KEPUASAN PEMIRSA MENONTON PROGRAM EIGHT ELEVEN SHOW DI METRO TV( Studi Deskriptif Kepuasan Pemirsa Di Surabaya Dalam Menonton Program Eight Eleven Show Di Metro TV ).

(1)

Eight Eleven Show Di Metro TV)

SKRIPSI

Oleh:

FAJAR MAHARDIAN NPM 0743010303

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA 2011


(2)

Disusun Oleh : FAJAR MAHARDIAN

NPM. 0743010303

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

PEMBIMBING UTAMA

DR.Catur Suratnoaji,M.Si NPT. 3 6804 94 00281

Mengetahui DEKAN

Dra, Ec. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 030.175.349


(3)

iii   

MENONTON PROGRAM EIGHT ELEVEN SHOW DI METRO TV “ Studi

Deskriptif Kepuasan Pemirsa Di Surabaya Dalam Menonton Program Eight Eleven Show Di Metro TV dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak DR.Catur Suratnoaji,M.Si selaku Dosen Pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak , baik itu berupa moril, spiritual maupun materiil . untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu DRA.HJ.Suparwati,MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 2. Bapak Juwito,S.Sos,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak dan Ibu atas doa yang tak henti mengalir untuk anakmu doaku agar aku bisa membahagiakan dan membuatmu bangga di kemudian hari.

4. Adik Dinda jangan nakal lagi yaa.


(4)

7. Teman teman seperjuangan lainnya semangatttt.

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, 2011


(5)

v

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

ABSTRAKSI... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah... 11

1.3. Tujuan Penelitian... 12

1.4. Manfaat Penelitian... 13

1.4.1. Manfaat Akademis……… ….. 13

1.4.2. Manfaat Praktis……… 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 15

2.1. Televisi Sebagai Media Pemuas Kebutuhan Khalayak.. 15

2.1.1. Siaran Berita Televisi……….... 18

2.1.2 Program Eight Eleven Show... 21

2.1.3. Khalayak Aktif………... 23

2.2. Teori Uses and Gratifications... 26

2.2.1. Kepuasan Khalayak……….. .... 29

2.3. Kerangka Berfikir……… 32

2.4. Hipotesis……… 36


(6)

3.2. Populasi ,Sampel , dan Tekhnik Pearikan Sampel... 47

3.2.1. Populasi dan Unit Analisis... 47

3.2.2. Sampel... 47

3.2.3. Teknik Penarikan Sampel... 48

3.3 Metode Pengumpulan Data... 49

3.4. Metode Analisis Data... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 53

4.1. Gambaran Umum Obyek dan Subjek Penelitian... 53

4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian………. 53

4.2. Penyajian dan Analisis Data... 55

4.2.1. Identitas Responden... 56

4.2.1.1 UsiaResponden………... 56

4.2.1.2 Tingkat Pendidikan Responden……... 59

4.2.1.3 Jenis Pekerjaan Responden... 61

4.2.2. Penggunaan Media... 63

4.2.2.1 Terpaan Acara Eight Eleven Show …... 63

4.2.2.2 Frekuensi Responden Dalam Menonton Program Acara 811 Show... 64

4.2.2.3 Durasi Responden Dalam Menonton Program Acara 811 Show……… 65

4.2.3 Kepuasan Gratifications Sought... 67

4.2.3.1 GS Motif Informasi……… 67


(7)

vii

4.2.4.1 GO Motif Informasi………. 77

4.2.4.2 GO Motif Identitas Pribadi……….. 80

4.2.4.3 GO Motif Integrasi Dan Interaksi Sosial…. 82

4.2.4.4 GO Motif Hiburan………. 84

4.3 Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis……….. 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 94

5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian……… 94

5.2 Saran……… 96

DAFTAR PUSTAKA... 97

LAMPIRAN... 99


(8)

Halaman


(9)

ix

Halaman

Tabel 1 : Usia Responden……… 56

Tabel 2 : TingkatPendidikan Responden………. 59

Tabel 3 : Pekerjaan Responden……… 61

Tabel 4 : Terpaan Acara Eight Eleven Show……….. 63

Tabel 5 : Frekuensi Menonton………...………. 64

Tabel 6 : Durasi Menonton……….……… 66

Tabel 7 : Kepuasan yang diinginkan (GS) Motif Informasi……… 69

Tabel 8 : Kepuasan yang diinginkan (GS) Motif Identitas Pribadi…………. 71

Tabel 9 : Kepuasan yang diinginkan (GS) Motif Integrasi dan Interaksi Sosial... 73

Tabel 10 : Kepuasan yang diinginkan (GS) Motif Hiburan... 75

Tabel 11 : Kepuasan yang dperoleh (GO) Motif Informasi……… 78

Tabel 12 : Kepuasan yang diperoleh (GO) Motif Identitas Pribadi…………... 80

Tabel 13 : Kepuasan yang diperoleh (GO) Motif Integrasi dan Interaksi Sosial. 82 Tabel 14 : Kepuasan yang diperoleh (GO) Motif Hiburan……... … 84


(10)

Di Surabaya Dalam Menonton Program Eight Eleven Show Di Metro TV )

Televisi merupakan salah satu media pemuas kebutuhan khalayaknya. Televisi sebagai sarana komunikasi sangat dipengaruhi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Metro TV sebagai satu – satunya stasiun televisi swasta yang memfokuskan diri pada program berita mengemas suatu tayangan berita dengan berbeda yaitu acara Eight Eleven Show. Acara ini dikemas dengan perpaduan konsep news talk show

entertainment dengan life music dan healthy live. Walaupun dipadukan dengan

konsep entertainment namun tidak lepas dari karakter Metro TV yaitu berita. Acara ini dianggap memberi wawasan kepada masyarakat karena isinya yang sarat informasi yang disajikan secara ringan dan komunikatif. Unsur berita, informasi dan

entertainment dikemas menarik dan mudah dicerna.Sehingga penonton selain

memperoleh informasi, mereka juga terhibur. Maka dari uraian diatas apakah masyarakat Surabaya mendapatkan kepuasan dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV.

Secara akademis hasil diharapkan nantinya akan turut serta dapat memberikan andil dalam upaya memperkaya sumber ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu komunikasi pada khususnya untuk penyiaran program talk show televisi. Sedangkan manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak Metro TV mengenai kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton acara Eight Eleven Show, Sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan program acara tersebut agar lebih sesuai dengan harapan masyarakat sebagai penonton.

Penelitian ini didasari oleh teori Uses and Gratifications, dimana kepuasan masyarakat diukur berdasarkan pada 2 konsep yaitu kepuasan yang diinginkan (GS) dan kepuasan yang diperoleh (GO), dengan indikatornya adalah motif informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial, dan motif hiburan.

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif deskriptif dengan mengambil populasi sasaran 20 tahun keatas dan menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV. Menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan metode

probability sampling dengan menggunakan teknik random sampling. Dan

menggunakan metode pengumpulan data melalui 2 sumber yaitu data primer dan data sekunder, sedangkan metode analisis data yaitu menggunakan uji t (t - test).

Hasil penelitian menyebutkan bahwa khalayak dalam menonton acara Eight Eleven Show didorong motif informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial dan motif hiburan. Program Eight Eleven Show mampu mencukupi kebutuhan untuk memperoleh informasi dan hiburan akan tetapi dari kebutuhan identitas pribadi dan integrasi sosial belum mampu memenuhinya.


(11)

1   

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat perkembangan teknologi komunikasi, informasi dan teknologi media massa ( media cetak, media elektronik, dan multimedia ) turut mengalami kemajuan yang juga berkembang dengan cukup pesat .Hal ini terbukti dengan dampak siaran teknologi media massa televisi seolah – olah tidak ada lagi batas antara satu negara dengan negara lainnya terlebih setelah digunakanya satelit untuk memancarkan signal televisi.

Televisi membawa berbagai kandungan informasi pesan – pesan yang dalam waktu yang sangat cepat dapat tersebar keseluruh pelosok dunia. Orang dapat menyaksikan secara langsung suatu peristiwa yang terjadi di bagian dunia lain berkat jasa televisi. Televisi juga sebagai alat bagi berbagai kelompok untuk menyampaikan pesan terhadap masyarakat luas.

Menurut Effendi (2000:54) media massa terdiri dari dua macam yaitu media massa cetak (printed mass media ) dan media massa elektronik

(electronic mass media ) media massa cetak antara lain : koran, majalah.

Sedangkan media massa elektronik yaitu : radio , televisi, film dan internet.


(12)

Televisi adalah salah satu media massa elektronik merupakan yang paling kuat dalam mempengaruhi penonton secara psikologi. Karena televisi merupakan salah satu media massa yang memiliki sifat spesifik yaitu audio visual. Unsur kata-kata, gambar bergerak, musik dan sound effect mampu memberikan kesan mendalam pada penonton (Effendi,2000:176).

Televisi mempunyai keunggulan dibandingkan media elektronik lain. Televisi mampu menghadirkan symbol- symbol berupa audio visual dan memiliki ciri khas, yaitu menjanjikan kecepatan, ketepatan, kepraktisan, dan kualitas dalam mencari , mengumpulkan, menyeleksi, mengolah dan menyajikan informasi.

Siaran televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan system lensa dan suara. Pancaran sinyal ini diterima oleh antena televisi untuk kemudian diubah kembali menjadi gambar dan suara. Untuk menyelenggarakan siaran televisi maka diperlukan tiga komponen yang disebut trilogy televisi, yaitu studio dengan berbagai sarana penunjangnya, pemancar atau transmisi, dan pesawat penerima yaitu televisi (Morissan,2003:2).

