Non Proliferation Treaty NPT dan Program Nuklir IranError Bookmark Bentuk-bentuk Kerjasama Nuklir Rusia-Iran 1995-2005Error Bookmark

vii A. Politik Luar Negeri Rusia Sebelum Tahun 1990 ..........Error Bookmark not defined. B. Kebijakan Luar Negeri Rusia Pada Masa Boris Yeltsin 1991-1999.................. Error Bookmark not defined. C. Politik Luar Negeri Rusia Pada Masa Vladimir Putin 2000-2008Error Bookmark not defined. BAB III DINAMIKA KERJASAMA NUKLIR RUSIA DENGAN IRANError Bookmark not defined.

A. Non Proliferation Treaty NPT dan Program Nuklir IranError Bookmark

not defined.

B. Bentuk-bentuk Kerjasama Nuklir Rusia-Iran 1995-2005Error Bookmark

not defined. BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN RUSIA TERHADAP IRAN DALAM KEJASAMA PROGRAM REAKTOR NUKLIR IRAN TAHUN 1995-2005 Error Bookmark not defined. A. Kepentingan Economic well-being dalam Kebijakan RusiaError Bookmark not defined. B. Kepentingan Nasional Military Security dalam Kebijakan RusiaError Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN ............................................................ Error Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ................................................................ Error Bookmark not defined. viii DAFTAR TABEL Table 3.1. Sejarah Hubungan Rusia-Iran 1979-1995 Error Bookmark not defined. 9 DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1. Posisi Geografis Rusia dan Negara2 Asia ……………………………...63 ABSTRAK KEBIJAKAN RUSIA TERHADAP IRAN DALAM KERJASAMA PROGRAM REAKTOR NUKLIR TAHUN 1995-2005 Hubungan Rusia dengan Iran sudah terjalin sejak lama. Pada tahun 1990 Uni Soviet memulai dialog dengan Iran mengenai kemungkinan penyelesaian proses pembangunan reaktor Bushehr dan dilanjutkan kembali pada Januari 1995, dimana Federasi Russia secara resmi menyatakan akan membantu Iran menyelesaikan proses pembangunan reaktor Bushehr. Amerika Serikat mulai memperlihatkan penolakan keras terhadap keberadaan reaktor Bushehr yang dikhawatirkan akan digunakan oleh Iran sebagai fasilitas pengembangan senjata pemusnah massal. Penelitian ini bertujuan untuk Rusia membuat kebijakan kerjasama nuklir terhadap Iran. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan data sekunder. Sedangkan tehnik pengumpulan data melalui penelitian pustaka library research. Teori dan konsep yang digunakan adalah teori politik internasional, balance of power dan konsep kepentingan nasional. Kepentingan nasional Rusia dalam kerjasama atas Iran dilihat dari kepentingan ekonomi dan keamanan militer yaitu bertujuan untuk memulihkan negaranya dari krisis ekonomi. dalam hal ini Iran agar terus menjalin kerjasama dalam sector perdagangan dan jual beli. Kedua Negara tersebut saling menggunakan posisi satu sama lain terkait dengan isu nuklir Iran tersebut. Kata kunci : Kebijakan Rusia, Program Nuklir Iran, Kepentingan Nasional ABSTRACT RUSSIAN POLICY TOWARD IRAN PARTNERSHIP PROGRAM NUCLEAR REACTOR IN THE YEAR 1995-2005 Russias relations with Iran has existed for a long time. In 1990 the Soviet Union began a dialogue with Iran on the possible completion of the process of building the Bushehr reactor and resumed in January 1995, where the Russian Federation officially declared will help Iran complete the Bushehr reactor building process. United States began to show strong opposition to the existence of the Bushehr reactor is feared to be used by Iran as the proliferation of weapons of mass destruction facilities. This research aims to make Russias nuclear cooperation policy towards Iran. The method used was descriptive method by using secondary data. While the techniques of data collection through library research. Theories and concepts used are international political theory, balance of power and the concept of national interest. Russias national interests in the cooperation on Iran seen from economic interests and military security that is aimed at restoring the country from economic crisis. in this case Iran to continue cooperation in the sectors of trade and exchange. Both countries are mutually use each others position related to the Iranian nuclear issue. Keywords: Russias policy, Irans Nuclear Program, National Interest BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Pada dasarnya kebijakan Rusia terhadap Iran dalam kerjasama program reactor nuklir menjadi suatu hal yang sangat menantang untuk dijadikan pengkajian dan analisa lebih lanjut. Dalam hal ini penulis mengangkat permasalahan terkait kebijakan Rusia dalam kerjasama program nuklir I ran yaitu dengan judul “Kebijakan Rusia Terhadap Iran Dalam Kerjasama Program Reaktor Nuklir Tahun 1995-2005 ”. Topik permasalahan ini dapat dikatakan fluktuatif, terkadang memburuk dan terkadang dingin. Alasan penulis mengangkat judul ini adalah adanya hubungan yang bermula sudah sejak lama antara Rusia dengan Iran.Hubungan yang dibentuk kedua Negara menghasilkan beberapa kerjasama yang saling menguntungkan. Selain itu kerjasama ini juga mempengaruhi hubungan dengan Negara-negara lain dalam bidang keamanan dan militer, seperti Rusia, Iran, Amerika Serikat dan Israel. Misalnya hubungan antara Negara Rusia dengan Iran, hubungan antara Rusia dengan Amerika ataupun hubungan anatara Amerika dan Israel dengan Iran. Umumnya kebijakan Rusia terhadap Iran dalam kerjasama program reactor nuklir menjadi sebuah polemik yang dikhawatirkan oleh Amerika Serikat dan Israel. Hal ini membuat penulis tertarik untuk menelaah lebih lanjut bagaimana kebijakan Rusia dalam kerjasama program reactor nuklir Iran.

