Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay

(1)

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

ADINUGRAHA PRASONGKOPUTRA 109082000104

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2013M/1434H


(2)

ii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Adinugraha Prasongkoputra 109082000104

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, 14 Maret 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Adinugraha Prasongkoputra

2. NIM : 109082000104

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Maret 2013


(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Rabu 14 Juli 2013 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Adinugraha Prasongkoputra

2. NIM : 109082000104

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Adinugraha Prasongkoputra

No. Induk Mahasiswa : 109082000104

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggung jawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau

tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini

jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Adinugraha Prasongkoputra 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Oktober 1991

3. Alamat : Komplek Antara 1 nomor 46 04/10, Bintara Jaya, Bekasi Barat

4. Telepon : 085692056088

5. Email :adinugraha.2009@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN 07 Pondok Kelapa Jakarta Timur Tahun 1997-2003 2. SLTPN 139 Jakarta Timur Tahun 2003-2006

3. SMAN 91 Jakarta Timur Tahun 2006-2009

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Peserta seminar dan company visit “Understanding The New Roles of

Internal Audit in Detecting and Preventing Fraud” oleh SPA FEUI.

2. Peserta seminar, training, dan company visit Empowering Nations in Achieving IFRS Convergence 2012, Insurance Contract, Mineral Resource, and Financial Instrument”, Universitas Indonesia.

3. Peserta seminar dan training “The 12th Indonesia Capital Market Student Studies International Conference, Seminar and Training”,

Universitas Indonesia.

4. Peserta Seminar “Data Precessing Tools in Information and Technology

Audit to Cope with Complex Business Transaction”, Universitas

Indonesia.

5. Peserta training “Managing Risk in Banking Industry Through

Assessment of Risk Based Audit”, Universitas Indonesia.

6. Peserta workshop Zahir Accounting Software 5.1, STAN

7. Peserta training “Forecasting and Valuation” oleh Binainsan Konsulindo.


(7)

vii IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tahun 2010 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Anang Prasongko, SH

Ibu : Diah Rachmah Komala, SE

Adik : Windy Septiana Dewi

Cindy Adinda Mariana


(8)

viii ABSTRACT

The Influencing Factors of Audit Delay

The purpose of this research is examining the factors which influence audit delay on financial companies that listed in Indonesia Stock Exchange during 2007-2011. Those factors are company size, profitability, leverage, and public accountant firm size. This research sample was selected by purposive sampling method. The sample was taken from fifty-five listed financial companies in Indonesia Stock Exchange. Analysis methods, which were used, are descriptive analysis, the assumptions of classical test, and multiple linear regression. The result of multiple linear regression shows that audit delay is significantly influenced by profitability and public accountant firm size. And the result of adjusted R2 is 9.7%, which means that company size, profitability, leverage, and public accountant firm size just explains 9.7% of audit delay variable.

Keywords: audit delay, company size, profitability, leverage, and public accountant firm size


(9)

ix ABSTRAK

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2011. Faktor-faktornya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP. Sampel pada penelitian ini dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Sampel yang diperoleh dari lima puluh lima perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan pengamatan selama lima tahun, sehingga sampel yang terpilih sebanyak 275 sampel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji regresi berganda. Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa

audit delay secara signifikan dipengaruhi oleh profitabilitas dan ukuran KAP. Dan nilai adjusted R2 sebesar 9.7%, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP hanya mampu menjelaskan variabel audit delay sebesar 9.7%.

Kata kunci: audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP


(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kehidupan, rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay”, yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayah dan Ibu, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasehat, kesabaran dan pengorbanan yang begitu luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis. 2. Adikku Windy dan Cindy, yang selalu memberikan dukungan dan keceriaan

kepada penulis.

3. Bapak Dr. Yahya Hamja selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kesempatan, meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, dan memberikan banyak masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Wilda Farah, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan kesempatan, meluangkan waktu, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Dr. Rini, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.


(11)

xi

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmunya, serta seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Sahabat dan teman penulis, Yusniar Rahmania SE yang memberikan dukungan kepada penulis selama mengerjakan skripsi ini. Terima kasih banyak.

10. Semua teman-teman ACID 2009. Terima kasih atas segala pengalaman dan kegembiraan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga hubungan persahabatan kita semua akan terus berjalan.

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, tanpa mengurangi rasa hormat, saya ucapkan terima kasih banyak atas masukan, dukungan, dan kenangan lainnya.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Dengan demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak sebagaimana mestinya.

Jakarta, 9 Juli 2013


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Lembar Pengesahan Skripsi...ii

Lembar Pengesahan Ujian Kompre ...iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...v

Daftar Riwayat Hidup ...vi

Abstract ...viii

Abstrak ...ix

Kata Pengantar ...x

Daftar Isi ...xii

Daftar Tabel ...xv

Daftar Gambar ...xvi

Daftar Lampiran ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...10

C. Tujuan Penulisan ...11

D. Manfaat Penulisan ...11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...13

A. Landasan Teoritis ...13

1. Auditing ...13

a. Definisi Audit ...13

b. Standar auditing ...14

2. Teori Sinyal ...17

3. Teori Efisiensi Pasar ...18

4. Laporan Audit ...19

5. Audit Delay...21

6. Ukuran Perusahaan...23


(13)

xiii

8. Leverage ...24

9. Ukuran KAP ...25

B. Penelitian Sebelumnya ...27

C. Kerangka Berpikir ...30

D. Keterkaitan antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis ...31

1. Ukuran Perusahaan ...31

2. Profitabilitas ...31

3. Leverage ...32

4. Ukuran KAP ...33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...34

A. Ruang Lingkup Penelitian ...34

B. Metode Penentuan Sampel ...34

C. Metode Pengumpulan Data ...35

D. Metode Analisis Data ...35

1. Statistik Deskriptif ...36

2. Uji Asumsi Klasik ...36

a. Uji Normalitas ...36

b. Uji Heteroskedastisitas ...37

c. Uji Multikolinearitas...38

d. Uji Autokorelasi ...38

3. Uji Hipotesis ...39

a. Koefisien Determinasi ...40

b. Uji Statistik t ...40

c. Uji Statistik F ...41

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian...42

1. Variabel Dependen ...42

2. Variabel Independen ...42

a. Ukuran Perusahaan...43

b. Profitabilitas ...43

c. Leverage ...44


(14)

xiv

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...46

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...46

B. Analisis dan Pembahasan ...48

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...48

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...51

a. Hasil Uji Normalitas ...51

b. Hasil Uji Multikolinearitas ...53

c. Hasil Uji Autokorelasi ...55

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...56

3. Hasil Uji Hipotesis ...58

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ...58

b. Hasil Uji Statistik t ...59

c. Hasil Uji Statistik F ...66

BAB V PENUTUP ...68

A. Kesimpulan ...68

B. Implikasi ...70

C. Keterbatasan ...71

D. Saran ...71


(15)

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ...27

Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Penelitian ...45

Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian ...47

Tabel 4.2 Rincian Sampel Penelitian ...48

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ...49

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ...54

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ...55

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...58

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t ...60


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...30 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ...52 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik ...57


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman Lampiran 1 Data Perusahaan Sampel Penelitian ...77 Lampiran 2 Hasil Pengujian SPSS 17 ...87


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang digunakan sebagai informasi oleh investor, calon investor, manajemen, kreditor, regulator, dan para pengguna lainnya untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan juga memiliki fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna laporan keuangan membutuhkan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu dalam pengambilan keputusan.

Menurut PSAK 1 (IAI, 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Kieso, Weygrandt, dan Warfield (2011), pada kerangka konseptual laporan keuangan dinyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan adalah karakteristik kualitatif utama dalam mendukung relevansi laporan keuangan. Manfaat laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Menurut Givoly dan Palmon (1982) dalam Septriana (2010), salah satu faktor penting dalam menentukan


(19)

2 ketepatan waktu pelaporan keuangan dan pengumuman laba adalah lamanya waktu penyelesaian audit. Keinginan untuk menyajikan laporan keuangan tepat waktu sering dihadapkan dengan berbagai kendala. Salah satu kendala adalah adanya keharusan laporan keuangan untuk diaudit oleh akuntan publik (Indriyani, 2012).

Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan telah menyajikan informasi yang andal dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Menurut Boynton, Johson, dan Kell (2006), tujuan utama audit laporan keuangan adalah untuk menambah keandalan atas laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen.

Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber informasi bagi para pengguna laporan keuangan juga semakin tinggi. Menurut Ang (1997) dalam Respati (2004), informasi merupakan kebutuhan yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi di pasar modal. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan mereka melakukan transaksi di pasar modal.

Ahmad dan Kamarudin (2003) mendefinisikan audit delay sebagai selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Abdulla (1996) dalam Modugu (2012), menjelaskan bahwa


(20)

3 semakin pendek jangka waktu antara tanggal berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal publikasi laporan keuangan, semakin besar pula manfaat yang diperoleh para pengguna laporan keuangan. Sebaliknya, keterlambatan dalam mempublikasikan laporan keuangan akan mendorong ketidakpastian dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, kondisi ini sering disebut audit delay.

Audit delay, yang menyebabkan lamanya publikasi laporan keuangan, dapat sangat merugikan investor karena dapat meningkatkan asimetri informasi dan menimbulkan rumor dari para pelaku pasar yang membuat pasar menjadi tidak pasti. Di Indonesia, menurut keputusan Ketua Bapepam No.KEP 36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan, laporan keuangan yang telah diaudit wajib disampaikan kepada Bapepam-LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga terhitung sejak tanggal terakhir tahun buku. Publikasi yang melebihi batas waktu yang disyaratkan Bapepam-LK menyebabkan audit delay yang akan mengindikasikan terdapat masalah dalam laporan keuangan sehingga memerlukan waktu yang lebih lama bagi auditor dalam menyelesaikan audit atas laporan keuangan emiten tersebut. Harian Bisnis Indonesia (11/02/2013), mengutip ada tiga emiten terkena denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Produsen migas dari Grup Bakrie Energi Mega serta Citra Kebun mendapatkan sanksi denda


(21)

4 masing-masing Rp50 juta dan peringatan tertulis II. Keduanya belum menyampaikan laporan keuangan per 30 September 2012. Sementara itu, Berlian Tanker terkena sanksi tambahan denda Rp150 juta dan peringatan tertulis III. Sanksi denda jatuh karena perseroan tidak menyampaikan laporan keuangan unaudited untuk laporan keuangan interim per 30 September 2012 dan laporan keuangan per 31 Desember 2011. Hal ini disampaikan Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Perusahaan Sektor Riil BEI I Gede Nyoman Yetna dan Kepala Divisi Penilaian Sektor Jasa BEI Umi Kulsum, Jumat (8/2). Dari total 454 perusahaan, 448 perusahaan telah menyampaikan laporan keuangan dan enam lainnya belum menyampaikan. Sembilan emiten tidak wajib menyampaikan laporan karena mereka listing di bursa antara November 2012-Januari 2013.

Dari contoh kasus tersebut terlihat bahwa perusahaan yang terlambat dalam mempublikasikan laporan keuangan akan mendapat denda dari regulator, namun sebenarnya denda tersebut tidak sebanding dengan kerugian yang akan didapat investor dan pengguna laporan keuangan lainnya karena mereka tidak akan bisa mengambil keputusan di pasar saham. Menurut Wiwik (2006), keterlambatan publikasi laporan keuangan sangat merugikan investor karena dapat meningkatkan asimetris informasi di pasar, insider trading, dan memunculkan rumor yang membuat pasar menjadi tidak pasti. Ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan tahunan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut kepada publik. Menurut Dyer dan McHugh (1975), ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan


(22)

5 elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan (Aryati, 2005).

Melihat pentingnya jangka waktu penyelesaian audit atas laporan keuangan, disebut audit delay, sebagai faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sekaligus nilai informatif laporan keuangan bagi para pengguna laporan keuangan, penulis beranggapan bahwa

audit delay merupakan suatu objek yang masih perlu diteliti lebih lanjut. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi audit delay, seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP. Auditor cenderung akan memerlukan waktu yang lebih banyak dalam mengaudit perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan lebih besar. Salah satu ukuran perusahaan ini dapat dinilai dengan total aset perusahaan. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Modugu (2012) yang meneliti perusahaan di Nigeria dan Ayoib (2008) yang meneliti perusahaan-perusahaan di Malaysia, hasilnya ukuran perusahaan-perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay.

Dalam hal profitabilitas, perusahaan yang memiliki profitabilitas baik akan cenderung ingin mempublikasikan laporan keuangan auditannya lebih cepat agar dapat memberi sinyal positif untuk para penggunanya dalam mengambil keputusan. Profitabilitas diukur menggunakan rasio laba bersih


(23)

6 terhadap aset (ROA) dan rasio laba terhadap ekuitas (ROE). Sebaliknya, perusahaan dengan profitabilitas buruk akan cenderung menunda publikasi laporan keuangan auditannya karena hal itu akan menimbulkan sinyal yang buruk bagi para penggunanya (Givoly dan Palmon, 1982) dalam (Aryati, 2005). Leverage perusahaan juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi audit delay, leverage diukur berdasarkan rasio hutang terhadap ekuitas perusahaan. Hal ini senada dengan penelitian Indriyani (2012) yang meneliti perusahaan-perusahaan publik di Indonesia dan Malaysia, hasilnya audit report lag di Indonesia dan Malaysia secara simultan dipengaruhi oleh profitabilitas dan debt equity ratio.

Auditor berperan sangat penting dalam menyediakan laporan keuangan auditan dan laporan audit berisi opini yang berdasarkan keyakinan profesional auditor. Menurut Gilling (1997), terdapat hubungan positif antara

audit delay terhadap ukuran KAP. Subekti (2004), Rachmawaty (2008), dan Ayoib (2008) menemukan adanya pengaruh signifikan antara audit delay

terhadap ukuran KAP.

