PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS SAINS, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KARAKTER SISWA

(1)

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS SAINS,

ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY

(SETS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN

KARAKTER SISWA

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPA

oleh

Maretha Fitria 4001412019

JURUSAN IPA TERPADU

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016


(2)

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbasis Sains, Environment, Technology, and Society (SETS) Terhadap Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa.

Disusun oleh

Maretha Fitria 4001412019

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 27 Juli 2016.


(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (QS. Al Insyirah: 6)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar Rahman)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Ibuku Nurnaningsih dan bapakku Achmad Ghozali yang telah memberikan dukungan dan doa yang tidak pernah putus,

2. Nuzul Ramadhan, my beloved ‘lil bro,

3. Bagus Dwi Minarno yang selalu memberikan banyak waktu, dukungan dan menemani dalam setiap perjalanan,

4. Sahabatku Firda Yasmin dan Rahayu

Sekarningrum, terimakasih untuk banyak waktu dan semangat yang telah diberikan,

5. Teman seperjuanganku tersayang Leni, Anis, Fitri, Reizka, Nindy, Umi, Febi, dan Ulfi, thanks for everything,

6. Teman-teman Pendidikan IPA 2012,

7. Penghuni Kos Pondok Permai, Mba Manik, Mba Linda, Mba Jami, Mba Dhepi, dan Mba Fir. 8. Squad PPL SMP N 1 Kudus dan siswa SMP N 1

Kudus tercinta,

9. Dan semua yang telah memberikan motivasi, doa, dan menemani tiap langkah perjalanan ini.


(5)

v

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat serta hidayah-Nya dan tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ”Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Berbasis Sains, Environment, Technology, and Society (SETS) Terhadap Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

4. Dra. Woro Sumarni, M.Si. dan Indah Urwatin Wusqo, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah tulus dan sabar membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Novi Ratna Dewi, M.Pd. sebagai dosen penguji yang sabar memberi pengarahan.

6. Drs. Puryadi, M.Pd., selaku Kepala SMP N 24 Semarang. 7. Budiyono, S.Pd., selaku guru IPA SMP N 24 Semarang. 8. Bapak dan ibu dosen jurusan IPA Terpadu.

9. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, serta dapat memeberikan sumbanagan pemikiran pada perkembangan pendidikan selanjutnya.

Semarang, Juli 2016


(6)

vi

ABSTRAK

Fitria, M. 2016. Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbasis Sains, Environment, Technology, and Society (SETS) Terhadap Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa. Skripsi, Jurusan IPA Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Woro Sumarni, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Indah Urwatin Wusqo, M.Pd

Kata Kunci: CTL, SETS, pemahaman konsep, karakter

Pembelajaran IPA hakikatnya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hasil observasi di SMP Negeri 24 Semarang pada bulan Januari 2016 menunjukkan bahwa pembelajaran IPA masih berpusat pada guru (teacher centered) dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah pendekatan pembelajaran salah satunya pembelajaran berpendekatan CTL.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan CTL berbasis SETS terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment yakni nonequivalent control group design. Sampel dipilih secara purposive sampling dan didapatkan kelas VIII F sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII H sebagai kelas kontrol. Data penelitian ini adalah data nilai posttest dan data observasi karakter siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai posttest kelas eksperimen adalah 79,67 dan kelas kontrol 74,38. Hasil analisis korelasi biserial 0,417 termasuk ke dalam kategori sedang dan besar pengaruh berdasarkan koefisien determinasi sebesar 17%. Berdasarkan observasi, hasil analisis korelasi spearman adalah 0,51 untuk karakter jujur, 0,49 untuk toleransi, 0,55 disiplin, 0,58 rasa ingin tahu, dan 0,73 untuk karakter peduli lingkungan. Hasil kofisien determinasi adalah sebesar 26% untuk karakter jujur, toleransi 24%, disiplin 30%, rasa ingin tahu 34%, dan peduli lingkungan 53% .


