Produksi program 811 (eight eleven show di metro tv)

PRODUKSI PROGRAM 811 (EIGHT ELEVEN) SHOW
DI METRO TV

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Nila Lestari
NIM: 207051000521

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011

PRODUKSI PROGRAM 811 (EIGHT ELEVEN) SHOW
DI METRO TV


Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:
NILA LESTARI
NIM. 207051000521

Pembimbing:

Dr. Suhaimi, M.Si
NIP.19670906199403 1 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011


PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PRODUKSI PROGRAM 811 (EIGHT ELEVEN)
SHOW DI METRO TV telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 Juni 2011.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).

Jakarta, 20 Juni 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang

Sekretaris

Drs. H. Mahmud Jalal, MA

Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA

NIP: 19520422 198103 1 002


NIP: 19710412 2200003 2 001

Penguji 1

Penguji 2

Drs. H. Mahmud Jalal, MA

Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum

NIP: 19520422 198103 1 002

NIP: 19610422 199003 2 001

Pembimbing

Dr. Suhaimi, M.Si
NIP: 19670906199403 1 002


LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar starta satu (S1) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat
atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang, 09 Juni 2011

Nila Lestari

i

ABSTRAK

Nama : Nila Lestari
NIM : 207051000521
Produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di Metro TV
Televisi berfungsi memberikan informasi, pendidikan, maupun hiburan
bagi masyarakat. Perkembangan media informasi, khususnya televisi juga
membuat dunia semakin hari semakin dekat meskipun arus informasi yang
mengalir tersebut akan mempunyai dampak positif dan negatif. Televisi sebagai
salah satu media massa elektronik. Media televisi menjadi suatu kebutuhan yang
tidak dapat dipisahkan dari aktifitas dan kehidupan manusia. Metro TV adalah
televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai mengudara pada tanggal 25
November 2000 Metro TV sebagai salah satu statsiun televisi swasta yang
mengedepankan pengetahuan kepada penonton.
Kemasan program berita di era hiburan seperti ini tampaknya kian
penting, bahkan bisa sama pentingnya dengan isi beritanya. Program 8-11 (eight
eleven) show di konsep secara ringan seperti bukan program berita. Tata
panggung pun tidak seperti studio program berita, melainkan ruang tengah
keluarga menengah atas yang terdapat sofa empuk, televisi layar datar, piano dan
dapur modern.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu menggambarkan keadaan yang

sebenarnya. Dalam penulisan skripsi ini data yang diperoleh melalui interview,
observasi dan dokumentasi.
Rumusan masalahnya adalah Program 811 (Eight Eleven) show di Metro
TV, pertama mengetahui bagaimana proses pra produksi acara mulai dari ide atau
gagasan yang akan menjadi tema untuk tanggal 19 April 2011 . Kedua,
mengetahui proses produksi program secara langsung (live) pada tanggal 19 April
2011 . Ketiga, mengetahui bagaimana pasca produksi pada saat show berakhir.
Jadi, kesimpulannya penulis mengetahui tahapan proses produksi yang
dilakukan pada acara 811 (Eight Eleven) show di Metro TV mulai dari pra
produksi yang di awali dengan penemuan tema, perencanaan dan persiapan.
Produksi acara secara langsung (live) dan pasca produksi, karena acara ini
dilaksanakan secara langsung maka proses pengeditan tidak ada yang ada
hanyalah evaluasi. Evaluasi dilakukan saat acara ini selesai untuk membahas
kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat acara berlangsung

ii

KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan Alhamdulillah, Puji serta Syukur
kepada Allah SWT yang telah melimpahan Rahmat, Nikmat dan Rizki-Nya

kepada kita. Dialah Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada
seluruh umat manusia dimuka bumi ini.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad
SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Adapun dalam pembuatan skripsi ini penulis telah melewati banyak
kesulitan, hambatan dan gangguan hingga terkadang rasa putus asa, malas, bosan
dan ketidaktahuan peneliti. Namun berkat doa, bantuan, motivasi, bimbingan dan
pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan.
Begitu banyak ucapan terimakasih yang ingin penulis sampaikan, karena
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itur.

dengan segala

ketulusan, perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan MA, dan Pembantu Dekan I
Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.Ag, Pembantu Dekan II Bapak Drs.
H.Mahmud Jalal, M.A, Pembantu Dekan III Bapak Study Rizal LK, M.A.


iii

2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, dan Ibu Umi Musyarofah , MA selaku Sekretaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam
3. Ibu Dra. Hj. Asriati Jamil, M,Hum dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A
selaku Kordinator dan Sekretaris Program Non Regular Komunikasi dan
Penyiaran Islam , dan seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Karena telah banyak memberikan Ilmu Pengetahuan baik
pada saat penulis kuliah maupun saat menyelesaikan skripsi ini.
4. Dosen pembimbing Bapak Dr. Suhaimi M,Si yang telah membimbing dan
memberikan arahan kepada penulis dalam tahapan pembuatan skripsi
sampai selesai skripsi ini dengan baik.
5. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi serta Perpustakaan Utama UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
yang telah memudahkan penulis untuk mendapatkan referensi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6.


Kedua orang tua penulis,

Ayahanda Alm. Dulhalim, semoga Allah

memberikan tempat disisi-Nya. Teruntuk Ibunda Juhaeriyah, yang telah
memberikan doa, kasih sayang, semangat dan motivasi kepada penulis.
7. My brother Alfiyana Zarkasih dan My Sister Ramadyta yang telah
memberi motivasi dan doa serta dukungan moril maupun materil kepada
penulis.
8. Keluarga besarku yang telah memberikan doa dan motivasi sehingga dapat
meyelesaikan skripsi ini.

iv

9. Sahabat-sahabat Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2007 non
regular. Rizka, Lulu, Icha, Indah, Neneng, Cahaya, Za, Joya, Mutyara,
mba Puji, Farida, Ayni, Ajriny, Aldy, Nanto, Ope, Ferdom, Aan, Pa haji
Sulaiman, Bima, Doni, Wape, Apank, Zeptri, Rio, Syarif, Teh Yuli, Rina,
Riki, Utie dan Teman-teman KKN 2010 Kelompok 88 Pameungpek Garut.
Yang telah memberikan nuansa persahabatan, kekeluargaan, dan

pengalaman selama lebih dari tiga tahun menuntut Ilmu di UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta. Sukses buat sahabat-sahabatku, semangat terus demi
meraih masa depan yang gemilang. Thanks for all
10. Pihak-pihak Metro Tv. Khususnya, Mba Retno, Mba Gita, Mba Win, Mas
Rian, Mas Yudi selaku Produser 811 (Eight Eleven) Show dan seluruh
crew produksi 811 (Eight Eleven) Show, Terima kasih banyak untuk
kerjasamanya yang telah membantu penulis untuk mengadakan penelitian
dan memperoleh informasi yang terkait dengan judul skripsi penulis.
11. Semua teman-temanku Alumni SD Pondok Ranji I, SLTPN 4 Ciputat, dan
SMA Yadika 6 Pondok Aren terima kasih atas doa kalian.
12. Buat adik-adik kelas Non Regular angkatan 2008 terima kasih banyak buat
doanya.
13. Semua pihak yang telah memberi bantuan baik moril maupun materil
kepada penulis sehingga selesailah penulisan skripsi ini
Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah SWT

v

yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta
Amin ya Rabbal Alamin.

Ciputat, 09 Juni 2011

Nila Lestari

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................... i
ABSTRAK .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL

............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 5
D. Metodologi Penelitian ........................................................................ 7
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Media Televisi .................................................................................. 13
1. Sejarah dan Perkembangan Televisi ........................................ 13
2. Televisi di Indonesia ................................................................. 15
B. Program Acara Televisi .................................................................... 21
1. Pengertian Program ................................................................... 21
2. Program Televisi ....................................................................... 22
C. Produksi Program Televisi .................................................................. 30
1. Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan) ................................. 34

vii

2. Produksi ..................................................................................... 36
3. Pasca Produksi ............................................................................ 38
BAB III GAMBARAN UMUM METRO TV
A. Gambaran Umum ................................................................................ 42
B. Visi dan Misi ....................................................................................... 44
C. Gambaran Umum Program .................................................................. 46
D.Struktur Organisasi Metro TV .............................................................. 48
E. Profil Acara 811 (Eight Eleven) Show ............................................... 48
BAB IV TEMUAN DATA DARI ANALISA POGRAM 811 (EIGHT
ELEVEN) SHOW DI METRO TV
A. Latar Belakang Acara 811 (Eight Eleven) Show ................................. 53
B. Produksi Program Acara 811 (Eight Eleven) Show ............................ 55
1. Pra Produksi .............................................................................. 56
2. Produksi ..................................................................................... 57
3. Pasca Produksi ........................................................................... 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 69
B. Saran ............................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1

....................................................................................... 52

Tabel 2

....................................................................................... 65

ix

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Metro TV merupakan salah satu televisi

nasional yang ada di

Indonesia. Stasiun ini resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta..
Stasiun TV ini pada awalnya memiliki konsep yang berbeda dengan stasiun
TV lain, sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV ini
hanya memusatkan acaranya pada siaran warta berita saja. dan juga satusatunya stasiun TV di Indonesia yang tidak menayangkan program sinetron.
Stasiun ini dikenal memiliki presenter berita terbanyak di Indonesia. 1
Awalnya, banyak orang pesimis stasiun televisi di Indonesia yang
memosisikan diri sebagai televisi berita bisa bertahan lama. Kenyataannya,
Metro TV bisa bertahan lama. Stasiun televisi berita ternyata bisa menjadi
alternatif bagi stasiun televisi hiburan, bahkan pada saat-saat tertentu, ketika
ada kejadian besar, stasiun televisi berita menarik perhatian masyarakat.
ketika terjadi tsunami di Aceh, bom di Bali, Sidang Istimewa MPR 2001; yang
membuat Presiden Abdurrahman Wahid turun dari jabatan Presiden, stasiun
televisi berita bisa “mengalahkan” stasiun televisi generalis atau stasiun
televisi hiburan.2
Perkembangan media informasi, khususnya televisi juga membuat

1
2

http://id.wikipedia.org/wiki/MetroTV artikel ini di akses pada tanggal 15 Januari 2011.
Usman Ks. Television News Reporting & Writing (Bogor: Ghalia Indonesia. 2009) Cet-

1 h.3

1

2

dunia semakin hari semakin dekat meskipun arus informasi yang mengalir
tersebut akan mempunyai dampak positif dan negatif. Televisi sebagai salah
satu media massa elektronik. Media televisi menjadi suatu kebutuhan yang
tidak dapat dipisahkan dari aktifitas dan kehidupan manusia. Banyak orang
yang menghabiskan waktunya untuk menonton televisi.
Televisi mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan media
massa lainnya. Pertama pesan televisi disajikan secara audio dan visual,
berbeda dengan radio yang hanya audio (melalui pendengaran) dan surat kabar
yang bersifat visual saja (melalui penglihatan). Televisi unggul dalam
membangun daya tarik, persepsi, perhatian dan imajinasi dalam mengkonstruk
realitas. Kedua dilihat dari sisi aktualitas peristiwa, televisi bisa lebih cepat
memberi informasi kepada pemirsa dari pada surat kabar, radio dan majalah.
Ketika dari segi khalayak televisi menjangkau ratusan ribu pemirsa. Keempat
efek kultural televisi lebih besar daripada efek yang dihasilkan jenis-jenis
media lainnya. 3
Pertelevisian di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang
cukup beberapa tahun belakangan ini. Awalnya, kita hanya memilki satu
stasiun televisi, itu pun dimiliki oleh pemerintah, namanya Televisi Republik
Indonesia (TVRI). Pada tahun 1989, lahirlah stasiun televisi Rajawali Citra
Televisi Indonesia (RCTI). Stasiun televisi tersebut menjadi televisi swasta
pertama di Indonesia. Stasiun televisi yang berturut-turut lahir adalah Surya
Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Indosiar, dan
3

