BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan perancangan dan pengembangan sistem, serta melalui implemetasi dan evaluasi sistem, penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Aplikasi sisitem pakar ini akan mendeteksi kecerdasan emosi anak usia dini
sehingga memudahkan para orang tua untuk mengetahui lebih awal kecerdasan emosi anak mereka, tanpa harus konsultasi dengan psikolog.
2. Dengan aplikasi mobile ini, memudahkan para orang tua untuk mendeteksi
kecerdasan emosi anak mereka hanya dengan menggunakan gadget berbasis Android.
3. Aplikasi ini juga memungkinkan untuk digunakan usermasyarakat yang berada
jauh dari lokasi konsultasi psikolog. Aplikasi mobile ini merupakan alat pendukung diagnosa yang dapat digunakan
secara efektif dan efisien, sehingga mudah digunakan oleh setiap pengguna Android.
5.2 Saran
Adapun saran-saran dan masukan untuk pengembangan sistem pakar ini antara lain:
1. Penambahan variabel item untuk setiap pernyataaan dan rule-rule yang baru
sehingga deteksi yang dihasilkan lebih akurat dan variatif 2.
Untuk penelitian lebih lanjut perlu dilakukan perbandingan metode Fuzzy Mamdani logika fuzzy dengan metode-metode lain yang biasa digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
menentukan output dari input system yang kabur fuzzy, dalam menentukan solusi optimum.
3. Ada beberapa metode defuzzifikasi pada komposisi aturan mamdani, pada tugas
akhir ini metode yang digunakan adalah metode centroid, untuk penelitian lebih lanjut dapat dibandingkan dengan metode defuzzifikasi yang lain.
4. Membuat aplikasi yang lebih menarik dengan adanya animasi-animasi untuk
menarik perhatian para user.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan manusia, kehidupan yang semakin kompleks
dengan tingkat stressor yang semakin tinggi mengakibatkan individu semakin rentan mengalami berbagai gangguan baik fisik maupun psikologis. Gangguan psikologis
seperti kecemasan, stress, frustasi, agresivitas, perilaku anarkis, dan gangguan emosi lain semakin meningkat Mashar, 2011.
Perilaku menyimpang pada anak, seperti berbagai kasus bunuh diri yang terjadi merupakan salah satu indikasi ketidaksiapan anak menyikapi kondisi
lingkungan sekitarnya. Rasa kecewa, malu, amarah, dan perasaan-perasaan negatif lain yang bersifat destruktif bersumber pada ketidakmampuan anak mengenali dan
mengelola emosi, serta memotivasi diri. Menurut Goleman 1995, kondisi ini merupakan cerminan kecerdasan emosi yang rendah.
Menurut LaFreniere 2000, emosi merupakan sentral guna memahami respon adaptif terhadap lingkungan. Bagi manusia, emosi memainkan peranan pemandu yang
selaras dengan insting pada binatang. Emosi juga memainkan peranan kritis dalam munculnya psikopatologi atau gangguan psikis pada individu. Sehingga para orang tua
dan pendidik harus memberi perhatian yang ketat terhadap pengembangan stimulasi emosi anak.
Di dalam penelitian ini, emosi akan diukur menggunakan skala likert yang hasil perhitungannya akan diproses menggunakan logika fuzzy. Logika fuzzy
merupakan logika yang mempunyai konsep kebenaran sebagian, dimana logika fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1. Sedangkan logika klasik
menyatakan bahwa segala hal dapat di ekspresikan dalam nilai kebenaran 0 atau 1.
Universitas Sumatera Utara
Logika fuzzy juga sangat fleksibel artinya mampu beradaptasi dengan perubahan- perubahan dan ketidakpastian yang menyertai permasalahan, serta mampu
memodelkan fungsi non linier yang sangat kompleks dan dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus
melalui proses pelatihan Wulandari, 2011. Menurut Anastasi 1993, pengukuran yang baik perlu memenuhi syarat alat
ukur yang baik pula, yaitu: valid content validity, criterion validity, dan construct validity reliable
stabilitas dan ekuivalensi, standar, objektif, komprehensif, diskriminatif, mudah penggunaanya, dan murah. Banyak ahli emosi menyatakan
bahwa tidak ada satu metode tunggal yang benar-benar mampu mengukur emosi secara tepat. Diperlukan beberapa teknik guna memperoleh fenomena emosi secara
menyeluruh, karena tidak ada satu pun pengukuran emosi yang memberi standar emas dalam pengukuran emosi Plutchik 2003.
Ada perbedaan nilai EQ dan status EQ antara penggunaan logika fuzzy dengan logika tegas berdasarkan skala likert. Penggunaan logika fuzzy memungkinkan nilai
EQ termasuk ke dalam tiga kategori. Sehingga untuk menentukan stastus EQnya, yaitu dengan mengambil derajat keanggotaan tertinggi dari nilai EQ tersebut.
Penentuan status EQ dengan logika tegas mempunyai nilai – nilai kritis, dimana ada
perubahan kecil pada nilai akan mengakibatkan perbedaan kategori. Perbedaan nilai EQ dan status EQ antara penggunaan logika fuzzy dengan logika tegas berdasarkan
skala likert terjadi karena input yang digunakan dalam logika tegas adalah bilangan tegas. Sedangkan dalam logika fuzzy, variabel input adalah berupa interval. Penentuan
status EQ menggunakan logika fuzzy akan memberikan proses yang lebih halus dari pada menggunakan logika tegas Wulandari, 2011.
2.2 Landasan Teori