Pada penelitian ini, penulis mengacu pada lima jurnal, jurnal tersebut

ditulis oleh Sulthoni (2012) berjudul “Determinan Audit Delay dan

Pengaruhnya terhadap Reaksi Investor”, Modugu et al (2012) berjudul “Determinants Audit Delay in Nigerian Companies: Empirical Evidence”, Indriyani et al (2012) yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Audit Report Lag”, Ayoib (2008) yang berjudul “Audit Delay of Listed Companies: A Case of Malaysia”, dan Rachmawati (2008) yang berjudul


(24)

7

“Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay

dan Timeliness”. Dari kelima jurnal utama ini, terdapat beberapa variabel yang sama, seperti ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, tingkat leverage, dan ukuran KAP.

Sulthoni (2012) melakukan penelitian mengenai determinan audit delay

dan pengaruh audit delay terhadap reaksi investor pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2007 sampai dengan 2008. Ada dua model yang diuji, model yang pertama menguji determinan yang mempengaruhi audit delay. Ada beberapa variabel independen yang diteliti, diantaranya ukuran perusahaan, kinerja keuangan, jenis industri, rasio utang, ukuran KAP, dan opini auditor. Tiga variabel memberikan pengaruh signifikan terhadap audit delay yaitu jenis industri, kinerja keuangan, dan ukuran KAP, sedangkan tiga variabel lainnya yaitu ukuran perusahaan, opini auditor, dan rasio utang tidak memberikan pengaruh. Model kedua menguji pengaruh audit delay terhadap reaksi investor yang diproksikan dengan

abnormal return dan trading volume activity. Hasilnya audit delay

memberikan pengaruh signifikan terhadap reaksi investor.

Indriyani (2012) melakukan penelitian mengenai audit delay pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dan KLSE selama periode 2009 sampai dengan 2010. Hasil penelitian tersebut adalah audit delay di Indonesia dan Malaysia secara simultan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, laba rugi perusahaan, dan debt to equity ratio. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay


(25)

8 di Indonesia dan di Malaysia, debt to equity ratio secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay di Indonesia.

Rachmawati (2008) melakukan penelitian mengenai audit delay pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan faktor internal perusahaan, yaitu profitability, solvability,

internal auditor, ukuran perusahaan, dan faktor ekternal perusahaan yaitu ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay dan timeliness. Masing-masing memiliki koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 12.3% dan 7.9%.

Di Nigeria, Modugu (2012) melakukan penelitian mengenai audit delay

terhadap perusahaan-perusahaan publik di Nigeria selama periode 2009 sampai dengan 2011. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa multinasionalitas perusahaan, ukuran perusahaan, dan fee audit

mempengaruhi audit delay. sedangkan debt to equity ratio, profitabilitas, ukuran KAP, dan jenis industri tidak mempengaruhi audit delay. Audit delay

untuk masing-masing perusahaan membutuhkan waktu minimal 30 hari dan maksimal 276 hari untuk mempublikasikan annual report.

Di Malaysia, Ayoib (2008) melakukan penelitian mengenai audit delay

terhadap 343 perusahaan yang terdaftar di KLSE pada periode 1993. Rata-rata audit delay adalah 114 hari dengan minimal waktu audit delay 20 hari dan maksimal waktu audit delay 442 hari. Determinan audit delay di Malaysia dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan,


(26)

9

directors’ shareholdings, ukuran KAP, opini audit, dan profitabilitas

perusahaan.

Dalam penelitian ini, objek sampel yang digunakan oleh penulis adalah perusahaan yang bergerak pada industri keuangan. Hal ini didorong oleh beberapa alasan, diantaranya perusahaan keuangan yang terdiri dari sektor perbankan, sekuritas, asuransi, dan lainnya memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Perusahaan keuangan tersebut berfungsi menghimpun dana dari masyarakat yang ingin menabung atau berinvestasi dimana perusahaan keuangan mengelola dana dengan jumlah yang sangat besar dan sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia terutama dalam hal moneter. Alasan lain mengapa penelitian ini membahas mengenai audit delay

karena cukup banyak penelitian yang membahas mengenai audit delay dan penulis ingin mengetahui lebih dalam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay, khususnyapada industri keuangan.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu objek sampel yang diambil adalah perusahaan yang bergerak pada industri keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 sampai dengan 2011. Selain itu, variabel yang digunakan pada penelitian ini mengkombinasikan beberapa variabel yang digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya dari jurnal utama yang digunakan oleh penulis. Penulis tertarik untuk meneliti kembali apakah hasil penelitian tersebut relevan bila diterapkan pada laporan keuangan auditan tahun 2007 sampai dengan 2011 dalam industri keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(27)

10 Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengembangkan penelitian sebelumnya mengenai “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Audit Delay”.

Adapun variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay?

3. Apakah leverage dalam bentuk rasio hutang terhadap ekuitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay?

4. Apakah ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini ingin menemukan bukti empiris mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay. 2. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap audit delay.

3. Menganalisis pengaruh leverage dalam bentuk rasio hutang terhadap ekuitas perusahaan terhadap audit delay.

4. Menganalisis pengaruh ukuran KAP terhadap audit delay. D. Manfaat Penelitian


(28)

11 1. Bagi mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai audit dan industri keuangan.

2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.

3. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sebagai pemenuhan persyaratan akademik guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

4. Bagi auditor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan referensi dalam melakukan perencanaan audit yang lebih baik dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan audit dengan mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay.

5. Bagi regulator, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan bahan pertimbangan mengenai audit delay yang terjadi, dan dapat menjadi masukan ketika merancang kebijakan dan peraturan mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan emiten.

6. Bagi perusahaan keuangan, untuk memberikan bahan pertimbangan bagi manajemen agar penyajian laporan keuangan auditan dapat dihasilkan tepat waktu sehingga dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.


(29)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis 1. Auditing

a. Definisi Audit

Menurut Boynton Johnson, dan Kell (2006), auditing adalah suatu proses sistematik memperoleh dan mengevaluasi bukti mengenai asersi-asersi tentang aktivitas dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada para pihak berkepentingan.

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2010), auditing adalah proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing

seharusnya dilakukan oleh seorang independen dan kompeten.

Agoes (2004) mendefinisikan auditing adalah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.


(30)

13 Berdasarkan definisi auditing yang dikemukakan para ahli, auditing

merupakan proses sistematik dalam pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi tentang aktivitas ekonomi entitas yang dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten untuk menentukan tingkat kesesuaian asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Standar Profesional Akuntan Publik Per 31 Maret 2011 SA Seksi 110.1 menjelaskan secara umum tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Dalam pernyataan yang sama, Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) juga menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.

b. Standar auditing

Standar auditing merupakan pedoman umum untuk membantu auditor dalam memenuhi tanggung jawab dan profesionalisme mereka dalam mengaudit laporan keuangan. Standar auditing juga mencakup pertimbangan


(31)

14 dalam kualitas profesional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bukti (Arens, et al, 2010).

Sepuluh standar auditing dibuat oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang disusun oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP).

1) Standar umum

a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan auditor.

c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2) Standar pekerjaan lapangan

1) Pekerjaan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang harus dilakukan.

3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang


(32)

15 memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3) Standar pelaporan

1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.

2) Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada inkonsistensi penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus disajikan secara memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

4) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal mana auditor dihubungkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.


(33)

16 2. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal menyatakan bahwa terdapat kandungan informasi pada pengumuman suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan pihak potensial lainnya dalam mengambil keputusan ekonomi. Suatu pengumuman dikatakan mengandung informasi apabila dapat memicu reaksi pasar, yaitu dapat berupa perubahan harga saham atau abnormal return. Apabila pengumuman tersebut memberikan dampak positif berupa kenaikan harga saham, maka pengumuman tersebut merupakan sinyal positif. Namun jika pengumuman tersebut memberikan dampak negatif, maka pengumuman tersebut merupakan sinyal negatif. Berdasarkan teori ini maka pengumuman laporan keuangan atau laporan audit merupakan informasi yang penting dan dapat mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan (Scott, 2010). Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pengambilan keputusan dari investor. Semakin penjang audit delay menyebabkan ketidakpastian pergerakan harga saham (Wiwik, 2006). Investor dapat mengartikan lamanya

audit delay disebabkan perusahaan memiliki bad news yang dianggap sebagai sinyal negatif karena tidak segera mempublikasikan laporan keuangannya, yang akan berakibat pada penurunan harga saham perusahaan.


(34)

17 3. Teori Efisiensi Pasar

Pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana efek yang diperdagangkan merefleksikan semua informasi yang mungkin terjadi dengan cepat dan akurat (Ang, 1997). Konsep teori ini menyatakan bahwa faktor informasi yang tersedia dimasukkan oleh pemodal dalam pengambilan keputusan sehingga terefleksi dalam harga transaksi yang dilakukan pemodal. Jadi harga yang berlaku di pasar mengandung faktor informasi tersebut. Bentuk efisiensi pasar dapat dilihat dari ketersediaan informasi atau dapat dilihat juga dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan. Scott (2010) mengemukakan bahwa efisiensi pasar yang ditinjau dari sudut informasi disebut efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market), sedangkan efisiensi pasar yang ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market).

Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi. Scott (2010) menyajikan tiga macam bentuk efisiensi pasar secara informasi, yaitu:


(35)

18 a. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form).

Apabila harga-harga dari sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) informasi masa lalu maka pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah.

b. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi-strong form).

Apabila harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan keuangan perusahaan emiten maka pasar dikatakan efisiensi dalam bentuk setengah kuat.

c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form).

Apabila harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang bersifat privat maka pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat.

Manfaat utama teori ini adalah penyampaian laporan keuangan dan laporan audit oleh perusahaan merupakan salah satu informasi yang digunakan investor dalam pengambilan keputusan. Nilai dari penyampaian laporan keuangan dan laporan audit akan terefleksi pada harga transaksi yang dilakukan investor di pasar.

4. Laporan Audit (Audit Report)

Laporan audit adalah media yang digunakan auditor untuk berkomunikasi dengan pengguna laporan keuangan. Auditor menyatakan pendapat mengenai


(36)

19 kewajaran laporan keuangan auditan di dalam laporan audit. Pendapat auditor disajikan dalam suatu laporan tertulis berupa laporan audit baku. Isi laporan audit baku terikat pada format yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf, yaitu paragraf pengantar (introductory paragraph), paragraf lingkup (scope paragraph), dan paragraf pendapat (opinion paragraph).

Paragraf pertama adalah paragraf pengantar laporan audit baku. Di dalam paragraf pengantar terdapat tiga fakta yang diungkapkan oleh auditor (Mulyadi, 2002): (1) tipe jasa yang diberikan oleh auditor, (2) objek yang di audit, (3) pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan tanggung jawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan berdasarkan hasil audit. Pada paragraf ini terdapat tiga kalimat, yaitu kalimat pertama menjelaskan laporan keuangan yang menjadi objek sasaran audit, kalimat kedua menjelaskan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan, dan kalimat ketiga menjelaskan tanggung jawab auditor atas pendapat yang dinyatakan pada laporan audit.

Pada paragraf lingkup, auditor menyatakan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dan beberapa penjelasan tambahan. Selain itu paragraf ini juga berisi pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan standar


(37)

20 audit tersebut dapat memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.

Paragraf pendapat digunakan auditor untuk menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material berdasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berterima umum.

5. Audit Delay

Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh KAP. Dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-36.PM/2003 No peraturan X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala diatur bahwa perusahaan selambat-lambatnya harus menyampaikan laporan keuangan tahunan pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Ketika perusahaan melanggar aturan ini, maka akan ada sanksi yang dikenakan oleh Bapepam-LK. Sanksi yang dikenakan bertingkat mulai dari teguran tertulis, teguran kedua berupa denda Rp10.000.000 hingga penghentian sementara perdagangan saham perusaham itu di BEI ketika perusahaan tersebut belum juga memperbaiki kelalaiannya dalam waktu 30 hari sejak diterimanya teguran tertulis kedua.


(38)

21 Dalam penelitian ini, audit delay yang dimaksud adalah lamanya waktu yang dibutuhkan auditor untuk menghasilkan laporan audit atas kinerja keuangan suatu perusahaan. Lamanya waktu audit ini dihitung dari selisih tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan sampai dengan tanggal laporan audit yang dikeluarkan oleh KAP. Hal ini sesuai dengan definisi Rachmawati (2008), dimana audit delay adalah rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan tahunan yang diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal tertera pada laporan auditor independen. Selisih jarak waktu antara berkhirnya tahun fiskal dengan tanggal diterbitkannya laporan audit inilah yang disebut audit delay.

Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan yang telah diaudit merupakan hal yang penting terutama bagi perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Keterlambatan pelaporan keuangan yang telah diaudit secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai sinyal buruk bagi perusahaan karena keterlambatan informasi yang diterima dapat menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal.

Sementara di satu sisi, publik khususnya investor menuntut auditor untuk dapat menyelesaikan laporan audit secara tepat waktu. Pada sisi lain, proses


(39)

22 audit merupakan aktivitas yang membutuhkan waktu dimana auditor harus memenuhi standar auditing seperti standar umum ketiga yang menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian, dan standar pekerjaan lapangan menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan bukti audit yang memadai. Dengan adanya standar inilah yang memungkinkan auditor dapat menunda mempublikasikan laporan keuangan auditan, apabila dirasakan perlu memperpanjang waktu audit ketika menemukan berbagai peristiwa yang menimbulkan keraguan di dalam proses audit (Panjaitan, 2010).