Asep S. Muhtadi & Sri Handjani, Dakwah Kontemporer : Pola Alternatif Dakwah
melalui Televisi (Bandung: Pusada Press, 2003) h.87

3

Andalas Televisi (Antv). Sejak era reformasi bergulir, televisi swasta pun
semakin ramai bermunculan. Ada MetroTV, Transformasi Televisi (Trans
TV), TV 7 yang kini menjadi Trans 7, Lativi yang belakangan menjadi
TVOne, serta Global TV.
Secara umum, stasiun televisi kita terdiri atas televisi generalis dan
televisi spesialis. Televisi generalis menyajikan program atau acara yang
beragam, mulai dari sinetron, musik, film, acara anak-anak, hingga berita.
Untuk televisi nasional, yang termasuk dalam kategori televisi generalis
adalah RCTI, SCTV, TPI, Indosiar, Antv, Trans7, termasuk TVRI. Televisi
spesialis menitikberatkan pada program tertentu. MetroTV dan TVOne adalah
TV khusus yang cenderung atau menspesialisasikan diri pada program berita.4
Kemasan program berita di era hiburan seperti ini tampaknya kian
penting, bahkan bisa sama pentingnya dengan isi beritanya. Itulah yang
membuat para produser berita terus mencari bentuk baru penyajian program
berita agar bisa mendapat rating yang bagus dan meraih segmen yang lebih
luas seperti halnya program hiburan.
Program 811 (Eight Eleven) show di konsep secara ringan seperti
bukan program berita. Tata panggung pun tidak seperti studio program berita,
melainkan ruang tengah keluarga menengah atas yang terdapat sofa empuk,
televisi layar datar, piano dan dapur modern. Pemirsa bisa berdialog langsung
dengan Ketiga pembawa acara yaitu Tommy Tjokro, Marissa Anita dan Prabu
Revolusi melalui telepon, atau berkomentar lewat twitter dan facebook. Ketiga
4

1 hal.2

Usman Ks. Television News Reporting & Writing (Bogor: Ghalia Indonesia. 2009) Cet-

4

pembawa acara 811 (eight eleven) shoow membacakan komentar-komentar
tersebut dan ditayangkan di televisi. Menonton acara 811 (Eight Eleven) show
seperti menikmati siaran radio yang diberi gambar. Di sela-sela rangkaian
berita, pemirsa bisa melihat video klip lagu yang ditayangkan, iklan tutur (adlip), informasi lalu lintas, diaolog bersama narasumber dan informasi kuliner.
Program 811 (Eight Eleven) Show ini merupakan acara yang masih
terbilang baru. Tayang perdana di MetroTV pada tanggal 24 November 2010.
meskipun baru beberapa bulan acara ini tayang , tetapi minat dari pemirsa
yang menonton banyak. Ini terbukti akun di jejaring sosial twitter dan
facebook banyak yang memberi komentar atau bertanya kepada narasumber
yang hadir pada saat acara tersebut berlangsung.
Program ini berupaya larut dengan topik yang paling banyak
dibicarakan orang di media sosial semacam twitter dan facebook. Pendekatan
acara ini pada pemirsanya adalah new media. 811 (Eight Eleven) show
disiarkan secara langsung di gedung MetroTV setiap hari Senin – Jum’at
mulai pukul 08.00 pagi sampai dengan pukul 11.00 siang.
Oleh karena itu, penulis akan menggunakan program 811 (Eight
Eleven) sebagai objek penelitian. Dengan berbagai kelebihan dan perbedaan
dalam menyampaikan berita, penelitian ini menggambarkan tentang
bagaimana suatu acara itu tayang di televisi. Dari tahap Pra-Produksi,
Produksi sampai Pasca Produksi. Untuk itu penulis mengangakat judul
“PRODUKSI
TV.”

PROGRAM 811 (EIGHT ELEVEN) SHOW DI METRO

5

B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Pembatasan masalah ini dilakukan guna menghindari perluasan
pembahasan yang tidak penting selain itu menjadi terarah dan agar
berhubungan antara masalah yang diteliti dengan pembahasan dalam
Analisis program

811 (Eight Eleven) Show di Metro TV

peneliti

membatasinya pada episode Selasa 19 April 2011.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
a. Bagaimana Pra Produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di Metro
TV pada episode Selasa 19 April 2011 ?
b. Bagaimana Produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di Metro TV
pada episode Selasa 19 April 2011 ?
c. Bagaimana Pasca produksi Program

811 (Eight Eleven) Show di

Metro TV pada episode Selasa 19 April 2011 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Utama
Mengetahui secara garis besar bagaimana media massa khususnya
televisi dalam mengemas suatu acara. Serta memberikan referensi pada
masyarakat dalam memilih program yang mendidik.

6

b. Tujuan Khusus
Sesuai dengan perumusan masalah di atas tujuan yang hendak
dicapai pada penelitian ini yaitu:
1) Mengetahui Pra Produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di
Metro TV pada episode Selasa 19 April 2011
2) Mengetahui Produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di Metro
TV pada episode Selasa 19 April 2011
3) Mengetahui Pasca Produksi Program 811 (Eight Eleven) Show di
Metro TV pada episode Selasa 19 April 2011

2. Manfaat penelitian
1. Secara Akademis
Harapan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan dan
tambahan referensi bagi studi-studi selanjutnya mengenai program acara di
Televisi. Memberikan gambaran mengenai sebuah program acara yang
ditayangkan secara langsung (live) di televisi. Maka penelitian ini
diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, tentunya pada ilmu
pengetahuan komunikasi khususnya pada penyiaran pemberitaan.
2. Secara Praktis
Penulis mengharapakan semoga hasil dari penelitian ini dapat
memberikan manfaat dalam memberikan masukan dan gambaran kepada
berbagai kalangan seperti teoritis, dan aktivis penyiaran televisi dan pada
umumnya bagi para pengelola stasiun televisi dalam menciptakan sebuah

7

program yang inovatif dan mendidik, serta disesuaikan dengan kebutuhan
dan keinginan masyarakat (penonton) agar tercipta program acara berita
yan lebih menarik, diminati dan diterima oleh masyarakat umum.

