Jenis Penelitian Lokasi Penelitian Subyek Penelitian Teknik Pengambilan Sampel Rancangan Penelitian

commit to user 25 METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah mencit galur Swiss webster jantan, berat badan kurang lebih 20 gram, umur kurang lebih 3 bulan. Mencit diperoleh dari Laboratorium Farmasi Universitas Setia Budi. Banyak sampel 28 ekor yang diperhitungkan berdasarkan rumus Federer : n-1 k-1 15 n-1 4-115 n-1315 3n18 n6, dimana k adalah jumlah kelompok perlakuan dan n adalah jumlah sampel perkelompok perlakuan. Sampel sebanyak 28 ekor mencit dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing terdiri dari 7 ekor mencit.

D. Teknik Pengambilan Sampel

commit to user 26 Pengambilan sampel sebanyak 28 ekor mencit dilakukan secara incidental sampling.

E. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah the post test only control group design Taufiqqurohman, 2003. Sampel mencit 28 ekor KK : - KP 1 :X 1 KP 2 :X 2 KP 3 :X 3 O O 1 O 2 O 3 Bandingkan dengan uji statistik Keterangan : KK: Kelompok kontrol yang diberi aquades. KP 1 : Kelompok perlakuan 1 yang diberi aquades dan parasetamol dosis toksik. KP 2 : Kelompok perlakuan 2 yang diberi parasetamol dosis toksik dan ekstrak akar pasak bumi dosis I. KP 3 : Kelompok perlakuan 3 yang diberi parasetamol dosis toksik dan ekstrak akar pasak bumi dosis II. -: Pemberian aquades peroral 0,2 ml 20 g berat badan mencit setiap hari selama 14 hari berturut-turut. commit to user 27 X 1 : Pemberian aquades peroral 0,1 ml 20 g berat badan mencit setiap hari selama 14 hari berturut-turut. Pada hari ke-12, 13 dan 14 diberi parasetamol peroral 0,1 ml 20 g berat badan mencit perhari. X 2 : Pemberian ekstrak akar pasak bumi dosis 14 mg 20 g berat badan mencit setiap hari selama 14 hari berturut-turut. Pada hari ke-12, 13 dan 14 diberi parasetamol peroral 0,1 ml 20 g berat badan mencit perhari. X 3 : Pemberian ekstrak akar pasak bumi dosis 21 mg 20 g berat badan mencit setiap hari selama 14 hari berturut-turut. Pada hari ke-12, 13 dan 14 diberi parasetamol peroral 0,1 ml 20 g berat badan mencit perhari. O : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknosis, karyoreksis dan karyolisis dari 100 sel di sentrolobular hepar kelompok kontrol pada hari ke-15. O 1 : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknosis, karyoreksis dan karyolisis dari 100 sel di sentrolobular hepar KP 1 pada hari ke-15. O 2 : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknosis, karyoreksis dan karyolisis dari 100 sel di sentrolobular hepar KP 2 pada hari ke-15. O 3 : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknosis, karyoreksis dan karyolisis dari 100 sel di sentrolobular hepar KP 3 pada hari ke-15.

F. Identifikasi Variabel Penelitian