Cara Kerja Baterai Baterai

Charge adalah suatu operasi dimana sebuah baterai dikembalikan ke kondisi semula dibebankan oleh pembalikan aliran arus. Resistansi dalam atau impedansi adalah resistansi atau impedansi dimana baterai atau sel memberikan aliran arus. Konstanta Faraday, F, adalah jumlah muatan transfer ketika reaksi massa aktif setara 96.485,3 Cg-equiv, 26.8015 Ahg-equiv Martin and Ralph, 2004.

2.1.1 Cara Kerja Baterai

Banyak reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron sehingga mengalami perubahan dalam keadaan oksidasi; disebut reaksi redoks Ronci.F, 2002. Elektroda negatif adalah reduktor yang baik transfer elektron seperti lithium, zinc, atau timah. Elektroda positif adalah penerima electron seperti lithium cobalt oxide, mangan dioksida, atau timah oksida. Elektrolit adalah penghantar ion murni yang secara fisik memisahkan anoda dari katoda Martin and Ralph, 2004. Dalam reaksi redoks, satu spesies teroksidasi dengan memberikan elektron sehingga oksidasi naik dan spesies yang lain berkurang dengan menerima elektron maka dengan demikian akan mengurangi tingkat oksidasinya Ronci.F, 2002. Setiap reaksi redoks memiliki tegangan tertentu. Ada nilai praktis mutlak untuk potensi ini, sehingga sistem pengukuran relative digunakan sebagai gantinya. Dalam refrensi ini, potensi kesetimbangan dari reaksi antara proton dan gas hydrogen diatur ke nol: 2H + + 2 e - H 2 g Secara umum, baterai dapat tersusun satu atau lebih sel elektrokimia yang dihubungkan secara seri atau parallel untuk memberikan tegangan dan kapasitas yang dibutuhkan Tarascon.J, 2001. Setiap sel terdiri dari tiga komponen utama: elektroda positif katoda, elektroda negatif anoda dan elektrolit, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Skematik dari prinsip umum baterai Elektrolit dapat berair atau tidak berair, dalam bentuk cair, pasta atau bentuk padat Linden.D, 2002; Song.J.Y, 1999. Elektrolit cair lebih disukai karena memiliki konduktifitas ionic yang tinggi, tetapi cairan elektronik memiliki kekurangan stabilitas mekanik untuk mencegah kontak antara elektroda Winter.M, 2004. Dalam praktek, listrik berpori bahan isolasi yang mengandung elektrolit sering ditempatkan di antara anoda dan katoda untuk mencegah anoda dari kontak langsung dengan katoda. Jika anoda dan katoda bersentuhan fisik, baterai akan korsleting dan energi penuh pada baterai terlepas sebagai panas baterai Martin and Ralph, 2004.

2.2. Baterai Ion Lithium

Dokumen yang terkait

Pembuatan Material Anoda Lithium Titanate (Li4Ti5O12) dan Studi Pengaruh Ketebalan Elektroda Terhadap Performa Elektrokimia Baterai Ion Lithium

13 66 80

Pembuatan Material Anoda Lithium Titanate (Li4Ti5O12) dan Studi Pengaruh Ketebalan Elektroda Terhadap Performa Elektrokimia Baterai Ion Lithium

0 0 14

Pembuatan Material Anoda Lithium Titanate (Li4Ti5O12) dan Studi Pengaruh Ketebalan Elektroda Terhadap Performa Elektrokimia Baterai Ion Lithium

0 0 2

Pembuatan Material Anoda Lithium Titanate (Li4Ti5O12) dan Studi Pengaruh Ketebalan Elektroda Terhadap Performa Elektrokimia Baterai Ion Lithium

0 0 5

Fabrikasi Lithium Titanate Terdoping Al (Li4Ti4,975Al0,025O12) dan Studi Pengaruh Ketebalan Lembaran Elektroda pada Sel Setengah Baterai Ion Lithium

0 0 14

Fabrikasi Lithium Titanate Terdoping Al (Li4Ti4,975Al0,025O12) dan Studi Pengaruh Ketebalan Lembaran Elektroda pada Sel Setengah Baterai Ion Lithium

0 0 2

Fabrikasi Lithium Titanate Terdoping Al (Li4Ti4,975Al0,025O12) dan Studi Pengaruh Ketebalan Lembaran Elektroda pada Sel Setengah Baterai Ion Lithium

0 0 5

Fabrikasi Lithium Titanate Terdoping Al (Li4Ti4,975Al0,025O12) dan Studi Pengaruh Ketebalan Lembaran Elektroda pada Sel Setengah Baterai Ion Lithium

0 0 10

Fabrikasi Lithium Titanate Terdoping Al (Li4Ti4,975Al0,025O12) dan Studi Pengaruh Ketebalan Lembaran Elektroda pada Sel Setengah Baterai Ion Lithium

0 1 3

Fabrikasi Lithium Titanate Terdoping Al (Li4Ti4,975Al0,025O12) dan Studi Pengaruh Ketebalan Lembaran Elektroda pada Sel Setengah Baterai Ion Lithium

0 0 10