Di Indonesia, perkembangan televisi mulai dirasakan sejak lahirnya televisi swasta pertama Indonesia yaitu RCTI pada tahun 1989 di Jakarta. Saat itu masih harus menggunakan decoder ( alat penerima signal televisi ) bagi


(13)

pemirsa yang ingin mengaksesnya. Tetapi itu hanya berlangsung satu tahun. Selanjutnya pemirsa dibebaskan dari decoder saat SCTV lahir di Surabaya tahun 1990. Kemudian diikuti berdirinya stasiun – stasiun TV swasta nasional yang melakukan siaran - siaran yaitu TPI yang dalam perkembanganya sekarang menjadi MNC TV,AN-tv, Indosiar, Metro TV, Trans TV, Global TV, TV-7 yang saat ini berubah menjadi Trans7, Lativi yang berubah menjadi TV ONE, J-TV, dan tidak ketinggalan stasiun televisi komunitas (lokal) lainnya memberikan kesempatan pada khalayak aktif dalam menggunakan media sebagai pemenuhan kebutuhan. Dipenghujung dekade 1980-an dan awal dekade 1990-an suasana pertelevisian di Indonesia menjadi meriah. Munculnya stasiun televisi swasta ini menguntungkan bagi berbagai pihak, yakni dengan bertambahnya lapangan kerja dan bervariasinya progam acara yang disajikan oleh pengelola stasiun televisi.

Kreatifitas dalam menciptakan dan membangun format acara terus dikembangkan oleh praktisi – praktisi pertelevisian itu agar stasiun TV nya dapat terus bertahan, format acara baru berusaha ditampilkan seperti format acara Variety Show ataupun Talk Show agar menarik perhatian publik.Hal ini menjadikan semakin terdorongnya perkembangan strategi kreatif di dunia pertelevisian berusaha untuk menyuguhkan acara demi acara yang diciptakan agar dapat menarik perhatian masyarakat . Pilihan terhadap setiap acara sangat


(14)

tergantung pada tema dan jenis acara yang dapat mengundang perhatian publik.

Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talkshow, dan sebagainya, tetapi siaran berita merupakan program yang mengidentifikasikan sesuatu stasiun televisi kepada pemirsa. Program berita akan menjadi identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun televisi. Program berita juga menjadi kewajiban pengelola televisi kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik ( Morissan,2002:2).Siaran berita memang lebih cenderung pada pemenuhan kebutuhan informasi tapi tidak menutup kemungkinan pada kebutuhan lainnya. Siaran berita dapat memenuhi kebutuhan karena setiap individu mempunyai kebutuhan lainnya.

Acara Eight Eleven Show adalah salah satu program berita yang ditayangkan di Metro TV. Program ini disajikan selama 3 jam, dimulai pukul 08.05 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Kilasan lengkap juga disajikan mengutamakan peristiwa terkini dari tanah air maupun mancanegara, serta peristiwa yang telah terjadi sepanjang malam dan dini hari sebelumnya. Beberapa berita dan paket laporan dari ruang redaksi juga disajikan di talkshow terkait dengan topik diskusi tersebut. Eight Eleven Show pengemasanya tidak lazim layaknya acara – acara berita pada umumnya di


(15)

life dimana setiap harinya selalu ada pembahasan isu – isu terhangat yang dikupas dengan dihadirkan narasumber yang berkompeten dibidangnya ditambah dengan penampilan band untuk melengkapi kesan hiburan, sehingga selain penonton mendapat informasi berita terkini, penonton juga dapat menikmati live music. Tidak hanya itu saja, dalam program Eight Eleven Show ini juga diisi dengan segmen healthly life. Healthly life merupakan segmen memasak beberapa menu bersama salah satu chef yang ternama, menu yang ditampilkan adalah menu restoran yang variatif, sederhana namun menarik. Biasanya chef memberikan judul menu dengan nama yang unik. Sehingga selain penonton mendapatkan berita terkini dan penampilan band juga disuguhi menu sehat masakan yang bisa menjadi inspirasi masakan dirumah.

Program Eight Eleven Show juga menyisipkan segmen laporan khas lalu lintas National Traffic Management Center (NTMC) yang secara langsung melaporkan situasi lalu lintas di kota – kota besar di Indonesia seperti situasi kemacetan di Bali, Sidoarjo, Yogyakarta, Kosambi, sampai jalan dalam kota Jakarta dan Tangerang. Yang membuat berbeda yang memandu dalam segmen kali ini adalah polisi lalu lintas sendiri yang sehari-hari bertugas di bagian registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor Pusat Data Lalu Lintas. Siaran ini pun dilaporkan langsung dari Korps Polisi Lalu


(16)

Lintas Kepolisian Republik Indonesia di Gedung Pusat Data Lalu Lintas.(www.kompas.com)

Masalah – masalah yang diangkat pada Eight Eleven Show merupakan analisa berita dari acara Headline News dan Metro Pagi yang merupakan salah satu tayangan berita yang paling disoroti dalam satu hari. Dengan konsep interaktif, acara ini memiliki konsep interaktif. Setiap diskusi, komentar atau opini dari masyarakat melalui forum, blog, twitter ditampilkan di layar kaca selama porsi diskusi.

Tiga presenter secara dinamis dan atraktif memandu acara ini diantaranya Prabu Revolusi, Tommy Tjokro, dan Marrisa Anita. Presenter yang memandu ini acara Eight Eleven Show diberi kesempatan dalam mengutarakan tanggapan dan pendapat tentang berita – berita yang menjadi pembahasan. Disetiap episodenya juga menghadirkan tokoh – tokoh ataupun orang – orang yang terlibat dalam tema yang diambil. Seperti : pengurus PSSI dan narasumber terkait lainnya.

Acara Eight Eleven Show merupakan acara berita talkshow. Berbicara mengenai talk show, saat ini program acara tersebut banyak diminati oleh kalangan masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, para praktisi talk show di Indonesia berusaha menampilkan sebuah acara talk show dengan mengangkat tema semenarik mungkin dan berusaha menampilkan isi rangkaian acara


(17)

yang dikupas sedemikian rupa. Sehingga tidak menjadi acara talk show yang hanya diskusi saja, tetapi juga diisi dengan berbagai acara hiburan didalamnya.

Di Indonesia sendiri program acara berformat talk show dimulai pada tahun 1990-an. Pada waktu itu Wimar Witoelar menggebrak publik Indonesia sebagai pembawa acara melalui tayangan acara talk show yang kritis, berani, menggelitik dan menyentuh : Perspektif ( ditayangkan di SCTV Mei 1994 – September 1995 ), namun acara tersebut hanya mampu berjalan selama satu tahun saja. Wimar Witoelar juga menjadi pembawa acara Selendang Pandang ( ditayangkan di Indosiar tahun 1996 – 2000).

Menurut observasi peneliti dari tahun 2000 semakin banyak acara talk show yang mengisi berbagai stasiun televisi di tanah air dan saat ini ada banyak program acara talk show di televisi. Antara lain seperti Kick Andy yang menghadirkan talk show berkelas dan mencerdaskan. Acara yang dipandu oleh Andy F Noya ini selalu menghadirkan episode-episode kritis akan terjadinya suatu kasus. Selain itu Apa Kabar Indonesia Malam yang dipandu oleh Tina Talisa. Dan ada pula acara talk show Satu Jam Lebih Dekat dialog ringan yang mengkisahkan perjalanan hidup seseorang hingga ia berhasil Acara ini dipandu oleh Indy Rahmawati dan masih banyak lagi acara serupa.


(18)

Acara news talk show yang dibumbui dengan entertainment semacam

life music dan healthy life, menjadi sesuatu yang baru dan berbeda untuk

menyampaikan informasi terhangat mengenai berita politik, ekonomi dan isu – isu hangat lainnya disertai dengan konsep acara yang mengikuti lifestyle. Fenomena acara berita talk show, dan hiburan di televisi memang masih merupakan sesuatu hal yang baru di dunia pertelevisian Indonesia.

Walaupun dalam penayanganya acara Eight Eleven Show ini tidak secara utuh 3 jam di Surabaya, diakibatkan adanya siaran lokal Metro TV Jawa Timur pada pukul 09.00WIB hingga 10.00 WIB baru kembali dilanjutkan pada siaran nasional program Eight Eleven Show namun rating terakhir cara ini mencapai 2,0 sedangkan audience sharw 10 dan masuk 9 besar rating untutk seluruh stasiun televisi (www.kompas.com). Akan tetapi perolehan rating dan share ini belum dapat menjawab ukuran kepuasan khalayak terhadap tayangan program Eight Eleven Show. Oleh sebab itu, peneliti ingin memahami bagaimana kepuasan khalayak terhadap acara Eight Eleven Show.

Program acara berita televisi pada umumnya dikemas dalam bentuk formal.Seorang presenter atau sering disebut anchor atau reader tampil di depan kamera dan membacakan berita dari studio (Morrisan.2004:20). Dalam satu kali penayangan berisi berbagai berita baik ekonomi, politik, sosial,


(19)

budaya, kriminal atau kesehatan lainya. Penyusunan kalimat – kalimat dan gaya bahasa yang digunakan harus sederhana, singkat, jelas dan tegas mengingat penontonya adalah heterogen. Selain itu, kalimat – kalimat juga harus disesuaikan dengan gambar karena materi berita yang disampaikan juga didukung oleh gambar hasil rekaman dari berita yang diliput. Dengan menonton acara berita, penonton pun terpuaskan kebutuhanya akan informasi. Maka dengan penyajian berita yang berbeda melalui Eight Eleven Show tersebut apakah dapat memberikan kepuasan kepada penonton dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan informasi dan eksplorasi sosial, memberikan kepuasan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri, memberikan kepuasan melangsungkan hubungannya dengan orang lain yaitu membantu menjalankan peran sosial di masyarakat dan memberikan kepuasan untuk melepaskan diri dari perasaan dan kebutuhan akan hiburan

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang kepuasan masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV. Ketertarikan ini dilandasi pada asumsi bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan antar individu satu dengan yang lain itu berbeda, sehingga aktifitas penggunaan media dan tujuan akhir (kepuasan) yang diperolehpun tidak ada yang sama. Individu bebas dalam memilih dan menggunakan media beserta isinya atau sumber – sumber


(20)

rujukan lain untuk mencapai tujuan akhir yaitu untuk memenuhi kebutuhannya.

