28
Dari paparan para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa karakteristik anak usia dini dalam penelitian ini adalah masa yang sangat potensial bagi anak
untuk belajar dengan keunikan yang dimiliki oleh masing-masing anak dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Beragamnya karakteristik anak usia dini
membuat pendidik perlu memahami bahwa pembelajaran untuk anak harus diberikan melalui kegiatan yang menyenangkan dan dapat melibatkan anak secara
aktif dalam kegiatan tersebut, sehingga setiap potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal.
E. Kerangka Berpikir
Di dalam Pendidikan Anak Usia Dini PAUD proses pembelajaran harus dilakukan dengan menyenangkan, terutama dalam pembelajaran sains. Hal
tersebut dilakukan agar seluruh aspek perkembangan yang hendak dicapai dapat berkembang secara optimal. Akan tetapi sekarang ini masih banyak guru yang
menggunakan Lembar Kerja Anak LKA, di mana anak tidak terlibat aktif dan tidak mampu berekspresi menuangkan idenya dalam proses pembelajaran
tersebut. Kreativitas dan pola pikirnya akan menjadi mati, sehingga mereka tidak dapat berpendapat tentang apa yang belum mereka ketahui.
Proses pembelajaran yang pasif cenderung membuat peserta didik tidak memahami proses dari pembelajaran yang dilakukan, sehingga keterampilan
proses sains yang dimiliki anak masih rendah. Guru membutuhkan inovasi baru untuk menumbuhkan keaktifan belajar pada anak. Dalam hal ini, metode
eksperimen dapat digunakan agar anak terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
29
Keterampilan proses sains yang dimiliki anak masih
rendah Pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan proses sains pada anak
masih menggunakan LKA dan majalah TK.
Metode eksperimen merupakan suatu cara pembelajaran dengan menggunakan percobaan sehingga anak terlibat aktif dalam kegiatan. Anak dapat
bereksplorasi mulai dari mengamati, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan dari kegiatan yang dilakukannya. Dengan metode ini diharapkan anak
dapat memiliki kemampuan untuk mengetahui proses dari konsep-konsep sains dari percobaan yang dilakukan.
Gambar 1. Kerangka Berpikir
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, dapat diajukan hipotesis tindakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
dapat meningkatkan keterampilan proses sains anak pada Kelompok B1 di TK As’ssaadah Baledono Purworejo.
Keterampilan proses sains anak meningkat
Penggunaan metode eksperimen dalam proses
pembelajaran sains
30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2007: 3, penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan anak. Selanjutnya Hopkins H. Sujati, 2000: 1, mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu penelitian yang dilakukan
oleh guru terhadap kelasnya, di mana guru melakukan suatu tindakan dengan tujuan meningkatkan kualitas mengajarnya berdasarkan suatu asumsi atau teori
pendidikan. Dari pengertian para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan tindakan mencermati yang dilakukan oleh guru yang dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di kelas, dengan
melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban dari permasalahan di kelas. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif, artinya peneliti tidak melakukan
sendiri namun berkolaborasi dengan guru, yaitu guru kelas pada Kelompok B1 di TK Assa’adah Baledono Purworejo. Penelitian ini dimaksudkan untuk
meningkatkan keterampilan proses sains anak melalui metode eksperimen.