B. Latar Belakang Masalah

Rusia adalah sebuah negeri besar. Kelahiran Rusia sebagai pewaris garis politik Uni Soviet, dan beberapa republik Soviet lainnya sesungguhnya terjadi beberapa bulan sebelum kematian Uni Soviet. Federasi Rusia lahir dari integrasi yang terjadi di Uni Soviet, dimana Uni Soviet adalah negara yang berideologi komunis telah memberikan pengaruh terhadap perkembangan federasi Rusia. Namun, dengan berjalannya waktu federasi Rusia berusaha mengubah sistem pemerintahan yang otoriter menuju kearah yang lebih demokratis. Identitas Rusia pada mulanya dipimpin oleh Knyas kemudian beralih menjadi Tsar. Pada masa inilah struktur pemerintahan Rusia mulai terbentuk. Pemerintahan Imperium Rusia Raya Tsar bersifat otokrasi, ototiter dan terpusat. Setelah masa Imperium Tsar runtuh kemudian digantikan dengan terbentuknya Uni Soviet USSR sebagai sebuah negara yang terbentuk dari ide dibangunnya masyarakat sosialis. Uni Soviet menempatkan ide komunisme dan Partai Komunis pada posisi yang sangat sentral. Akibatnya, sistem politik yang monopartai dianggap sebagai suatu keharusan. Hal ini membawa konsekuensi pada tumpang tindihnya urusan pemerintahan dan urusan partai. Kemudian munculah berbagai masalah dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya baik masalah politik maupun ekonomi, serta mengalami beberapa peristiwa yang kemudian membawa kondisi Rusia semakin memprihatinkan. Kemerosotan ekonomi akibat korupsi dan bobroknya birokrasi serta budaya politik yang makin monolitik semakin memperkuat apatisme masyarakat. Melihat kondisi itu, Mikhail Gorbachev, tokoh paling muda yang pernah memimpin partai komunis dalam sejarah Uni Soviet, membuat gagasan pembaruan yakni ada tiga konsep pembaruan: Glasnost, Perestroika, dan Demokratizatziya sebagai usaha pembaharuan terhadap sistem ekonomi, sosial, dan politik Uni Soviet. 1 Usaha Gorbachev untuk memperbaiki di segala bidang demi tercapainya masyarakat Uni Soviet yang lebih baik, ternyata mendapat berbagai protes di Uni Soviet dan pada akhirnya perubahan itu memunculkan elit-elit pemerintahan yang disebut kelompok reformis yang ingin menciptakan demokratisasi. Bangsa itu hanya mengetahui 1 Padma Desai, Perestroika Dalam Perspektif : strategi dan dilema Gorbachev, cet. 1, Jakarta; Grafiti, 1990