(7)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Masalah ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 8

2.2 Pembelajaran berbasis Sains, Environment, Technology, and Society (SETS)... 13

2.3 Karakter... 15

2.4 Materi Bahan Kimia dalam Kehidupan ... 17

2.5 Hasil Penelitian yang Relevan ... 20

2.6 Kerangka Berpikir ... 21

2.7 Hipotesis Penelitian ... 23

BAB 3 METODE PENELITIAN... 24

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.2 Populasi dan Sampel ... 24

3.3 Variabel Penelitian ... 24

3.4 Desain Penelitian ... 25

3.5 Prosedur Penelitian ... 26


(8)

viii

3.7 Prosedur Penyusunan Instrumen Penelitian ... 28

3.8 Metode Analisis Data ... 30

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Hasil Penelitian ... 42

4.2 Pembahasan... 51

BAB 5 PENUTUP ... 62

5.1 Simpulan ... 62

5.2 Saran ... 62


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter Bangsa ... 17

3.1 Indikator Perilaku Berkarakter ... 29

3.2 Hasil Uji Homogenitas Sampel ... 30

3.3 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda ... 31

3.4 Kriteria Indeks Kesukaran Soal ... 32

3.5 Data Tingkat Kesukaran Nomor Soal Pilihan Ganda ... 32

3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal ... 33

3.7 Daya Pembeda Nomor Soal Pilihan Ganda ... 34

3.8 Kriteria Koefisien Biserial ... 37

3.9 Kriteria Karakter Siswa ... 38

3.10 Kriteria Koefisien Biserial ... 39

3.11 Interpretasi Koefisien Korelasi Spearman ... 40

4.1 Uji Normalitas Data Pemahaman Konsep ... 43

4.2 Persentase Aspek Karakter Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (%) ... 45

4.3 Uji Normalitas Data Observasi Karakter Siswa ... 50


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Keterkaitan SETS ... 14

2.2 Skema Bahan Kimia Rumah Tangga berbasis SETS ... 18

2.3 Skema Zat Aditif dalam Makanan berbasis SETS ... 19

2.4 Skema Zat Adiktif dan Psikotropika berbasis SETS ... 20

2.5 Skema Kerangka Berpikir ... 22

4.1 Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 43

4.2 Persentase Karakter Jujur Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 45

4.3 Persentase Karakter Toleransi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .. 46

4.4 Persentase Karakter Disiplin Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .... 47

4.5 Persentase Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 48

4.6 Persentase Karakter Peduli Lingkungan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 49


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Silabus Mata Pelajaran IPA ... 68

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 72

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 86

4 Rubrik dan Lembar observasi Karakter Siswa ... 99

5 Kisi-Kisi Soal Uji Coba ... 101

6 Soal Uji Coba ... 104

7 Kisi-Kisi Soal Posttest ... 114

8 Soal Posttest ... 116

9 Lembar Diskusi Siswa Kelas Eksperimen ... 123

10 Lembar Diskusi Siswa Kelas Kontrol ... 125

11 Lembar Jawaban Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 127

12 Lembar Jawaban Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 129

13 Hasil Observasi Karakter Siswa Kelas Eksperimen ... 131

14 Hasil Observasi Karakter Siswa Kelas Kontrol ... 132

15 Analisis Uji Coba Soal ... 133

16 Uji Homogenitas Sampel ... 138

17 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ... 139

18 Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ... 140

19 Uji Korelasi Biserial ... 141

20 Hasil Observasi Karakter Jujur Kelas Eksperimen ... 142

21 Hasil Observasi Karakter Jujur Kelas Kontrol ... 143

22 Hasil Observasi Karakter Toleransi Kelas Eksperimen ... 144

23 Hasil Observasi Karakter Toleransi Kelas Kontrol ... 145

24 Hasil Observasi Karakter Disiplin Kelas Eksperimen ... 146

25 Hasil Observasi Karakter Disiplin Kelas Kontrol ... 147

26 Hasil Observasi Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas Eksperimen ... 148

27 Hasil Observasi Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas Kontrol ... 149


(12)

