xxvi
Biaya  keagenan  agency  costs  terdiri  dari  monitoring  cost,  bonding  cost,  dan residual loss.
Berkaitan dengan masalah keagenan, corporate governance yang merupakan konsep  yang  didasarkan  pada  teori  keagenan  diharapkan  bisa  berfungsi  sebagai
alat  untuk  memberikan  keyakinan  kepada  para  investor  bahwa  mereka  akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Corporate governance
berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan  bagi  mereka,  yakin  bahwa  manajer  tidak  akan  mencuri
menggelapkan  atau  menginvestasikan  ke  dalam  proyek-proyek  yang  tidak menguntungkan  berkaitan  dengan  dana  kapital  yang  telah  ditanamkan  oleh
investor, dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer Shleifer dan Vishny, 1997 dalam Darmawati, dkk, 2005.
2.2 Pengertian Corporate Governance
Corporate  governance  menurut  OECD  mengacu  kepada  pembagian kewenangan  antara  semua  pihak  yang  menentukan  arah  dan  performance  suatu
perusahaan. Pihak-pihak tersebut adalah pemegang saham, manajemen, dan board of directors.
Selanjutnya  Finance  Committee  on  Corporate  Governance  Malaysia mendefinisikan corporate governance sebagai proses dan strukur yang digunakan
untuk  mengarahkan  dan  mengelola  bisnis  dan  kegiatan  perusahaan  ke  arah peningkatan  pertumbuhan  bisnis  dan  akuntabilitas  perusahaan.  Adapun  tujuan
akhirnya  adalah  meningkatkan  kemakmuran  pemegang  saham  dalam  jangka panjang  dengan  tetap  memperhatikan  kepentingan  stakeholders  lainnya.  Dari
xxvii
pengertian  ini  dapat  disimpulkan  bahwa  sebaik  apapun  suatu  struktur  corporate governance  tetapi  apabila  prosesnya  tidak  berjalan  sebagaimana  mestinya  maka
tujuan  akhir  melindungi  kepentingan  pemegang  saham  dan  stakeholders  tidak akan pernah tercapai Herwidayatmo, 2000.
IICG  dalam  Sayidah,  2007  mendefinisikan  corporate  governance  sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan dengan tujuan
utama  meningkatkan  nilai  pemegang  saham  dalam  jangka  panjang  dengan  tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.
Menurut Monk 2003 dalam Kaihatu 2006, Good Corporate Governance GCG  merupakan  sistem  yang  mengatur  dan  mengendalikan  perusahaan  yang
menciptakan  nilai  tambah  value  added  untuk  semua  stakeholders.  Ada  dua  hal yang  ditekankan  dalam  konsep  ini.  Pertama,  pentingnya  hak  pemegang  saham
untuk  memperoleh  informasi  dengan  benar  dan  tepat  pada  waktunya.  Kedua, kewajiban  pengungkapan  disclosure  secara  akurat,  tepat  waktu,  transparan
terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholders. Salowe 2002 dalam Kusumawati dan Riyanto 2005 mendefinisikan GCG
sebagai  interaksi  antara  struktur  dan  mekanisme  yang  menjamin  adanya  control dan accountability, namun tetap mendorong efisiensi dan kinerja perusahaan.
Sementara  Syakhroza  2003  dalam  Nofianti  2009  mendefinisikan  GCG sebagai  suatu  mekanisme  tata  kelola  organisasi  secara  baik  dalam  melakukan
pengelolaan  sumber  daya  organisasi  secara  efisien,  efektif,  ekonomis  ataupun produktif  dengan  prinsip-prinsip  terbuka,  akuntabilitas,  pertanggungjawaban,
independen, dan adil dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
xxviii
2.3 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance