28
Bank dengan total asset relatif besar akan mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total revenue yang relatif
besar sebagai
akibat aktivitas
yang meningkat.
Dengan meningkatnya total revenue tersebut maka akan meningkatkan laba
perusahaan sehingga kinerja keuangan akan lebih baik. ROA =
x 100
H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional,
berdasarkan rasio profitabilitas.
2.1.5.3 Rasio Likuiditas
Menurut Harahap 2009:301, Rasio Likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya yang sewaktu-waktu ini, maka perusahaan harus mempunyai aset-aset
lancar yang jumlahnya harus lebih besar dari kewajiban-kewajiban lancarnya.
Dalam penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Loan to Deposit Ratio LDR. Loan to Deposit Ratio LDR adalah
rasio perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh pihak bank yang bersangkutan.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah
29
menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya.
Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan
kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Jika rasio LDR bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,
maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan
efektif. Dengan meningkatnya laba, maka kinerja keuangan bank tersebut akan lebih baik.
LDR = x 100
H3 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional, berdasarkan rasio
likuiditas.
2.1.5.4 Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi
adalah perbandingan
antara biaya
operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan
kegiatan operasinya. Rasio yang digunakan adalah Operating Efficiency OER atau BOPO.
Dalam kasus
perusahaan yang
bergerak dibidang
perbankan, efisiensi operasional dilakukan untuk mengetahui apakah
30
bank dalam operasinya yang berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan
manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi juga berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah
bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna Mawardi, 2005.
Pada penelitian ini variabel BOPO diambil sebagai salah satu variabel atau faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank,
karena bagaimanapun juga jika kita berbicara mengenai kinerja suatu perusahaan pastilah juga berhubungan dengan efisiensi operasi
perusahaan tersebut. Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan
untuk mengukur
kemampuan manajemen
bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional
yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah persentasenya
semakin kecil.
BOPO = x 100
H4 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional, berdasarkan rasio
efisiensi.
31
2.1.5.5 Rasio Kualitas Aktiva Produktif