xii

29 Hasil Observasi Karakter Peduli Lingkungan Kelas Kontrol ... 151

30 Uji Normalitas Data Observasi Karakter Jujur dengan MSI Kelas Eksperimen ... 152

31 Uji Normalitas Data Observasi Karakter Toleransi dengan MSI Kelas Eksperimen ... 153

32 Uji Normalitas Data Observasi Karakter Disiplin dengan MSI Kelas Eksperimen ... 154

33 Uji Normalitas Data Observasi Karakter Rasa Ingin Tahu dengan MSI Kelas Eksperimen ... 155

34 Uji Normalitas Data Observasi Karakter Peduli Lingkungan dengan MSI Kelas Eksperimen ... 156

35 Uji Normalitas Data Observasi Karakter Jujur dengan MSI Kelas Kontrol ... 157

36 Uji Normalitas Data Observasi Karakter Toleransi dengan MSI Kelas Kontrol ... 158

37 Uji Normalitas Data Observasi Karakter Disiplin dengan MSI Kelas Kontrol ... 159

38 Uji Normalitas Data Observasi Karakter Rasa Ingin Tahu dengan MSI Kelas Kontrol ... 160 39 Uji Normalitas Data Observasi Karakter Peduli Lingkungan dengan MSI Kelas Kontrol ... 161 40 Analisis Uji Spearman Hasil Observasi Karakter Siswa ... 162

41 Analisis Koefisien Determinasi Hasil Observasi Karakter Siswa ... 167

42 Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ... 168

43 Surat Keterangan Penelitian ... 169


(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini tidak terlepas dari peran pendidikan (Tirtasari et al., 2015). Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas integritas suatu bangsa. Tujuan Nasional Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pencapaian Tujuan Nasional Pendidikan tentunya tidak dapat terlepas dari peran sekolah sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan. IPA adalah salah satu mata pelajaran penting yang ada pada sekolah di jenjang SMP. Pendidikan IPA di Indonesia lebih menekankan pada abstract conceptualization

dan kurang mengembangkan active experimentation, padahal seharusnya keduanya seimbang secara proporsional (Juniadi et al., 2015). Pembelajaran IPA hakikatnya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang alam sekitar (Sarmi et al., 2015). Namun, saat ini sebagian besar pembelajaran IPA di sekolah masih berpusat pada guru (teacher centered) dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Sebagaimana hasil observasi di SMP Negeri 24 Semarang pada bulan Januari 2016. Pembelajaran di SMP Negeri 24 Semarang masih bersifat teacher centered sehingga menyebabkan antusiasme siswa saat mengikuti pembelajaran ataupun diskusi kelas masih terlihat rendah karena mereka berbicara sendiri dengan temannya dan mengabaikan arahan dari guru.


(14)

2

Keaktifan siswa juga sangat kurang karena mereka tidak bertanya kepada guru dan tidak menyampaikan ide atau gagasan terkait materi yang diberikan. Kurangnya keaktifan dan antusias siswa ternyata berpengaruh terhadap pemahaman konsep mereka. Hal ini dibuktikan dengan nilai ujian akhir semester masih ada beberapa siswa yang nilainya di bawah KKM yakni di bawah 72. Selain itu, kurangnya karakter yang tertanam pada siswa seperti disiplin, toleransi, dan peduli lingkungan juga masih terlihat saat proses pembelajaran. Siswa masih ada yang membuang sampah di laci atau di bawah tempat duduk meskipun di dalam kelas mereka tersedia tempat sampah. Bapak Budiyono, S.Pd., guru IPA di kelas VIII menambahkan bahwa masih banyak siswa yang menyontek pada temannya saat mengerjakan ulangan.

Hasil observasi itulah yang mendasari perlu adanya suatu pembaharuan dalam proses pembelajaran IPA. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah pendekatan pembelajaran. Pada tahun 2002 Depdiknas mencanangkan suatu pendekatan pembelajaran yakni Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL merupakan suatu pendekatan yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan. M. Nur sebagaimana dikutip dalam Murtiani et al. (2012) menjelaskan bahwa pendekatan CTL dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna (meaningful learning) karena siswa mengetahui pelajaran yang diperoleh di kelas akan bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari. CTL melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pembelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.

Kehidupan yang mereka hadapi saat ini adalah masa di mana era global dan modernisasi sudah berkembang sangat pesat. Berbagai kemajuan teknologi dan juga sains banyak berdampak pada berbagai kalangan masyarakat serta lingkungan. Hal ini tentunya menjadikan keempat unsur antara sains, teknologi, lingkungan dan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain.


(15)

3

Keempat unsur antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang saling berkaitan satu sama lain selanjutnya dalam pendidikan disebut Sains, Environment, Technology, and Society (SETS). Menurut Binadja et al. (2008) SETS merupakan suatu cara mengaitkan hal yang dipelajari dengan aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang sesuai secara timbal balik sebagai satu bentuk keterkaitan terintegratif. Visi SETS merupakan cara pandang ke depan yang membawa ke arah pemahaman bahwa segala sesuatu yang dihadapi dalam kehidupan ini mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik. Menurut O’Sullivan (2015), pembelajaran berbasis lingkungan seperti SETS dapat meningkatkan kompetensi siswa. Sugiyanto et al. (2013) juga menjelaskan bahwa sungguh sangat bijaksana bila dalam pembelajaran IPA siswa diajak dan diarahkan untuk mempelajari isu-isu aktual yang sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Pembelajaran berbasis SETS membawa siswa pada suasana yang dekat dengan kehidupan nyata siswa. Melalui pembelajaran ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diprediksikan akan muncul di sekitar kehidupannya. CTL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengandalkan pengalaman kehidupan yang pernah dialami siswa dan pastinya tidak terlepas dari isu teknologi yang terjadi di masyarakat serta berdampak pada lingkungan.

Tujuan Nasional Pendidikan tidak hanya menjadikan siswa menjadi cerdas dan berilmu, tetapi juga membentuk siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia. Asmani (2011: 22) menjelaskan bahwa praktik pendidikan di Indonesia cenderung berorientasi pada pendidikan berbasis hard skillI (keterampilan teknis), yang lebih bersifat mengembangkan intelligence quotient (IQ). Sedangkan kemampuan softs skill yang tertuang dalam emotional intelligence (EQ) dan

spiritual intelligence (SQ) sangat kurang. Praktik pendidikan di Indonesia saat ini lebih menekankan pada perolehan hasil nilai ulangan maupun ujian (Ali Ibrahim Akbar dalam Asmani, 2011: 22). Oleh karena itu terkadang masih banyak siswa terpaksa menyontek untuk mendapatkan nilai atau hasil yang tinggi. Padahal,


(16)

4

proses untuk mendapatkan nilai tersebut juga penting. Bagaimana siswa dapat jujur dan bertanggung jawab terhadap nilai yang diperolehnya. Bagaimana hubungannya dengan teman sesama ataupun dengan guru apakah peduli dan toleransi atau tidak. Sejak tahun 2010 pemerintah sudah gencar melakukan pendidikan karakter untuk menumbuhkan karakter-karakter pada anak didik meskipun kenyataannya masih kurang pengaplikasiannya dalam pembelajaran.

Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah, yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Wibowo (2012: 34) menjelaskan bahwa pendidikan karakter dimaknai sebagai ”The deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”. Karakter merupakan suatu bawaan perilaku yang ada pada manusia yang berasal dari hati dan pikiran yang ditunjukkan melalui perbuatan atau kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Menurut Puskur sebagaimana dikutip Afrizon et al. (2012), “karakter

adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan ini terdiri dari sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya dan hormat kepada orang lain”.

Tugas seorang pendidik tidak hanya menjadikan anak berilmu, melainkan juga mampu mendidik anak memiliki akhlak yang mulia. Banyaknya koruptor dari kalangan pejabat di Indonesia, banyaknya tindak kriminal di berbagai kalangan, bahkan budaya mencontek saat UN menunjukkan bahwa karakter bangsa masih rendah. Semakin mundurnya karakter bangsa, karena masih sedikit yang memaknai makna dari UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan tidak hanya mencerdaskan suatu bangsa, tetapi juga untuk membentuk akhlak suatu bangsa.

Uraian latar belakang tersebut telah mendasari penelitian pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Sains, Environment, Technology, and Society (SETS) terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa.


(17)

5

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Adakah pengaruh penggunaan pendekatan CTL berbasis SETS terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa?

