matematika diperlukan di dunia kerja, (4) matematika untuk masyarakat ilmiah dan masyarakat teknologi ”.


(11)

2

Dalam sistem pendidikan di Indonesia, pembelajaran matematika telah menjadi kurikulum wajib dan mendapat porsi waktu yang lebih banyak di banding dengan mata pelajaran yang lain pada setiap tingkat pendidikan. Namun, sampai saat ini hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika masih belum memuaskan.

Pada kenyataannya, jika mau melihat ke dalam ruang-ruang kelas pembelajaran matematika disekolah, masih banyak di jumpai suasana pembelajaran matematika yang kurang menggairahkan (kurang hidup). Hanya sebagian kecil siswa saja yang aktif dalam proses pembelajaran. Kebanyakannya siswa hanya diam, mendengar dan mencatat saja apa yang diucapkan oleh guru.

Memang tak dapat dipungkiri bahwa masih banyak ditemukan kelas-kelas dimana guru hanya memberikan rumus-rumus matematika tanpa memberikan makna, kemudian memberikan contoh penggunaan rumus tersebut dan selanjutnya siswa diberikan latihan yang tentu saja berkenaan dengan rumus. Alhasil, matematika dikenal sebagai pelajaran yang penuh dengan rumus-rumus yang harus dihapal. Hal itu pula lah yang saat ini banyak dilakukan oleh para siswa, senantiasa menghapal rumus tapi kosong makna.

Hal ini terlihat jelas dengan adanya fakta bahwa tidak sedikit pula guru yang masih menganut paradigma transfer of knowledge dalam pembelajaran matematika masa kini. Paradigma ini beranggapan bahwa siswa merupakan objek atau sasaran dalam belajar, sehingga dalam proses pembelajaran berbagai usaha lebih banyak dilakukan oleh guru, mulai dari mencari, mengumpulkan, memecahkan dan menyampaikan informasi ditujukan agar peserta didik memperoleh pengetahuan (Ansari, 2009:2).

Melihat begitu pentingnya matematika diberikan diberbagai jenjang pendidikan formal, diharapkan disiplin ilmu ini dapat dikuasai siswa dengan baik. Namun, suatu fenomena menunjukkan bahwa metematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang sulit untuk dipelajari. Mulyono Abdurrahman ( 2009 : 252) mengemukakan bahwa “dari berbagai studi yang diajarkan di sekolah, matematika


(12)

3

merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa,baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”. Selanjutnya sebagaimana yang dikatakan oleh Bambang R (2008) :

Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit, diantaranya adalah karakteristik materi matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan. Selain itu pengalaman belajar matematika bersama guru yang tidak menyenangkan atau guru yang membingungkan, turut membentuk sikap negatif siswa terhadap pelajaran matematika.

Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa pada hakikatnya dapat diringkaskan karena masalah kehidupan sehari-hari. Menurut pemaparan Larner (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) mengemukakan bahwa “ kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah. Kemampuan siswa yang rendah dalam aspek penguasaan konsep merupakan hal penting yang harus ditindaklanjuti.

Menurut Carrol (dalam Trianto, 2009: 158) mendefenisikan bahwa : Konsep sebagai suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefenisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian. Abstraksi, berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain. Dengan demikian, konsep-konsep itu sangat penting bagi manusia dalam berfikir, dan dalam belajar. Dengan menguasai konsep dimungkinkan untuk memperoleh pengetahuan yang tidak terbatas. Rendahnya prestasi matematika siswa dapat disebabkan kurangnya pemahaman konsep yang diterima oleh siswa yang menyebabkan kesulitan bagi siswa untuk melanjutkan materi pada jenjang selanjutnya..Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap salah satu guru Matematika kelas VII pada tanggal 18 Juli 2014 bahwa dalam prakteknya di sekolah, keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran masih kurang, seperti siswa tidak berani untuk mengerjakan soal di depan kelas dan siswa jarang mengajukan pertanyaan. Kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar menghapal konsep yang ada dan meniru langkah-langkah penyelesaian yang diberikan oleh guru, ketika mereka ditanya apakah mereka mengerti dengan konsep yang


(13)

4

dimaksud, maka jawaban mereka adalah tidak, mereka mengakui bahwa hanya hapal saja. Begitu juga dengan pengamatan Gestalt (Gestalt Theory) yang menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah, yang menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis. Hal ini bertentangan dengan pemikiran tentang belajar yang mengacu pada proses bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, dan siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri (Sagala, 2009 : 38).