D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan
langkah-langkah yang melakukan representasi objek tentang semua
informasi yang terdapat dalam masalah yang diselidiki. Dengan kata lain
metode ini tidak terbatas sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi
juga analisis dan interpretasi tentang arti dari data tersebut. Secara
prakteknya dengan menggambarkan suatu kondisi dalam proses Pra
Produksi, Produksi, Pasca produksi pada Program 811 (Eight Eleven).
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat subjek yang merupakan faktor utama
dalam menentukan hasil dari penelitian yaitu semua pengisi acara serta
crew-crew yang bekerja dalam program 811 (Eight Eleven) Show,
sedangkan objek dari penelitian yaitu pra produksi, produksi dan pasca
produksi program 811 (Eight Eleven) Show di Metro TV.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Tekhnik observasi dalam penelitian ini dengan melakukan
kunjungan ke Metro TV dan pengamatan secara langsung. Observasi

8

ini dilakukan selama empat hari mengikuti produksi 811 (Eight
Eleven) Show yaitu dimulai dari tanggal 18 -21 April 2011.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu alat pengumpulan informasi yang
langsung tentang beberapa jenis data. Penulis menggunakan teknik
wawancara yang dilakukan kepada produser. Penulis mewawancarai
produser dari acara 811 (Eight Eleven) show ini yaitu Iswahyudi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
berupa catatan, buku, majalah, internet dan lain-lain dengan cara
mengumpulkan data-data mengenai hal-hal yang akan diteliti.
d. Pengolahan Data
Data diperoleh dari obsevasi dan wawancara, maka langkah
selanjutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data dari hasil
observasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mencatat hasil dari
apa yang diamati di lapangan; sedangkan pengolahan data dari hasil
wawancara dilakukan dengan cara, penulis mendengarkan ulang
rekaman wawancara kemudian menuliskannya kembali. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif analisis adalah pelaporan data
dengan menerangkan memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta
menginterpretasikan data yang terkumpul apa adanya, lalu kemudian di
simpulkan.

9

e. Lokasi dan waktu
Penulisan ini dilaksanakan pada salah satu stasiun televisi swasta
Metro TV yang beralamat Jl. Pilar Mas Raya Kav. A-D, Kedoya Kebon Jeruk Jakarta 11520, Indonesia. Penelitian dilaksanakan pada
tanggal 19 April 2011
f. Teknik Penulisan Data
Isi penelitian ini ditulis berdasarkan penulisan skripsi yang
mengacu pada pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang
berlaku di UIN Jakarta.5

E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dalam penelitian adalah membandingkan penelitian
yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Beberapa judul skripsi
terdahulu mempunyai judul atau objek dan subjek penelitian yang sama
ataupun hampir sama dengan penulis. Diantaranya adalah:
1. “Analisis Produksi Program Jejak Islam di TVOne”

karya

Muhammad Zuhdi Kurniawan ( 202051001316) Fakultas Ilmu Dakwa
dan Ilmu Komunikasi tahun 2009, skripsi tersebut membahas tentang
bagaimana desain program Acara “Jejak Islam”, Bagaimana Pelaksanaan
Produksi Program Acara “Jejak Islam” , dan Bagaimana evaluasi Produksi
Program Acara “Jejak Islam”
Bedanya dengan skripsi penulis pada “Analisis Produksi

5

Ke-34

Hamid Nasuki, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: CEQDA, 2007), cet.

10

Program Jejak Islam di TVOne”

karya Muhammad Zuhdi

Kurniawan ditayangkan secara tidak langsung atau taping. Melalui proses
shooting terlebih dahulu. Kemudian

proses pasca produksi yaitu

pengeditan gambar, memasukkan narasi dan dubbing serta perekaman ke
dalam kaset. Sedangkan, skripsi penulis adalah program yang ditayangkan
secara langsung (live) dan tidak ada proses pasca produksinya.
2. “Analisis Produksi Program Forum Kerukunan Umat Beragama di
TVRI” karya Anne Chrisnasari Syahman (10605001784), Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2010, skrip tersebut membahas
tentang bagaimana format pada program Forum Kerukunan Umat
Beragama di TVRI, dan Bagaimana proses Pra Produksi, Produksi, dan
Pasca Produksi.
Bedanya dengan skripsi penulis pada “Analisis Produksi
Program Forum Kerukunan Umat Beragama di TVRI” karya Anne
Chrisnasari Syahman program ini ditayangkan secara langsung (live)
tidak melalui proses pengeditan. Akan tetapi jika proses produksinya
dilakukan secara tunda (taping) maka akan ada pasca produksinya yaitu
proses editing.

Sedangkan, skripsi penulis adalah program yang

ditayangkan secara langsung (live) dan tidak ada proses pasca produksinya
3. “Analisis Produksi acara Makna Kehidupan di Trans TV” Minarsih
Fitriasari (106051001844), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
tahun 2010, skripsi tersebut membahas tentang bagaimanakah pelaksanaan
produksi Acara Makna Kehidupan di Trans TV yang meliputi Pra

