Hakikat Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

71 2 sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional. 3 adanya kecenderungan memuji diri sendiri menyebut namanya sendiri. 4 suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain. 5 apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal maka soal itu dianggap tidak penting. 6 pada masa ini terutama usia 6-8 tahun anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya pantas diberi nilai baik atau tidak. b. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira usia 9 atau 10 sampai 12 atau 13 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada usia ini adalah: 1 adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. 2 amat realistik, ingin mengtahui, ingin belajar. 3 menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai nilai menonjolnya faktor- faktor bakat khusus. 4 sampai kira-kira usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya. 5 pada masa ini, anak memandang nilai angka rapor sebagai ukuran yang tepat sebaik-baiknya mengenai prestasi sekolah. 6 anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasannya untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional yang sudah ada, mereka membuat peraturan sendiri. Selanjutnya menurut H. Syamsu Yusuf 2004: 180-184 karakteristik pada anak usia sekolah dasar terbagi menjadi tujuh fase, yaitu: perkembangan intelektual, perkembangan bahasa, perkembangan sosial, perkembangan emosi, perkembangan moral, perkembangan penghayatan keagamaan, dan perkembangan motorik. Dari ke tujuh fase 72 tersebut dapat disimpulkan bahwa masa anak usia sekolah dasar ini adalah masa-masa yang sangat penting karena pada masa ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah pemikiran kongkrit dan rasional dapat diterima akal, sehingga segala bentuk perkembangan, baik perkembangan dalam bentuk fisik, mental, dan sosial terjadi pada masa usia sekolah dasar ini dan akan menjadi masa persiapan dan penyesuaian diri terhadap kehidupan dimasa dewasa nanti. Pada masa sekolah dasar anak diharapkan memperoleh pengetahuan dasar yang sangat penting esensial bagi persiapan dan penyesuaian diri terhadap kehidupan dimasa dewasa. Masa ini juga disebut masa suka berkelompok kerena bagi anak usia ini peran kelompok sebaya sangat berarti baginya, dan sangat mendambakan penerimaan oleh kelompoknya, baik dalam penampilan maupun dalam ungkapan diri bahasa dan cenderung meniru kelompok sebaya. Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur enam atau tujuh tahun biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Zulkifli 2002: 52 menyatakan bahwa setelah mencapai usia enam atau tujuh tahun, perkembangan jasmani dan rohani mulai sempurna. Anak keluar dari lingkungan keluarga dan memasuki lingkungan sekolah, yaitu lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan jasmani dan rohani. Mereka mengenal lebih banyak teman dalam lingkungan sosial yang lebih luas, sehingga peranan sosialnya semakin berkembang. Ia 73 ingin mengetahui segala sesuatu disekitarnya sehingga bertambah pengalamannya. Semua pengalaman baru itu akan membantu dan mempengaruhi proses perkembangan berfikirnya. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelumnya atau sesudahnya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Fitri Aprilyani Husain 2013. “Survei Permainan Tradisional Dalam Pembelajaran Penjasorkes Pada Siswa Di Sekolah Dasar Brangsong Kabupate Kendal”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permainan tradisional dalam pembelajaran penjasorkes di Sekolah Dasar Brangsong Kendal. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode total sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan angket. Dokumetasi digunakan untuk memperoleh data yang akurat tentang permainan tradisional, sedangkan angket digunakan sebagai alat pengumpul data tentang permainan tradisional yang dijabarkan dalam bentuk pertanyaan. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif dengan persentase. Hasil penelitian survei tantang permainan tradisional dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa di Sekolah Dasar Brangsong Kendal yaitu masuk pada kategori baik yaitu sebesar 73,13. Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan sampel yang digunakan lebih luas lagi.

Dokumen yang terkait

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V TAHUN AJARAN 2015/2016 di SD NEGERI KEPEK KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 5 117

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA SENAM ANGGUK PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI KALISARI KECAMATAN TEMON KABUPATEN KULON PROGO.

2 18 125

MINAT SISWA KELAS V DALAM PENGGUNAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SD NEGERI BEJI KELURAHAN WATES KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY).

0 1 124

PERSEPSI SISWA KELAS III DAN IV DI SD NEGERI PANGINAN KECAMATAN TEMON KABUPATEN KULON PROGO MENGENAI KESEHATAN PRIBADI.

0 0 96

PENGARUH BERMAIN BOLA BESAR TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA ANAK KELAS IV SD N JANGKARAN TEMON KULON PROGO.

0 0 73

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN BERMAIN LOMPAT TALI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PANGINAN KECAMATAN TEMON KULON PROGO.

0 0 131

MOTIVASI SISWA KELAS IV DAN V DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN BOLAVOLI DI SD NEGERI TERBAHSARI KECAMATAN WATES KULON PROGO.

1 15 126

POLA ASUH ORANG TUA SISWA BERPRESTASI DI KELAS V SD NEGERI SIDAKAN BANARAN GALUR KULON PROGO TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 256

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9

HUBUNGAN TEMAN BERMAIN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 1 TEMON KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Teman Bermain dengan Perilaku Merokok pada Siswa Kelas X dan XI di SMA Negri 1 Temon Kulon Progo - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 12