Himpunan merupakan materi pelajaran di kelas VII SMP/MTs. Himpunan dan fungsi merupakan obyek dasar dari semua obyek yang dipelajari dalam matematika. Pada saat seseorang belajar matematika, baik pada tingkat dasar maupun lanjut, disadari atau tidak, ia harus selalu berhadapan dengan himpunan dan fungsi. Materi himpunan merupakan materi yang erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

Materi ini dikatakan sebagai obyek dasar alasannya jika seorang siswa belajar operasi penjumlahan bilangan bulat, maka dia sudah berhadapan dengan himpunan bilangan bulat, sehingga semua proses yang akan dilakukan harus berada dalam ruang lingkup himpunan ini, sedangkan operasi penjumlahan yang dipergunakan merupakan sebuah operasi biner yakni suatu fungsi yang akan memetakan setiap pasang bilangan bulat (a,b) dengan suatu bilangan bulat a+b. Dengan demikian himpunan dan fungsi merupakan hal mendasar yang perlu dipahami oleh seseorang yang belajar matematika sebelum dia mempelajari konsep-konsep lainnya.

Hal ini sejalan dengan hasil tes diagnostik yang dilakukan peneliti pada hari yang sama, 18 Juli 2014 yang berkaitan dengan materi himpunan kepada 35 siswa kelas VII SMP Tamora. Terdapat kesalahan yang dilakukan siswa tentang alternatif jawaban yang diberikan siswa. Disini peneliti memberikan soal :

Dari pernyataan berikut ini, manakah yang termasuk himpunan dan berikan alasannya !

a. Kumpulan lukisan indah.


(14)

5

Jawaban siswa :

a. Ada yang menyebutkan pemandangan, pegunungan, air terjun, kebun bunga b. Kumpulan binatang berkaki empat, alasannya karena objeknya memiliki sifat

yang sama atau terdefenisi dengan jelas.

Kumpulan binatang berkaki empat, alasannya karena dalam himpunan mencakup angka atau huruf

Kumpulan binatang berkaki empat, alasannya karena dia termasuk hewan dan dapat dihitung

Kumpulan binatang berkaki empat, alasannya karena memiliki himpunan yang berkaki empat.

Ada yang menyebutkan kucing, kambing, sapi, kerbau

Jawaban di atas merupakan jawaban sebagian besar siswa dan memberikan alasan mereka masing-masing. Terdapat 12 orang yang menjawab benar tanpa memberikan alasan, 7 orang yang menjawab salah, 15 orang yang menjawab benar tetapi alasannya tidak sesuai konsep himpunan dan hanya 1 orang yang menjawab benar.

Berdasarkan hasil tes tersebut dapat diketahui bahwa siswa belum bisa memahami konsep matematika dengan benar dan hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan sangatlah jauh dari tujuan kurikulum matematika yang telah digariskan. Sudah seharusnya siswa dilatih untuk memahami konsep-konsep yang sedang dipelajari, jika persoalan ini dibiarkan siswa akan kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep selanjutnya. Dari hasil penelitian pendahuluan ini, betapa permasalahan tentang kemampuan pemahaman konsep matematika siswa ini menjadi sebuah permasalahan serius yang harus segera ditangani, sehingga kemampuan siswa terhadap kompetensi dasar yang diinginkan tercapai dalam kurikulum pembelajaran matematika kemampuan terhadap konsep-konsep dasar matematika merupakan syarat mutlak harus dipenuhi.

Dari hasil wawancara peneliti lakukan terhadap siswa kelas VII tersebut baik selama proses pembelajaran maupun perbincangan di luar kelas, diketahui bahwa siswa “menganggap” mata pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit, menyelesaikan soal-soal yang berbentuk masalah yang berkaitan


(15)

6

dengan kehidupan sehari-hari. Siswa memberikan alasan bahwa soal-soal tersebut tidak sama yang diajarkan guru saat belajar di kelas, sehingga siswa kurang berminat dan termotivasi untuk belajar matematika. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dikelas, terlihat siswa hanya menjadi pendengar saja, sedikit tanya jawab, mencatat dari papan tulis, mencatat mengerjakan latihan yang diberikan guru dan hasilnya ditulis dipapan tulis, mencatat mengerjakan latihan yang diberikan guru dan hasilnya ditulis dipapan tulis serta jawaban siswa yang benar diterima saja tanpa adanya penjelasan terhadap hasil yang diperoleh kepada teman lain.

Pengamatan juga dilakukan terhadap guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, terlihat bahwa guru menyampaikan materi yang ada dalam buku paket, memberikan informasi pengertian konsep secara langsung dengan cara mendiktekan kepada siswa, memberikan contoh penerapan rumus-rumus matematika, mengerjakan latihan-latihan dan langkah-langkah penyelesaian soal serta kurang mengaitkan fakta real dalam kehidupan nyata dengan persoalan matematika. Pembelajaran yang terjadi di kelas cenderung berpusat pada guru (teacher oriented) dan tidak berorientasi pada membangun konsep matematika dari siswa sendiri.