11

Produksi, Produksi, Pasca Produksi dan Evaluasi, Bagaimanakah evaluasi
proses Produksi Acara Makna Kehidupan di Trans TV.
Bedanya dengan skripsi penulis pada “Analisis Produksi acara
Makna Kehidupan di Trans TV” karya Minarsih Fitriasari program
ini pra produksinya dilakukan satu minggu sebelum proses shooting.
Sedangkan skripsi penulis adalah proses pra produksinya dilakukan sehari
sebelum produksi secara langsung (live) dilakukan.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu penulis menyusun
dengan membagi menjadi lima bab:
BAB I PENDAHULUAN: dalam bab ini membahas mengenai latar belakang
masalah penelitian, perumusan dan pembatasan masalah dalam penelitian,
tujuan dan manfaat dari penelitian, metodologi yang digunakan dalam
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II KERANGKA TEORITIS: dalam bab ini membahas tentang Sejarah
dan Perkembangan Televisi, Televisi di Indonesia, Pengertian program,
Program televisi, Pra produksi, Produksi, Pasca produksi.
BAB III GAMBARAN UMUM METRO TV: dalam bab ini membahas
tentang profil Metro TV Sejarah dan Perkembangan Metro TV, mengenai Visi
dan Misi Metro TV , Gambaran Umum Program, Deskripsi Acara 811 (Eight
Eleven) Show di MetroTV

12

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN yang membahas mengenai: Pra
produksi program , Produksi program, dan Pasca produksi program
BAB V PENUTUP:

yang berisi Kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan, dan Saran-saran

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Media Televisi
1. Sejarah dan Perkembangan Televisi
Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi.
Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan
gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama
Paul Nikpov, untuk mengirim gambar melaui udara dari satu tempat ke
tempat lain. hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. akhirnya Nipkov diakui
sebagai “bapak televisi” 1
Perkembangan televisi di dunia ini sejalan dengan kemajuan teknologi
elektronika, yang bergerak pesat sejak ditemukannya transistor oleh
William Sockley dan kawan-kawan pada tahun 1946. Transistor yang
dibuat dari pasir silicon yang bayank terdapat di lembah Silicon di
California Amerika Serikat ini merupakan benda sebesar pasir yang
berfungsi sebagai penghantar listrik benas hambatan. Transistor ini
sanggup menggantikan fungsi tabung (vaccum tube) yang diciptakan oleh
Lee de Forest pada tahun 1912. Selanjutnya pada tahun 1923 Vladimir
Katajev Zworykin berhasil menciptakan sistem televisi elektris. Dan tahun
1930 Philo T. Farnsworth menciptakan system televisi. Penemuan dasar
televisi ini harus berkembang sampai akhirnya Paul Nipkow melahirkan

1

Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah analisis Media Televisi. (Jakarta: PT
Rineka Cipta. 1996) h. 5-6

13

14

televisi mekanik. Hal ini dibuktikan ketika New York World’s Fair tahun
1939 dipamerkan pesawat televisi berukuran 8 x 10 inci. Dari sinilah
akhirnya berkembang pesawat televisi yang kita kenal sekarang.
Sementara untuk pertama kalinya gambar televisi mulai terlihat tahut 1920
di Amerika Serikat.2
Televisi mulai dapat dinikamati oleh publik Amerika Serikat (AS)
pada tahun 1939, namun sempat terhenti ketika Perang Dunia II. Baru
setelah tahun 1946, kegiatan dalam bidang TV tersebut tampak dimulai
lagi. Pada waktu itu, di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa
pemancar. Tetapi kemudian, karena situasi dan kondisi yang mengizinkan
serta pesatnya perkembangan teknologi, maka jumlah studio/ pemancar
televisi pun meningkat. Sementara itu, lebih dari 90 persen semua rumah
tangga di Amerika serikat dilengkapi dengan televisi dan banyak dari
mereka yang memiliki lebih dari satu televisi. Bahkan pada tahun 1981,
televisi telah berkembang sangat pesat, sehingga dapat menciptakan
televisi yang menyajikan 36 acara, termasuk video recorder yang diatur
oleh komputer. 3
Inggris termasuk salah satu negara yang paling lama mengadakan
eksperimen dalam bidang televisi. John Logie Baird umpamanya, telah
mendemostrasikan televisi pada tahun 1924. dan BBC yang kini
merupakan salah satu organisasi televisi terbesar di dunia sudah mencoba-

2

Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi Teori dan praktik (Bandung: Sambiosa Rekatama
Media, 2006), Cet. 1, h.7
3
Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah analisis Media Televisi. h. 6

15

coba mengadakan siaran sejak tahun 1929 dan hari jadi BBC Television
adalah tanggal 2 November 1936. 4
Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat
sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada batas
antara satu negara dengan negara lainnya terlebih setelah digunakannya
satelit untuk memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut sebagai
globalisasi di bidang informasi. Peristiwa yang terjadi di daratan Eropa
atau Amerika atau Rusia, pada saat yang sama dapat pula diketahui di
negara-negara lain dan sebaliknya, melalui bantuan satelit yang mampu
memultipancarkan siarannya ke berbagai penjuru dunia tanpa ada
hambatan geografis yang berarti. 5
2.

Televisi di Indonesia
Media televisi di Indonesia bukan lagi dilihat sebagai barang mewah,
seperti ketika pertama kali ada. Kini media layar kaca tersebut sudah
menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat nusantara
untuk mendapatkan informasi. Dengan kata lain, informasi sudah
merupakan bagian dari hak manusia untuk aktualitas diri.
Masuknya televisi di Indonesia (Jakarta) pada tahun 1962,
bertepatan dengan “The 4th Asian Games” (Peristiwa olahraga Asia ke-4).
Ketika itu Indonesia menjadi penyelenggara. Peresmian pesta olahraga
tersebut bersamaan dengan peresmian penyiaran televisi oleh Presiden

4

Onong Uchjana Effebdy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. (Komunikasi: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), Cet.III, h. 173
5
Dedy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi menjadi Reporter Profesiana. (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2005). h. 4

