3
tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai skor kemampuan pemecahan masalah mahasiswa yang hanya mencapai nilai 59,9 .
Strategi yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan strategi pemecahan masalah yang digunakan mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual pada materi aljabar pada saat
pretest
dan
postest
. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agustina, Musdi, dan fauzan 2014 menunjukkan bahwa strategi pemecahan masalah berpengaruh positif terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa terutama pada aspek memahami masalah dan merencanakan penyelesaian.Khotimah dan Masduki 2016 juga mengahasilkan kesimpulan dari penelitiannya
bahwa kemampuan dosen dalam menyusun rencana pembelajaran kontekstual berbasis penemuan, menyajikan permasalahan nyata dalam pembelajaran, merencanakan strategi pembelajaran, serta
menyusun instrumen penilaian kemampuan pemecahan masalah mengalami peningkatan. Kemampuan pemecahan masalah mahasiswa selama proses pembelajaran juga meningkat.Secara
umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskrisikan strategi pemecahan masalaha mahasiswa sebelum dan sesudah diberikan modul pemebelajaran berbasis pemecahan masalah.
2. METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Sugiyono 2008 penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada
generalisasi
. Waktu penelitian selama semester ganjil 20162017.Subjek penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa Pendidikan
Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode tes, metode wawancara, dan metode dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan analisis selama di lapangan Model Miles dan Huberman yang memiliki tiga tahap analisis data, diantaranya ialah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Moloeng 2009 mendefinisikan triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan, mengeceknya dengan berbagai sumber data, dan memanfaatkan berbagai metode agar
pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.
3. HASIL
DAN PEMBAHASAN
a. Pretest
4
Pada saat ujian
pretest
mahasiswa menyelesaikan permasalahan kontekstual yang diberikan tidak hanya dengan menggunakan satu jenis strategi melainkan menggunakan berbagai macam
jenis strategi. Hal tersebut ditunjukkan dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan materi deret geometri mahasiswa menggunakan 4 jenis stratgei yang berbeda
yaitu permisalan, coba-coba, langsung jawaban, maupun dengan deret geometri. Dalam menyelesaikan permasalahan kontektual yang berkatan dengan materi Sistem Persamaan Linier
SPL semua mahasiswa menggunakan strategi permisalan.Sedangkan dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan materi persamaan kuadrat dan bangun ruang,
mahasiswa menggunakan strategi langsung jawaban dan menggambarkannya.Dalam ujian
pretest
ini sebagian besar mahasiswa langsung melaksanakan strategi tanpa mengidentifikasi yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal terlebih dahulu, dan tidak juga membuat
kesimpulan dari hasil yang diperoleh dari perhitungan yang dilakukan.Mahasiswa beranggapan bahwa yang penting adalah jawaban yang diperoleh benar tanpa memperhatikan langkah-
langkah pemecahan masalah.Berikut merupakan contoh lembar jawab
pretest
mahasiswa pada permasalahan kontekstual.
Gambar 3.1
pretest
materi SPL Berdasarkan Gambar 3.1 mahasiswa tidak mengidentifikasi yang diketahui dan yang
ditanyakan dalam soal.mahasiswa langsung memisalkan
x
= pakaian pria dan
y
= pakaian wanita. Setelah memisalkan kedalam sebuah variabel, mahasiswa membuat dua buah
persamaan dengan 2 variabel didalamnya yang kemudian akan dicari nilai
x
dan
y
dengan konsep eliminasi subtitusi. Untuk mencari nilai variabel
y
mahasiswa mengeliminasi variabel
x
, sedangkan untuk mencari nilai variabel
x
mahasiswa mensubtitusi nilai
y
kedalam salah satu persamaan.Mahasiswa tidak membuat kesimpulan dari hasil akhir yang diperoleh.
