Alasan pemilihan judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Bagi Pemeluk Ajaran Kepercayaan Marapu T1 312007081 BAB I

1 BAB I

A. Alasan pemilihan judul

Negara Indonesia merupakan negara yang plural dari sisi etnisitas, budaya, bahasa dan agama. Keanekaragaman pluralitas etnis dalam sebuah negara menjadi titik tolak keragaman yang lain. Di Indonesia sendiri fakta pluralitas ini terejawantahkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, sebuah ikhtiar yang lahir dari berbagai perbedaan yang mustahil bisa disamakan namun tetap berharap untuk tidak sekedar bisa bersama. Lebih dari itu para founding father bangsa kita ingin agar perbedaan itu bersatu dan bersinergi menjadi kekayaan bangsa. Adanya kemajemukan agama di Indonesia, di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara antara lain dinyatakan pula agar semua umat beragama dapat terus memelihara kerukunannya, baik diantara sesama penganut agama tertentu maupun dengan penganut agama lain. Diharapkan diantara umat beragama yang berbeda itu terwujud hubungan yang akrab, saling menghormati dan menghargai terhadap agama dan kepercayaan yang dianut masing-masing, serta terjalin kerja sama saling bantu membantu dalam melaksanakan pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, dan selanjutnya dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam praktik, kehidupan beragama dan hubungan antar-pemeluk agama sering kali bermasalah, seperti kasus Ambon dan Poso serta kasus lain yang masih 2 baru terjadi yaitu penutupan gereja di beberapa tempat di Bogor, penusukan anggota jemaat HKBP Huria Kristen Batak Protestan Pondok Timur Indah Bekasi, kasus Ahmadiah di Cikeusik dan kerusuhan di Temanggung . Selain kasus-kasus yang mendapatkan porsi publikasi media massa yang besar, ada juga persoalan-persoalan dalam kehidupan beragama yang kurang terekspos media, misalnya diskriminasi terhadap aliran-aliran kepercayaan dan agama di luar agama utama yang ada di Indonesia dalam hal pembuatan kartu tanda penduduk KTP. Biarpun tidak terekspos secara luas, diskriminasi yang didasarkan pada faktor agama dan keyakinan pada dasarnya adalah wujud dari pelanggaran hak dasar manusia. Aliran kepercayaan atau kepercayaan sering disebut juga dengan istilah agama asli. Yang di maksudkan dengan agama asli adalah kerohanian khas dari satuan bangsa atau dari sukubangsa, sejauh itu berasal dan di perkembangan di tengah- tengah bangsa itu sendiri dan tidak ditiru atau dijiplak dari kerohanian bangsa lain. Kerohanian itu timbul dan tumbuh secara spontan bersama dengan timbul dan tumbuhnya suku bangsa itu sendiri. Dia murni terhadap campuran dengan kerohanian agama lain dan sebegitu, secara asli, hanya terdapat pada masyarakat yang tertutup terhadap pergaulan antar bangsa. Karena agama yang membadani kerohanian semacam itu juga disebut agama etnis, agama suku, agama preliterate atau agama sederhana. Akan tetapi asas setempat itu, bila kemudian berkontak dengan agama lain, mungkin mempertahan kan diri dan berkembang berkat pengelolaan unsur-unsur keagamaan dari luar. Unsur-unsur itu disesuaikan dengan kerohanian semula, sehingga corak khas asli tidak lenyap, melainkan mewujudkan diri lebih lengkap. 3 Kerohanian asli tersebut biasanya tidak diketahui secara refleksif, tidak pula dinyatakan dalam ajaran sistematis. Akan tetapi kerohanian itu dihayati dalam sikap batin terhadap zat tertinggi bagaimana juga dinamakan yang mengatasi manusia. Dia diungkapkan dalam kepercayaan, kesusilaan, adat, nilai upacara serta perayaan aneka warna. Melaui ungkapan lahir itu pokok batin dapat disadari, dapat ditentukan dan diperinci lebih lanjut. 