Atas permasalahan yang telah penulis uraikan diatas, penulis tertarik untuk
membuat skripsi dengan judul Upaya Perlindungan Korban Perkosaan Ditinjau Dari Sudut Pandang Viktimologi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun diatas penulis akan mengangkat pokok permasalahan yang terkait upaya perlindungan korban
perkosaan ditinjau dari sudut pandang viktimologi. Pokok permasalahan yang dikaji yaitu :
1. Mengapa korban perkosaan perlu mendapatkan perlindungan?
2. Apa saja bentuk upaya perlindungan yang dapat diberikan kepada korban
perkosaan?
C. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian haruslah mempunyai tujuan dan manfaat yang ingin dicapai oleh penulis. Tujuan penelitian diperoleh penulis berdasarkan rumusan masalah
yang dibuat. Ada pun tujuan penelitian tersebut yaitu: 1. Tujuan obyektif
a. Untuk mengetahui argumentasi perlunya perlindungan memberikan perlindungan terhadap korban perkosaan.
b. Untuk mengetahui bentuk upaya perlindungan yang dapat diberikan kepada korban perkosaan ditinjau dari sudut pandang viktimologi.
2.Tujuan subyektif
10
F .
f
.
+
.
,
, .
,
F ,
.
,
,
,
,
.
11
- . 123 4 15
6 0 5 0
34 7 4
15 89
: ; ; =
? ;
= A BC D ;E
;F A A
F ? G
? C
A H
I C J
C K ?
L = A ;
G C
M ? L D C C
N OL PC
K ? L E
O B C C
Q A RA SC ;
C L A
T ; ; R
K C C
G U
A E
R AFO= O
G A
. Pembedaan dari penulisan hukum lain adalah pada judul dan tujuan penulisan. Tujuan penelitian
yang hendak dicapai yaitu untuk mengetahui bentuk-bentuk perlindungan terhadap korban perkosaan ditinjau dari sudut pandang viktimologi. Adapun
penulisan hukum lain terkait penulisan hukum ini yaitu, penulisan hukum dengan judul Perlindungan Korban Pemerkosaan Dalam Persidangan Di
Pengadilan Negeri Sleman yang dilakukan oleh Sicilia Septiningrum 060509538, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Rumusan Masalah penulisan ini adalah Bagaimana pelaksanaan perlindungan korban pemerkosaan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Sleman dan
Apakah hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan perlindungan korban pemerkosaan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Sleman, tujuan yang
hendak dicapai dalam penulisan hukum ini adalah untuk memperoleh data tentang pelaksanaan korban perkosaan dalam persidangan di Pengadilan Negeri
Sleman, untuk memperoleh data tentang hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan perlindungan korban pemerkosaan dalam persidangan di
Pengadilan Negeri Sleman. Berdasarkan hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, serta analisis dan pembahasan yang
1 Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana pemerkosaan dalam sistem peradilan pidana di Pengadilan Negeri Sleman
dilakukan dalam hal pemeriksaan dan penyampaian tuntutan jaksa dilaksanakan dalam sidang tertutup untuk umum kecuali pada saat
pembacaan putusan, sidangnya dilakukan secara terbuka dan korban harus didampingi oleh orangtuakeluarga, penasihat hukum, atau dari pihak
kepolisian. Dalam persidangan biasanya korban pemerkosaan juga akan didampingi oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban yang akan selalu
memantau perkembangan si korban, jika si korban memerlukan rumah aman, LPSK menyiapkan, jika korban memerlukan psikiater akan
disiapkan. Dalam putusan Pengadilan Negeri Sleman juga sudah memberikan perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana.
2 Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan perlindungan hak korban pemerkosaan dalam sistem peradilan pidana di Pengadilan Negeri Sleman
adalah dalam pembuktian atau saksi. Untuk pemerkosaan harus ada unsur pendukungnya, jadi lemah sekali unsur pembuktiannya dan biasanya
korban dan pelaku seringnya selalu menutup diri. Tidak adanya saksi juga akan menghambat proses penyidikan di Kepolisian, penuntutan kejaksaan
serta penjatuhan putusan di Pengadilan. Korban pemerkosaan biasanya sudah dilupakan orang dari sistem peradilan pidana lebih fokus pada
pelaku pemerkosaan. Kurangnya perhatian yang diberikan terhadap korban, akan melemahkan bekerjanya sistem peradilan pidana.
2. Penulisan hukum lain terkait penulisan hukum ini yaitu, penulisan hukum dengan judul Pemenuhan Hak Wanita Sebagai Korban Kekerasan Seksual di
Ranah Publik dalam Proses Penyidikan yang dilakukan oleh Winda Nopriani Tobing 090510112, mahasiswa
V
akultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Rumusan masalah penulisan ini adalah bagaimanakah pemenuhan
hak wanita sebagai korban kekerasan seksual di ranah publik dalam proses penyidikan, tujuan yang hendak dicapai penulisan hukum ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pemenuhan hak wanita sebagai korban kekerasan seksual dalam proses penyidikan oleh tim penyidikkepolisian. Hasil penelitian
ini adalah wanita yang menjadi korban kekerasan seksual di ranah publik dalam proses penyidikan mempunyai hak-hak sebagai berikut:
a. Hak untuk memperoleh rasa aman atau mendapatkan perlindungan secara khusus, apabila korban dan keluarga korban mendapatkan ancaman dari
pihak pelaku, keluarga pelaku atau pihak lain
W
b. Hak memperoleh kerahasiaan identitas termasuk kerahasiaan keluarga korban
W
c. Hak untuk memperoleh atau mendapatkan pendampingan danatau bantuan hukum dalam setiap tingkat pemeriksaan
W
d. Hak kompensasi, restitusi atau ganti kerugian sebagai hal yang pantas ia terima karena kedudukannya sebagai korban
X
e. Hak mendapatkan pemulihan, baik secara fisik, mental atau rehabilitasi danatau pembinaan
X
f. Hak memperoleh pelayanan kesehatan
X
g. Hak untuk menerima atau menolak saksi, apabila kehadiran saksi membahayakan dirinya
X
h. Hak untuk mengetahui setiap perkembangan proses pemeriksaan atau persidangan
X
i. Hak untuk mendapatkan keadilan dan kejelasan dalam perkembangan kasus yang dialaminya.
Serta realisasi pemenuhan hak korban tidak berjalan sesuai ketentuan hukum yang mengaturnya. Bukan hanya permasalahan bentuk pelayanan yang
diberikan tim penyidik tetapi juga permasalahan prosedur serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh tim penyidik menjadi kendala. Ketentuan hukum
baik, namun tidak sesuai dengan fakta dilapangan.
F. Batasan Konsep