5
Gambar 3.2
pretest
materi Deret Geometri Berdasarkan Gambar 3.2, mahasiswa tidak mengidentifikasi yang diketahui dan yang
ditanyakan dalam soal. Mahasiswa langsung melakukan perhitungan dengan membuat sebuah deret. Setelah merasa menemukan jawaban, mahasiswa langsung menuliskan hasil akhir
menjadi sebuah kesimpulan. Untuk mencari t = n jam, mahasiswa menggunakan cara yang sama namun tidak diketahui sampai waktu keberapa, sehingga mahasiswa tidak menemukan
jawaban dari pertanyaan tersebut. Mahasiswa tersebut sudah membuat kesimpulan dari pertanyaan poin a, tapi belum membuat kesimpulan dari poin b.
Gambar 3.3
pretest
materi Persamaan Kuadrat dan Bangun Ruang Berdasarkan Gambar 3.3, mahasiswa telah mengidentifikasi yang diketahui dalam soal
dengan menggambarkannya namun tidak mengidentifikasi yang ditanyakan dalam soal. Mahasiswa membuat 2 buah persegi panjang dimana salah satu persegi panjang lebih kecil dari
yang lainnya. Persegi panjang kecil berada didalam persegi panjang besar, diantara kedua persegi tersebut terdapat kerikil yang merupakan jalan yang ditanyakan luasnya dengan lebar
x
m. Mahasiswa mencari persamaan kuadrat dengan cara luas persegi panjang besar dikurangi luas persegi panjang kecil. Setelah mendapatkan persamaan kuadrat, mahasiswa
mensubtitusikan
x
= 1 kedalam persamaan kuadrat sehingga diperoleh luas jalan yang ditanyakan. Mahasiswa tidak membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
Setelah ujian
prestest
diberikan, selama perkuliahan berlangsung dosen menerapkan modul pembelajaran berbasis pemecahan masalah.Dalam pembelajaran dosen hanya sebagai fasilitator
dengan memberikan permasalahan kepada mahasiswa untuk diselesaikan secara diskusi dengan teman sekelompok kemudian salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya kedepan
kelas untuk didiskusikan bersama dengan teman sekelas dan dosen.
6
b. Postest
Pada ujian
postest
mahasiswa menyelesaikan permasalahan kontekstual yang diberikan tidak hanya dengan menggunakan satu jenis strategi melainkan menggunakan berbagai macam jenis
strategi. Hal tersebut ditunjukkan dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan materi deret geometri mahasiswa menggunakan stratregi yang berbeda yaitu
coba-coba, langsung jawaban, perbandingan, dan deret geometri. Dalam menyelesaikan permasalahan kontektual yang berkatan dengan materi Sistem Persamaan Linier SPL semua
mahasiswa menggunakan strategi permisalan. Dalam ujian
postest
ini sebagian besar mahasiswa sudah menyelesaikan masalah yang diberikan sesuai dengan langkah-langkah pemecahan
masalah menurut ahli. Berikut merupakan contoh lembar jawab
postest
mahasiswa mengenai permasalahan kontekstual setelah diberikan modul pembelajaran berbasis pemecahan masalah.
Gambar 3.4
postest
materi SPL
7
Berdasarkan Gambar 3.4 dapat diketahui bahwa mahasiswa dalam memecahkan masalah kontekstual diberikan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah polya.Mahasiswa
memahami masalah dengan mengidentifikasi yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal.Mahasiswa merencanakan strategi dengan memisalkan yang diketahui menjadi sebuah
variabel dan membuat suatu sistem persamaan linier.Mahasiswa melaksanakan strategi dengan menggunakan
konsep eliminasi
subtitusi.Mahasiswa mengecek
kembali dengan
mensubtitusikan nilai variabel kedalam sebuah persamaan yang telah dibuatnya.