Tidak ada seorangpun yang tidak membutuhkan informasi, apapun jenis pekerjaan orang itu baik pelajar, mahasiswa, dosen, pakar, dan sebagainya, tentu program acara semenarik mungkin dengan tujuan untuk memberikan kepuasan kepada khalayak penonton. Metro TV sebagai satu – satunya stasiun televisi swasta yang memfokuskan diri pada program berita. Program Eight Eleven Show dikemas menjadi suatu tayangan berita dengan berbeda yaitu menyuguhkan acara berita yang dipadukan dengan talk show,

entertainment; life music dan healthy life;cooking with chef, sehingga

penonton selain memperoleh informasi terkini, menikmati lagu – lagu yang dimainkan oleh band bintang tamu, dan mnu masakan yang dapat menjadi inspirasi. Maka dari uraian diatas apakah masyarakat Surabaya mendapatkan kepuasan dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV.

Metro TV adalah satu – satunya stasiun televisi swasta di Indonesia yang mengkhususkan diri pada program berita. Metro TV meyajikan laporan berita baik dari dalam maupun luar negeri. Berita – berita yang disajikan mulai dari berita ekonomi, politik, bisnis dan saham, kriminal, seni dan budaya, dan dokumen – dokumen sejarah yang disajikan dengan cepat, dipercaya, dan nyata. Program acara yang terdiri dari 60 % berita dan 40 %


(21)

televisi swasta yang mengemas berita teraktual dengan tiga bahasa sekaligus yaitu : Mandarin, Inggris dan Indonesia. Metro TV juga bekerja sama dengan surat kabar terbesar nomor tiga di Indonesia yaitu MEDIA INDONESIA dan mengudara 24 jam nonstop setiap hari. Metro TV merupakan satu – satunya stasiun televisi yang mempunyai program acara keuangan yaitu Market Review yang disiarkan langsung dari studio di gedung pertukaran saham di Jakarta ( Jakarta Stock Exchange Building ) yang disiarkan tiga kali sehari. Metro TV menjalin kerjasama sengan beberapa stasiun televisi luar negeri antara lain :CNN, VOA, WORLD NET, Deutaco Welle, selain itu juga bekerjasama dengan CCTV dan CNA dalam hal tukar menukar berita. Beberapa program berita Metro TV disiarkan kembali oleh stasiun radio diberbagai daerah.

Penduduk kota Surabaya termasuk memiliki antusiasme yang tinggi dalam kegiatan kebutuhan informasi. Hal ini terbukti dalam sebuah penelitian tahun 2008, 71% menyukai berita.(kompas.com). Hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat Surabaya memiliki rerata yang tinggi dari rerata nasional dalam antusiasnya terhadap acara berita di televisi.

Responden dalam penelitian ini adalah berusia 20 hingga 50 tahun, baik yang masih duduk dibangku pendidikan dan berprofesi karena usia tersebut adalah sasaran penonton dari acara Eight Eleven Show, responden ini memiliki karakteristik yang sama dengan khalayak yang dibidik oleh Metro


(22)

TV (www.metrotvnews.com) . Selain itu secara psikologis, usia 20 tahun merupakan permulaan awal masa dewasa, perubahan kognitif yang mengarah pada peningkatan potensi diri, pola pikir lebih konkrit dan pragmatis (Desmita.2005:234&239).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan, sebagai berikut :

1. Bagaimana kepuasan yang diperoleh dari motif informasi pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtaned lebih besar dari mean skor Gratifications Shought?

2. Bagaimana kepuasan yang diperoleh dari motif identitas pribadi pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications Sought ?

3. Bagaimana kepuasan yang diperoleh dari motif integrasi dan interaksi sosial pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications


(23)

4. Bagaimana kepuasan yang diperoleh dari motif hiburan pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications Sought ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh dari motif informasi pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications Sought

2. Untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh dari motif identitas pribadi pada masyarakat dalam menonton acara Eight Elevn Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications Sought

3. Untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh dari motif integrasi dan interaksi social pada masyarakat dalam menonton acra Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications

Obtained lebih besar dari Gratificications Sought

4. Untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh dari motif hiburan pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di


(24)

Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications Sought

1.4. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian yang diharapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Akademis

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan ini diharapkan nantinya akan turut serta dapat memberikan andil dalam upaya memperkaya sumber ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu komunikasi pada khususnya untuk penyiaran program talk show televisi.

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah wawasan serta juga dapat menambah khasanah kepustakaan dan dijadikan bahan refrensi bagi penelitian supaya yang akan datang mengenai hubungan komunikator dengan kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV.


(25)

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak Metro TV mengenai kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton acara Eight Eleven Show, sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan program acara tersebut agar lebih sesuai dengan harapan masyarakat sebagai penonton.

 


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Televisi Sebagai Media Pemuas Kebutuhan Khalayak

Televisi adalah paduan dari radio (broadcast) dan film ( moving

picture). Televisi berasal dari dua kata, yaitu tele ( Bahasa Yunani ) yang

artinya jauh, dan visi ( vedire, Bahasa Latin ) yang berarti penglihatan ( Effendi, 1993 : 174). Jadi secara harfiah televisi dapat diartikan dapat melihat jauh. Maksud dari melihat jauh disini adalah gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat ( studio televisi) dan dapat dilihat dari tempat lain melalui perangkat penerima ( televise set ).

Televisi sendiri dapat didefinisikan dengan televisi siaran (television

broadcast ) yang merupakan media jaringan komunikasi dengan ciri – ciri

komunikasi massa yakni : berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesan bersifat umum, sasaranya menimbulkan keserempakan dan komunikanya heterogen ( Effendi, 1993:21). Televisi mempunyai beberapa unsur, yaitu : kata – kata, musik, sound effect, dan unsur visual berupa gambar. Gambar yang ditampilkan menampilkan kesan yang mendalam pada pemirsa. Oleh karenanya para Televison Broadcaster harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk menarik perhatian khalayaknya agar tidak


(27)

   


(28)

(29)

berpaling ke stasiun televisi lain, mengingat semakin ketatnya persaingan antar stasiun televisi dalam merebut perhatian khalayaknya.Dan sekarang perkembangan teknologi pertelevisian semakin meningkat sehingga dampak siarannya seolah – olah tidak ada batasan antara satu negara dengan negara lain apalagi setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut sebagai globalisasi di bidang informasi (Muda,2003:4).

Definisi komunikasi massa menurut Wright ( Ardiant, Erdinaya, 2004:3), adalah : “This new form can be distinguished from older types by the following major characteristics: it is directed toward relatively large, heterogenous, and anonymous audiences; messages are transmitted publicity, often – times to reach communicator tends to be, or to operate within, a complex organization that may involve great expense”.

(Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak – corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar ).

Televisi sendiri dapat didefinisikan dengan televisi siaran (television

broadcast ) yang merupakan media dari jarigan komunikasi dengan ciri – ciri

komunikasi massa yakni : berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesan


(30)

bersifat umum, sasaranya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen ( Effendi, 1993:21).

Televisi yang muncul pada awal dekade 1960-an semakin lama semakin mendominasi komunikasi massa karena sifatnya yang memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Kelebihan televisi dari media massa lainya, ialah bersifat audio visual, dapat didengar dan dilihat, “hidup” menggambarkan kenyataaan dan menyajikan peristiwa yang tengah terjadi ke setiap rumah pemirsa (Effendi, 1993:314).

Pengaruh televisi terhadap system komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Dr Mar’at dari UNPAD acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan penonton, ini adalah hal yang wajar. Jadi, bila ada hal- hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona atau latah bukanlah suatu hal yang istimewa. Sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan – akan menghipnotis penonton, sehingga mereka seolah – olah hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihadirkan televisi (Effendi, 2001:122).

Media televisi dipilih karena televisi lebih mampu menjangkau pemirsa dan mampu memenuhi sejumlah kebutuhan dan keinginan khalayak, mampu mengatasi jarak dan waktu sehingga khalayak yang tinggal di daerah – daerah dapat menikmati siaran televisi.


(31)

Televisi merupakan salah satu media yang paling kuat dalam mempengaruhi penonton secara psikologi. Karena televisi merupakan salah satu media massa yang memiliki sifat spesifik yaitu audio visual. Unsur kata – kata, gambar bergerak, musik

dan sound effect mampu memberikan kesan mendalam pada penonton (

Effendi,2000:176).

Kehadiran televisi bukan lagi dipersoalkan dari dampak negatif ataupun positifnya terhadap masyarakat karena televisi adalah jendela dunia, khalayak dapat menyaksikan pentas dunia lewat televisi (www.klik.galamedia.com). Pernyataan bahwa televisi sebagai media yang mampu menjangkau pemirsa dan memenuhi sejumlah kebutuhan khalayak berawal dari asumsi teori Uses and Gratification yang menyatakan bahwa pada dasarnya setiap manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan – kebutuhan seperti inilah yang memunculkan motif menggunakan media massa khususnya televisi. Khalayak mempunyai berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media massa dan pengkonsumsian media hannya untuk memuaskan kebutuhan yang terjadi dalam kebutuhan sehari-hari.

2.1.1 Siaran Berita Televisi

Pengertian berita menurut Mitchel. V . Charnley, yaitu “Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua- duanya, bagi sejumlah besar penduduk” (dalam Effendi,1993:131). Sedangkan pengertian berita menurut


(32)

J.B Wahyudi adalah “Uraian tentang peristiwa / pendapat / realita yang mengandung nilai berita, dan sudah disajikan melalui media massa periodik”(Wahyudi,1994:32).

Pada media elektronik dengan kemampuan teknologi khususnya media televisi, fenomena berita kini diubah dari laporan peristiwa yang telah menjadi atau baru terjadi menjadi sedang terjadi artinya laporan yang disampaikan dapat diterima khalayak seketika atau pada saat itu juga, yaitu berupa siaran langsung. Berita yang ditayangkan sifatnya sekilas, cepat dan tidak bisa diulang, tidak mungkin diralat, oleh karena itu berita televisi harus mutlak benar. Kebenaran berita dilihat sejauhmana isi berita tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi. Sehingga berita memiliki suatu nilai berita, dimana nilai berita ditentukan oleh sejauh mana ia dibutuhkan dan dicari khalayak. Hal – hal yang dapat menentukan nilai sebuah berita antara lain meliputi :

1. Significance ( penting ), bersifat dapat mempengaruhi dan menyangkut

hajat masyarakat luas.

2. Magnitude ( besar), sejumlah angka yang besar mempunyai daya tarik dan

menimbulkan dampak tertentu.

