Tata Laksana Penelitian Variabel Penelitian

P3 : Sipramin Amina dosis 2000 lha + N, P, K P4 : Sipramin Amina dosis 2000 lha + P, K P5 : Sipramin Amina dosis 4000 lha + P, K P6 : Sipramin Bagitani dosis 2000 lha P7 : Sipramin Bagitani dosis 4000 lha P8 : Sipramin Bagitani dosis 2000 lha + N, P, K P9 : Sipramin Bagitani dosis 2000 lha + P, K P10 : Sipramin Bagitani dosis 4000 lha + P, K P11 : Sipramin Orgami dosis 2000 lha P12 : Sipramin Orgami dosis 4000 lha P13 : Sipramin Orgami dosis 2000 lha + N, P, K P14 : Sipramin Orgami dosis 2000 lha + P, K P15 : Sipramin Orgami dosis 4000 lha + P, K P16 : Sipramin Saritana dosis 2000 lha P17 : Sipramin Saritana dosis 4000 lha P18 : Sipramin Saritana dosis 2000 lha + N, P, K P19 : Sipramin Saritana dosis 2000 lha + P, K P20 : Sipramin Saritana dosis 4000 lha + P, K Dosis pupuk N, P, K yang digunakan adalah : urea 200 kgha 180 grampetak, SP-36 100 kgha 90 grampetak dan KCl 100 kgha 90 grampetak. Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 60 petak perlakuan. Sebagai perbandingan diuji petak kontrol dengan perlakuan : K = diberi pupuk urea 300 kgha, SP-36 100 kgha dan KCl 100 kgha, dan diulang 3 kali. Sehingga didapatkan 63 petak perlakuan.

D. Tata Laksana Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian pada musim tanam pertama. Lahan penelitian merupakan lahan persawahan. Tiap-tiap petak perlakuan mempunyai ukuran 9 m 2 . Vegetasinya adalah padi yang ditanam dengan jarak 20 cm x 20 cm. Ada empat sumber sipramin yaitu Amina, Bagitani, Orgami dan Saritana. Sipramin tersebut telah diberikan pada saat musim tanam pertama Oktober 2004. 1. Pengambilan sampel tanah per petak sebelum penanaman Sampel tanah per petak diambil dengan menggunakan metode acak. Setiap titik, tanah diambil sampai kedalaman 20 cm kemudian dikomposit. 2. Pengolahan tanah Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan traktor sampai mencapai keadaan tanah melumpur dan siap untuk ditanami. 3. Persiapan tanah Tanah yang digunakan untuk penelitian dibagi 3 blok perlakuan. Blok-blok tersebut dibuat tegak lurus dengan arah kesuburan tanah. Setiap blok dibagi menjadi 21 petak, petak tersebut berukuran 4,5 x 2 m. 4. Pemupukan Pemupukan Sipramin diberikan 14 hari setelah tanam 14 HST sesuai dengan dosis perlakuan. Pupuk SP-36 dan KCl serta Urea diberikan secara bertahap. Tahap pertama diberikan sebelum tanam. Tahap kedua diberikan 21 hari setelah tanam 21 HST. Sedangkan tahap ketiga diberikan menjelang keluarnya primordia pada umur 30 hari setelah tanam 30 HST. 5. Penanaman Bibit yang telah berumur 25 hari, dipindahkan dari persemaian dan ditanam pada petak percobaan dengan jarak tanam 20 x 20 cm dan setiap lubang tanam ditanam 2-3 batang padi. 6. Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah padi mengalami masak penuh yang ditandai oleh buku-buku bagian atas berwarna kuning, batang mulai mengering dan isi gabah sukar dipecah.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas Pupuk Sipramin pada berbagai komposisi. 2. Variabel terikat utama a. Kadar Cd dalam tanah. b. Kadar Cd dalam biji beras. c. Bobot per 1000 biji beras d. Berat beras per petak e. Jumlah gabah isi per rumpun f. Prosentase beras pecah per petak 3. Variabel terikat pendukung a. pH tanah b. Bahan organik tanah 4. Analisis laboratorium a. Analisis kandungan Cd pada pupuk Sipramin b. Analisis tanah awal 1 Kadar Cd total dan tersedia tanah dengan metode destruksi basah HNO 3 . 2 pH H 2 O dan pH KCl dengan metode Elektrometri. 3 Bahan organik tanah dengan metode Walkey and Black. c. Analisis tanah akhir saat panen 1 Kadar Cd total dan tersedia tanah dengan metode destruksi basah HNO 3 . 2 pH H 2 O dan KCl dengan metode Elektrometri. 3 Bahan organik tanah dengan metode Walkey and Black. d. Analisis variabel tanaman 10 sampel per petak 1 Bobot per 1000 biji beras. Dari setiap petak dipilih 1000 biji yang utuh tidak pecah dan bagus kemudian ditimbang. 2 Berat beras per petak. 3 Mutu beras. a Prosentase gabah isi per rumpun. Diperoleh dengan menghitung banyaknya gabah isi setiap sampel tanaman terpilih. b Prosentase beras pecah per petak. Penentuan mutu beras dapat dilakukan dengan penentuan prosentase beras pecah dan utuh menggunakan alat blower dengan tehnik pemisahan berdasarkan berat jenisnya Kartasapoetra, 1985.

F. Analisis Data