Metode Perancangan Sistem Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan

Pada bab ini akan dibahas mengenai metode perancangan yang digunakan dalam membuat perancangan sistem aplikasi penterjemah kata beserta rancangan design interface yang terdapat dalam aplikasi tersebut.

3.1 Metode Perancangan Sistem

Dalam perancangan aplikasi ini metode yang digunakan adalah Waterfall Model. Waterfall model pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970. Waterfall model merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya. Model ini telah diperoleh dari proses rekayasa lainnya dan menawarkan cara pembuatan perangkat lunak secara lebih nyata. Model ini melibatkan tim SQA Software Quality Assurance dengan lima tahapan, di mana setiap tahapan selalu dilakukan verifikasi atau testing. Tahapan model ini meliputi: requirement, spesification , design, implementation, integration, dan operation mode and retirement Kristanto, Andri, 2004. Gambar 3.1 merupakan gambar tahapan yang harus dilakukan dalam Waterfall Model. Gambar 3.1Waterfall ModelSommerville, 2001 Tahapan Waterfall Model: Tahap-tahap yang dilakukan dalam Waterfall Model untuk aplikasi Penterjemah Kata Jepang - Indonesia ini adalah: 1. Analisis kebutuhan dan pendefinisiannya Analisa kebutuhan dilakukan dengan melakukan pengumpulan materi-materi yang dibutuhkan. Materi tersebut meliputi kebutuhan fungsi – fungsi dari penterjemah kata, aplikasi ini hanya digunakan untuk menterjemahkan arti kata. Kebutuhan lainnya meliputi kosakata bahasa Jepang, bahasa Indonesia, gambar huruf kanji, gambar huruf Hiragana, dan tabel Hiragana yang diperlukan. 2. Perancangan sistem dan perangkat lunak Setelah proses penelitian selesai dan sudah didapatkan materi yang lengkap tentang kebutuhan pembuatan aplikasi, maka tahap selanjutnya adalah melakukan perancangan sistem yang akan dibuat sesuai dengan hasil penelitian. Definisi Kebutuhan Desain system dan software Implementasi dan testing unit Integrasi dan testing sistem Operasi dan maintenance 3. Implementasi dan unit testing Tahap selanjutnya adalah melakukan implementasi dari rancangan sistem. Implementasi dilakukan dengan cara menterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman. Hasil perancangan langsung diuji untuk mengetahui kekurangan atau kesalahan pada sistem yang dibangun. 4. Integrasi dan pengujian sistem Integrasi sistem diperlukan supaya sistem dapat berjalan seutuhnya dan dapat segera diuji secara menyeluruh. 5. Pengoperasian dan perawatan Tahap terakhir adalah pengoperasian dan perawatan terhadap aplikasi sistem yang telah dibangun.

3.2 Perancangan Sistem