3. Timeliness (waktu), kejadian yang menyangkut hal – hal baru terjadi atau


(33)

4. Proximity (dekat), unsur – unsur yang menimbulkan daya tarik karena “dekat” dengan khalayak, antara lain tempat kejadian, wawasan lokal dan hubungan emosional.

5. Prominience (tenar), yang menyangkut hal –hal yang terkenal atau sangat

dikenal oleh pembaca.

6. Human Interest (manusiawi), kejadian yang memberikan sentuhan

perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa (Abdullah,1992:19-20).

Laporan sebuah berita yang memiliki nilai sebuah berita diproses secara jurnalistik televisi yaitu seorang reporter menulis berita yang diliputnya ke dalam sebuah naskah berita dan karena sifat media televisi adalah “akrab”(intimate). Maka gaya berita televisi adalah “gaya obrolan” atau

conversation style, kalimat – kalimat yang disusun singkat dalam sebuah

naskah berita dengan jelas dan tegas. Sehingga peristiwa televisi yang mempunyai latar pendidikan berbeda dapat menerima dan memahami isi pesan berita yang disampaikan. Setiap stasiun televisi memiliki cirri khas tersendiri dalam penyajian berita dan jam tayang yang tidak sama, memberikan alternatif – alternatif pilihan kepada khalayak untuk memilih program berita yang sesuai dengan kebutuhannya. Meskipun fungsi utama


(34)

dari berita adalah memberikan informasi akan tetapi untuk pemuasan dan sebagai daya tarik agar pemirsa memperhatikannya, maka berita televisi kadang – kadang mengandung segi hiburan.

2.1.2. Program Eight Eleven Show

Acara Eight Eleven Show adalah salah satu program berita yang ditayangkan di Metro TV. Program ini disajikan selama 3 jam, dimulai pukul 08.05 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Kilasan lengkap juga disajikan mengutamakan peristiwa terkini dari tanah air maupun mancanegara, serta peristiwa yang telah terjadi sepanjang malam dan dini hari sebelumnya. Beberapa berita dan paket laporan dari ruang redaksi juga disajikan di talkshow terkait dengan topik diskusi tersebut. Eight Eleven Show pengemasanya tidak lazim layaknya acara – acara berita pada umumnya di televisi. Acara berita ini berjenis news, talkshow, entertainment dan healthy

life dimana setiap harinya selalu ada pembahasan isu – isu terhangat yang

dikupas dengan dihadirkan narasumber yang berkompeten dibidangnya ditambah dengan penampilan band untuk melengkapi kesan hiburan, sehingga selain penonton mendapat informasi berita terkini, penonton juga dapat menikmati live music. Tidak hanya itu saja, dalam program Eight Eleven Show ini juga diisi dengan segmen healthly life. Healthly life merupakan segmen memasak beberapa menu bersama salah satu chef yang


(35)

sederhana namun menarik. Biasanya chef memberikan judul menu dengan nama yang unik. Sehingga selain penonton mendapatkan berita terkini dan penampilan band juga disuguhi menu sehat masakan yang bisa menjadi inspirasi masakan dirumah.

Program Eight Eleven Show juga menyisipkan segmen laporan khas lalu lintas National Traffic Management Center (NTMC) yang secara langsung melaporkan situasi lalu lintas di kota – kota besar di Indonesia seperti situasi kemacetan di Bali, Sidoarjo, Yogyakarta, Kosambi, sampai jalan dalam kota Jakarta dan Tangerang. Yang membuat berbeda yang memandu dalam segmen kali ini adalah polisi lalu lintas sendiri yang sehari-hari bertugas di bagian registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor Pusat Data Lalu Lintas. Siaran ini pun dilaporkan langsung dari Korps Polisi Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia di Gedung Pusat Data Lalu Lintas.(www.kompas.com)

Masalah – masalah yang diangkat pada Eight Eleven Show merupakan analisa berita dari acara Headline News dan Metro Pagi yang merupakan salah satu tayangan berita yang paling disoroti dalam satu hari. Dengan konsep interaktif, acara ini memiliki konsep interaktif. Setiap diskusi, komentar atau opini dari masyarakat melalui forum, blog, twitter ditampilkan di layar kaca selama porsi diskusi.


(36)

Tiga presenter secara dinamis dan atraktif memandu acara ini diantaranya Prabu Revolusi, Tommy Tjokro, dan Marrisa Anita. Presenter yang memandu ini acara Eight Eleven Show diberi kesempatan dalam mengutarakan tanggapan dan pendapat tentang berita – berita yang menjadi pembahasan. Disetiap episodenya juga menghadirkan tokoh – tokoh ataupun orang – orang yang terlibat dalam tema yang diambil. Seperti : pengurus PSSI dan narasumber terkait lainnya.

Walaupun dalam penayanganya acara Eight Eleven Show ini tidak secara utuh 3 jam di Surabaya, diakibatkan adanya siaran lokal Metro TV Jawa Timur pada pukul 09.00WIB hingga 10.00 WIB baru kembali dilanjutkan pada siaran nasional program Eight Eleven Show namun rating terakhir cara ini mencapai 2,0 sedangkan audience sharw 10 dan masuk 9 besar rating untutk seluruh stasiun televisi (www.kompas.com).

2.1.3 Khalayak Aktif

Salah satu prinsip dari Teori Uses and Gratifications adalah anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat,2004:65). Berkaitan dengan sifat khalayak yang aktif dalam menggunakan media, Littlejohn (1996:345) menyatakan bahwa :


(37)

( Pendekatan ini melihat bahwa anggota – anggota khalayak secara aktif menggunakan isi – isi media, daripada bertindak pasif terhadap media).

Frank Biocca dalam Littlejohn (1996:35) lebih jelas mengungkapkan empat karakteristik khalayak yang aktif ;

1. Selectivity : khalayak yang aktif melakukan pertimbangan dan seleksi

untuk menentukan media yang akan mereka gunakan.

2. Utilirianism : khalayak yang aktif menggunakan media untuk memenuhi

kebutuhan – kebutuhan dan mencapai tujuan mereka.

3. Intentionality : menunjukkan bahwa salah satu kegunaan media adalah

memberi kepuasan.

4. Involment or Effort : khalayak mengikuti dan berfikir dengan aktif

menggunakan media. Dengan kata lain mereka mudah dipengaruhi oleh media.

Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhannya khalayak mempunyai kebebasan dalam memilih dan menentukan media beserta isinya atau sumber – sumber rujukan lainnya untuk digunakan. Media massa yang digunakan disini adalah televisi, karena televisi merupakan media massa elektronik yang dapat menjangkau seluruh daerah dan merupakan barang yang sudah umum dan dimiliki sebagaian besar


(38)

masyarakat. Selain itu televisi mempunyai karakteristik audio visual yang mampu memberikan kesan mendalam pada pemirsanya. Jadi khalayak aktif disini yaitu khalayak yang memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan dalam menggunakan media massa yaitu televisi. Ada tiga tipe aktifitas yang berkaitan dengan penggunaan media khususnya televisi, yaitu :

1. Preaktivity: perilaku individu yang senantiasa mencari media

tertentu untuk memenuhi kepuasan akan kebutuhan intelektualnya.

2. Duractivity : berkaitan dengan derajat psikologis individu yang

muncul selama menonton televisi. Tipe semacam ini akan lebih dipahami oleh orientasi kontruktivis. Fokus semacam ini adalah pada perkiraan bagaimana individu menginterpretasikan pesan – pesan media akan membawa kepuasan intelektual dan emosi bagi penontonnya.

3. Post activity : berkaitan dengan perilaku dan penggunaan pesan

oleh individu setelah diterpa pesan. Orang yang terlihat post

activity karena merasa informasi yang ada memiliki nilai personal

maupun interpersonal. Individu yang secara aktif mencari berita sebagai bahan komunikasi interpersonal seperti pembicaraan ringan, merupakan perilaku post activity.


(39)

2.2 Teori Uses And Gratifications

Pada teori Uses and Gratificatons komunikasi massa terfokus pada perilaku komunikasi khalayak dalam upaya memenuhi kebutuhanya dari media massa dalam hal ini televisi. Para insan televisi menayangkan acara- acaranya berdasarkan kebutuhan dan selera masyarakat demi kepuasan hati mereka (Effendi,1993:197). Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, juga memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu, sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Ardianto&Erdinaya,2004:70).

Katz, Blumer dan Gurevitch (Ardianto&Erdinaya,2004:71) menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori Uses and Gratifications, yaitu :

1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.


(40)

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasaan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak ;

3. Media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi lebih besar. Bagaimana kebutuhan itu terpenuhi melalui konsumsi media amat tergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan angggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti terlebih dahulu orientasi khalayak.

Teori ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber – sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Katz, Gurevitch dan Haas ( Effendi,2000:294) mendefenisikan jenis kebutuhan dalam kaitannya dengan media massa adalah sebagai berikut:

1. Cognitive needs ( kebutuhan kognitif ) adalah kebutuhan yang berkaitan

dengan peneguhan informasi, pengetauan dan pemahaman atas lingkungan. Kebutuhan ini didasari pada hasrat untuk memahami dan


(41)

menguasai lingkungan, memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.

2. Affective needs ( kebutuhan afektif ) adalah kebutuhan yang berkaitan

dengan peneguhan pengalaman – pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Personal integrative needs ( kebutuhan pribadi secara integratif ) adalah

kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, keperyaan, stabilitas dan status individual.

4. Social integrative needs ( kebutuhan social secara integratif ) adalah

kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan anggota keluarga teman dan dunia.

5. Escapist needs ( kebutuhan pelepasan ) adalah kebutuhan yang berkaitan

dengan upaya menghindar tekanan dan hasrat akan keanekaragaman. Menurut Mc Quail (1996:72) ada empat tipologi fungsi media massa bagi individu yaitu segi :

1. Informasi yaitu berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

2. Identitas Pribadi yaitu berkaitan dengan peningkatan pemahaman tentang diri sendiri.


(42)

3. Integrasi dan interaksi sosial yaitu memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial.

4. Hiburan yaitu melepaskan diri dari permasalahan.

Oleh karena itu, teori Uses and Grafitication ini menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak ( Katz dalam Effedi.2000:289). Jadi nilainya pada khalayak aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan tertentu. Tingkat kepuasan seseorang setelah mengkonsumsi media massa dapat dibagi menjadi dua, yaitu Gratification

Sought (GS) adalah kepuasan yang diinginkan atau yang diharapkan

individu dalam menggunakan jenis media, sedangkan Gratifications

Obtained ( GO ) adalah kepuasanyan nyata yang diperoleh ( discrepancy )

antara GS dan GO maka dapat diketahui tingkat kepuasan yang diperoleh seseoang setelah mengkonsumsi media tertentu.