Gambar 3.5
postest
materi Deret Geometri Berdasarkan Gambar 3.5 dapat diketahui bahwa mahasiswa dalam memecahkan masalah
kontekstual yang
diberikan menggunakan
langkah-langkah pemecahan
masalah polya.Mahasiswa memahami masalah dengan mengidentifikasi yang diketahui dan yang
ditanyakan dalam soal.Mahasiswa merencanakan strategi dengan memisalkan yang diketahui menjadi sebuah variabel. Mahasiswa melaksanakan strategi dengan menggunakan konsep deret
geometri untuk menemukan solusinya. Mahasiswa mengecek kembali, namun belum selesai dalam melakukan langkah mengecek kembali.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa strategi pemecahan masalah kontekstual mahasiswa mengalami peningkatan. Mahasiswa pada ujian
prestest
tidak begitu memperhatikan langkah-langkah yang ditempuh dalam pemecahan masalah. Namun sestelah
diberikan modul pembelajaran berbasis pemecahan masalah oleh dosen, strategi mahasiswa menjadi lebih sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah menurut polya.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa mahasiswa, dapat diketahui bahwa mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika khususnya permasalahan
kontekstual menggunakan strategi berbeda-beda, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemecahan
8
masalah kontekstual menjadikan mahasiswa berfikiran secara kritis dan berbeda-beda.Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudiarta 2006 bahwa “Penerapan model
dan perangkat pembelajaran matematika berorientasi pemecahan masalah matematika kontekatual
Open-Ended
pada sekolah-sekolah sampe secara meyakinkan dapat meningkatkan kompetensi berpikir divergen dan kritis siswa”.
Dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual, mahasiswa menggunakan segala pengetahuannya untuk memecahkan masalah kontekstual tersebut, hal ini terlihat dari perbedaan
beberapa penggunaan strategi yang digunakan mahasiswa yang menunjukkan bahwa mahasiswa tidak monoton terhadap satu strartegi melainkan benar-benar menggunakan strategi yang ia
ketahui. Seperti penelitian yang dilakukan Anggo 2011 bahwa “Subjek dituntut untuk
mengoptimalkan pelibatan berbagai pengetahuan yang dimilikinya berkaitan dengan masalah yang dipecahkan.Pelibatan pengetahuan yang telah ada dan mengaturnya untuk dapat
memecahkan masalah ini mesti telah dilakukan subjek sejak awal berusaha memahami masalah, sampai dengan diperoleh hasil pemecahan
”. Strategi pemecahan masalah mahasiswa dari sebelum diberikan pembelajaran berbasis
pemecahan masalah hingga sesudah diberikan pembelajaran berbasis pemecahan masalah mengalami peningkatan.Sebelum diberikan pembelajaran berbasis pemecahan masalah,
mahasiswa dalam memecahkan masalah menggunakan strategi yang tidak jelas dan belum terkonsep bahkan terdapat beberapa mahasiswa yang tidak menggunakan strategi
tertentu.Sedangkan setelah diberikan pembelajaran berbasis pemecahan masalah, strategi pemecahan masalah mahasiswa menjadi jelas setiap langkahnya dan terkonsep serta dalam hal
memahami masalah dan merencanakan penyelesaian mahasiswa menjadi lebih baik.Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Agustina, Musdi dan Fauzan 2014 yang
menghasilkan kesimpulan bahwa “Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah penerapan strategi pemecahan masalah lebih baik daripada sebelum diterapkan strategi
pemecahan masalah, dan strategi pemecahan masalah berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa terutama pada aspek memahami masalah dan
merencana kan penyelesaian”.
Kemampuan dosen dalam menerapkan strategi pembelajaran juga berpengaruh terhadap kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah.Strategi yang diterapkan dosen adalah
strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Dosen telah merencanakan strategi pembelajaran dengan baik, menyusun rencana pembelajaran kontekstual berbasis penemuan,
menyajikan permasalahan nyata dalam pembelajaran, merencanakan strategi pembelajaran, serta menyusun instrumen penilaian kemampuan pemecahan masalah, sehingga kemampuan dosen
9
tersebut berpengaruh positif terhadap kemampuan mahasiswa dalam pemecahan masalah kontekstual. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khotimah dan Masduki
2016 yang mempuanyai kesimpulan bahwa “Kemampuan dosen dalam menyusun rencana pembelajaran kontekstual berbasis penemuan, menyajikan permasalahan nyata dalam
pembelajaran, merencanakan strategi pembelajaran, serta menyusun instrumen penilaian kemampuan pemecahan masalah mengalami peningkatan, maka kemampuan pemecahan
masal ah mahasiswa selama proses pembelajaran juga meningkat”.
4. SIMPULAN