DAMPAK KURIKULUM 2013 TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SLTA NEGERI SE–BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

DAMPAK KURIKULUM 2013 TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SLTA NEGERI

SE–BANDAR LAMPUNG

Oleh

Indri Julianti Afnil

Penelitian ini bertujuan untuk mencari berbagai fakta dan dampak yang ditimbulkan dari penerapan kurikulum 2013 terhadap kinerja guru penjasorkes SLTA Negeri se-Bandar Lampung.

Metode kualitatif merupakan pendekatan yang sangat relevan dengan topik kajian seperti ini, selain memberikan gambaran yang lebih luas terhadap dampak yang ditimbulkan dari penerapan kurikulum 2013, juga menggali berbagai informasi tentang prilaku guru dalam menyikapi pelaksanaan kurikulum 2013 berdasarkan Standar Kompetensi yang diamanatkan oleh UU Sisdiknas 2003. Populasi dalam penelitian ini adalah guru penjasorkes yang mengajar di SLTA Negeri se-Bandar Lampung berjumlah 40 orang. Data dikumpulkan melalui teknik angket, wawancara, observasi dan dokumnetasi serta analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti.

Setelah dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran kurikulum 2013 telah memberikan gambaran adanya peningkatan dalam proses belajar mengajar khususnya terhadap kinerja guru penjasorkes SLTA di Bandar Lampung. Hal ini terlihat berdasarkan kompetensi yang dimiliki yakni (1) Profesional, pada umumnya sudah nampak, mulai tahap persiapan yaitu dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan sampai tahap evaluasi. (2) Pedagogik, pada umumnya latar belakang pendidikan yang di tempuh berkualifikasi S1 sesuai dengan bidang keilmuan. (3) Sosial, para guru penjasorkes sangat kompak baik dalam kegiatan sosial di lingkungan sekolah maupun dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya, dan (4) Kepribadian, guru penjasorkes pada umumnya sangat menonjol, ramah, berakhlak mulia, arif, berwibawa dan bisa menjadi contoh teladan bagi para siswanya.


(2)

DAMPAK KURIKULUM 2013 TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SLTA NEGERI SE–BANDAR LAMPUNG

Oleh

INDRI JULIANTI AFNIL

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Indri Julianti Afnil, lahir di Bandar Lampung pada tanggal 28 Juli 1992, anak keenam dari sembilan bersauda. Penulis lahir dari pasangan Bapak Drs. Aifa Mansyur dan Ibu Nelviza Azwir.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain: Sekolah Dasar (SD) di SD N 1 Rawa Laut Bandar Lampung. Kemudian masuk SMP PGRI 3 Bandar Lampung pada tahun 2005 dan lulus pada tahun 2008. Kemudian masuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Bandar Lamung pada tahun 2008 dan selesai pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan melalui jalur Ujian Mandiri (UM). Selama menyelesaikan studinya, pada bulan Juli tahun 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata dan Program Pengalaman Lapangan di SMP Negeri 1 Sumberejo Tanggamus. Demikianlah riwayat hidup penulis, yang telah dijalani selama perjalanan hidupnya,semoga apa yang disampaikan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.


(7)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis ucapakan ke pada Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku, karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:

Ayah handa Drs. Aifa Mansyur dan Ibunda Nelviza Azwir,

Kakak-kakaku dan adik-adikku, serta seluruh keluarga, dan sahabat yang telah memberikan dukungan moril, spiritual dan membantu dalam mensukseskan karya

tulis yang disusun ini.

Terima kasih kepada seluruh pihak yang memberikan dukungan dan doanya yang memberikan harapan serta menginginkan hal yang terbaik untukku.


(8)

MOTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka

(Ar Ra’du :13)

Waktu itu bagaikan sebilah pedang, kalau engkau tidak memanfaatkannya, maka ia akan memotongmu

(Ali bin Abu Thalib)

“ WE LIFE MUST HAVE PLANNING “ (penulis)


(9)

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamiin. Jika ada permulaan, maka pasti ada akhir dan akhirnya penantian panjang itu berakhir dengan selesainya tugas akhir ini.

Syukurku yang tak terhingga ku ucapkan kepada-Mu pemilikku, yang memberiku segala-galanya. Dari yang tidak punya dan tidak bisa apa-apa hingga memiliki pemikiran yang amat kaya dan luar biasa dan bisa melakukan aktivitas yang tak terhingga. Allah ku yang Mulia. Tak lupa sholawat serta salam penulis haturkan pada Rosululloh, nabi akhir zaman, yang syafaatnya dinantikan kaum muslimin di hari akhir, yang perilakunya menuntunku dan semua manusia yang mau berubah kearah yang lebih baik, Nabiku Muhammad SAW.

Di akhir penantian ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pribadi-pribadi yang luar biasa antara lain:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. Riswanti Rini, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3. Bapak Dr. Rahmat Hermawan,M.Kes. sebagai Pembimbing utama, atas kesabarannya dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.