2.2.1 Kepuasan Khalayak

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:902) dikemukakan pengertian kepuasan yaitu “ Kepuasan berasal dari kata “puas” ( bentuk kata sifat ) yang berarti merasa senang (lega, kenyang dan sebagainya karena sudah merasa secukup – cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya, sedangkan “kepuasan” (bentuk kata benda ) dapat diartikan sebagai suatu


(43)

perihal/perasaan puas, kesenangan, kelegaan dsb karena sudah terpenuhi apa yang diinginkan.”

Penelitian Uses and Gratifications dilakukan untuk mengetahui motif seseorang dalam menggunakan media, disamping itu juga dapat mengungkapkan tingkat kepuasan seseorang setelah mengkonsumsi media tertentu. Berdasarkan konsep yang dilakukan oleh Philip Palmgreen, kepuasan yang diteliti ada dua, yaitu : Gratification Sought dan Gratification Obtained. Kepuasan yang diterima individu dalam menggunakan media massa diukur melalui adanya kesenjangan ( discrepancy ) antara keduanya.

1. Gratifications Sought (GS)

Gratificcations Sought adalah kepuasan yang diinginkan atau diharapkan

individu dalam mengguanakan media tertentu. Gratifications Sought mempertanyakan

hal – hal umum mengenai harapan – harapan yang diinginkannya dalam menggunakan media. Penggunaan media massa pada masyarakat Surabaya dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV pada teori Uses and Gratfications disebabkan adanya motif – motif yang mendorong individu untuk menggunakan media massa dalam pemenuhan kebutuhan. Motif adalah suatu pengertian yang melingkupi seluruh penggerak, alasan – alasan atau dorongan – dorongan dalam diri manusia


(44)

yang menyebabkan individu berbuat sesuatu. Pengkategoriannya mengacu pada 4 motif pengkonsumsian media menurut Mc Quail (1994), yaitu :

1. Motif informasi ( Surveiliance ), yaitu motif berkenaan dengan kebutuhan dengan kebutuhan akan informasi dan eksplorasi sosial. 2. Motif identitas pribadi ( Personal Identity ), yaitu motif yang

ditujukan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan.

3. Motif integrasi dan interaksi sosial ( Personal relationship ), yaitu motif yang merujuk pada kelangsungan hubungan individu tersebut dengan orang lain.

4. Motif hiburan ( Diversi ), yaitu motif kebutuhan akan pelepasan diri dari ketegangaan dan tekanan.

2. Gratifications Obtained (GO)

Gratification Obtained adalah kepuasan nyata yang diperoleh setelah

individu menggunakan atau mengkonsumsi media massa. Gratifications

Obtained mempertanyakan hal – hal khusus mengenai apa saja yang

diperoleh setelah menggunakan media. Ini dapat diartikan pula dengan sejumlah kepuasan individu yang terpenuhi setelah apa yang diinginkan


(45)

diperoleh melalui media tertentu dan lebih tertuju kepada kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV. Indikator yang digunakan untuk mengukur Gratifications Obtained (GO) sama halnya dengan GS. Kategori kepuasan yang diperoleh dapat diukur dengan kategori sebagai berikut :

1. Kepuasan informasi yaitu kepuasan yang berkenaan dengan kebutuhan individu akan informasi dan eksplorasi sosial.

2. Kepuasan identitas pribadi yaitu kepuasan yang berhubungan dengan dorongan individu menggunakan isi media untuk memeperluas atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan.

3. Kepuasan integritas dan interaksi sosial yaitu kepuasan atas motif yang merujuk pada kelangsungan hubungan individu dengan orang lain.

4. Kepuasan hiburan yaitu kepuasan yang berkaitan dengan kebutuhan akan pelepasan diri dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.

Konsep kepuasaan yang dilihat disini adalah adanya kesenjangan antara kepuasan yang diinginkan dengan kepuasan yang diperoleh. Kesenjangan yang dikategorikan pada kepuasan adalah apabila kepuasan yang diperoleh masyarakat lebih dari kepuasan yang diinginkan ataupun bila kepuasan yang


(46)

diperoleh sama dengan kepuasan yang diinginkan maka masyarakat merasa puas dalam menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhannya. Namun apabila kepuasan yang diperoleh masyarakat lebih kecil dari kepuasan yang diinginkan maka masyarakat tidak merasa puas dalam menggunakan media massa sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya.

2.3 Kerangka Berpikir

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat audio visual ( didengar dan dilihat ), dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi kesetiap rumah para pemirsa dimanapun mereka berada (Ardianto&Erdinaya.2004:40). Melalui media massa televisi, masyarakat dapat menyaksikan banyak program acara melalui dari hiburan sampai pada berita ( news ). Apalagi semkain banyak stasiun televisi yang bermunculan dan menyuguhkan banyak sekali program acara yang dikemas dengan semenarik mungkin, sehingga membuat masyarakat untuk lebih aktif memilih program acara yang sesuai dengan kebutuhan dan motif yang mendorong untuk menggunakan media massa.


(47)

Metro TV adalah satu – satunya stasiun televisi swasta yang mengkhususkan diri pada berita. Metro TV selalu menyajikan laporan berita baik dari dalam maupun luar negeri yaitu berita – berita umum yang terjadi dilapangan seperti : politik, ekonomi, bisnis dan saham, kriminal, seni dan budaya dan dokumen – dokumen sejarah, yang disajikan dengan cepat, dipercaya dan nyata. Metro TV yang mengedepankan kualitas menyajikan berita – berita aktual yang disiarkan nonstop selama 24 jam. Acara Eight Eleven Show ini lebih cenderung pada pemenuhan kebutuhan akan informasi

dan diversi, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat memenuhi kebutuhan

lainnya seperti Personal Identity, integrasi sosial, karena setiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda – beda. Acara Eight Eleven Show menyuguhkan berita yang dicampur dengan entertainment life music dan

healthy life, sehingga penonton selain memperoleh informasi, mereka juga

terhibur.

Setiap individu memiliki kebutuhan berbeda – beda yang didasari oleh motif – motif tertentu. Kebutuhan dalam pengguanan media massa, meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan pribadi secara integratif, kebutuhan sosial secara integratif dan kebutuhan pelepasan. Dari kelima kebutuhan itu masyarakat Surabaya ingin memenuhi kebutuhannnya berdasarkan motif menggunakan media massa, diantaranya adalah

Surveillance, Personal Identity, Personal Relationship dan Diversi.


(48)

Motif Menggunakan Media Menonton Acara 

Pemirsa/

 

Kebutuhan – kebutuhan tersebutlah yang menyebabkan timbulnya motif – motif yang mendorong individu dalam menggunakan media massa.

Dengan demikian, tercapailah kepuasan yang diinginkan (GS) dan kepuasan yang diperoleh (GO), dan diketahuilah bagaimana kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV. Jika diantara kepuasan yang diinginkan (GS) tidak sesuai dengan kepuasan yang diperoleh (GO), maka terjadilah kesenjangan antara keduanya. Bila kepuasan yang diperoleh lebih besar atau sama dengan kepuasan yang diinginkan maka acara Eight Eleven Show dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Dalam hal ini dapat juga dikatakan bahwa acara Eight Eleven Show di Metro TV dapat memenuhi kebutuhan yang dinginkan masyarakat. Sebaliknya bila kepuasan yang diperoleh lebih kecil dari kepuasan yang diinginkan , maka terjadi perbedaan perbedan yang diartikan bahwa acara Eight Eleven Show tidak dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada masyarakat. Tetapi apabila kepuasan yang diperoleh sesuai atau sama dengan kepuasan yang diinginkan maka tidak terjadi perbedaan, itu berarti masyarakat memperoleh kepuasan karena kebutuhan individu dapat dipenuhi acara Eight Eleven Show di Metro TV. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam kerangka berfikir pada gambar 1.


(49)

Kepuasan Penonton 

(Pendekatan Uses dan 

Gratifications ) 

      G0=GS = Puas 

      G0>GS = Puas 

      G0<GS = Tidak Puas 

Kebutuhan  Individu  dalam 

menggunakan Media 

1. Kognitif 

2. Afeksi 

3. Integratif personal 

4. Integratif Sosial 

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir Penelitian.

2.4 Hipotesis

Penelitian ini ingin melihat apakah masyarakat Surabaya mendapatkan kepuasan dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV, maka dugaan sementara penelitian ini adalah :


(50)

1. Diduga adanya kepuasan yang diperoleh dari motif informasi pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor

Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications Sought.

2. Diduga adanya kepuasan yang diperoleh dari motif identitas pribadi pada mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications

Sought.

3. Diduga adanya kepuasan yang diperoleh dari motif integrasi dan interaksi sosial pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor

Gratificatons Sought.

4. Diduga adanya kepuasan yang diperoleh dari motif hiburan pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor


(51)

 


(52)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey yang penelitiannya mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun.1995:3). Selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif, di mana penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV. Kepuasan dapat dilihat dari kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (Gratifications

Sought ) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtained).

3.1.1 Kepuasan Masyarakat

Kepuasan masyarakat dalam penelitin ini adalah kepuasan ketika menggunakan media massa televisi yaitu dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV yang menyajikan berita dengan hiburan musik dan kuliner untuk mencapai tujuannya yaitu memenuhi kebutuhan akan informasi, hiburan, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial. Berdasarkan kebutuhan tersebut maka pengukuran kepuasan diarahkan pada motif tersebut.


