16 Pada  hakekatnya  tujuan  dari  belajar  kompetensi  kejuruan  adalah  untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai dengan bidang yang  diperlajari. Tujuan tersebut  disesuaikan  dengan  fungsi  pendidikan  kejuruan
dan kurikulum pendidikan kejuruan yang dilaksanakan. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran kompetensi
kejuruan  di  sekolah  khususnya sekolah  menengah  kejuruan  SMK adalah  untuk meningkatkan  dan  menyadarkan  generasi  muda  untuk  mengembangkan  dan
memahami pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dipelajarinya sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembelajaran  kompetensi  kejuruan  merupakan  mata  pelajaran  produktif sebagai  kompetensi  kejuruan  dalam  struktur  kurikulum  di  SMK  Negeri  2
Pengasih, Kulon Progo - DIY. Materi belajar telah dikembangkan oleh guru agar sesuai dengan tuntutan industri. Lingkup materi meliputi pengetahuan dasar-dasar
mengelas,  setting benda  kerja,  pengaturan  arus,  posisi  pengelasan,  gerakan- gerakan dalam pengelasan, cacat las dan identifikasi hasil las.
b. Las SMAW shielded metal arc welding 1 pengelasan logam dengan shielded  metal  arc welding SMAW.
Shielded  metal  arc welding SMAW dikenal  juga  dengan  istilah  Manual  Metal Arc  Welding  MMAW  atau  las  busur  manual  merupakan suatu  proses
penyambungan  dua  keping  logam  atau  lebih  menjadi  sambungan  yang  tetap, dengan  menggunakan  sumber  panas  listrik  dan  bahan  tambahpengisi  berupa
elektroda terbungkus. Adapun bentuk rangkaian pengelasan SMAW dapat dilihat pada Gambar 1.
17 Bagian  ujung  elektroda,  busur,  cairan  logam  las  dan  daerah-daerah  yang
berdekatan  dengan  benda  kerja,  dilindungi  dari  pengaruh  atmosfer  oleh  gas pelindung  yang  terbentuk  dari  hasil  pembakaran  lapisan  pembungkus  elektroda.
Perlindungan  tambahan  untuk  cairan  logam  las  diberikan  oleh  cairan  fluks atau slag yang  terbentuk.  Filler  metal atau  logam  tambahan  disuplai  oleh  inti  kawat
elektroda terumpan atau pada elektroda-elektroda tertentu juga berasal dari serbuk besi  yang  dicampur  dengan  lapisan  pembungkus  elektroda.  Proses  las  SMAW
dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Rangkaian Las SMAW
Gambar 2. Proses Las SMAW
Penjepit elektroda Holder
Penjepit massa Kabel tenaga
Kabel massa Kabel elektroda
Pesawat las
18
2 keuntungan  las  SMAW. Las  busur  manual  atau  SMAW  merupakan
proses  las  busur  paling  sederhana  dan  paling  serba  guna.  Las  SMAW  sangat sederhana  dan  mudah  dalam  mengangkut  peralatan  dan  perlengkapannya,
membuat  proses  las  SMAW  mempunyai  aplikasi  luas  mulai  dari refinery  piping hingga  pipelines,  dan  bahkan  untuk  pengelasan  dibawah  laut  guna  memperbaiki
struktur  anjungan  lepas  pantai,  serta  pada  proses  las  lainnya.  Las  SMAW  bisa dilakukan  pada  berbagai posisi  atau  lokasi yang bisa  dijangkau dengan sebatang
elektroda.  Sambungan-sambungan  pada  daerah  dimana  pandangan  mata  terbatas masih bisa dilas dengan cara membengkokkan elektroda.
Proses  las  SMAW  digunakan  untuk  mengelas  berbagai  macam  logam ferrous dan non-ferrous, termasuk baja karbon dan baja paduan rendah, stainless
steel, paduan-paduan nikel, cast iron, dan beberapa paduan tembaga lainnya.