(10)

4. Bapak Drs. Wiyono,M.Pd. selaku Pembimbing II yang dengan tekun, sabar dan pengertian serta banyak membantu selama penulis menyusun skripsi ini. 5. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Pembahas, atas kritik dan sarannya

yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi. 6. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuan semasa penulis menyelesaikan perkuliahan.

7. Bapak dan ibu staf tata usaha FKIP Unila yang telah bekerja sama dengan pelayanannya sehingga terselesaikan skripsi ini.

8. Keluarga besarku, ayah/ ibu, kakak-kakaku dan adik-adikku yang telah banyak memberikan nasihat, motivasi dan dukungan.

9. Widya Ratnaningrum yang sudah banyak membantu menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2011 dan kakak tingkat penjaskes terima kasih atas kebersamaannya.

11. Teman- teman KKN 2014 Desa Sumberejo ( Lita, Yulina, Desy, Heni, Murni, Nisa, Marina, Ibnu dan Lingga).

12. Guru Penjaskes SLTA Negeri Se-Bandar Lampung, murid dan Kepala sekolah, terima kasih atas waktu dan ijin penelitian yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini.

13. SMK N 4 Bandar Lampung dan Basket SMK N 4.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tulus dan ihklas, semoga diberikan anugerah yang berlimpah dari Allah SWT.


(11)

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 25 Mei 2015 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Fokus Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Batas Istilah ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kurikulum ... 8

1. Definisi Kurikulum ... 8

2. Sejarah berdirinya ... 9

3. Landasan dan Kerangka Dasar Kurikulum 2013 ... 11

4. Elemen Perubahan Kurukulum 2013 ... 14

5. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 16

6. Peran dan Fungsi Kurikulum ... 18

B. Kinerja Guru……….. ... 18

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 21

D. Kerangka Pikir ………... ... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Variabel Penelitian ... 24

D. Definisi Variabel ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data ... 26


(13)

IV. PAPARAN DATA, TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data ... 31

B. Temuan Penelitian ... 47

C. Pembahasan ... 49

1. Gambaran Umum Guru Pendidikan Jasmani ... 49

2. Analisis Hasil Penelitian ... 52

3. Fakta-Fakta Yang Terjadi Saat Penelitian ... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Wawancara ... 65

2. Surat Izin Penelitian ... 75

3. Surat Balasan Penelitian ... 80


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Wujud Perubahan Kurikulum 2013 ... 14

2. Elemen Utama Perbaikan Kurikulum 2013 ... 16

3. Kerangka ... 22

4. Jenis kelamin responden ... 50

5. Umur Responden ... 50

6. Pendidikan Terakhir Responden ... 51

7. Pengalaman mengajar responden ... 52


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

(Penjasorkes) di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: prasarana dan sarana, dana, kurikulum, materi yang diajarkan, metode yang digunakan, dan kualitas pendidik itu sendiri. Salah satu faktor yang sangat strategis dalam

meningkatkan pembelajaran di sekolah adalah kualitas pendidik. Karena itu, kualitas pengetahuan dan keterampilan seorang pendidik akan berpengaruh terhadap kualitas peserta didiknya (siswa). Sesuai amanat UU Sisdiknas tahun 2003 bahwa untuk mencapai sasaran dari tujuan Pendidikan Nasional, pemerintah telah menetapkan Standar Pendidikan Nasional (SPN) antara lain: (1) Standar Isi, ( 2) Standar Proses, ( 3) Standar Kompetensi Lulusan, (4) Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (5) Standar Sarana dan Prasarana, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar Pembiayaan Pendidikan, dan (8) Standar Penilaian Pendidikan.

Khusus mengenai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan diarahkan dalam upaya untuk menjaga kualitas pendidikan atau output hasil pendidikan yang berada di garis depan secara langsung, karena itu kemajuan atau penigkatan pendidikan terletak pada kualitas sumber daya manusianya, yakni dalam hal ini guru itu sendiri. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan


(17)

2 memiliki keterampilan yang tinggi hanya dapat dihasilkan dari para pendidik yang berkualitas pula. Jadi, pendidikan yang baik akan sangat ditentukan bagaimana tenaga pendidikan yang baik juga. Kualitas pendidikan yang dimaksud bukan hanya kemampuan sesuai ijazah/sertifikat yang dimiliki, namun juga etika dan moral yang ditampilkannya.

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi peserta didik yang beriman, bertaqwa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi wrga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab..

Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Begitu pula halnya dengan kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan

diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. . (Imas Kurniasih & Berlin Sani (2013:31).

Hadirnya kurikulum 2013 sebagai pengganti Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) diyakini akan membawa perubahan yang lebih baik terutama dari aspek afektif. Berbagai pertimbangan telah dilakukan. Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, masih dijumpai beberapa masalah, antara lain: konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan


(18)

3 dan tingkat perkembangan usia anak, kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,keterampilan, dan pengetahuan, beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan

perkembangan keperluan ( misalnya pendidikan karakter, metodologi

pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum, kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat local, nasional, maupun global, standar pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru, standar penilaian belum belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remidiasi secara berkala, serta dengan

menggunakan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.