(53)

37   


(54)

1. Kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought)

Kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought) adalah motif atau

alasan – alasan yang muncul dari sejumlah kebutuhan yang dicapai individu dalam hal ini mendorong seseorang untuk melakukan aktifitas menggunakan suatu media yang berkaitan dengan keinginannya untuk mencapai kepuasan pada kebutuhannya. Dengan kata lain, individu akan memilih suatu media tertentu dipengaruhi oleh sebab – sebab tertentu, yaitu didasari motif pemenuhan sejumlah kebutuhan yang dipenuhi. Dalam penelitian ini motif yang diambil adalah motif individu dalam menonton acara Eight Eleven Show

di Metro TV. Sesuai dengan asumsi dasar Uses and Gratifications bahwa

setiap individu memiliki kesadaran atau motif dirinya pada hal – hal tertentu apabil ditanyakan (Blumler&Kantz.1974:22).

2. Kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtained)

Kebutuhan yang diperoleh (Gratifications Obtained) adalah sejumlah

kepuasan nyata yang diperoleh seseorang atas terpenuhinya kebutuhan – kebutuhan tertentu setelah menggunakan media. Yang dimaksud dengan kepuasan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sejumlah kebutuhan yang terpenuhi setelah menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV. Perolehan


(55)

kepuasan diukur dari terpenuhinya motif awal yang mendasari individu dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Pada dasarnya pengukuran indikator untuk mengukur Gratifications

Sought (GS) adalah sama dengan indikator untuk mengukur Gratifications

Obtained (GO), yaitu berupa kategori motif individu menonton acara Eight

Eleven Show di Metro TV. Adapun penggunaan kategori pengkonsumsian media secara umum media menurut Mc Quail dan kawan – kawannya (1972) (Mc Quail.1966:72). Adalah sebagai berikut :

1. Motif informasi (Surveillance)

Yaitu motif yang mendorong individu untuk menonton acara Eight Eight Eleven Show di Metro TV sebagai kebutuhan untuk mendapatkan

informasi dan eksplorasi sosial. Cara mengukur Gratifications Obtained

dan Gratifications Sought dalam motif informasi adalah sebagai berikut :

1.1. Memperoleh tambahan informasi tentang peristiwa dan kondisi

dalam negeri dan mancanegara yang dibawakan dengan santai tidak kaku walaupun di ruangan studio.


(56)

1.2. Memperoleh tambahan pengetahuan dan wawasan yang berkaitan di dalam negeri dan mancanegara melalui bintang tamu yang

hadir dalam program talk show di Eight Eleven Show.

1.3. Memperoleh tambahan informasi, pengetahuan dan wawasan

dalam program Eight Eleven Show mengenai informasi ekonomi,

sosial, politik, budaya, lalu lintas, showbiz bahkan kuliner.

1.4. Memperoleh tambahan informasi kondisi dalam negeri dan

mancanegara melalui program Eight Eleven Show yang dikemas

berbeda dengan konsep news talk show entertainment dan healthy life.

2. Motif identitas pribadi ( Personal Identity)

Yaitu motif yang mendorong individu menggunakan program acara Eight Eleven Show untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. Cara mengukur

Gratifications Obtained dan Gratifications Sought dalam motif identitas

pribadi adalah sebagai berikut :

2.1. Menemukan dan meniru karakter presenter saat membawakan

acara Eight Eleven Show dalam bersikap, berfikir, berkomunikasi dan berperilaku.


(57)

2.2. Menemukan figur seorang tokoh yang menjadi bintang tamu di acara Eight Eleven Show dalam bagaimana harus bersikap, berpikir, berkomunikasi dan berperilaku.

2.3. Menemukan figur dan meniru karakter yang menjadi chef

dalam acara Eight Eleven Show dalam menciptakan menu, memasak dan menyajikan makanan.

2.4. Menambah rasa percaya diri karena mendapatkan informasi

dan hiburan untuk berinteraksi dengan orang lain dengan menonton acara Eight Eleven Show.

3. Motif Integrasi dan interaksi sosial (Personal relationship)

Adalah motif yang mendorong individu menggunakan media massa untuk melangsungkan hubungannya dengan orang lain. Cara mengukur

Gratifications Obtained dan Gratifications Sought dalam motif integrasi

dan interaksi sosial adalah sebagai berikut:

3.1. Menemukan bahan pembicaraan untuk berdiskusi / berbincang

– bincang dengan orang lain dan berinteraksi sosial mengenai

informasi yang disajikan dengan kemasan news talk show

entertainment dari acara Eight Eleven Show.


(58)

3.2. Menemukan bahan pembicaraan untuk berdiskusi / berbincang

– bincang dengan orang lain dan berinteraksi sosial mengenai live

band yang tampil dengan menonton acara Eight Eleven Show.

3.3. Menemukan bahan pembicaraan untuk berdiskusi / berbincang

– bincang dengan orang lain dan interaksi sosial mengenai menu yang

disajikan oleh chef dengan menonton acara Eight Eleven Show.

3.4. Mengetahui tentang keadaan orang lain dan meningkatkan

empati sosial dengan berpartisipasi mengutarakan pendapat, tanggapan, saran dan berdiskusi melali forum jejaring sosial yang ada di acara Eight Eleven Show.

4. Motif Hiburan ( Diversi)

Yaitu mendorong individu untuk menonton acara Eight Eleven Show sebagai kebutuhan untuk melepaskan diri dari perasaan dan kebutuhan

akan hiburan. Cara mengukur Gratifications Obtained dan Gratifications

Sought dalam motif hiburan adalah sebagai berikut :

4.1. Memperoleh hiburan penampilan live music di acara Eight


(59)

4.2. Mengatasi rasa jenuh dengan menonton acara Eight Eleven

Show yang dikemas berbeda yaitu acara berita dengan tambahan talk

show, entertainment ; live music, healthy life ; cooking with chef.

4.3. Memperoleh hiburan dengan menonton penampilan chef dalam

menyajikan menu masakan acara Eight Eleven Show.

4.4. Mengisi waktu luang dengan menonton acara Eight Eleven

Show.

Kategori – kategori tersebut diukur berdasarkan skala likert ( skala

sikap). Cara pengukurannya dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden mengenai motif dan sikap pernyataan akan disediakan jawaban yang nantinya harus dipilih oleh responden untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya. Pilihan jawaban masing – masing pernyataan digolongkan dalam empat macam kategori, cara penentuan ini berlaku untuk semua variable baik kepuasan yang diinginkan (GS) maupun kepuasan yang diperloleh (GO), yaitu :”Sangat Setuju” (SS),”Setuju” (S),”Tidak Setuju” (TS), “Sangat Tidak Setuju” (STS) dengan meniadakan alternatif jawaban

“Ragu –Ragu” (undecided), alasannya menurut Hadi dalam Hapsari (2002.42)

adalah sebagai berikut :

1. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat

memberikan jawaban , netral atau ragu – ragu. Kategori jawaban yang


(60)

memiliki arti ganda ( multi- interpretable) tidak diharapkan dalam instrument.

2. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab

ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu – rgau

kecenderungan jawaban.

3. Disediakan ditengah akan menghilangkan banyaknya informasi yang

dapat dijaring oleh responden.

Adapun kategori jawaban yang terdapat pada kepuasan yang diharapkan (GS) dan kepuasan yang diperoleh (GO) diberi bobot skor sebagai berikut :

1. Sangat Setuju (SS) skor 4

2. Setuju (S) skor 3

3. Tidak Setuju (TS) skor 2

4. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1

Skor pada kategori tersebut di atas ditentukan karena untuk mengukur pernyataan positif. Dari setiap skor pada kategori jawaban dijumlahkan baik kategori motif maupun kepuasan yang diperoleh dari tiap – tiap kuisioner, sehingga diperoleh skor total dari tiap kuisioner untuk masing – masing individu.Dalam penerapanya dalam penelitian ini sebagai berikut :


(61)

1.SS ( Sangat Setuju ) : Bila pernyataan sangat sesuai dengan alasan dan motif responden dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV

2.S ( Setuju ) : Bila pernyataan sesuai dengan alasan

responden dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV

3. TS ( Tidak Setuju ) : Bila pernyataan tidak sesuai dengan

alasan responden dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV

4. STS ( Sangat Tidak Setuju ) : Bila pernyataan sangat tidak sesuai

dengan alasan responden dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV

Selanjutnya, tiap – tiap kategori motif dan kepuasan diukur melalui pertanyaan – pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner. Kemudian jawaban yang telah dipilih diskor dan ditotal. Total skor dari tiap kategori baik kepuasan yang diharapkan maupun yang diperoleh dikategorisasikan kedalam 3 interval, yaitu : tinggi, sedang, rendah. Penentuan interval dilakukan dengan menggunakan range, range masing – masing kategori ditentukan dengan


(62)

rumus. Kemudian skor yang diperoleh dijumlahkan berdasarkan masing – masing motif yang telah dikategorisasikan baik kepuasan yang diinginkan maupun kepuasan yang diperoleh mendapat perlakuan yang sama.

Range (R) = = = = 4

Rendah : 4 – 7

Sedang : 8 – 11

Tinggi : 12 – 16

Sedangkan untuk kesenjangan kepuasan ini akan diuji secara statistik dengan uji-t dengan melihat jawaban – jawaban yang diberikan responden mengenai apa yang diharapkan (GS) dengan apa yang diperoleh (GO). Indikator terjadinya kesenjangan kepuasan dapat dilihat dari penjelasan sebagai berikut :

1. Jika mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor

Gratifications Sought (GO>GS), maka terjadi perbedaan kepuasan


(63)

kebutuhan yang diinginkan. Dengan kata lain individu mendapatkan kepuasan.

2. Jika mean skor Gratifications Obtained sama dengan mean skor

Gratifications Sought (GO=GS), maka tidak ada perbedaan

kepuasan karena semua kebutuhan yang diinginkan terpenuhi, sehingga mendapatkan kepuasan.

3. Jika mean skor Gratifications Obtained lebih kecil dari mean skor

Gratifications Sought (GO<GS), maka terjadi perbedaan kepuasan

karena ada beberapa kebutuhan yang diinginkan tidak terpenuhi, sehingga tidak terdapat kepuasan. Semakin besar perbedaan kepuasan yang diinginkan dari kepuasan yang diperoleh maka semakin tidak memuaskan program acara tersebut bagi khalayak, sebaliknya jika semakin kecil perbedaan kebutuhan yang diinginkan dari kepuasan yang diperoleh maka semakin memuaskan program acara tersebut bagi khalayak.

Kemudian apabila skor dan tingkat interval dari tiap – tiap kategori ( kepuasan yang diinginkan dan kepuasan yang diperoleh) diketahui, maka hasil yang diperoleh akan diinterpretasikan dan dianalalisis.


(64)

3.2 Populasi,Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1 Populasi dan Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia 20 tahun ke atas dan menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV. Karena usia 20 tahun ke atas merupakan permulaan dewasa, emosi mulai stabil dan pemikiran mulai matang. Dan semua populasinya adalah pemirsa televisi yang berjumlah 104.289 (BPS 2010). Seperti yang diketahui bahwa salah satu karakteristik media massa televisi adalah dapat dilihat dan dapat didengar (audio visual) yang mampu menjangkau masyarakat luas dan isi pesan hadir secara cepat dan begitu dekat seolah – olah berwujud nyata.

3.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari keseluruhan masyarakat yang bertempat tinggal di Surabaya, yaitu pemirsa televisi yang berusia 20 tahun keatas. Untuk menentukan ukuran sampel minimal digunakan dengan menggunakan perhitungan Yamane, yaitu :


(65)

Ket: n = Sampel

N = Populasi

d = Standart kesalahan 0,1 (Rakhmat,2001:82)

Dari rumus tersebut, maka dapat diketahui sampel dari keseluruhan populasi pada penelitian ini, yaitu :

 

       

Maka sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 100 orang, dengan demikian responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan peneliti pada

penelitian ini adalah probability sampling dengan menggunakan teknik

random sampling , yaitu teknik penentuan sampel yang menggunakan


(66)

teori probability yaitu memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur untuk menjadi sample. Adapun kriteria yang dipakai peneliti untuk dijadikan sampel antara lain :

1. Warga masyarakat Surabaya.

2. Berusia 20 hingga 50 tahun.

3. Penonton aktif Eight Eleven Show di Metro TV.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode penarikan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari data yang dikumpulkan langsung dari responden berdasarkan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan – pertanyaan terbuka dan tertutup.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber – sumber informasi kedua, seperti perpustakaan, pusat pengolahan data, pusat penelitian, dan lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan analisis.


(67)

3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang digunakan untuk melihat perbedaan antara dua variabel atau lebih dengan menguji hipotesa yang menyatakan perbedaan. Metode analisis data yang digunakan adalah

uji-t (uji-t-test), dengan pertimbangan peneliti menggunakan rumus statistik adalah

karena uji-t berfungsi untuk membandingkan beda mean sebenarnya atau

yang diinginkan dengan mean yang diperoleh. Dengan kata lain, uji – t

digunakan untuk menguji beda antara dua mean atau dua variabel yang

berbeda.

Data yang diperoleh dianalisis melalui tahap- tahap sebagai berikut :

1. Masing – masing variabel yaitu Gratifications Sought dan Gratifications

Obtained dijumlahkan berdasarkan skor – skor yang telah ditetapkan

sebelumnya . sehingga diperoleh masing – masing skor Gratifications

Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO).

2. Kemudian kedua skor variabel tersebut dibandingkan dengan

menggunakan metode analisis uji –t, dengan rumus :


(68)

Ket : M1 = rata- rata Gratification Sought ( kelompok 1 )

M2 = rata – rata Gratification Obtained ( kelompok 2 )

Keterangan :

SS1 = jumlah kuadrat kelompok 1

S2 = jumlah kuadrat kemlompok 2

N1 = jumlah sampel kelompok 1

N2 = jumlah sampel kelommpok 2

X1 = jumlah skor kelompok 1


(69)

3. Setelah besar nilai t diketahui, maka untuk menetukan apakah nilai t memiliki signifikasi perbedaan atau tidak secara statistik diantara skor variabel – variabelnya, nilai t disesuaikan dengan table t- distribusi dengan

level signifikasi (α) sebesar 0,05.Jika t hitung ≥ t table maka Ho ditolak (

Hi diterima ). Dengan demikian tidak ada perbedaan yang signifikan antar proporsi yang diperoleh dan yang diinginkan atau dengan kata lain bahwa

ada perbedaan mean skor yang signifikan antara GS dan GO . Dan

sebaliknya , jika maka Ho diterima ( Hi ditolak ), berarti

ada perbedaan mean skor yang signifikan antara GS dan GO

(Nazir,2003:460).


(70)

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dan Penyajian Data

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 

Acara Eight Eleven Show adalah salah satu program berita yang ditayangkan di Metro TV. Program ini disajikan selama 3 jam, dimulai pukul 08.05 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Kilasan lengkap juga disajikan mengutamakan peristiwa terkini dari tanah air maupun mancanegara, serta peristiwa yang telah terjadi sepanjang malam dan dini hari sebelumnya. Beberapa berita dan paket laporan dari ruang redaksi juga disajikan di talkshow terkait dengan topik diskusi tersebut. Eight Eleven Show pengemasanya tidak lazim layaknya acara – acara berita pada umumnya di televisi. Acara berita ini berjenis news, talkshow, entertainment dan healthy

life dimana setiap harinya selalu ada pembahasan isu – isu terhangat yang

dikupas dengan dihadirkan narasumber yang berkompeten dibidangnya ditambah dengan penampilan band untuk melengkapi kesan hiburan, sehingga selain penonton mendapat informasi berita terkini, penonton juga dapat menikmati live music. Tidak hanya itu saja, dalam program Eight Eleven Show ini juga diisi dengan segmen healthly life. Healthly life merupakan segmen memasak beberapa menu bersama salah satu chef yang  


(71)

53   


(72)

ternama, menu yang ditampilkan adalah menu restoran yang variatif, sederhana namun menarik. Biasanya chef memberikan judul menu dengan nama yang unik. Sehingga selain penonton mendapatkan berita terkini dan penampilan band juga disuguhi menu sehat masakan yang bisa menjadi inspirasi masakan dirumah.

Program Eight Eleven Show juga menyisipkan segmen laporan khas lalu

lintas National Traffic Management Center (NTMC) yang secara langsung

melaporkan situasi lalu lintas di kota – kota besar di Indonesia seperti situasi

kemacetan di Bali, Sidoarjo, Yogyakarta, Kosambi, sampai jalan dalam kota

Jakarta dan Tangerang. Yang membuat berbeda yang memandu dalam

segmen kali ini adalah polisi lalu lintas sendiri yang sehari-hari bertugas di

bagian registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor Pusat Data Lalu Lintas.

Siaran ini pun dilaporkan langsung dari Korps Polisi Lalu Lintas Kepolisian

Republik Indonesia di Gedung Pusat Data Lalu Lintas.(www.kompas.com)

Masalah – masalah yang diangkat pada Eight Eleven Show merupakan analisa berita dari acara Headline News dan Metro Pagi yang merupakan salah satu tayangan berita yang paling disoroti dalam satu hari. Dengan konsep interaktif, acara ini memiliki konsep interaktif. Setiap diskusi, komentar atau opini dari masyarakat melalui forum, blog, twitter ditampilkan di layar kaca selama porsi diskusi.


(73)

Tiga presenter secara dinamis dan atraktif memandu acara ini diantaranya Prabu Revolusi, Tommy Tjokro, dan Marrisa Anita. Presenter yang memandu ini acara Eight Eleven Show diberi kesempatan dalam mengutarakan tanggapan dan pendapat tentang berita – berita yang menjadi pembahasan. Disetiap episodenya juga menghadirkan tokoh – tokoh ataupun orang – orang yang terlibat dalam tema yang diambil. Seperti : pengurus PSSI dan narasumber terkait lainnya.

Walaupun dalam penayanganya acara Eight Eleven Show ini tidak secara utuh 3 jam di Surabaya, diakibatkan adanya siaran lokal Metro TV Jawa Timur pada pukul 09.00WIB hingga 10.00 WIB baru kembali dilanjutkan pada siaran nasional program Eight Eleven Show namun rating

terakhir cara ini mencapai 2,0 sedangkan audience sharw 10 dan masuk 9

besar rating untutk seluruh stasiun televisi (www.kompas.com).

4.2 Penyajian Data Dan Analisis

Di bawah ini merupakan data responden melalui pengisian lembar kuisioner yang disebarkan pada seluruh sampel. Setelah diisi kemudian ditabulasi, sehingga data yang diperoleh akan ditampilkan dan nantinya akan diinterpretasikan dalam table frekuensi beserta keterangan data dan analisis data.


(74)

4.2.1 Identitas Responden

Identitas responden pada penelitian ini ditujukan berdasarkan usia, tingkat pendidikan , jenis pekerjaan , frekuensi menonton dan durasi menonton responden. Pada identitas responden ini berguna untuk memberikan gambaran bahwa program Eight Eleven Show , memiliki khalayak seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.

4.2.1.1 Usia Responden

Tabel 1

Usia Responden ( n = 100 )

No. Usia Responden Frekuensi (F) Persentase

1. 20 – 25 tahun 37 37

2. 26 – 31 tahun 23 23

3. 32 – 37 tahun 16 16

4. 38 – 43 tahun 8 8

5. 44 – 49 tahun 11 11

6. 50 tahun 5 5

Jumlah 100 100

Sumber : Kuisioner Identitas Responden no 3

Dari tabel tersebut dapat terlihat rentang usia yang dibagi menjadi 6 kategori yang disesuaikan dengan segmentasi acara Eight Eleven Show di Metro TV yaitu berusia 20 tahun ke atas. Masyarakat yang berusia 20 – 25 tahun sebanyak 37 orang ( 37 %) usia terbanyak yang menonton program Eight Eleven Show, berusia 26 – 31 tahun sebanyak 23 orang (23%), berusia


(75)

32 – 37 tahun sebanyak 16 orang (16%), berusia 38 – 43 tahun sebanyak 8 orang (8%), berusia 44 – 49 tahun sebanyak 11 orang ( 11%),dan berusia 50 tahun sebanyak 5 orang (5%).