1 karena bagaimanapun bagi para penganut suatu agama, agama yang dianutnya itu merupakan suatu kebenaran mutlak. Dengan demikian tentunya agak sulit untuk dapat memahami ajaran-ajaran atau pandangan agama lain. Apalagi bila terbentur pada cara berpikir yang sempit, maka bisa saja cara berpikir atau tingkah laku kita dapat mengganggu keseimbangan dalam pergaulan hidup sehingga jauh dari kerukunan hidup antar umat beragama, bahkan seagama. harusnya agama asli Indonesia aliran kepercayaan juga harus di hormati sepertihalnya agama impor yang ada, karena sebelum agama Kristen, Islam, Hindu dan Budha masuk ke Indonesia masyarakat Indonesia sudah mempunyai agama aslinya sendiri-sendiri di masing-masing daerah. Masyarakat suku Samin mengatakan agama dalam arti kepercayaan dan keyakinan semua sama, yaitu semua agama mempunyai tujuan baik.pandangan mereka yang demikian ini berpangkal pada pendirian bahwa manusia ini adalah sama, tidak ada bedanya karena sama makluk hidup yang mempunyai kepentingan yang sama pula. Yang berbeda adalah tingkah laku dan budi pekertinya. Menurut mereka meskipun seseorang telah memeluk sesuatu agama, 1 Y. W. M. Bakkers. Y. Agama Asli Indonesia, Pro Munuscrpto, Yogyakarta. 1976 : 1. 4 namun tingkah lakunya jahat, tidak dapat hidup rukun dangan sesama manusia sesama hidup adalah juga tetap sebagai manusia jahat. 2 Penulis melihat bahwa diskriminasi terhadap kepercayaanagamaasli lokal merupakan hal yang masih juga sering terjadi, termasuk terhadap masyarakat penganut aliran kepercayaan Marapu di Sumba Barat. Diskriminasi tidak hanya muncul dari hubungan horinzontal di antara pemeluk agamakepercayaan, melainkan terkadang juga muncul dari sistem hukum yang kurang memberikan perlindungan dan kurang okomodatif terhadap para pemeluk aliran kepercayaan. Dengan seiring berjalannya waktu Penganut aliran kepercayaan dipaksa harus menjadi munafik saat akan mengurus Kartu Tanda Penduduk KTP. karena tidak ada kolom untuk aliran kepercayaan, yang ada hanya kolom agama di KTP, maka para penganut aliran kepercayaan dipaksa harus mengisi dengan memilih salah satu agama yang diakui pemerintah. Berdasarkan pengamatan, ternyata mereka hanya pemeluk agama dalam KTP saja, karena umumnya mereka banyak yang tidak pernah atau belum tahu bagaimana menjalankan ibadat sesuai dengan ajaran agamanya itu agama yang diakui oleh pemerintah, mereka hanya memilih salah satu agama yang di akui oleh pemerintah tapi dalam hal ibadah keagamaan mereka tidak melakukannya sama sekali, mereka hanya melakukan ibadat sesuai dengan aliran kepercayaan Marapu itu sendiri.Selain itu dengan menjadi munafik dengan memilih salah satu agama pemerintah, mereka mendapat jaminan bahwa anak-anak mereka dapat bersekolah. 2 Dr. Andik Purwasito DEA. Agama Tradisional. Lkis. Yogyakarta. 2003 : 79. 5 Suatu hal yang memprihatinkan karena mereka terpaksa beralih agama untuk alasan tersebut. Atas dasar itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk melihat dan menganalisa bagaimana hukum di Indonesia memberikan perlindungan terhadap kelompok-kelompok penganut aliran kepercayaan yang rentan terhadap perilaku diskriminatif. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik tersebut dengan mengambil fokus pada masyarakat penganut aliran kepercayan Marapu di kabupaten Sumba Barat. Penelitian tersebut diusulkan dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMELUK ALIRAN KEPERCAYAAN MARAPU” STUDI TERHADAP PEMELUK ALIRAN KEPERCAYAAN MARAPU DI KECAMATAN KOTA WAIKABUBAK, KABUPATEN SUMBA BARAT 6

B. Latar belakang masalah