Dalam kurikulum 2013 akan diberlakukan penambahan jam pelajaran. Hal ini dapat dijadikan sebagai pencegahan anak berbuat menyimpang, misalnya main berlebihan hingga tidak melaksanakan kewajibannya. Dengan penambahan jam pelajaran tersebut, guru akan lebih leluasa untuk melakukan proses pembelajaran dengan siswa. Semua permasalahan diselesaikan di sekolah. Dengan waktu yang banyak maka ilmu yang diperoleh siswa akan lebih banyak juga dan siswa akan lebih paham serta memaknai materi. Dengan penambahan jam juga dapat


(19)

4 suasana bersahabat, cinta damai, serta peduli. Lama kelamaan anak akan berfikir dan dapat menciptakan karakter bangsa yang baik.

Dengan demikian, pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional) akan dapat direalisasikan.

Dalam kurikulum 2013 standar komptensi kelulusan ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013, setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang berbentuk kerangka dasar kurikulum, yang dituangkan dalam permendikbud no 67,68,69, dan 70 tahun 2013. Kurikulum 2013 meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan, di jenjang SD te,matik terpadu untuk kelas I-VI, jumlah jam pelajaran perminggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit, pramuka menjadi ekstrakulikuler wajib.

Untuk KTSP Standar isi ditentukan terlebih dahulu melalui permendiknas no 22 tahun 2006. Setelah itu ditentukan standar kompetensi lulusan melalui

permendiknas no 23 tahun 2006, di jenjang SD tematik terpadu untuk kelas I-III, jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding kurikulum 2013, penilaian lebih dominan pada aspek pengetahuan.


(20)

5 Kesiapan guru sangat mendesak dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru ini akan berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran. Tentu banyak sekali alasan kenapa terjadi perubahan kurikulum, disamping alasan kurikulum sebelumnya harus disempurnakan karena adanya kekurangan, tapi yang paling mendasar adalah agar kurikulum yang akan diterapkan tersebut mampu menjawab zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. (Imas Kurniasih & Berlin Sani (2013:31).

Dampak kurikulum 2013 harus terlihat jelas hasilnya terhadap guru, hal ini jelas memerlukan waktu dan proses yang tidak mudah terutama pada guru penjasorkes SLTA Negeri di Bandar Lampung yang sekolahnya menjadi sasaran implementasi kurikulum 2013. Guru harus mengubah pola pikirnya dari guru konvensional menjadi guru profesional.

Sebagian besar guru penjasorkes belum mendapatkan pelatihan kurikulum 2013. Sebagian kecil lainnya sudah mengikuti pelatihan, meski yakin bisa mengajarkan materi pelajaran sebagaiman mengajar saat kurikulum sebelumnya, akan tetapi mereka merasa belum cukup mendapatkan materi kurikulum 2013 seutuhnya. Tidak hanya itu guru juga mengeluhkan metode penilaian siswa yang dianggap memberatkan.


(21)

6 Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang hendak diteliti adalah “Dampak Kurikulum 2013 Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes SLTA Negeri Se-Bandar Lampung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman kurikulum 2013 para guru penjasorkes khususnya di tingkat SLTA Negeri di Bandar Lampung yang memiliki konsep tentang pemahaman UU Sisdiknas yang menyangkut kompetensi pendidik.

2. Minimnya kesadaran para guru penjasorkes tentang petunjuk dan perubahan kurikulum yang terjadi.

3. Pada umumnya guru penjasorkes tidak bergeming terhadap perubahan/ pergantian kurikulum apapun sehingga pelaksanaan pembelajaran dilakukan sama.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Dampak yang disebabkan hadirnya kurikulum 2013 terhadap kinerja guru penjasorkes yang meliputi profesional, pedagogik, sosial dan kepribadian. 2. Perubahan yang dilakukan guru penjasorkes setelah hadirnya kurikulum


(22)

7 D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah dan fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mencari dan menganalisi dampak kurikulum 2013 terhadap kinerja guru penjasorkes SLTA Negeri Se-Bandar Lampung.

2. Untuk menggambarkan perubahan yang terjadi pada guru penjasorkes SLTA Negeri di Bandar Lampung setelah hadirnya kurikulum 2013.

E. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi lembaga (Prodi Penjasorkes) tentang dampak kurikulum 2013 terhadap kinerja guru penjasorkes dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran

2. Sebagai bahan informasi bagi sekolah dan guru penjasorkes untuk dapat bersifat profesional dan lebih menghargai profesinya sebagai guru.

3. Untuk memberikan pengetahuan bagi diri sendiri dan guru penjasorkes secara teori dan praktik tentang kurikulum 2013.

F. Batas Istilah

Untuk mengetahui mengatasi terjadinya salah penafsiran dari berbagai istilah yang terdapat dalam skripsi ini, penulis membuat batas istilah, sebagai berikut: 1. Dampak

2. Kurikulum 2013

3. Guru pendidik jasmani,olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) 4. Pedagogik, professional, sosial dan kepribadian (Kompetensi Guru)


(23)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan Pengertian Kurikulum

Edward dalam Imas Kurniasih (2014) menyatakan bahwa kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.