3 kelemahan  las  SMAW.  Meskipun  SMAW  adalah  proses  pengelasan
dengan  daya  guna  tinggi,  proses  ini  mempunyai  beberapa  karakteristik  dimana laju  pengisiannya  lebih  rendah  dibandingkan  proses  pengelasan  semi  otomatis
atau otomatis. Panjang elektroda terbatas dan pengelasan mesti dihentikan setelah sebatang  elektroda  terbakar  habis.  Puntung  elektroda  yang  tersisa  terbuang,  dan
waktu  juga  terbuang  untuk  mengganti-ganti  elektroda.  Slag atau  terak  yang terbentuk  harus  dihilangkan  dari  lapisan  las  sebelum  lapisan  berikutnya
didepositkan.  Langkah-langkah  ini  mengurangi  efisiensi  pengelasan  hingga sekitar  50. Asap  dan  gas  yang  terbentuk  merupakan  masalah,  sehingga
diperlukan ventilasi memadai pada pengelasan didalam ruang tertutup. Pandangan mata pada kawah las agak terhalang oleh slag pelindung dan asap yang menutupi
19 endapan  logam.  Dibutuhkan  juru  las  yang  terampil  untuk  dapat  menghasilkan
pengelasan  berkualitas  radiography apabila  mengelas  pipa  atau  plat  hanya  dari arah satu sisi.
4 teknik pengelasan. Aspek  dalam  teknik  las  yang  harus  dikuasai
siswa yaitu: posisi pengelasan, pengaturan arus, weavingteknik ayun, dan travel angle  work angle.
a posisi pengelasan. Salah satu aspek yang sangat penting adalah posisi pengelasan. Posisi las  sangat  mempengaruhi cara dan parameter pengelasan.
Menurut International Institute of  Welding IIW, ada 7 posisi las, yaitu: PA, PB, PC, PD, PE, PF dan PG. Lebih jelasnya lihat Gambar 3.
Posisi tersebut mencerminkan posisi benda kerja yang dilas dari berbagai sudut yaitu di bawah tangan downhand, horizontal, vertikal dan di atas kepala
overhead. Gravitasi bumi sangat berpengaruh pada deposit logam lasan saat pencairan, sehingga  berbeda posisi akan berbeda pula teknik pengelasannya.
Pengelasan dalam penelitian  ini dilakukan pada posisi downhand. Gambar 3. Macam-macam Posisi Pengelasan
PG PA
PB PC
PD PE
PF
EN 287 Welding Positions
PC Pipe Fixed
Pipe Fixed Horizontal PA - Pipe Rotated Welding Flat
HL045 – Pipe Inclined 45
o
6G Upwards JL045 – Pipe Inclined 45
o
6G Downwards Plate Welded Vertical Up – PF
Plate Welded Vertical Down -PG
20 b pengaturan arus, yaitu:
1 arus  searah DC=direct  current.  Pada  arus  ini,  elektron-elektron bergerak sepanjang penghantar hanya dalam satu arah lihat Gambar 4.
2 arus  bolak-balik AC=alternating  current.  Arah  aliran  arus  bolak- balik  merupakan  gelombang  sinusoide yang  memotong  garis  nol  pada  interval
waktu  1100  detik  untuk  mesin  dengan  frekuensi  50  hertz Hz.  Tiap  siklus gelombang  terdiri  dari  setengah  gelombang  positif  dan  setengah  gelombang
negatif. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus rectifieradaptor. Arus bolak-balik dapat dilihat pada Gambar 5.