6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Ukuran dapat diukur berdasarkan total aset, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan, rata-rata total aset, dan ekuitas (Almilia dan Devi, 2007). Menurut Dyer dan McHugh (1975), manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi audit delay dan penundaan laporan keuangan yang disebabkan karena perusahan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan regulator. Sehingga, perusahaan yang memiliki aset lebih besar cenderung akan menerbitkan laporan keuangannya secara tepat waktu, agar para pemegang kepentingan lebih cepat dan tepat dalam pengambilan keputusan.


(40)

23 7. Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset atau ekuitas dalam menghasilkan laba bagi perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan satu rasio saja untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan dalam industri keuangan yang terdaftar di BEI, yaitu return on assets (ROA). ROA adalah suatu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan didalam operasional bisnisnya dengan memanfaatkan sumber daya asetnya. Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil investasi pada asetnya dan begitu pula sebaliknya.

Menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe (2005), return on assets (ROA) dirumuskan sebagai berikut:

ROA= 8. Leverage

Rasio leverage atau rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang. Menurut Kasmir (2009), rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan


(41)

24 perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi.

Menurut Brigham dan Houston (2009), rasio leverage memiliki tiga implikasi penting yaitu:

a) Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.

b) Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil risiko yang harus dihadapi kreditor.

c) Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar, atau

“diungkit” (leveraged). 9. Ukuran KAP

Pada penelitian ini variabel ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dibagi menjadi dua kelompok, yaitu auditor yang berafiliasi dengan KAP bertaraf internasional (Big Four) dan KAP lokal. Auditor Big Four merupakan auditor yang sudah diakui dimana hasil kerja, reputasi, dan keahlian mereka bisa dikatakan lebih tinggi dari auditor non Big Four. Dengan reputasi yang sudah


(42)

25 diakui, auditor big four akan berusaha secara sunguh-sungguh untuk mempertahankan pasarnya, kepercayaan semua pihak, dan reputasinya dengan memberikan perlindungan kepada publik melalui hasil laporan auditnya. Jika auditor Big Four tidak dapat mempertahankan reputasinya, maka masyarakat tidak dapat member kepercayaan lagi terhadap mereka, sehingga reputasi mereka akan hancur dengan sendirinya. Contohnya KAP Arthur Anderson yang terlibat dalam skandal kasus Enron. Untuk menjaga reputasinya, auditor

Big Four akan bekerja dengan lebih cermat, teliti, efektif, dan efisien yang disertai dengan pengalamannya akan mencapai hasil kerja yang maksimal. Menurut Arens et al (2010), Kantor Akuntan Publik (KAP) bertanggung jawab untuk mengaudit laporan keuangan yang dipublikasikan oleh seluruh perusahaan yang telah go public, sebagian besar dari perusahaan besar, dan banyak pula dari perusahaan kecil, serta organisasi nirlaba. Sebutan KAP merefleksikan bahwa auditor menyatakan pendapat atas laporan keuangan diwajibkan telah berlisensi sebagai akuntan publik, sering pula disebut auditor eksternal untuk membedakan dengan auditor internal.

Faktor ukuran KAP yang melakukan penugasan audit juga diduga memiliki pengaruh terhadap audit delay dan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Penellitian ini akan membagi ukuran KAP berdasarkan adanya ikatan dengan KAP yang memiliki reputasi internasional, yaitu KAP Big Four


(43)

26 B. Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya

Judul dan

Peneliti Variabel

Metode

Penelitian Hasil Penelitian Determinan Audit

Delay dan Pengaruhnya terhadap Reaksi Investor

Sulthoni (2012)

Ukuran perusahaan, kinerja keuangan, jenis industri, rasio utang, ukuran KAP, opini auditor, audit delay, abnormal return, dan trading activity volume

Regresi Berganda

Ada dua model yang diuji, model yang pertama menguji determinan yang mempengaruhi audit delay. Ada beberapa variabel independen yang diteliti, diantaranya ukuran perusahaan, kinerja keuangan, jenis industri, rasio utang, ukuran KAP, dan opini auditor. Tiga variabel memberikan pengaruh signifikan terhadap audit delay yaitu jenis industri, kinerja keuangan, dan ukuran KAP, sedangkan tiga variabel lainnya yaitu ukuran perusahaan, opini auditor, dan rasio utang tidak memberikan pengaruh. Model kedua menguji pengaruh audit delay terhadap reaksi investor yang diproksikan dengan abnormal return dan trading volume activity. Hasilnya audit delay memberikan pengaruh signifikan terhadap reaksi investor.


(44)

27 Tabel 2.1 (Lanjutan)

Judul dan Peneliti Variabel Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Determinants Audit Delay in Nigerian Companies:

Empirical Evidence

Modugu (2012)

Multinasionalitas perusahaan, ukuran perusahaan, fee audit,

debt to equity ratio,

profitabilitas, ukuran KAP, jenis industri,

audit delay

Ordinary Least Square Regression

Hasil penelitian menunjukkan bahwa multinasionalitas perusahaan, ukuran perusahaan, dan fee audit

mempengaruhi audit delay. sedangkan debt to equity ratio,

profitabilitas, ukuran KAP, dan jenis industri tidak mempengaruhi audit delay. Audit delay untuk masing-masing perusahaan membutuhkan waktu minimal 30 hari dan maksimal 276 hari untuk mempublikasikan annual report.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Audit Report Lag

Indriyani (2012)

Ukuran perusahaan, profitabilitas, laba rugi perusahaan, debt to equity ratio, dan

audit delay

Multiple Linear Regression

Hasil penelitian adalah audit delay di Indonesia dan Malaysia secara simultan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, laba rugi perusahaan, dan debt to equity ratio. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay di Indonesia dan di Malaysia, debt to equity ratio secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay di Indonesia.


(45)

28 Tabel 2.1 (Lanjutan)

Judul dan Peneliti Variabel Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Audit Delay of Listed Companies: A Case of Malaysia

Ayoib (2008)

Ukuran perusahaan, kompleksitas

perusahaan, directors’

shareholdings,

ukuran KAP, opini audit, profitabilitas perusahaan, dan audit delay

Multivariate Analysis

Rata-rata audit delay adalah 114 hari dengan minimal waktu audit delay 20 hari dan maksimal waktu audit delay

442 hari. Determinan audit delay di Malaysia dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan,

directors’ shareholdings, ukuran KAP, opini audit, dan

profitabilitas perusahaan.

Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap

Audit Delay dan

Timeliness

Rachmawati (2008)

Profitability,

solvability, internal auditor, ukuran perusahaan, ukuran KAP, audit delay, dan timeliness

Multiple Regression

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitability, solvability, internal auditor, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay dan timeliness


(46)

29 C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Uji Asumsi Klasik

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay

Perusahaan Industri Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011

Ukuran Perusahaan

Audit Delay

Ukuran KAP Profitabilitas

Leverage

Variabel Dependen Variabel Independen

Uji Regresi Linier Berganda Hasil Uji dan Pembahasan


(47)

30 D. Keterkaitan antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis

1. Ukuran Perusahaan

Laporan audit perusahaan besar pada umumnya dapat diselesaikan dengan lebih cepat dibandingkan laporan audit pada perusahaan kecil karena beberapa alasan. Pertama, kontrol internal pada perusahaan besar lebih kuat dan terencana, sehingga membuat kemungkinan kesalahan pada laporan keuangan lebih sedikit dan memungkinkan auditor dapat mengandalkan informasi yang terdapat pada laporan keuangan (Carslaw dan Kaplan, 1991) dalam Ayoib (2008). Kedua, perusahaan besar mempunyai sumber daya yang dibayar lebih tinggi untuk melakukan audit secepatnya setelah tahun berakhir. Ketiga, perusahaan besar memiliki banyak sekali pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay

2. Profitabilitas

Menurut Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Rachmawati (2008), terdapat hubungan negatif antara profitabilitas dan audit delay. Hal itu dikarenakan, profitabilitas dapat dijadikan indikasi baik atau buruk dari aktivitas suatu perusahaan selama satu tahun (Ashton, Willingham, dan


(48)

31 Elliott, 1987) dalam Modugu (2012). Jika perusahaan mengalami kerugian, manajemen akan menunda publikasi laporan keuangan untuk menghindari dalam mengkomunikasikan berita buruk tersebut. Sebaliknnya, jika perusahaan memiliki keuntungan, manajemen akan mempercepat publikasi laporan keuangannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit delay

3. Leverage

Menurut Abdulla (1996) dalam Modugu (2012), semakin banyak hutang pada perusahaan akan memberikan tekanan pada perusahaan untuk menyediakan laporan keuangan yang telah diaudit kepada kreditornya lebih cepat. Perusahaan mempunyai insentif lebih besar untuk melengkapi kerja audit untuk mendapatkan laporan audit dan memfasilitasi kreditor tentang operasi dan posisi keuangan perusahaan serta menerapkan segala tindakan koreksi (Abdulla, 1996) dalam Modugu (2012). Selain itu, beberapa perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditannya dengan cepat untuk meyakinkan pemegang ekuitas untuk mengurangi risk premium dalam tingkat ekuitas.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:


(49)

32 H3: Tingkat leverage perusahaan berpengaruh terhadap audit delay

4. Ukuran KAP

Gilling (1997) dalam Modugu (2012) menemukan hubungan positif signifikan antara ukuran KAP dengan audit delay. Sementara Carslaw dan Kaplan (1991) menyimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara ukuran KAP yang mengaudit dengan audit delay.

Kecenderungan yang lebih besar terdapatnya hubungan positif antara ukuran KAP yang mengaudit dengan audit delay, karena hal itu akan memberikan efek langsung pada kinerja KAP oleh klien. Penyelesaian kerja audit yang lama akan berdampak buruk tentang kinerja mereka di mata klien yang menyebabkan buruknya image dan hilangnya kesempatan kerja dengan klien tersebut di tahun-tahun yang mendatang. Sumber daya yang besar yang dimiliki KAP besar dan terkenal dapat mempengaruhi performa kinerja untuk mengerjakan audit lebih cepat dibandingkan KAP yang lebih kecil (Ayoib, 2008).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Ukuran KAP yang digunakan oleh perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay


(50)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP terhadap variabel dependen yaitu audit delay. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak pada sektor keuangan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 sampai dengan 2011.

B. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penetuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangannya, antara lain:

1. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

2. Perusahaan bergerak pada sektor keuangan.

3. Perusahaan memiliki laporan keuangan telah diaudit selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

4. Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan telah diaudit selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

5. Perusahaan tidak melakukan initial public offering (IPO) dari tahun 2009-2011.


(51)

34 6. Memiliki data yang diperlukan untuk mendukung penelitian, seperti tanggal pelaporan auditor, total aset perusahaan, total utang perusahaan, total ekuitas dan laba bersih perusahaan, serta informasi auditor yang digunakan perusahaan tersebut.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara penyalinan dan pengarsipan data-data dari sumber-sumber yang tersedia yaitu data sekunder yang dapat diperoleh dari situs BEI idx.co.id, Pusat Referensi Pasar Modal, dan Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Data tersebut berupa laporan keuangan perusahaan yang bergerak pada sektor keuangan. Selain itu, data sekunder lain yang digunakan berupa jurnal, artikel, dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP yang digunakan perusahaan terhadap audit delay.


(52)

35 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik.

Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis kuantitatif yang bersifat deskriptif yang menjabarkan data yang diperoleh dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data, yaitu dengan memberikan gambaran tentang pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Metode analisis data akan dilakukan dengan bantuan program aplikasi komputer SPSS versi 17.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dari data sekunder ini dilakukan menggunakan uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk memeriksa apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji t dan uji F menngasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid


(53)

36 untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2009). Model yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dapat dilihat dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka hal ini disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola yang jelas, kemudian


(54)

titik-37 titik yang ada menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk meneliti apakah pada model regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang valid adalah model regresi yang bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi ketika variabel independen yang ada dalam metode berkorelasi satu sama lain, ketika korelasi antar variabel independen sangat tinggi maka sulit untuk memisahkan masing-masing pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian terhadap multikolinearitas dapat dideteksi dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance value >0.10 dan VIF <10, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2009).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini


(55)

38 timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada runtut

waktu karena “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada

periode berikutnya (Ghozali, 2009). Pada data crosssection (silang

waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan”

pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. 3. Uji Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini diuji menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Ghozali, 2009). Variabel independen yang akan diteliti terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP. Sedangkan variabel dependennya adalah audit delay.

Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

DELAY = α + β1 LnTA + β2 ROA + β3 DER + β4 Big4 + ε Dimana:

AUDLAY : lamanya waktu penyelasaian audit


(56)

39

β1 LnTA : log dari total aset

β2 ROA : profitabilitas

β3 DER : tingkat leverage / debt to equity ratio β4 Big4 : KAP Big Four

ε : standar error

Pengujian ini dilakukan menggunakan: a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hamper seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).

b. Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel


(57)

40 independen terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05 (Ghozali, 2009).

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima atau H1 ditolak. Ini berarti bahwa variabel independen tidak mempunyai pengaruh individual terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa variabel independen mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen.

c. Uji Statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui seluruh variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05 (Ghozali, 2009).

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Ini berarti bahwa semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.


(58)

41 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada subbab ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel, baik variabel dependen maupun variabel independen, yang digunakan pada penelitian ini dan juga elemen pengukuran dari masing-masing variabel tersebut yang biasa disebut indikator atau instrumen penelitian. Kemudian, indikator atau instrumen tersebut dioperasionalisasikan.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Variabel ini dilihat berdasarkan perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan yang mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Jadi, audit delay diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari dengan menggunakan selisih antara tanggal penerbitan laporan keuangan dengan tanggal penerbitan laporan audit dalam laporan keuangan.

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari beberapa faktor, antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP.


(59)

42 a. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan biasanya dilihat dengan total aset untuk menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, maupun ekuitas yang besar pula. Sebaliknya, perusahaan yang kecil memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang kecil. Sehingga, perusahaan yang besar memiiliki kecenderungan yang besar pula untuk mengungkapkan laporan keuangan dan laporan auditnya. Pengukuran pada variabel ukuran perusahaan ini menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan dan skala pengukurannya menggunakan skala rasio.

b. Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba baik dalam hubungannya dengan total aset, investasi, maupun ekuitas. Semakin tinggi tingkat profitabilitas, suatu perusahaan akan cenderung mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan return on assets dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.

ROA =


(60)

43 c. Leverage

Leverage atau rasio utang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan asetnya. Rasio utang terhadap total aset bisa dijadikan indikator kondisi kesehatan suatu perusahaan. Oleh karena itu, rasio utang diharapkan dapat mempengaruhi lamanya waktu audit delay.

DER

d. Ukuran KAP

Ukuran KAP diharapkan dapat mempengaruhi audit delay. KAP besar memiliki kecenderungan yang besar untuk menyelesaikan audit dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Di Indonesia, KAP besar diklasifikasikan dalam afiliasi firma big four yaitu PWC, Ernst&Young, Deloitte, dan KPMG. Ukuran KAP diukur menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang menggunakan jasa KAP dengan afiliasi big four diberi nilai 1 dan perusahaan yang menggunakan jasa KAP lainnya diberi nilai 0.


(61)

44 Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Deskripsi Pengukuran

Audit Delay Lamanya waktu yang dibutuhkan auditor untuk menghasilkan

laporan audit atas kinerja keuangan suatu perusahaan

Selisih hari antara tanggal penerbitan laporan keuangan dengan

laporan audit Ukuran Perusahaan Dilihat dari total aset perusahaan Natural log dari total aset

Profitabilitas Nilai return on assets perusahaan ROA =

Leverage Nilai debt to equity ratio suatu perusahaan

DER

Ukuran KAP KAP dengan afiliasi big four dan KAP non big four

Nilai 1 untuk KAP dengan afiliasi big four

dan nilai 0 untuk KAP non big four


(62)

45 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan industri keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 sampai dengan 2011. Perusahaan dalam industri keuangan (financial services) terdiri dari perusahaan perbankan (banking), lembaga pembiayaan (multifinance), lembaga investasi dan sekuritas (securities and investments services), asuransi (insurance), dan lainnya. Sedangkan perusahaan dalam industri non keuangan terdiri dari industri pertanian (agriculture), pertambangan (mining), aneka industri (miscellaneous industry), industri kimia dasar (basic industry and chemicals), barang-barang konsumsi (consumer goods), property dan perumahan (properties and real estate), infrastruktur dan transportasi (infrastructure and transportation), dan jasa perdagangan (trade services). Industri keuangan merupakan salah satu industri yang sangat vital dan strategis dalam perekonomian karena perusahaan dalam industri keuangan memiliki fungsi menghimpun dana masyarakat baik untuk ditabung maupun diinvestasikan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit maupun investasi.

Penelitian ini menggunakan beberapa sampel perusahaan dalam industri keuangan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu


(63)

46 penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan auditan tahun 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011. Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (PDEB-FEUI). Tabel 4.1 berikut ini adalah rincian perolehan sampel perusahaan dalam industri keuangan dengan kriteria-kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis data.

Tabel 4.1

Rincian Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah

Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 72 Perusahaan keuangan yang mengalami delisting ataupun

melakukan IPO selama tahun 2007 sampai dengan 2011

(10)

Perusahaan keuangan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara lengkap beserta laporan audit independen selama tahun 2007 sampai tahun 2011

(5)

Perusahaan keuangan yang mengandung data ambigu (2) Perusahaan keuangan yang menjadi sampel penelitian 55 Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 55 perusahaan. Sampel tersebut digunakan karena telah memenuhi semua kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Berikut ini adalah rincian perusahaan keuangan dalam masing-masing industri.


(64)

47 Tabel 4.2

Rincian Sampel Perusahaan

No. Jenis Industri Keuangan Jumlah

1. Industri perbankan (banking) 24

2. Industri kredit pembiayaan (multifinance) 8

3. Industri asuransi (insurance) 11

4. Industri sekuritas dan investasi (investments and securities)

6

5. Industri keuangan lainnya (others) 6

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sampel perusahaan keuangan yang paling besar dikuasai oleh sektor perbankan (banking) dengan jumlah 24 perusahaan atau 43,64% dari total seluruh sampel. Dan perusahaan keuangan pada sektor kredit pembiayaan (multifinance), asuransi (insurance), sekuritas dan investasi (investments and securities), dan lainnya (others) memiliki jumlah keseluruhan sebesar 31 perusahaan atau 56,36% dari total sampel. B. Analisis dan Pembahasan

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Ada beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu ukuran perusahaan, return on assets, leverage, dan ukuran KAP sebagai variabel independen, serta audit delay sebagai variabel dependen. Variabel tersebut telah diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat pada tabel 4.3 berikut ini.


(65)

48 Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation TA 275 49503000000 6.E14 3.59E13 8.741E13

ROA 275 -11.720 39.510 4.17647 5.412582

DER 275 .010 16.860 5.17025 4.353838

BIG4 275 0 1 .45 .498

DELAY 275 20 123 69.06 17.815

Valid N (listwise)

275

Sumber: Data sekunder yang diolah a. Variabel Independen

1) Ukuran Perusahaan

Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa minimum total aset sebesar 49503000000 atau Rp 49,503,000,000 yaitu Asuransi Harta Aman Pratama Tbk pada tahun 2007 dan maksimum total aset sebesar 6.E14 atau Rp 551,891,704,000,000 yaitu Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2011. Dengan rata-rata total aset sebesar 3.59E13 dan standar deviasi sebesar 8.741E13.

2) Return on Equity (ROA)

Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa minimum ROA sebesar -11.720 yang diperoleh Asuransi Bintang Tbk pada tahun 2007 dan maksimum ROA


(66)

49 sebesar 39.510 yang diperoleh Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2008. Dengan rata-rata ROA sebesar 4.17647 dan standar deviasi sebesar 5.412582.

3) Debt to Equity (DER)

Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa minimum DER sebesar 0.01 yang dimiliki Lippo Securities Tbk pada tahun 2011 dan maksimum DER sebesar 16.680 yang dimiliki Bank Artha Graha International Tbk pada tahun 2007. Dengan rata-rata DER sebesar 5.17025 dan standar deviasi sebesar 4.353838.

4) Ukuran KAP

Nilai untuk ukuran KAP diukur berdasarkan dummy. Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 0 untuk perusahaan yang menggunakan auditor non big four dan nilai maksimum sebesar 1 untuk perusahaan yang menggunakan auditor afiliasi big four.

Dengan nilai rata-rata ukuran KAP sebesar 0.43 dan standar deviasi sebesar 0.496.