1. Definisi Kurikulum

Murray Print dalam Imas Kurniasih (2014) berpendapat bahwa kurikulum adalah semua kesempatan belajar yang direncanakan untuk peserta didik di sekolah dan institusi pendidikan lainnya. Selain itu kurikulum juga dapat dimaknai sebagai rancangan pengalaman yang akan diperoleh peserta didik ketika kurikulum tersebut diimplementasikan.

Kurikulum juga dapat diartikan sebagai langkah kegiatan perancangan kegiatan interaksi peserta didik dengan lingkungan belajarnya yaitu interaksi dengan dirinya sendiri sebagai guru, dengan sumber belajar dan lingkungan belajar lainnya. Rancangannya selalu disusun dalam dokumen tertulis dan dilaksanakan serta dikendalikan oleh guru.


(24)

9 Abdullah Idi (2007) menyebutkan komponen kurikulum yaitu komponen tujuan, isi dan struktur program, media atau sarana dan prasarana, strategi pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi atau penilaian.

2. Pengertian Kurikulum

Pengertian kurikulum secara etimologis adalah tempat berlari dengan kata yang berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Dalam sejarahnya, kurikulum merupakan suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis awal atau start sampai dengan garis finish, kemudian pengertian kurikulum tersebut juga mendapat tempat di dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan dilembaga pendidikan.

3. Sejarah Berdirinya Kurikulum di Indonesia

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, kurikulum yang diterapkan sudah mengalami beberapa pergantian yang dikelompokkan berdasarkan tiga kelompok kurikulum, yakni rencana pelajaran, kurikulum berbasis pelajaran, kurikulum berbasis tujuan, dan kurikulum berorientasi kompetensi.

a. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968)

Dan pada rentang waktu 1967-1968 telah terjadi beberapa pergantian kurikulum, diantaranya adalah :

1) Kurikulum Tahun 1947 (Rentjana Pelajaran 1947) 2) Kurikulum 1952 Rentjana Peladjaran Terurai 1952 3) Rentjana Peladjaran 1964


(25)

10 b. Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994)

Dan pada rentang waktu 1975-1994 juga telah terjadi beberapa pergantian kurikulum diantaranya:

1) Kurikulum 1975 2) Kurikulum 1984 3) Kurikulum 1994

c. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004

Depdiknas mengemukakan karakteristik KBK ialah sebagai berikut:

1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal

2) Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman

3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode bervariasi

4) Dumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar hanya lainnya yang memenuhi unsur edukatif

5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

d. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) 2006

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini disusun untuk menjalankan amanah yang tercantum dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Muslich,2009:1).


(26)

11 e. Kurikulum 2013

Menteri pendidikan dan kebudayaan Muhammad Nuh, DEA mengatakan bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran

kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah:

1) Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu

pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan

informasi.

2) Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berfikir kritis.

3) Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif, dan efektif.

4) Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative memberi

kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran.

5) Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

4. Landasan dan Kerangka Dasar Kurikulum 2013 a. Landasan Filosofis Kurikulum 2013

UU No. 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 butir 1

menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk


(27)

12 aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

b. Landasan Yuridis Kurikulum 2013

Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.Lebih lanjut, pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN). Landasan yuridis pengembangan Kurikulum 2013 lainnya adalah Instruksi Presiden

Republik Indonesia tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif dan Pendidikan Kewirausahaan.

c. Landasan Empiris Kurikulum 2013

Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Maka, kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu

menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.


(28)

13 Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar ini bahkan secara kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah. Beban belajar ini salah satunya berhulu dari banyaknya matapelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar. Maka, kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung, dan pembentukan karakter.

d. Landasan Teoretik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar”

(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi.

Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap, keterampilan dan


(29)

14 pengetahuan yang diperlukan untuk membangun kemampuan yang dirumuskan dalam SKL. Hasil dari pengalaman belajar tersebut adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL.

5. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses dan Standar Penilaian. Penjelasan lebih lanjut elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup kompetensi lulusan, materi, proses dan penilaian pembelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Wujud Perubahan Kurikulum 2013 (Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013:8)

Berdasarkan gambar 11 di atas, perubahan kurikulum 2013 berwujud pada: a) kompetensi lulusan, b) materi, c) proses, dan d) penilaian. Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi holistik, didukung oleh semua


(30)

15 materi atau mapel, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal. Perubahan Kurikulum 2013 pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan, kemudian mengakomodasi conten lokal, nasional, dan internasional antara lain TIMMS, PISA, PIRLS.

Perubahan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran mencakup: a) berorientasi pada karakteristik kompetensi yag mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan

(Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan

scientific, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Untuk SD: tematik terpadu;

untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, serta mapel; untuk SMA: tematik dan Mapel; c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning.

Perubahan Kurikulum 2013 pada penilaian mencakup: a) berbasis tes dan nontes (portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment,

rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan kecukupan.

Selanjutnya dalam Kurikulum 2013 terdapat elemen utama perbaikan kurikulum 2013 seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.


(31)

16

Gambar 2. Elemen Utama Perbaikan Kurikulum 2013 ((Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013:8)

Berdasarkan gambar di atas, elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam rekonstruksi kompetensi mencakup: sikap, pengetahuan, dan keterampila.

Kompetensi sikap mencakup sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2). Sikap spiritual (KI-1) untuk mencapai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sikap sosial (KI-2) untuk mencapai insan yang berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab. Kompetensi pengetahuan (KI-3) untuk mencapai insan yang berilmu. Kompetensi keterampilan (KI-4) untuk mencaai insan yang cakap dan kreatif.

6. Karakteristik Kurikulum 2013

Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang berikut ini.

a. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.


(32)

17 b. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.

c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).

e. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)

Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.

f. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata

pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). g. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI)

atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.

h. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.


(33)

18 7. Peran dan Fungsi Kurikulum

Kehadiran kurikulum dalam sistem pendidikan dianggap penting, karena telah dirasakan oleh pengelola pendidikan akan fungsi dan peranannya yang strategis. Oemir Hamalik dalam Wina Sanjaya (2008) menyebutkan tiga peranan dalam sistem pendidikan yaitu melakukan konservatif, kreatif dan kritis (evauatif).

B. Kinerja Guru

Kinerja berasal dari pengertia performance. Ada pula yang memberikan

pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi

termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan. (Wibowo, 2008:7)

1. Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja adalah manajemen tentang hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif. Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukan oleh organisasi manager dan pekerja untuk berhasil. Manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelola untuk memperoleh sukses.

Definisi yang dikenal sehari- hari adalah bahwa guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki kharisma atau wibawa sehingga perlu untuk ditiru dan diteladani. (Laurence D. Hazkew dan Jonathan C. Mc lendon dalam bukunya This Is Teaching (hlm. 10) : guru adalah yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas.


(34)

19 a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahaman guru terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evealuasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi Kepribadian

Menurut Hall dan Linndzey (1970: 167), kepribadian dapat didefinisikan sebagai

berikut, “kepribadian individu merupakan serangkaian kejadian dan karakteristik

dalam keseluruhan kehidupan, dan mereflesikan elemen-elemen tingkah laku yang bertahan lama, berulang-ulang, dan unik”. Definisi itu memperjelas konsep

kepribadian yang abstrak dengan merumuskan konstruksi yang lebih memiliki indikator empirik.

c. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus memiliki guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan,orangtua/wali siswa, dan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang harus dikuasai guru mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan. Kompetensi atau

keterampilan hidup dinyatakan dalam bentuk kinerja atau performansi yang dapat diukur.


(35)

20 Sedangkan menurut Jean D. Grambs dan Morris Mc Clare dalam Foundation of Teaching, An Introduction to Modern Education, hlm, 141 (Guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seorang individu hingga dapat terjadi pendidikan).

Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kompetensi profesional guru dapat meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, dan rasa tanggung jawab akan tugasnya.

2. Hakikat Profesi Guru

Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.

3. Guru sebagai Pelaksana Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang akan didapat oleh peserta didik selama ia mengikuti sutau proses pendidikan. Secara resmi kurikulum sebenarnya merupakan sesuatu yang diidealisasikan atau dicita-citakan (Ali, 1985: 30) keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Artinya, guru adalah

seoarang yang bertanggung jawab dalam upaya mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu kurikulum resmi. Contohnya : bagi guru penjasorkes.


(36)

21 4. Syarat Guru yang Baik dan Berhasil

Tidak sembarang orang dapat melaksanakan tugas profesional sebagai seorang guru. Untuk menjadi guru yang baik haruslah memenuhi syarat – syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah (Ngalim Purwanto, 1985: 170-175). Syarat – syarat menjadi guru yang baik dan berhasil adalah guru harus berijazah, guru harus sehat rohani dan jasmani, guru harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkelakuan baik, guru haruslah bertanggung jawab, dan guru di Indonesia harus berjiwa nasional. Contohnya : bagi guru penjasorkes.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Persepsi Siswa dan Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Di Batanghari Lampung Timur (Arifai: 2013). Kompetensi Profesional, guru pendidikan jasmani sekolah dasar cukup professional dilihat dari tingkat kehadiran yang sesuai jadwal. Kompetensi Pedagogik, guru sudah memenuhi pendidikan yang sesuai syarat. Kompetensi Sosial, cukup baik dilihat dari hubungan yang terjalin dengan guru mata pelajaran lain sangat baik, semua siswa juga senang dengan guru penjasorkes. Kompetensi Kepribadian, guru pendidikan jasmani di sekolah dasar Batanghari berprilaku baik, sopan, dan tegas.

2. Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Lingkungan Kerja dan Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Kinerja Guru Pada Guru SMP Negeri 1 Katibung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 ( Joko Pornomo: 2012)


(37)

22 D. Kerangka Pikir

Kenerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk

mencapai hasil kerja. Efektif kerja guru merupakan salah satu komponen penting untuk mencapai mutu pendidikan. Upaya guru untuk profesional dalam bekerja seperti datang dan pulang tepat waktu, melaksankan proses beajar mengajar dengan baik, membuat program semester dan program satuan tepat waktu akan meningkatkan kinerja guru yang lebih baik lagi disekolah. Pengembangan kurikulum diharapkan dapat menjadi penentu masa depan anak bangsa, oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.

Kompetensi Guru Penjaskes

Gambar 3. Peta konsep kerangka pikir

PERFORMANCE UU

SISDIKN

AS 2003 BSNP

Pedagogik Profesional Kepribadian

Sosial

KURIKULUM 2013


(38)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikan tingkat ilmu serta teknologi, Margono S. (2005). Metode yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif kualitatif.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang memiliki kualiatas dan karakteristik tertentu yang di tatapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, dimana populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah SLTA Se- Bandar Lampung.


(39)

24 2. Sampel

Sugiyono (2013:118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakeristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajarinya semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti menggunakan 40 sampel yang diambil dari populasi.

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyino (2013:60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang segala hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek,

yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau sau obyek

dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981)

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dan konstrak dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku atau proerti yang

ditunjukkan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan diukur (Basrowi dan Kasinu, 2007:179)

1. Kinerja Guru

Hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai


(40)

25 telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. (Viethzal Rivai, 2005:14)

Kinerja Guru a. Absensi

b. Kesesuaian pelaksanaan jadwal pelajaran

c. Kesiapan perangkat pembelajaran (Pemetaan, Silabus, RPP, Bahan Ajar, LKS, Penilaian)

d. Kesiapan metode pembelajaran e. Kesesuaian pelaksanaan dengan RPP

f. Dapat memberikan pemahaman materi kepada siswa g. Terselesainya program tepat pada waktunya

h. Meningkatnya prestasi belajar siswa

2. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. ( Imas dan Kurniasih, 2013:22) Kurikulum 2013 Menekankan pada aspek spiritual, aspek sosial, pengetahuan dan keterampilan

E. Instrumen Penelitian

1. Angket

Fungsi angket adalah untuk memperoleh sejumlah data tentang profil guru penjaskes SMA di Bandar Lampung, maka angket menjai pilihan yang tepat.


(41)

26 mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka penyusunan

program.

2. Wawancara

Fungsi wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana sang

pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai, untuk memperoleh informasi tentang penerapan kurikulum 2013.

3. Dokumentasi

Fungsi dokumentasi adalah untuk Pengumpulan sejumlah bukti-bukti pengambilan data.

4. Observasi

Memahami aktivitas-aktivitas yang berlangsung, menjelaskan siapa saja orang-orang yang terlibat dalam suatu aktivitas.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik, fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2013:222). Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan. Faktor penting yang berhubungan dengan data adalah metode pengumpulan data. Dan untuk


(42)

27 mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian terlebih dahulu memilih metode pemilihan data yang tepat.

a. Angket atau kuesioner

Sugiyono (2013:199) Kuesioner adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

b. Wawancara

Esterberg (2002) dalam buku Sugiyono (2013:317) mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, shingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

c. Dokumentasi

Sugiyono (2013:194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responden sedikit atau kecil.

G. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam

penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil obeservasi, wawancara, dan angket untuk selanjutnya dideskripsikan dalam

bentuk laporan. Nasution (2003: 129) mengemukakan “ dalam penelitian kualitatif analisi data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera


(43)

28

harus diluangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis”. Tahapan analisis data

menurut Nasution (2003: 129) adalah sebagai berikut:

“ Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua

penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langka-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi.”

Pengolahan data dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitik beratkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi memberikan gambaran lebih rinci.

2. Display Data

Display adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjtunya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Kesimpulan /Verifikasi

Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam penelitian untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data dimulai dengan


(44)

29 pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk

unifiksi dan kategorisasi data. Setelah data yang terkempul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi melalui beberapa teknik, seperti yang dikemukakan oleh Meoleong (2000: 192), yaitu:

a. Wawancara yang dilakukan peneliti dengan responden dilakukan dalam kondisi tenang agar informasi yang diperoleh dapat sedalam mungkin b. Wawancara yang diupayakan mengarah pada fokus masalah penelitian

sehingga tercapai kedalaman bahasan yang diajukan.

c. Data yang diperoleh melalui wawancara atau studi dokumentasi dicek

keabsahanya dengan memanfaatkan pembanding yang bukan berasal dari data yang terungkap dengan hasil dokumen.

d. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritk ataupun dibandingkan dengan pendapat oranglain.

e. Data yang kemudian difoukuskan pada subtantif fokus penelitian.

4. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong 2000: 178).

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan data mengecek balik derajat kepercayaan suatu iformasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif, Patton 1987: 331 ( Moleong 2000: 178). Hal ini dapat dicapai dengan jalan:


(45)

30 a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apayang dikatakannya secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang- orang tentang situasi penelitian dengan aa yang dikatakanya sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang sebagai rakyat biasa, orang yang berpendidikan

menegah atau tinggi.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Demikian prosedur pengolahan data dan analisis yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Dengan tahap-tahap ini diharapkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian.