2. Seberapa besar pengaruh penggunaan pendekatan CTL berbasis SETS terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa?

1.3

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan pendekatan CTL berbasis SETS terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa.

2. Mengetahui besar pengaruh penggunaan pendekatan CTL berbasis SETS terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa.

1.4

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian secara teoritis dan praktis sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan menambah khasanah tentang pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Sains, Environment, Technology, and Society terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat tidak hanya bagi siswa, guru, mahasiswa, calon guru, dan sekolah tetapi juga bagi peneliti.

1. Bagi Siswa

Siswa memperoleh suatu inovasi cara belajar IPA yang inovatif melalui pendekatan CTL berbasis SETS sehingga dapat merangsang antusiasme


(18)

6

siswa dalam proses pembelajaran dan berpengaruh terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa.

2. Bagi Guru

Guru dapat menerapkan pembelajaran IPA berpendekatan CTL berbasis SETS sebagai salah satu upaya meningkatkan pemahaman konsep dan membenahi perilaku berkarakter generasi muda khususnya siswa SMP. 3. Bagi Sekolah

Pendekatan CTL berbasis SETS dapat dijadikan patokan pemilihan sistem pembelajaran di sekolah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan karakter mulia siswa yang secara tidak langsung meningkatkan mutu kualitas pendidikan sekolah.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah informasi dan pengetahuan sehingga dapat menjadi bahan acuan atau dasar penelitian lanjutan.

1.5

Batasan Masalah

Untuk memperjelas penelitian ini, maka diuraikan batasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut.

1.5.1 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbasis Sains,

Environment, Technology, and Society (SETS)

Komponen pendekatan CTL dalam penelitian ini mengacu pada Depdiknas yang menjelaskan bahwa pendekatan CTL memiliki tujuh komponen yaitu (1)

constructivism (konstruktivisme, membangun, membentuk); (2) questioning

(bertanya); (3) inquiry (menyelidiki, menemukan); (4) learning community

(masyarakat belajar); (5) modelling (permodelan); (6) reflection (refleksi atau umpan balik); dan (7) authentic assesment (penilaian yang sebenarnya). Maksud dari CTL berbasis SETS dalam penelitian ini adalah pada saat proses pembelajaran terdapat bagian mengkaitkan antara unsur sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.


(19)

7

1.1.2 Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep dalam penelitian ini termasuk ke dalam hasil belajar ranah kognitif. Teori belajar kognitif sebagai salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi di dalam akal pikiran manusia. Hasil belajar dalam ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis dan mensintesis, mengevaluasi, dan mencipta. Pemahaman konsep dalam penelitian ini nantinya akan diukur menggunakan metode tes berupa posttest.

1.1.3 Karakter

Menurut Kemendiknas sebagaimana dikutip oleh Wibowo (2012: 43-44), nilai-nilai luhur sebagai pondasi karakter bangsa yang dimiliki oleh setiap suku di Indonesia terdiri atas 18 karakter yakni religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Namun dalam penelitian ini peneliti hanya akan meneliti beberapa karakter yakni karakter jujur, toleransi, disiplin, rasa ingin tahu, dan peduli lingkungan.


(1)

2

Keaktifan siswa juga sangat kurang karena mereka tidak bertanya kepada guru dan tidak menyampaikan ide atau gagasan terkait materi yang diberikan. Kurangnya keaktifan dan antusias siswa ternyata berpengaruh terhadap pemahaman konsep mereka. Hal ini dibuktikan dengan nilai ujian akhir semester masih ada beberapa siswa yang nilainya di bawah KKM yakni di bawah 72. Selain itu, kurangnya karakter yang tertanam pada siswa seperti disiplin, toleransi, dan peduli lingkungan juga masih terlihat saat proses pembelajaran. Siswa masih ada yang membuang sampah di laci atau di bawah tempat duduk meskipun di dalam kelas mereka tersedia tempat sampah. Bapak Budiyono, S.Pd., guru IPA di kelas VIII menambahkan bahwa masih banyak siswa yang menyontek pada temannya saat mengerjakan ulangan.