(1)

84

Lanjutan Lampiran 1

No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4

Audit

Delay LnTA 211 Lippo General Insurance Tbk 2010 7.9 0.27 0 35 27.50684 212

Maskapai Reasuransi Indonesia

Tbk 2010 12.16 1.44 0 89 26.82153

213 Panin Insurance Tbk 2010 9.71 0.72 0 90 29.86736 214 Panin Financial Tbk 2010 8.06 0.44 0 89 29.74777

215 Arthavest Tbk 2010 0.22 0.41 0 73 25.96763

216 Bhakti Capital Indonesia Tbk 2010 6.97 1.58 0 77 27.81549 217

Equity Development Investment

Tbk 2010 2.26 3.05 1 75 28.39081

218 Lippo Securities Tbk 2010 22.67 0.43 0 67 27.09757 219 Capitalinc Investment Tbk 2010 0.81 2.17 0 88 26.98378 220 Sinarmas Multiartha Tbk 2010 4.91 4.46 0 90 30.95768 221 Bank ICB Bumi Putra Tbk 2011 -1.11 10.7 1 81 29.61887 222 Bank Capital Indonesia 2011 0.82 6.45 0 75 29.05252 223 Bank Ekonomi Raharja Tbk 2011 0.99 8.5 1 72 30.81558

224 Bank Central Asia 2011 2.82 8.07 1 86 33.5762

225 Bank Bukopin Tbk 2011 1.3 12.07 1 79 31.67729

226 Bank Negara Indonesia Tbk 2011 2 6.9 1 48 33.33166 227 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2011 1.04 10.27 0 68 29.51394 228 Bank Rakyat Indonesia 2011 3.25 8.43 1 58 33.78354 229 Bank Danamon Indonesia Tbk 2011 2.43 4.49 1 38 32.58639

230 Bank Kesawan Tbk 2011 0.17 3.02 0 88 28.91024

231 Bank Mandiri Tbk 2011 2.3 7.2 1 66 33.94437

232 Bank Bumi Arta Tbk 2011 1.44 5.2 1 87 28.71727 233 Bank CIMB Niaga Tbk 2011 1.9 8.08 1 47 32.74788 234 Bank Internasional Indonesia Tbk 2011 0.71 10.93 1 52 32.18405 235 Bank Permata Tbk 2011 1.14 10.09 1 51 32.24934 236 Bank of India Indonesia Tbk 2011 2.29 5 0 75 28.36359 237 Bank Victoria International Tbk 2011 1.59 8.74 0 85 30.09934 238

Bank Artha Graha International

Tbk 2011 0.52 15.6 0 66 30.58517

239 Bank Mayapada Internatioanal Tbk 2011 1.32 6.78 0 88 30.19221 240

Bank Windu Kentjana


(2)

85

No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4

Audit

Delay LnTA

241 Bank Mega Tbk 2011 1.73 11.7 1 71 31.75669

242 Bank NISP OCBC Tbk 2011 1.26 8.08 1 30 31.7226 243 Bank Pan Indonesia Tbk 2011 1.63 6.85 1 74 32.45737 244 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 2011 1.95 9.75 1 64 29.25747 245 Adira Dinamika Multi Finance Tbk 2011 9.37 2.82 1 34 30.45771

246 Buana Finance Tbk 2011 3.32 0.67 1 78 28.6817

247 BFI Finance Indonesia Tbk 2011 8.53 1.24 0 60 29.29963 248 Clipan Finance Tbk 2011 5.77 1.2 1 71 29.19661 249 Mandala Multifinance Tbk 2011 4.76 4.22 0 79 28.96138 250 Trust Finance Indonesia Tbk 2011 5.34 1.39 0 85 26.7099 251 Verena Multi Finance Tbk 2011 1.62 7.2 1 73 28.05041 252 Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 2011 0.14 7.95 1 51 28.99367 253 Kresna Graha Sekurindo Tbk 2011 1.8 1.7 0 87 27.30606 254 Panin Sekuritas Tbk 2011 13 0.99 0 50 28.07733 255 Panca Global Securities Tbk 2011 8.34 0.68 0 40 26.20861 256 Reliance Securities Tbk 2011 8.59 1.13 0 85 27.08671 257 Trimegah Securities Tbk 2011 0.76 0.85 1 89 27.2506 258 Yulie Sekurindo Tbk 2011 1.82 0.05 0 66 24.64242 259 Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2011 10.55 1.73 0 74 27.73191 260 Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 2011 9.95 1.06 0 81 25.69981 261 Asuransi Multi Artha Guna Tbk 2011 8.38 0.65 1 72 27.68165 262 Asuransi Bintang Tbk 2011 4.01 1.4 0 81 26.22683 263 Asuransi Dayin Mitra Tbk 2011 7.15 1.26 1 59 26.52617 264 Asuransi Jasa Tania Tbk 2011 7.5 1.03 0 86 25.81437 265 Asuransi Ramayana Tbk 2011 6.13 2.61 0 86 27.1359 266 Lippo General Insurance Tbk 2011 4.7 0.36 0 55 27.51966 267

Maskapai Reasuransi Indonesia

Tbk 2011 11.14 1.4 0 87 27.06102

268 Panin Insurance Tbk 2011 9.2 0.44 0 89 30.07968 269 Panin Financial Tbk 2011 8.83 0.46 0 75 29.98345


(3)

86

Lanjutan Lampiran 1

No Nama Perusahaan Tahun ROA DER Big4

Audit

Delay LnTA 271 Bhakti Capital Indonesia Tbk 2011 3.44 1.9 0 80 28.03569 272

Equity Development Investment

Tbk 2011 2.43 2.61 1 74 28.45784

273 Lippo Securities Tbk 2011 -0.46 0.01 0 71 27.14797 274 Capitalinc Investment Tbk 2011 -2.02 3.72 0 123 27.18957 275 Sinarmas Multiartha Tbk 2011 4.21 2.08 0 89 31.43689


(4)

87

Hasil Pengujian SPSS 17

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TA 275 49503000000 6.E14 3.59E13 8.741E13

ROA 275 -11.720 39.510 4.17647 5.412582

DER 275 .010 16.860 5.17025 4.353838

BIG4 275 0 1 .45 .498

DELAY 275 20 123 69.06 17.815

Valid N (listwise) 275

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .332a .110 .097 16.929 .110 8.356 4 270 .000 2.068

a. Predictors: (Constant), LnTA, ROA, BIG4, DER b. Dependent Variable: DELAY


(5)

88

Lanjutan Lampiran 2

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9579.025 4 2394.756 8.356 .000a

Residual 77382.045 270 286.600

Total 86961.069 274

a. Predictors: (Constant), LnTA, ROA, BIG4, DER b. Dependent Variable: DELAY

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 80.507 17.849 4.511 .000

ROA -.751 .215 -.228 -3.489 .001 .770 1.299

DER -.482 .345 -.118 -1.397 .164 .462 2.163

Big4 -8.478 2.451 -.237 -3.459 .001 .700 1.428

LnTA -.069 .673 -.009 -.103 .918 .447 2.239


(6)