(46)

60

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang ada, dan memberikan rekomendasi atau saran sebagai pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Adapun kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Dari penjelasan deskripsi dan analisis hasil penelitian pada bab I, bab II, bab II, bab IV, maka dengan ini penulis menyimpulkan bahwa kurikulum 2013 berdasarkan kompetensi guru. Setelah dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran kurikulum 2013 telah memberikan gambaran adanya peningkatan dalam proses belajar mengajar khususnya terhadap kinerja guru penjasorkes SLTA di Bandar Lampung. Hal ini terlihat berdasarkan kompetensi yang dimiliki yakni (1) Profesional, pada umumnya sudah nampak, mulai tahap persiapan yaitu dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan sampai tahap evaluasi. (2) Pedagogik, pada umumnya latar belakang pendidikan yang di tempuh berkualifikasi S1 sesuai dengan bidang keilmuan. (3) Sosial, para guru penjasorkes sangat kompak baik dalam kegiatan sosial di lingkungan sekolah maupun dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya, dan (4)


(47)

61 Kepribadian, guru penjasorkes pada umumnya sangat menonjol, ramah, berakhlak mulia, arif, berwibawa dan bisa menjadi contoh teladan bagi para siswanya.

B. Saran

Pada bagian ini merupakan bentuk pertanggungjawaban penulis untuk tidak hanya mengamati atau sebagai evaluator belaka, namun turut serta memberikan masukan berupa saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran yang diberikan penulis antara lain:

1. Agar LPTK (Prodi Penjaskes FKIP UNILA) memberikan pelayanan yang lebih luas pada para guru penjasorkes tentang pemahaman kurikulum 2013 beserta isi, metode, fungsi serta dampak yang ditimbulkan dari penerapan kurikulum tersebut.

2. Pada Pemangku Kepentingan (stakeholder) seperti DEPDIBUD, KONI, DISPORA, dan MGMP perlu menginformasikan tentang pentingnya penerapan kurikulum 2013 sekaligus dampaknya terhadap para peserta didik maupun atlet asuhannya. Melalui penekanan nilai nilai yang terkandung dalam implementasi kurikulum 2013.

3. Bagi peneliti yang akan melanjutkan kajian penelitian ini untuk memperluas jumlah sampel dan variablenya sehingga mendapatkan hasil yang lebih compherensive


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad.1985. Pengembangan Kurikulum disekolah. Bandung :Sinar Baru

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifai. 2013. Persepsi Siswa dan Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Di Batanghari Lampung Timur. (Skripsi) Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Basrowi.2007.Metode Penelitian Sosial. Bogor : CV Jenggala.

Dewan Penyunting. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung

Ginting. 2008. Esensi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Hamzah. 2012. Teori kinerja dan pengukurannya. Gorontalo: Bumi Aksara.

Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan. Gorontalo : Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Bumi Aksara.

Hall, and Lindzey.1970. Theories of Personality.

Hazkew, dan Jonathan. 2001. This is Teaching. Newyork : Addison Wasley Longman Inc.

Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum. Yogyakart : Ar-Ruzz.

Imas. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan, Surabaya : Kata Pena

Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK: Bahasa Indonesia (2013). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.


(49)

Moleong, J. Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Nasution. 2003. Metode Research. Bandung: PT Jemar

Ngalim, Purwanto M.2005. Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran, Remaja Rosada Karya. Bandung

Pornomo, Joko. 2012. Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala sekolah, Lingkungan Kerja dan Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Trehadap Kinerja Guru Pada Guru SMP Negeri 1 Katibung Lmapung Selatan Tahun Pelajaran

2011/2012.(Skripsi) Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Paturusi, Achmad. (2012). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : Rineka Cipta.

Print, Murray. 1993. Curriculum Development and Design. Allen & Unwin

Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek. Jakarta

Susilo, Joko Muhammad. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sukardi. 2003. Metode Penelitian Pendidikan-Kompetensi dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara :

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

UU No. 20 tahun. 2003. Sistem Pendidikan Nasional UUGD No. 14 tahun 2005. Guru dan Dosen

Wibowo. 2008. Manajemen Kerja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Yusuf. (2001). Pertumbuhan, Perkembangan Peserta Didik. Bandung: FPOK- UPI


(1)

pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifiksi dan kategorisasi data. Setelah data yang terkempul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi melalui beberapa teknik, seperti yang dikemukakan oleh Meoleong (2000: 192), yaitu:

a. Wawancara yang dilakukan peneliti dengan responden dilakukan dalam kondisi tenang agar informasi yang diperoleh dapat sedalam mungkin b. Wawancara yang diupayakan mengarah pada fokus masalah penelitian

sehingga tercapai kedalaman bahasan yang diajukan.

c. Data yang diperoleh melalui wawancara atau studi dokumentasi dicek

keabsahanya dengan memanfaatkan pembanding yang bukan berasal dari data yang terungkap dengan hasil dokumen.

d. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritk ataupun dibandingkan dengan pendapat oranglain.

e. Data yang kemudian difoukuskan pada subtantif fokus penelitian.

4. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong 2000: 178).

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan data mengecek balik derajat kepercayaan suatu iformasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif, Patton 1987: 331 ( Moleong 2000: 178). Hal ini dapat dicapai dengan jalan:


(2)

30 a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apayang dikatakannya secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang- orang tentang situasi penelitian dengan aa yang dikatakanya sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang sebagai rakyat biasa, orang yang berpendidikan

menegah atau tinggi.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Demikian prosedur pengolahan data dan analisis yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Dengan tahap-tahap ini diharapkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang ada, dan memberikan rekomendasi atau saran sebagai pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Adapun kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Dari penjelasan deskripsi dan analisis hasil penelitian pada bab I, bab II, bab II, bab IV, maka dengan ini penulis menyimpulkan bahwa kurikulum 2013 berdasarkan kompetensi guru. Setelah dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran kurikulum 2013 telah memberikan gambaran adanya peningkatan dalam proses belajar mengajar khususnya terhadap kinerja guru penjasorkes SLTA di Bandar Lampung. Hal ini terlihat berdasarkan kompetensi yang dimiliki yakni (1) Profesional, pada umumnya sudah nampak, mulai tahap persiapan yaitu dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan sampai tahap evaluasi. (2) Pedagogik, pada umumnya latar belakang pendidikan yang di tempuh berkualifikasi S1 sesuai dengan bidang keilmuan. (3) Sosial, para guru penjasorkes sangat kompak baik dalam kegiatan sosial di lingkungan sekolah maupun dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya, dan (4)


(4)

61 Kepribadian, guru penjasorkes pada umumnya sangat menonjol, ramah, berakhlak mulia, arif, berwibawa dan bisa menjadi contoh teladan bagi para siswanya.

B. Saran

Pada bagian ini merupakan bentuk pertanggungjawaban penulis untuk tidak hanya mengamati atau sebagai evaluator belaka, namun turut serta memberikan masukan berupa saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran yang diberikan penulis antara lain:

1. Agar LPTK (Prodi Penjaskes FKIP UNILA) memberikan pelayanan yang lebih luas pada para guru penjasorkes tentang pemahaman kurikulum 2013 beserta isi, metode, fungsi serta dampak yang ditimbulkan dari penerapan kurikulum tersebut.

2. Pada Pemangku Kepentingan (stakeholder) seperti DEPDIBUD, KONI, DISPORA, dan MGMP perlu menginformasikan tentang pentingnya penerapan kurikulum 2013 sekaligus dampaknya terhadap para peserta didik maupun atlet asuhannya. Melalui penekanan nilai nilai yang terkandung dalam implementasi kurikulum 2013.

3. Bagi peneliti yang akan melanjutkan kajian penelitian ini untuk memperluas jumlah sampel dan variablenya sehingga mendapatkan hasil yang lebih compherensive


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad.1985. Pengembangan Kurikulum disekolah. Bandung :Sinar Baru

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifai. 2013. Persepsi Siswa dan Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Di Batanghari Lampung Timur. (Skripsi) Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Basrowi.2007.Metode Penelitian Sosial. Bogor : CV Jenggala.

Dewan Penyunting. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung

Ginting. 2008. Esensi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora. Hamzah. 2012. Teori kinerja dan pengukurannya. Gorontalo: Bumi Aksara. Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan. Gorontalo : Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Bumi Aksara. Hall, and Lindzey.1970. Theories of Personality.

Hazkew, dan Jonathan. 2001. This is Teaching. Newyork : Addison Wasley Longman Inc.

Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum. Yogyakart : Ar-Ruzz.

Imas. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan, Surabaya : Kata Pena

Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK:


(6)

Moleong, J. Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Nasution. 2003. Metode Research. Bandung: PT Jemar

Ngalim, Purwanto M.2005. Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran, Remaja Rosada Karya. Bandung

Pornomo, Joko. 2012. Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala sekolah, Lingkungan Kerja dan Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Trehadap Kinerja Guru Pada Guru SMP Negeri 1 Katibung Lmapung Selatan Tahun Pelajaran

2011/2012.(Skripsi) Universitas Lampung, Bandar Lampung. Paturusi, Achmad. (2012). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga.

Jakarta : Rineka Cipta.

Print, Murray. 1993. Curriculum Development and Design. Allen & Unwin Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :Raja Grafindo

Persada.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek. Jakarta Susilo, Joko Muhammad. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan.Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sukardi. 2003. Metode Penelitian Pendidikan-Kompetensi dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara :

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta UU No. 20 tahun. 2003. Sistem Pendidikan Nasional

UUGD No. 14 tahun 2005. Guru dan Dosen

Wibowo. 2008. Manajemen Kerja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Yusuf. (2001). Pertumbuhan, Perkembangan Peserta Didik. Bandung: FPOK- UPI