Dominasi khalayak acara Eight Eleven Show adalah khalayak yang berusia 20 – 25 tahun. Ini dimungkinkan karena pada usia tersebut tergolong pada masa awal dewasa, mencari sesuatu baru dengan segala bentuk kreatifitas dan yang menyangkut masalah umum. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa faktor usia sangat mempengaruhi tingkat kreatifitas seseorang. Mereka mencari, belajar dan mengamati segala sesuatu yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi diri mereka. Pada acara ini, usia 20 – 35 tahun , cenderung lebih tertarik pada pencarian informasi yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat peristiwa dan kondisi dalam negeri dan mancanegara. Dengan menonton acara tersebut mereka juga dapat menambah rasa percaya diri karena mendapatkan informasi dan hiburan untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan mereka juga dapat meningkatkan rasa empati sosial.

Responden yang berusia 26 – 31 tahun adalah usia terbanyak nomor dua. Pada usia ini responden cenderung menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang masalah – masalah yang tengah terjadi di dalam negeri maupun mancanegara. yaitu selain memperoleh


(76)

informasi tentang peristiwa dalam negeri dan mancanegara, mereka juga

terhibur dengan penyajian informasi ringan yang dipadukan dengan live music

dan healthy life.

Responden yang berusia antara 32 – 37 tahun mempunyai alasan yang hampir sama dengan responden yang berusia antara 38 – 43 tahun dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV yaitu ingin mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa saling memiliki terhadap bangsa Indonesia. Juga ingin memperoleh hiburan yang terdapat pada acara tersebut.

Sedangkan responden yang berusia 44 – 49 tahun menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan alasan menambah wawasan dan pengetahuan tentang Indonesia maupun mancanegara, mengetahui keadaan orang lain , dan meningkatkan rasa saling memiliki terhadap bangsa Indonesia . Menemukan bahan pembicaraan untuk berdikusi atau berbincang – bincang dengan orang lain dan interaksi sosial.

Untuk responden yang berusia 50 tahun menonton Eight Eleven Show di Metro TV dengan alasan untuk memuaskan rasa ingin tahu yang berkaitan dengan tokoh – tokoh terkemuka yang menjadi bintang tamu, memuaskan rasa ingin tahu tentang masalah yang terjadi di dalam negeri maupun mancanegara, meningkatkan rasa empati sosial dan mendapatkan hiburan


(77)

dalam mengatasi rasa jenuh dan bersantai menikmati hiburan dalam acara tersebut.

4.2.1.2 Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan merupakan hal penting dalam memahami karakteristik khalayak program Eight Eleven Show. Jika dilihat dari variabel pendidikan, sangat terlihat jelas bahwa program Eight Eleven Show lebih disukai oleh responden yang berpendidikan tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2

Tingkat Pendidikan Responden ( n = 100 )

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (F) Persentase

1. SLTP 10 10

2. SLTA 29 29

3. Diploma I/II/III 16 16

4. Perguruan Tinggi 45 45

Jumlah 100 100

Sumber : Kuisioner Identitas Pribadi no 4

Pada tabel dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat yang menjadi responden penelitian ini adalah berbeda – beda. Latar belakang pendidikan yang paling mendominasi adalah masyarakat yang latar belakang pendidikan perguruan tinggi sebanyak 45 orang (45%), pada urutan kedua adalah yang berlatar belakang pendidikan SLTA sebanyak 29 orang (29%),


(1)

masyarakat masih mendapatkan kepuasan akan kebutuhan informasi seperti ketika menonton acara berita pada umumnya.

3. Program Eight Eleven Show belum mampu mencukupi kebutuhan identitas pribadi. Hal ini dapat mempengaruhi loyalitas khalayak dalam menonton tayangan Eight Eleven Show. Tidak adanya kepuasan yang diperoleh dari motif identitas pribadi (Personal Identity) pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih kecil dari mean skor Gratifications Sought. Hal ini karena cara ini belum mampu memberikan dorongan kepada masyarakat agar lebih dekat dengan orang lain dalam lingkungannya. 

4. Program Eight Eleven Show belum mampu mencukupi kebutuhan integrasi dan interaksi sosial. Hal ini dapat mempengaruhi loyalitas khalayak dalam menonton tayangan Eight Eleven Show. Tidak adanya kepuasan yang diperoleh dari motif integrasi dan interaksi sosial (Personal Relationship) pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih kecil dari mean skor Gratifications Sought. Hal ini karena cara ini belum mampu memberikan dorongan kepada masyarakat agar lebih dekat dengan orang lain dalam lingkungannya. 


(2)

5. Program Eight Eleven Show mampu mencukupi kebutuhan hiburan. Hal ini dapat mempertahankan khalayak untuk tetap setia menonton tayangan Eight Eleven Show.Adanya kepuasan yang diperoleh dari motif hiburan pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV karena mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratification Sought. Alasannya adalah karena acara Eight Eleven Show mampu memberikan kepuasan yang berkaitan dengan keinginan untuk melupakan sejenak permasalahan atau ketegangan dengan segmen entertainment-nya, keinginan untuk bersantai, mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang dan keinginan untuk dapat mengatasi rasa jenuh.

5.2 Saran

Sebagai stasiun televise swasta yang memfokuskan diri pada berita dan sangat memperhatikan kebutuhan – kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh Metro TV dengan mengembangkan bentuk – bentuk penyajian acara dan mutu acaranya. Dengan memperhatikan hal tersebut diharapkan acara Eight Eleven Show dapat meningkatkan mutu acaranya diantaraya dengan cara memperdalam pebahasan mengenai berita atau masalah yang diangkat agar informasi yang diterima masyarakat juga akan semakin baik.


(3)

Acara Eight Eleven Show adalah acara berita yang memberikan satu pencerahan kepada pertelevisian Indonesia. Dengan pengemasan acara yang sangat menarik yaitu news entertainment ternyata diminati oleh masyarakat karena selain memberikan informasi ternyata juga mampu menghibur.


(4)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan pada bab sebelumnya, yaitu hasil dan pembahasan yang juga telah dijabarkan dengan penyajian data dan tabel – tabel frekuensi, maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan pada kategori masing – masing motif yaitu sebagai berikut :

1. Khalayak dalam menonton acara Eight Eleven Show didorong oleh motif informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial dan motif hiburan.

2. Program Eight Eleven Show mampu mencukupi kebutuhan informasi. Hal ini dapat mempertahankan khalayak untuk tetap setia menonton tayangan Eight Eleven Show. Adanya kepuasan yang diperoleh dari motif informasi pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV karena mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratification Sought, juga mampu menyajikan pembahasan pada suatu berita dan juga memberikan solusi atau kesimpulan dari hasil pembahasan tersebut. Selain itu, pemirsa juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi atas berita – berita yang sedang dibahas tersebut melalui jejaring sosial. Walaupun acara Eight


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro ; Lukiati Komala Erdinaya,2004, Komunikasi Massa Suatu Pengantar , Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Blumler, J. G ; Kantz, 1974, The Uses of Mass Communication : Current Perspective on Gratifications Research, Beverly Hills Gage Publications.

BPS, 2010, Surabaya Dalam Angka 2010, Surabaya : CV Nugroho & CO.

Effendi, Onong Uchjana, 1993, Ilmu Teori dan ilsafat Komunikasi, Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

___________________ , 2000, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Kuswandi, Wawan, 1996, Komunikasi Massa ( Sebuah analisis Media Televisi ).

Mc Quail, Dennis, 1996, Teori Komunikasi Massa, Jakarta : Erlangga.

Nazir, Mohammad, 2003,Metode Penelitian, Jakarta : PT Ghalia Indonesia.

Rakhmat, Jalaluddin, 2004, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

___________________, 1998, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta : Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial ( LP3S ).


(6)

Singarimbun, Masri , 1995, Metode Penelitian Survei, Jakarta : Lembaga Penelitian ; Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial ( LP3S ).

Wahyudi, JB, 1996, Dasar – dasar Jurnalistik dan Televisi , Jakarta : Pustaka Utama.

NON BUKU

http//www.google.com/search.televisionresearch.com.id

http://muenk.wordpress.com/2010/10/31/perkembangan‐televisi/ 

www.klikgalamedia.com

www.kompas.com

www.metrotvnew.com

http://www.ayruzallein.co.cc/2011/01/sejarah-penemu-televisi-pertama-kali.html#ixzz1DLno1obG


Dokumen yang terkait

Produksi program 811 (eight eleven show di metro tv)

1 11 96

GENDER CONVERSATIONAL STYLE OF THE PRESENTERS OF EIGHT ELEVEN SHOW ON METRO TV.

0 3 25

Hubungan Tayangan 8-11 (Eight Eleven) Show Metro TV dengan pemenuhan kebutuhan informasi.

0 0 2

KEPUASAN PEMIRSA SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA TALENT SHOW “MASTERCHEF” INDONESIA DI RCTI (Studi Deskriptif Kuantitatif Kepuasan Pemirsa Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talent Show “MasterChef” Indonesia Season 3 di RCTI).

0 0 169

MOTIF MAHASISWA SURABAYA MENONTON TALK SHOW KICK ANDY DI METRO TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Mahasiswa Surabaya Dalam Menonton Talk Show Kick Andy Di Metro TV).

1 1 92

MOTIF PEMIRSA MENONTON REALITY SHOW BELAJAR INDONESIA (Studi Deskriptif Motif Pemirsa di Surabaya Menonton Acara Reality Show “Belajar Indonesia” di Trans TV).

0 1 98

MOTIF PEMIRSA MENONTON REALITY SHOW BELAJAR INDONESIA (Studi Deskriptif Motif Pemirsa di Surabaya Menonton Acara Reality Show “Belajar Indonesia” di Trans TV).

0 0 24

KEPUASAN PEMIRSA MENONTON PROGRAM EIGHT ELEVEN SHOW DI METRO TV ( Studi Deskriptif Kepuasan Pemirsa Di Surabaya Dalam Menonton Program Eight Eleven Show Di Metro TV) SKRIPSI

0 0 25

KEPUASAN PEMIRSA SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA TALENT SHOW “MASTERCHEF” INDONESIA DI RCTI (Studi Deskriptif Kuantitatif Kepuasan Pemirsa Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talent Show “MasterChef” Indonesia Season 3 di RCTI)

0 0 22

KEPUASAN REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA TALK SHOW “TONIGHT SHOW” (Studi Deskriptif Kuantitatif Kepuasan Remaja Surabaya Menonton Program Acara Talk Show “TONIGHT SHOW” Di NET TV) SKRIPSI

0 4 11