16

Soekarno, tanggal 24 Agustus 1962. Televisi yang pertama muncul adalah
TVRI dengan jam siar antara 30 – 60 menit sehari. Jumlah pesawat televisi
yang ada di Jakarta sebanyak 10.000 buah. Tujuh tahun setelah TVRI
diresmikan (1969), jumlah pesawat televisi di Jakarta meningkat menjadi
65.000 buah, sampai akhir maret 1972, jumlah televisi di Indonesia adalah
212.580 buah.6
Dalam perkembangan era penyelanggaraan penyaiaran televisi

yang

dilakukan TVRI sejak tahun 1963 terus berlangsung sampai dengan tahun
1990, sekalipun sejak tahun 1971, 1986 dan tahun 1987 telah terlihat adanya
era pembaruan setidaknya dari sisi aturan main. Namun demikian secara de
facto monopoli penyiaran masih terus berlangsung. Karena itu pembaruan
tahap pertama, kedua , ketiga dan keempat. 7
1. Era Pembaruan Tahap Satu
Era ini disebut era pembaruan tahap satu, karena sejak tanggal 3 Mei
1971,

pemerintah

Keputusan

Menteri

melalui

Departemen

Penerangan

Nomor

Penerangan

mengeluarkan

54/B/KEO/MENPEN/1971

tentang Penyelenggaraan Siaran Televisi di Indonesia. Melalui keputusan
ini, dimunculkan keinginan untuk mulai menata system penyelenggaraan
penyiaran televisi di Indonesia. Keinginan ini dilatarbelakangi adanya
perkiraan terjadinya perkembangan yang pesat mengenai pertelevisian
diwilayah Republik Indonesia. Dalam pelaksanaannya Departemen
Penerangan dapat membenarkan pertisipasi Pemerintah Daerah atau
6
7

Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah analisis Media Televisi. h.34
Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi Teori dan praktik Cet. 1, h.17

17

instansi resmi lainnya di dalam investasi pembangunan prasarana
pertelevisian di Indonesia. Kebijakan pengaturan ini bertahan 15 tahun,
yaitu sejak 3 Mei 1971 samapi 20 Agustus 1986.
2. Era Pembaruan Tahap Dua
Era ini ditandai dengan dikeluarkannya kebijaksanaan Menteri
Penerangan

RI

melalui

Keputusan

Menteri

Penerangan

Nomor

167/B/KEP/MENPEN/1986 tentang Penyelanggaraan Siaran Televisi di
Indonesia tanggal 20 Agustus 1986. berdasarkan aturan yang baru
setidaknya ada tiga alasan utama melakukan perubahan terhadap
pengaturan yang selama ini dilaksanakan. Pertama, diyakini bahwa
pesatnya kemajuan teknolohi informasi dan teknologi telekomunikasi
dewasa

ini

telah

membawa

perkembangan

baru

di

bidang

penyelenggarakan siaran televisi di Indonesia. Kedua, disadari bahwa
perkembangan pertelevisian Indonesia haruslah bener-benar terintegrasi di
dalam menunjang pembangunan nasional di segala bidang serta dapat
menghindari timbulnya dampak langsung idiologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan dan keamanan juga gangguan elektromagnetik
yang merugikan. Ketiga, sebelum ditetapkannya Undang-Undang Siaran,
di pandang perlu menyempurnakan ketentuan-ketentuan mengenai
wewenang dan kebijaksanaan tentang penyelegaraan siaran televisi di
seluruh wilayah Indonesia.
3. Era Pembaruan Tahap Tiga
Era ini ditandai dengan keluarnya aturan main tentang Siaran Saluran

18

TerbatasTVRI, yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Penerangan RI
Nomor 190A/KEP/MENPEN/1987 tanggal 20 Oktober 1987. Berdasarkan
keputusan menteri ini ada tiga hal yang menjadi dasar pembaruan tahap
tiga. Pertama, disadari perkembangan dan kemajuan teknologi informasi
dan telekomunikasi sangat pesat. Di sisi lain terdapat keterbatasan dana
dalam pembangunan. Kedua, disadari pentingnya sikap tegas dan kontinyu
untuk mendorong suksesnya pembangunan serta sejalan dengan harapan
masyarakat untuk segera mengambil langkah-langkah mengembangkan
siaran televisi. Pihak swasta pertama yang diizinkan melakukan penyiaran
televisi adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) untuk
berpatisipasi dalam penyelenggaraan Siaran Saluran Terbatas (SST) dalam
wilayah Jakarta dan sekitarnya. Era ini berlangsung sampai dengan tanggal
24 Juli 1990.
4. Era Pembaruan Tahap Empat sampai Sekarang
Tahap berikutnya adalah era pembaruan tahap empat

yang

melatarbelakangi lahirnya SCTV,TPI, ANTV, dan Indosiar. Era ini
dimulai dengan lahirnya Keputusan Menteri Penerangan Nomor
111/KEP/MENPEN/1990 tentang penyiaran Televisi di Indonesia tanggal
24 Juli 1990. Tanggal 30 Januari 1993 SCTV diperbolehkan
menyelenggarakan siaran nasional, dengan ketentuan bahwa siaran
nasional SCTV berkedudukan di Jakarta merupakan siaran gabungan
antara SCTV Surabaya dengan SCTV Denpasar. Pengoperasian siaran TPI
diresmikan Presiden Soeharto pada hari Rabu, 23 Januari 1991 di studio

19

XII TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Dan pada tanggal 30 Januari 1993 lahir
televisi swasta ANTV. PT. Indosiar Visual Mandiri (Indosiar) merupakan
televisi swasta yang lahir tanggal 18 Juni 1992. Setelah lahirnya stasiun
televisi swasta ANTV, terjadi peralihan kekuasaan di Indonesia dengan
lengsernya Soeharto dan digantikan Habibie. Dan pemerintahan Habibie
inilah mulai muncul deregulasi dibidang pengelolaan informasi dan
komunikasi. Puncaknya

pada pemerintahan Gus Dur Departemen

Penerangan dilikuidasi dan berdirilah beberapa televisi swasta baru
lainnya, yakni MetroTV, Trans TV, Global TV, dan TV 7. 8
Saat ini di Indonesia sudah mengudara sebeles stasiun televisi. Satu TVRI
dan sepulah stasiun tv swasta. Tetapi sejarah kelahiran televisi di Indonesia
tetap harus menjadi catatan kita. Sebab, bagaimana pun canggih dan hebatnya
stasiun televisi swasta yang kini mengudara, tetap tidak bisa meninggalkan
sejarah lahirnya televisi di negara kita. Dan bicara tentang sejarah televisi di
Indonesia tentu tidak bisa lepas dari lahirnya TVRI sebagai cikal bakal dunia
penyiaran televisi di Indonesia.
Perkembangan pesat televisi di Indonesia terbukti dengan munculnya
televisi swasta dibarengi dengan deregulasi pertelevisian Indonesia oleh
pemerintah, sejak tanggal 24 Agustus 1990. ada berbagai alternatif tontonan
bagi masyarakat Indonesia saat ini, yaitu TVRI, TVRI programa 2, RCTI,
SCTV, TPI dan AN-TV. Sebuah televisi yang memfokuskan diri pada bidang
ekonomi dan pembangunan nasional, yaitu Indosiar Visual Mandiri (IVM) di