Pelaksanaan pembelajaran seperti diatas dilakukan setiap hari oleh guru didalam kelas tentu saja kurang sesuai dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran matematika, dimana guru memberikan konsep dan prinsip matematika secara langsung kepada siswa, tidak berupaya secara maksimal untuk memampukan siswa memahami berbagai konsep, prinsip matematika, menunjukkan kegunaan konsep dan prinsip matematika dalam pemecahan masalah. Guru tidak yakin bahwa siswa mampu membangun pengetahuan matematika melalui masalah yang diajukan dan lebih yakin berhasil membelajarkan siswa berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan sebelumnya. Bila pembelajaran seperti ini terus dilaksanakan maka pemahaman konsep, dan tujuan pembelajaran matematika yang lain tidak akan dapat tercapai secara maksimal serta kebiasaan guru mengajar sangat sulit diubah. Untuk itu harus


(16)

7

dilakukan inovasi pembelajaran untuk merubah kebiasaan guru dan upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa.

Ansari (2008:3) mengungkapkan bahwa hal yang seperti ini akan mengakibatkan dua konsekwensi :

”Pertama,siswa kurang aktif dan pola pembelajaran ini kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang mengundang sikap kritis. Kedua,jika siswa diberi soal yang berbeda dengan soal latihan,mereka kebingungan karena tidak tahu harus memulai darimana mereka bekerja.”

Selain itu, rendahnya pemahaman konsep siswa juga dapat diakibatkan oleh pembelajaran yang monoton. Pada model pembelajaran umumnya guru-guru mengajarkan sebagian besar bahan dan materi dengan cara yang sama yang berdampak kepada kesulitan belajar siswa. Sebab kesulitan belajar siswa tidak selamanya disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi bisa disebabkan karena penggunaan metode belajar yang tidak sesuai. Pemilihan metode tidak boleh asal pilih, sesuaikan metode mana yang cocok untuk setiap materi. Sesuai dengan pernyataan (Slameto, 2010 : 65) yang mengatakan bahwa agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode yang diusahakan yang setepat mungkin. Dengan demikian guru sebaiknya menggunakan metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi sehingga kemampuan anak dapat terlayani.

Pola seperti inilah yang terkadang dapat menyesatkan siswa dalam pemecahan masalah. Pemahaman konsep yang belum matang membuat siswa menjadi bingung dan putus asa ketika menghadapi situasi dan kondisi lain di luar konteks yang diajarkan.

Pemahaman konsep dalam matematika merupakan pemahaman yang dilandasi oleh pengetahuan tentang mengapa konsep tertentu digunakan dalam memecahkan suatu masalah. Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan konsep agar siswa memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapaikemampuan dasar yangf lain, seperti : penalaran, komunikasi, koneksi dan pemecahan masalah.


(17)

8

Untuk itulah mengapa pemahaman konsep menjadi hal yang penting dan menjadi tuntutan dalam kurikulum matematika. Sebagaimana tujuan dari pelajaran matematika menurut PERMENDIKBUD No. 22 Tahun 2006 adalah:

1. Memahami konsep matematika,menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,akurat,efisien,dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,menyusun bukti,atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,merancang model matematika,menyelesaian model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol,tabel,diagram,atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,yaitu memiliki rasa ingin tahu,perhatian dan minat dalam mempelajari matematika,serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Pemahaman yang dituntut dalam tujuan pembelajaran matematika tersebut adalah pemahaman rasional,yaitu pemahaman atas konsep yang termuat dalam suatu skema atau struktur pengetahuan yang kompleks yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih luas dan kompleks.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas maka perlu dicarikan solusinya sehingga oleh peneliti dipandang perlu melakukan sesuatu penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model yang mengakomodasi peningkatan pemahaman konsep.