Hasil observasi itulah yang mendasari perlu adanya suatu pembaharuan dalam proses pembelajaran IPA. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah pendekatan pembelajaran. Pada tahun 2002 Depdiknas mencanangkan suatu pendekatan pembelajaran yakni Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL merupakan suatu pendekatan yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan. M. Nur sebagaimana dikutip dalam Murtiani et al. (2012) menjelaskan bahwa pendekatan CTL dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna (meaningful learning) karena siswa mengetahui pelajaran yang diperoleh di kelas akan bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari. CTL melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pembelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.

Kehidupan yang mereka hadapi saat ini adalah masa di mana era global dan modernisasi sudah berkembang sangat pesat. Berbagai kemajuan teknologi dan juga sains banyak berdampak pada berbagai kalangan masyarakat serta lingkungan. Hal ini tentunya menjadikan keempat unsur antara sains, teknologi, lingkungan dan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain.


(2)

3

Keempat unsur antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang saling berkaitan satu sama lain selanjutnya dalam pendidikan disebut Sains, Environment, Technology, and Society (SETS). Menurut Binadja et al. (2008) SETS merupakan suatu cara mengaitkan hal yang dipelajari dengan aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang sesuai secara timbal balik sebagai satu bentuk keterkaitan terintegratif. Visi SETS merupakan cara pandang ke depan yang membawa ke arah pemahaman bahwa segala sesuatu yang dihadapi dalam kehidupan ini mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik. Menurut O’Sullivan (2015), pembelajaran berbasis lingkungan seperti SETS dapat meningkatkan kompetensi siswa. Sugiyanto et al. (2013) juga menjelaskan bahwa sungguh sangat bijaksana bila dalam pembelajaran IPA siswa diajak dan diarahkan untuk mempelajari isu-isu aktual yang sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Pembelajaran berbasis SETS membawa siswa pada suasana yang dekat dengan kehidupan nyata siswa. Melalui pembelajaran ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diprediksikan akan muncul di sekitar kehidupannya. CTL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengandalkan pengalaman kehidupan yang pernah dialami siswa dan pastinya tidak terlepas dari isu teknologi yang terjadi di masyarakat serta berdampak pada lingkungan.

Tujuan Nasional Pendidikan tidak hanya menjadikan siswa menjadi cerdas dan berilmu, tetapi juga membentuk siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia. Asmani (2011: 22) menjelaskan bahwa praktik pendidikan di Indonesia cenderung berorientasi pada pendidikan berbasis hard skillI (keterampilan teknis), yang lebih bersifat mengembangkan intelligence quotient (IQ). Sedangkan kemampuan softs skill yang tertuang dalam emotional intelligence (EQ) dan spiritual intelligence (SQ) sangat kurang. Praktik pendidikan di Indonesia saat ini lebih menekankan pada perolehan hasil nilai ulangan maupun ujian (Ali Ibrahim Akbar dalam Asmani, 2011: 22). Oleh karena itu terkadang masih banyak siswa terpaksa menyontek untuk mendapatkan nilai atau hasil yang tinggi. Padahal,


(3)

4

proses untuk mendapatkan nilai tersebut juga penting. Bagaimana siswa dapat jujur dan bertanggung jawab terhadap nilai yang diperolehnya. Bagaimana hubungannya dengan teman sesama ataupun dengan guru apakah peduli dan toleransi atau tidak. Sejak tahun 2010 pemerintah sudah gencar melakukan pendidikan karakter untuk menumbuhkan karakter-karakter pada anak didik meskipun kenyataannya masih kurang pengaplikasiannya dalam pembelajaran.

Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah, yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Wibowo (2012: 34) menjelaskan bahwa pendidikan karakter dimaknai sebagai ”The deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”. Karakter merupakan suatu bawaan perilaku yang ada pada manusia yang berasal dari hati dan pikiran yang ditunjukkan melalui perbuatan atau kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Menurut Puskur sebagaimana dikutip Afrizon et al. (2012), “karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan ini terdiri dari sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya dan hormat kepada orang lain”.

Tugas seorang pendidik tidak hanya menjadikan anak berilmu, melainkan juga mampu mendidik anak memiliki akhlak yang mulia. Banyaknya koruptor dari kalangan pejabat di Indonesia, banyaknya tindak kriminal di berbagai kalangan, bahkan budaya mencontek saat UN menunjukkan bahwa karakter bangsa masih rendah. Semakin mundurnya karakter bangsa, karena masih sedikit yang memaknai makna dari UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan tidak hanya mencerdaskan suatu bangsa, tetapi juga untuk membentuk akhlak suatu bangsa.

Uraian latar belakang tersebut telah mendasari penelitian pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Sains, Environment, Technology, and Society (SETS) terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa.


(4)

5

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Adakah pengaruh penggunaan pendekatan CTL berbasis SETS terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa?

2. Seberapa besar pengaruh penggunaan pendekatan CTL berbasis SETS terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa?

1.3

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan pendekatan CTL berbasis SETS terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa.

2. Mengetahui besar pengaruh penggunaan pendekatan CTL berbasis SETS terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa.

1.4

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian secara teoritis dan praktis sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan menambah khasanah tentang pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Sains, Environment, Technology, and Society terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat tidak hanya bagi siswa, guru, mahasiswa, calon guru, dan sekolah tetapi juga bagi peneliti.

1. Bagi Siswa

Siswa memperoleh suatu inovasi cara belajar IPA yang inovatif melalui pendekatan CTL berbasis SETS sehingga dapat merangsang antusiasme


(5)

6

siswa dalam proses pembelajaran dan berpengaruh terhadap pemahaman konsep dan karakter siswa.

2. Bagi Guru

Guru dapat menerapkan pembelajaran IPA berpendekatan CTL berbasis SETS sebagai salah satu upaya meningkatkan pemahaman konsep dan membenahi perilaku berkarakter generasi muda khususnya siswa SMP. 3. Bagi Sekolah

Pendekatan CTL berbasis SETS dapat dijadikan patokan pemilihan sistem pembelajaran di sekolah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan karakter mulia siswa yang secara tidak langsung meningkatkan mutu kualitas pendidikan sekolah.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah informasi dan pengetahuan sehingga dapat menjadi bahan acuan atau dasar penelitian lanjutan.

1.5

Batasan Masalah

Untuk memperjelas penelitian ini, maka diuraikan batasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut.

1.5.1 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbasis Sains,

Environment, Technology, and Society (SETS)

Komponen pendekatan CTL dalam penelitian ini mengacu pada Depdiknas yang menjelaskan bahwa pendekatan CTL memiliki tujuh komponen yaitu (1) constructivism (konstruktivisme, membangun, membentuk); (2) questioning (bertanya); (3) inquiry (menyelidiki, menemukan); (4) learning community (masyarakat belajar); (5) modelling (permodelan); (6) reflection (refleksi atau umpan balik); dan (7) authentic assesment (penilaian yang sebenarnya). Maksud dari CTL berbasis SETS dalam penelitian ini adalah pada saat proses pembelajaran terdapat bagian mengkaitkan antara unsur sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.


(6)

7

1.1.2 Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep dalam penelitian ini termasuk ke dalam hasil belajar ranah kognitif. Teori belajar kognitif sebagai salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi di dalam akal pikiran manusia. Hasil belajar dalam ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis dan mensintesis, mengevaluasi, dan mencipta. Pemahaman konsep dalam penelitian ini nantinya akan diukur menggunakan metode tes berupa posttest.

1.1.3 Karakter

Menurut Kemendiknas sebagaimana dikutip oleh Wibowo (2012: 43-44), nilai-nilai luhur sebagai pondasi karakter bangsa yang dimiliki oleh setiap suku di Indonesia terdiri atas 18 karakter yakni religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Namun dalam penelitian ini peneliti hanya akan meneliti beberapa karakter yakni karakter jujur, toleransi, disiplin, rasa ingin tahu, dan peduli lingkungan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi

2 12 149

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha

0 5 223

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 7 173

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

PENELITIAN PEMBELAJARAN BERBASIS SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) DALAM PENDIDIKAN SAINS

0 0 7