8

Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi Teori dan praktik, Cet. 1, h. 18-26

20

Indonesia dan mulai siaran tahun 1994.9 Sejak era reformasi bergulir, televisi
swasta semakin ramai bermunculan. Ada MetroTV, Transformasi Televisi
(Trans TV), TV 7 yang kini menjadi Tras 7, Lativi yang belakangan menjadi
TVOne, serta Global TV.
Stasiun TV lokal pun ikut menyemarakkan dunia pertelevisian tanah air.
Televisi local mulai bermunculan pada tahun 2000. misalnya, di Jakarta ada
OChannel dan JakTV, di Surabaya ada Jawapos Televisi (JTV), di Bnaten ada
Cahaya TV, dan banyak lagi yang ada diberbagai daerah dan kota di
Indonesia. Hingga April 2007, permintaan izin pendirian televisi local yang
masuk ke Komisi Penyiaran Indonesi (KPI) dan Kementrian Komunikasi dan
informasi (Menkominfo) mencapai angka 100 stasiun televisi. Televisi
berlangganan atau televisi berbayar (pay per view) juga turut mewarnai
perkembangan jagat pertelevsian Indonesia. Yang relatif

dikenal publik,

antara lain Indovision, Aora TV, First Media, dan Telkomvision. Hingga
tahun 2008 , paling tidak terdapat 13 stasiun televisi berlangganan yang
beroperasi di Indonesia. Televisi berlangganan kini tak hanya menyediakan
jasa siaran stasiun asing ataupun nasional, tetapi juga memproduksi sendiri
program-program mereka, termasuk program berita.10
Terkait dengan perkembangan teknologi di Indonesia, diperkirakan pada
tahun 2018, televisi di Indonesia memasuki era televisi digital. Teknologi
digital akan meningkat kualitas gambar televisi. Masih terkait dengan

9

Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah analisis Media Televisi, h.35
Usman Ks. Television News Reporting & Writing (Bogor: Ghalia Indonesia. 2009) Cet-

10

1 h.1

21

perkembangan teknologi, kini terjadi konvergensi media, misalnya antara
media televisi dengan media online. Konvergensi ini tentu memperluas
jangkauan siaran televisi.11

B. Program Acara Televisi
1.Pengertian Program
Secara etimologi, kata program berasal dari bahasa Inggris
Programme yang berarti acara atau rencana.12 Sedangkan menurut kamus
Besar Bahasa Indonesia, pengertian program adalah rancangan mengenai
asas serta usaha yang akan dijalankan.
Secara

etimologi,

undang-undang

penyiaran

Indonesia

tidak

menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah
“siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang
disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering
digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata “siaran”
untuk mengaju kepada pengertian acara.
Di Indonesia program siaran akan mengisi siarannya sepanjang ratarata 18 sampai 24 jam setiap harinya. Sedangkan program siaran terdiri
dari berbagai macam produksi siaran pendukung program. Produksi itu
bisa dibuat sendiri oleh stasiun televisi bersangkutan (in house production)
atau dibeli disewa dari luar.

11

Ibid h.2
Morissa, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Tanggeramg : Ramdina Prakarsa, 2005), Cet.1, h. 97
12

22

Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau
barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain,
dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program
adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia
mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia
penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau
penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan
mendapatkan pendengar atau penonton. 13
2. Program Televisi
Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya di produksi oleh
stasiun televisi yang bersangkutan. Di Amerika sebuah stasiun televisi
tidak memproduksi sendiri sebuah program siarannya. Mereka hanya
membeli atau memesan dari production company yakni kalau di Indonesia
lebih dikenal dengan sebutan production house. Cara seperi ini akan dapat
lebih menguntungkan kedua belah pihak. Stasiun televisi dapat memilih
program yang menarik dan memilki nilai jual kepada pemasang iklan,
sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan
dari produksinya. 14
Maju mundurnya perusahaan jasa penyiaran televisi ada pada
pemograman acara. Secara bisnis program itu bisa dijual. Bagi perusahaan
televisi swasta, hasil program penyiaran dapat menghasilkan pemasukan

13

Ibid, h. 200
Dedy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi menjadi Reporter Profesianl. (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2005). h.7-8
14

23

keuntungan. Sedangkan bagi televisi nonkomersial – seperti televisi
pendidikan,
Setiap program televisi punya sasaran yang jelas dan tujuan yang akan
dicapai. Ada lima parameter yang harus diperhitungkan dalam menyusun
program siaran televisi, yaitu:
a. Landasan filosofis yang mendasari tujuan semua program
b. Strategi penyusunan program sebagai pola umum tujuan program
c. Sasaran program
d. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program
e. Karakter intuisi dan manajement sumber program untuk mencapai
usaha yang optimum.15
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa
saja yang bisa dijadikan program untuk ditanyakan ditelevisi selama program
ini menarik dan disukai audien dan selama tidak bertentangan dengan
kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku.
Menurut Morissan jenis program dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: 16
1. Program Informasi (berita)
Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin tahu yang besar. Mereka
ingin tahu apa yang terjadi di masyarakat. Programmer dapat

15

R. M Soenarto, Program Televisi dari Penyusunan sampai Pengaruh siaran, (Jakarta:
FFTV-IKJ, 2007). Cet ke-1, h.5
16
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Tanggeramg : Ramdina Prakarsa, 2005), Cet.1, h..208-220