c teknik ayun. Kualitas  sambungan  las  juga  ditentukan  oleh  teknik ayun  weaving.  Ayunan
brander digunakan
untuk membuat  deposit
logam  las  berbentuk sempurna, rigi-riginya bagus dan tidak ada cacat lainnya. Dalam las SMAW dikenal beberapa  teknik  ayunan,  diantaranya adalah ayunan
setengah lingkaran dan lingkaran penuh. Teknik ini dapat digunakan di berbagai Gambar 4. Bentuk Arus Searah DC=Direct Current
Gambar 5. Bentuk Arus Bolak-balik- AC=Alternating Current
Satu siklus Positif +
Negatif - Voltase
nol nol
nol Daerah polaritas
Bolak-balik A
B
21 posisi dan tergantung dari kebiasaan juru las. Teknik ayun yang digunakan
dalam penelitian ini adalah setengah  lingkaran  karena  teknik  ini  cukup  tepat digunakan  untuk  pengelas pemula  sebagaimana peserta  didik  atau  siswa yang
belajar mengelas pada tahap pemula. d travel dan work angle. Salah satu penentu kualitas sambungan las
adalah posisi brander,  posisi  brander terhadap arah pergerakan pengelasan disebut travel angle, dan posisi brander terhadap garis melintang pengelasan
disebut work angle. Travel angle las SMAW sebesar  60
o
-70
o
, dan work angle sekitar 90
o
.
5 persiapan bahan. Kualitas  sambungan  las  yang  memenuhi  standar
disamping  teknik  pengelasan yang tepat diperlukan persiapan yang bagus dan penentuan parameter yang sesuai dengan kondisi bahan.
Persiapan  bahan adalah  pengaturan  atau setting bahan yang akan disambung sebelum melakukan  pengelasan. Proses ini meliputi penentuan
ukuran bevel angle, root gab, dan root face, jika ketebalan bahan yang dilas antara 2 -6 mm atau  melebihi ukuran tersebut,  lalu  dibuat jarak 2-3 mm  atau
sebesar  batang  elektroda.  Benda kerja yang tebalnya dibawah 2-6 mm  tidak diperlukan penentuan ukuran bevel angle, root gap, dan root face, root. Adapun
persiapan benda kerja dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Persiapan Benda Kerja
root face
2-3 root gap 60
o
30
o
bevel angle 2
-3
22
6 parameter las SMAW.  Parameter  las sangat menentukan hasil las,
sambungan las akan berkualitas jika parameter ditentukan dengan tepat. Di industri yang menentukan parameter las  ini adalah  seorang yang mempunyai
sertifikat Welding Engineer WE. Kecepatan las juga merupakan faktor penentu kualitas las, hal ini
berkaitan  dengan  standarisasi pembentukan deposit logam las. Semakin cepat kecepatan las semakin kecil dan tipis deposit logam las yang terbentuk, demikian
pula sebaliknya. Untuk  menghasilkan  ukuran  deposit  logam  las  yang  standar, diperlukan  kecepatan las yang tepat, namun kecepatan las sulit ditentukan, hal
ini dikarenakan  kecepatan las tergantung dari pengaturan intensitas arus  las tersebut dan seni gerakan brander yang dilakukan oleh juru las. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh  peneliti terhadap  siswa  kelas  X  teknik  las SMK Negeri 2 Pengasih, bahwa kecepatan las yang tepat dapat diidentifikasi melalui
hubungan antara panjang bahan tambah  atau  elektroda yang  digunakan untuk pengelasan dengan panjang deposit logam yang  terbentuk, yaitu panjang bahan
tambah  350 mm  dapat  digunakan  untuk membentuk deposit  logam  lasan
sepanjang sekitar 100 mm.
7 kualitas sambungan las. Kualitas sambungan las ditentukan oleh
sempurnanya deposit logam lasan yang  terbentuk. Sempurnanya sambungan las bukan berarti tidak ada cacat,  tetapi cacat las  diperbolehkan asal memenuhi
standar yang diijinkan. Kriteria kualitas sambungan las yang digunakan dalam penelitian  ini  adalah  kriteria  penilaian sambungan  las    yang  digunakan di
bengkel las SMK Negeri 2 Pengasih.
23 Program  keahlian teknik las SMK  Negeri  2  Pengasih memiliki standar
kelulusan praktik las SMAW yang dituangkan dalam instrumen penilaian praktik las SMAW, yaitu dengan skor minimum sebesar 70.
c. Metode pembelajaran demonstrasi