Berbagai usaha terus dikembangkan oleh para penggiat pendidikan untuk memaksimalkan pembelajaran matematika guna mencapai tujuan yang diinginkan, baik dari segi model, strategi, maupun metode pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang diajarkan. Salah satu alternatif yang disarankan adalah pembelajarn matematika dengan pendekatan kontekstual (CTL). CTL


(18)

9

merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. CTL adalah suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Sanjaya (2011:255) yaitu : “Contextual teaching and learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka”. Yamin (2008:152) juga menyatakan bahwa:

“CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan materi pokok pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari”. Selanjutnya Trianto (2013:105) menambahkan bahwa:

“Pembelajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa TK sampai dengan SMU untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata yang disimulasikan”.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Laerning (CTL) sangat cocok untuk diterapkan. Sehubungan dengan itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP SISWA DI KELAS VII SMP SWASTA TAMORA ”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut :


(19)

10

2. Kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar menghapal konsep.

3. Siswa menganggap mata pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit.

4. Rendahnya pemahaman konsep matematika siswa.

5. Pendekatan pembelajaran matematika yang digunakan masih berpusat pada guru.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah pada pemahaman konsep materi Himpunan pada siswa kelas VII SMP Swasta Tamora 1 melalui pendekatan CTL.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat mengemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “ Apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi Himpunan di kelas VII SMP Swasta Tamora ?”

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : “ Untuk mengetahui apakah melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi Himpunan di kelas VII SMP Swasta Tamora”.

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian yang diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi bahan masukan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajarn matematika.

2. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. 3. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi sumber informasi atau


(20)

11

khususnya di sekolah tempat dilaksanakan penelitian dan sekolah lain pada umumnya.

4. Bagi peneliti, diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan baik.


(21)

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Pemahaman konsep matematika siswa kelas VII di SMP Swasta Tamora mengalami peningkatan setelah penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL). Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata siswa kelas VII meningkat dari tes awal sebesar 43,67% ke 58,92% pada siklus I dan 75% pada siklus II.

2. Dari hasil observasi pembelajaran siswa, aktivitas belajar siswa kelas VII di SMP Swasta Tamora mengalami peningkatan ketika diterapkannya pendekatan CTL. Hal ini terlihat dari data hasil observasi terhadap kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dimana pada siklus I skornya 2,16 (kategori kurang baik) menjadi 3 (kategori baik) pada siklus II.

5.2. Saran

Adapun saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu :

1. Kepada guru, khususnya guru matematika disarankan untuk menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) dengan memberi motivasi dan memberi banyak pertanyaan singkat dan jelas yang dapat menuntun siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan kepada siswa agar pemahaman konsep matematika siswa dapat meningkat.

2. Kepada siswa SMP Swasta Tamora disarankan lebih berani dan aktif saat berlangsung proses pembelajaran, aktif dalam menemukan solusi-solusi permasalahan dan berani untuk mengungkapkan ide-ide secara terbuka.

3. Kepada peneliti lain disarankan agar hasil penelitian ini dijadikan sebagai pertimbangan untuk menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) pada materi lain untuk penelitian selanjutnya dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin baik.


(22)

85

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M,. 2009.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S,. dan Suhardjono,. Supardi., 2009, Penelelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematik, Pena, Banda Aceh

Hamalik, Oemar., 2008. Kurikulum dan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara:Jakarta.

Hudojo, H., 2005.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang:UM Press.

Sagala, Syaiful. 2009.Konsep dan Makna Pembelajaran.Alfabeta: Bandung.

Sanjaya,Wina., 2009, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta

Sa’ud, Udin Syaefudin., 2009.Psikologi Pendidikan.Alfabeto: Bandung. Sihombing, W,L., 2010.Telaaah Kurikulum.FMIPA Unimed: Medan.

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar. Penerbit Rineka Cipta : Jakarta.

Sudjana, N., 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya: Bandung

Sudrajat, Akhmad., (2008), Pendekatan Strategi Metode Teknik dan Model Pembelajaran, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/ (diakses Februari 2014)

Sukardi, H.M Yustianti, Fatna., 2006, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasional. Bumi Aksara: Jakarta.

Tim Dosen, 2010,Psikologi Pendidikan,FIP Unimed, Medan.

Trianto., 2013,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Kencana Prenada Media Grup : Jakarta

Yamin, Martinis., 2008, Paradigma Pendidikan Konstruktivisme. Gunung Persada Press, Jakarta.


(23)

ii

RIWAYAT HIDUP

Nurul Ismaniar dilahirkan di desa Rundeng Kec. Rundeng Kota Subulussalam, pada tanggal 19 Juli 1992. Penulis ini dibesarkan di desa Rundeng oleh Ayah tercinta yang bernama Alm. Abbas Arisandi dan Mama tercinta bernama Jamisah. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara, dan merupakan saudara kandung dari Nurul Hasanah, Nurul Arlinda Sari dan Halimi alkausar. Pada tahun 1998, penulis memulai pendidikan di SD 1 Negeri Rundeng dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Rundeng dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA 1 Rundeng dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Negeri


(1)

merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. CTL adalah suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Sanjaya (2011:255) yaitu :

“Contextual teaching and learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka”. Yamin (2008:152) juga menyatakan bahwa:

“CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan materi pokok pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari”. Selanjutnya Trianto (2013:105) menambahkan bahwa:

“Pembelajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa TK sampai dengan SMU untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata yang disimulasikan”.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Laerning (CTL) sangat cocok untuk diterapkan. Sehubungan dengan itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP SISWA DI KELAS VII SMP SWASTA TAMORA ”. 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut :


(2)

2. Kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar menghapal konsep.

3. Siswa menganggap mata pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit.

4. Rendahnya pemahaman konsep matematika siswa.

5. Pendekatan pembelajaran matematika yang digunakan masih berpusat pada guru.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah pada pemahaman konsep materi Himpunan pada siswa kelas VII SMP Swasta Tamora 1 melalui pendekatan CTL.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat mengemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “ Apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi Himpunan di kelas VII SMP Swasta Tamora ?”

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : “ Untuk mengetahui apakah melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi Himpunan di kelas VII SMP Swasta Tamora”.

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian yang diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi bahan masukan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajarn matematika.

2. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. 3. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi sumber informasi atau


(3)

khususnya di sekolah tempat dilaksanakan penelitian dan sekolah lain pada umumnya.

4. Bagi peneliti, diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan baik.


(4)

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Pemahaman konsep matematika siswa kelas VII di SMP Swasta Tamora mengalami peningkatan setelah penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL). Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata siswa kelas VII meningkat dari tes awal sebesar 43,67% ke 58,92% pada siklus I dan 75% pada siklus II.

2. Dari hasil observasi pembelajaran siswa, aktivitas belajar siswa kelas VII di SMP Swasta Tamora mengalami peningkatan ketika diterapkannya pendekatan CTL. Hal ini terlihat dari data hasil observasi terhadap kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dimana pada siklus I skornya 2,16 (kategori kurang baik) menjadi 3 (kategori baik) pada siklus II.

5.2. Saran

Adapun saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu :

1. Kepada guru, khususnya guru matematika disarankan untuk menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) dengan memberi motivasi dan memberi banyak pertanyaan singkat dan jelas yang dapat menuntun siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan kepada siswa agar pemahaman konsep matematika siswa dapat meningkat.

2. Kepada siswa SMP Swasta Tamora disarankan lebih berani dan aktif saat berlangsung proses pembelajaran, aktif dalam menemukan solusi-solusi permasalahan dan berani untuk mengungkapkan ide-ide secara terbuka.

3. Kepada peneliti lain disarankan agar hasil penelitian ini dijadikan sebagai pertimbangan untuk menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) pada materi lain untuk penelitian selanjutnya dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin baik.


(5)

Abdurrahman, M,. 2009.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S,. dan Suhardjono,. Supardi., 2009, Penelelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematik, Pena, Banda Aceh

Hamalik, Oemar., 2008. Kurikulum dan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara:Jakarta.

Hudojo, H., 2005.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang:UM Press.

Sagala, Syaiful. 2009.Konsep dan Makna Pembelajaran.Alfabeta: Bandung.

Sanjaya,Wina., 2009, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta

Sa’ud, Udin Syaefudin., 2009.Psikologi Pendidikan.Alfabeto: Bandung.

Sihombing, W,L., 2010.Telaaah Kurikulum.FMIPA Unimed: Medan.

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar. Penerbit Rineka Cipta : Jakarta.

Sudjana, N., 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya: Bandung

Sudrajat, Akhmad., (2008), Pendekatan Strategi Metode Teknik dan Model Pembelajaran, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/ (diakses Februari 2014)

Sukardi, H.M Yustianti, Fatna., 2006, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasional. Bumi Aksara: Jakarta.

Tim Dosen, 2010,Psikologi Pendidikan,FIP Unimed, Medan.

Trianto., 2013,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Kencana Prenada Media Grup : Jakarta

Yamin, Martinis., 2008, Paradigma Pendidikan Konstruktivisme. Gunung Persada Press, Jakarta.


(6)

Nurul Ismaniar dilahirkan di desa Rundeng Kec. Rundeng Kota Subulussalam, pada tanggal 19 Juli 1992. Penulis ini dibesarkan di desa Rundeng oleh Ayah tercinta yang bernama Alm. Abbas Arisandi dan Mama tercinta bernama Jamisah. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara, dan merupakan saudara kandung dari Nurul Hasanah, Nurul Arlinda Sari dan Halimi alkausar. Pada tahun 1998, penulis memulai pendidikan di SD 1 Negeri Rundeng dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Rundeng dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA 1 Rundeng dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Negeri