24

mengeksplorasi rasa ingin tahu orang ini untuk menarik sebanyak
mungkin audien. Program informasi di televisi, sesuai dengan namanya,
memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton
terhadap suatu hal.
Program informasi tidak hanya melulu program berita dimana
presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian
informasi termasuk juga talk show (perbincangan), misalnya wawancara
artis, orang terkenal, tokoh atau dengan siapa saja. Program informasi
dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan
berita (soft news).
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/atau
menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya
yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien
secepatnya. Peran televisi sebagai sumber utama hard news bagi
masyarakat cenderung untuk terus meningkat. Stasiun televisi besar
biasanya menyajikan program beberapa kali dalam satu hari, misalnya
pagi, siang, petang, dan tengah malam. Berita keras dapat dibagi menjadi
beberapa bentuk yaitu: straight news, features, dan infotaiment.
a. Straight News adalah suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan
hanya menyajika informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H
(who,what,where,when,why,dan how) terhadap suatu peristiwa yang
diberitakan.

25

b. Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” di
sini adalah informasi yang lucu, aneh, unik, menimbulakn kekaguman,
dan sebagainya.
c. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai
kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat

(celebrity), dan

sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan, seperti
pemain film/sinetron dan lain sebagainya.
Berita Lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (in depth) namun tidak
besifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini
ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita. Program
yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah: current affair,
magazine, dokumenter, dan talk show.
a. Current Affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait
dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat
secara lengkap dan mendalam.
b. Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun
mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan
durasi yang lebih panajang.
c. Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
d. Talk Show atau perbincangan adalah program yang menampilakan satu
atau beberapa orang untuk membahas suatu topic tertentu yang

26

dipandu oleh host atau pembawa acara. Mereka yang di undang adalah
orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau
topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah
yang tengah dibahas.
Dalam perkembangannya, jurnalisme mengalami kemajuan yang
berarti. Jurnalisme yang pada awalnya hanya di monopoli oleh media
cetak sudah bertambah dengan media elektronik seperti televisi dan radio.
Bahkan sekarang sudah ada internet yang membawa pembahasan
jurnalisme ke bentuk media baru. Di indonesia, media cetak tak lagi cukup
disajikan dengan media yang tercetak itu. Media elektronik juga tidak
mampu berbeda. Jika diamati, media-media elektronik sekalipun (radio
dan televisi) sekarng ini memiliki wujud dua, yakni medianya sendiri dan
media internet. Jika anda pembaca harian kompas , anda dapat juga
mengakses lewat internet semua berita di harian tersebut. Beberapa televisi
seperti RCTI, SCTV, Metro TV juga sudah menyajikan dalam internet.17
Jurnalisme itu sendiri merupakan sebuah profesi yang dilakukan
oleh seseorang yang bekerja pada media massa yang berhubungan dengan
proses mencari, mengolah, dan menyiarkan informasi kepada khalayak
dan disebarkan melalui media massa (surat kabar, radio, televisi dan
internet).
Di televisi, seorang wartawan sering kali tidak hanya dituntut bisa
mengambil gambar sebuah peristiwa tetapi sekaligus menulis dan

17

Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), 2009, h.13

27

menyiarkannya.

Sebuah

profesi

yang

tidak

semua

orang

bisa

melakukannya. Bahkan karena memang di gaji tinggi, dalam lowongan
pekerjaan untuk jurnalis televisi, televisi mensyaratkan pengalamn dua
tahun di media cetak. Artinya, televisi tidak lagi mengajari wartawannya
dari nol. Tidak perlu lagi melatih wartawan yang sudah punya keahlian
menulis (karena pernah terlibat di media cetak) untuk disesuaikan dengan
jurnalisme televisi.
Seorang jurnalis siaran juga harus mampu memberikan ilustrasi
pendukung (misalnya data) dalam wawancara atau laporan jurnalistiknya.
Wartawan itu sangat dituntut mempunyai wawasan luas. Misalnya,
melaporkan

pemilihan

presiden

secara

langsung.

Reporter

bisa

memberikan ilustrasi pemilihan presiden lima tahun yang lalu. Jika
laporan disiarkan secera terekam mungkin akan lebih mudah, tetapi jika
disiarkan live spontanitas dan keluasan wawasan seorang jurnalis menjadi
keharusan.18
Tuntutan lain dari seorang reporter media elektronik ini adalah
kemampuan kecepatan bicara. Misalnya, durasi (waktu) yang dipunyai
media sangat terbatas. Ia tidak bisa memperkerjakan jurnalis yang logat
bicaranya sangat pelan. Media tidak saja rugi secara waktu tetapi juga
tidak menarik bagi pemirsanya. Jurnalis televisi bersandar pada informasi
visual dalam mengilustrasikan laporannya. Termasuk di sini wawancara
kamera dengan objek yang diwawancarai.

18

Ibid, h.16

28

Berdasarkan pengamatan beberapa ahli bidang pertelevisian
menyebutkan bahwa

informasi yang diperoleh melalui siaran televisi

dapat mengendap dalam daya ingatan manusia lebih lama jika
dibandingkan dengan perolehan informasi yang sama tetapi melalui
membaca. Hal tersebut disebabkan karena gambar/ visualisasi bergerak
yang berfungsi sebagai tambahan dan dukungan informasi penulisan narasi
peyiar atau reporter memiliki kemampuan untuk memperkuatdaya ingat
manusia dan memanggilnya (recall) kembali.19
Perkembangan dan perubahan media televisi, baik dalam
programnya maupun dalam peningkatan teknologi barunya, akan
menawarkan cara-cara baru bagi publik dalam pemanfaatan sarana televisi
di masa mendatang. Pada gilirannya, sangat mungkin apabila pola
konsumsi informasiyang baru ini juga akan berakibat pada pembentukan
gaya hidup para pemilik dan penonton tersebut.20
2. Program Hiburan (entertainment).
Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan