Hasil Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pemeriksaan sampel air reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Limau Manis pada tanggal 4 Februari - 28 Februari 2013. Tabel 4.1. Hasil Analisa Kadar Amoniak pada Air Reservoir Tanggal Kadar Amoniak Pagi mgl Kadar Amoniak Sore mgl 4-Feb-2013 0,00 0,01 5-Feb-2013 0,01 0,02 6-Feb-2013 0,00 0,00 7-Feb-2013 0,00 0,00 8-Feb-2013 0,00 0,00 11-Feb-2013 0,05 0,01 12-Feb-2013 0,05 0,01 13-Feb-2013 0,03 0,00 14-Feb-2013 0,02 0,03 15-Feb-2013 0,17 0,00 18-Feb-2013 0,11 0,00 19-Feb-2013 0,09 0,04 20-Feb-2013 0,12 0,00 21-Feb-2013 0,01 0,02 22-Feb-2013 0,00 0,00 25-Feb-2013 0,00 0,00 26-Feb-2013 0,00 0,00 27-Feb-2013 0,07 0,02 28-Feb-2013 0,05 0,02 Rata-rata 0,04 0,01 Rata -rata hari 0,03 mgl Universitas Sumatera Utara

4.2. Pembahasan

Dari hasil analisa yang dilakukan pada air reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Limau Manis diperoleh perbedaan kadar amoniak yang cukup besar pada tanggal 15 Februari 2013 yaitu pada pagi sebesar 0,17 mgl dan sore sebesar 0,00 mgl. Pada air reservoir pagi tanggal 15 Februari 2013 kadar amoniak paling tinggi, ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menunjukkan adanya pencemaran pada sumber air, sehingga perlu dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu untuk mengurangi kadar amoniaknya. Faktor tersebut adalah adanya peternakan disekitar sumber air, adanya aktivitas metabolisme biota aquatik dalam air sungai sumber air seperti ikan yang dapat mencemarkan air sungai melalui urin atau tinjanya, adanya limbah domestik limbah rumah tangga dari penduduk yang bermukim disekitar sumber air, adanya tanah disekitar sumber air yang berasal dari dekomposisi bahan organik tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati oleh mikroba dan jamur. Pada ai reservoir sore tanggal 15 Februari 2013 kadar amoniak sangat rendah, ini disebabkan karena pada air reservoir sebelumnya telah melewati berbagai proses yang mengakibatkan berkurangnya kadar amoniak. Proses - proses tersebut adalah proses pengendapan yaitu dengan cara mengendapkan partikel - partikel padat dari air baku dengan gaya grafitasi, proses filtrasi yang berfungsi untuk menyaring benda - benda kasar, bahan - bahan melayang dan juga bakteri - bakteri, proses pembubuhan koagulan yaitu dengan membubuhkan koagulan secara teratur sesuai dengan kebutuhan dengan dosis yang tepat, dimana koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air untuk membantu proses pengendapan partikel - partikel kecil yang tak dapat mengendapkan dengan sendirinya secara grafimetris, contoh koagulan yang Universitas Sumatera Utara umum digunakan pada proses pengolahan air adalah aluminium sulfat, proses aerasi yang bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut DO dalam air baku. Peningkatan kadar oksigen terlarut ini berguna untuk menurunkan kadar besi, mangan, bahan organik, amoniak, dan sebagainya. Dimana proses ini berlangsung terus menerus, sehingga pada air reservoir sore kadar amoniaknya sudah jauh lebih rendah dibandingkan pada air reservoir pagi. Faktor lain yang menyebabkan air reservoir pada sore lebih rendah adalah sinar matahari, kecepatan angin dan suhu yang menyebabkan kadar amoniak pada air baku berkurang akibat menguap ke udara. Amoniak merupakan suatu zat yang menimbulkan bau yang sangat tajam dan menusuk hidung. Jadi kehadiran bahan ini dalam air minum adalah menyangkut perubahan fisik dari air tersebut yang akan mempengaruhi penerimaan masyarakat. Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa kadar amoniak pada air reservoir sudah cukup baik, yaitu 0,03 mgl. Ini di sesuaikan dengan standar mutu air menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.492MenkesPerIV2010 tanggal 19 april 2010 yaitu 1,5 mgl. Maka air tersebut tidak melampaui kadar maksimum standar mutu yang ditetapkan sehingga air tersebut mempunyai kualitas yang baik dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN