Pengaruh "Gas Kick Incident" terhadap Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr di Dalam Tanah dan Jaringan Tanaman Padi

(1)

PENGARUH “GAS KICK INCIDENT”

TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd,

DAN Cr DI DALAM TANAH DAN TANAMAN PADI

(Oryza sativa L. )

Oleh

T. Fachrul Razie A34103012

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

RINGKASAN

T. Fachrul Razie. PENGARUH “GAS KICK INCIDENT” TERHADAP

KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd, DAN Cr DI DALAM TANAH

DAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L). Dibimbing oleh Dr. Ir. Herdhata

Agusta, MSc (Pembimbing I) dan Dr. Ir. Undang Kurnia, MSc (Pembimbing II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gas kick incident

terhadap kandungan logam berat di dalam tanah dan tanaman padi. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2006-Mei 2007 di lahan pertanian yang diduga terkontaminasi Gas Kick Incident Sumur Sukowati#5 JOB-PPEJ, Kabupaten Bojonegoro, di Laboratorium Umum Departemen Agronomi dan Hortikultura dan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel tanah sebanyak 2 kali, yaitu 2 bulan setelah kejadian (28 September 2006) dan 8 bulan setelah pengambilan sampel tanah pertama (8 Mei 2007). Pengambilan sampel tanah awal dilakukan berdasarkan grid, pada lokasi center (LC) dan lokasi pingir (LP) sebanyak 22 grid, masing-masing grid berukuran 8m x 8m, ditambah 2 grid yang berada di lokasi luar (LL). Selanjutnya pengambilan sampel tanah kedua dilakukan pada lokasi LC diambil sebanyak 8 grid ditambah 4 grid pada lokasi luar (LL). Selain itu, juga dilakukan pengambilan sampel tanaman sebanyak satu kali pada saat panen di 3 lokasi yaitu LC, LP, dan LL. Sampel tanaman pada LC dan LP diambil sebanyak 22 tanaman dan ditambah 4 tanaman pada LL. Sampel tanah dan tanaman di analisis berturut-turut di Laboratorium PT. Sucofindo dan Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam Ba, Cd, dan Cr yang ada di dalam tanah pada pengamatan awal (2 bulan setelah kejadian) dan kedua (10 bulan setelah kejadian) tidak dipengaruhi oleh gas kick incident. Logam Ba, Cd dan Cr di kedalaman tanah 30 cm pada pengamatan awal lebih rendah dibandingkan dengan logam Ba, Cd dan Cr pada pengamatan kedua. Hal ini


(3)

menunjukkan bahwa akumulasi kandungan logam berat di dalam tanah bukan disebabkan oleh gas kick incident.

Kandungan logam Ba dan Cd dalam akar tanaman lebih rendah dibandingkan dengan kandungan logam berat di dalam tanah. Logam Cr di dalam akar tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdapat di dalam tanah pada pengamatan awal, tetapi tidak lebih tinggi dari pengamatan tanah kedua. Logam Ba, Cd dan Cr yang terangkut dari akar ke jerami lebih rendah dibandingkan dengan kandungan logam-logam tesebut di dalam tanah.


(4)

PENGARUH “GAS KICK INCIDENT”

TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd,

DAN Cr DI DALAM TANAH DAN TANAMAN PADI

(Oryza sativa L. )

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh T. Fachrul Razie

A34103012

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

Judul : PENGARUH ”GAS KICK INCIDENT” TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd, DAN Cr DI DALAM TANAH DAN JARINGAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L)

Nama : T. Fachrul Razie

NRP : A34103012

Program Studi : Agronomi

Menyetujui, Dosen pembimbing I

Dr. Ir. Herdhata Agusta NIP. 131 248 839

Dosen pembimbing II

Dr. Ir. Undang Kurnia NIP. 080029781

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131124019


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Blangpidie, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 19 Januari 1986 dari keluarga Bapak T. R. Anshari Nagoer dan Ibu Aswita, sebagai anak pertama dari lima bersaudara.

Pendidikam sekolah dasar diselesaikan penulis di SD Negeri 1 Blangpidie pada tahun 1997. Pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama diselesaikan penulis di SLTP Negeri 2 Blangpidie pada tahun 2000. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas di SMUN 1 Blangpidie, Aceh Barat Daya pada tahun 2003.

Tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Agronomi, Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjalani studi di IPB penulis aktif di kelembagaan mahasiswa sebagai Anggota DPM Tingkat Persiapan Bersama periode 2003-2004, Anggota DPM Fakultas Pertanian periode 2004-2005 dan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Agronomi (Himagron) periode 2005-2006.


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, pujian yang memenuhi seluruh nikmat-Nya bagi kemuliaan wajah-Nya dan keagungan-Nya. Atas anugrah dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh ”Gas Kick Incident” Terhadap Kandungan Logam Berat Ba, Cd, Dan Cr di dalam Tanah dan Tanaman Padi (Oryza sativa L)”. Selain itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada Dr. Ir. Herdhata Agusta, MS dan Dr. Ir. Undang Kurnia, MSc sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar tulisan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bogor, Desember 2008


(8)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji bagi Allah SWT atas kasih dan sayang-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat serta keluarga beliau. Pada kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah dan Mama’ tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan. Adik-adikku tersayang Eja, Icut, Kiki, dan Pipi yang selalu mendoakan.

2. Dr. Ir. Herdhata Agusta, MS dan Dr. Ir. Undang Kurnia, MSc sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.

3. Dr. Ir. Hariyadi, MS, selaku penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

4. Dr. Ir. Sudradjat, selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya selama ini

5. b’Eco, b’Faisal, b’Syahrul, b’Udin, k’Rida, k’Mala, dan k’OQ atas semangat dan bantuan yang diberikan selama penelitian.

6. Wen, Dessy, fi, Icut, wahyu atas waktu dan tenaga yang telah diluangkan dalam membantu penelitian.

7. Leuser Crew 08 (ampon yan, acay, abu jol, iqbal che, rifka japal (Compaq v3000), dan naufal) dan IMTR (de’yan, yasar, ivan, heru, dll) yang telah menjadi rekan se-atap yang setia.

8. Adik2 (candy, rea, dha, cude, ami, alvi, ty) yang telah memberikan bantuan dan motivasi selama ini.

9. Staf JOB-PPEJ Sumur Sukowati#5 Bojonegoro yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian.


(9)

10.Teman-teman AGR’40 (Fufa, Noveh, Anti, ineu, lidya, ifin, Syarif, and Wahyu).

11.Teman-teman pengurus Himagron periode 2005-2006.

Semoga segala dukungan dan bantuan baik moril maupun materil yang diberikan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Hipotesis... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Botani Padi ... 3

Sumber Pencemaran Tanah ... 3

Logam Berat ... 4

Pengaruh Logam Berat Terhadap Tanaman ... 6

BAHAN DAN METODE ... 8

Waktu dan Tempat ... 8

Bahan Dan Alat... 8

Metode Penelitian ... 8

Pelaksanaan ... 9

Pengamatan... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10

Hasil ... 10

Kondisi Umum... 10

Kandungan Logam Berat di dalam Tanah pada Pengamatan Awal ... 11

a. Kandungan Logam Berat pada Tanah Lapisan Atas (0-5 cm)... 11

b. Kandungan Logam Berat pada Tanah Lapisan Kedua (30 cm) ... 12

c. Kandungan Logam Berat pada Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) ... 12

Kandungan Logam Berat dalam Tanah pada Pengamatan Kedua... 13

Kandungan Logam Berat dalam Jaringan Tanaman ... 14

a. Kandungan Logam Berat dalam Akar Tanaman... 14

b. Kandungan Logam Berat dalam Jerami Padi... 14

c. Kandungan Logam Berat dalam Beras ... 15

Pembahasan ... 16

Kandungan Logam Berat dalam Tanah... 16

Logam Berat dalam Tanah dan Jaringan Tanaman... 17

a. Ba... 18

b. Cd ... 19

c. Cr ... 20

d. Logam Berat di dalam Beras... 23

KESIMPULAN ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26


(11)

PENGARUH “GAS KICK INCIDENT”

TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd,

DAN Cr DI DALAM TANAH DAN TANAMAN PADI

(Oryza sativa L. )

Oleh

T. Fachrul Razie A34103012

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

RINGKASAN

T. Fachrul Razie. PENGARUH “GAS KICK INCIDENT” TERHADAP

KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd, DAN Cr DI DALAM TANAH

DAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L). Dibimbing oleh Dr. Ir. Herdhata

Agusta, MSc (Pembimbing I) dan Dr. Ir. Undang Kurnia, MSc (Pembimbing II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gas kick incident

terhadap kandungan logam berat di dalam tanah dan tanaman padi. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2006-Mei 2007 di lahan pertanian yang diduga terkontaminasi Gas Kick Incident Sumur Sukowati#5 JOB-PPEJ, Kabupaten Bojonegoro, di Laboratorium Umum Departemen Agronomi dan Hortikultura dan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel tanah sebanyak 2 kali, yaitu 2 bulan setelah kejadian (28 September 2006) dan 8 bulan setelah pengambilan sampel tanah pertama (8 Mei 2007). Pengambilan sampel tanah awal dilakukan berdasarkan grid, pada lokasi center (LC) dan lokasi pingir (LP) sebanyak 22 grid, masing-masing grid berukuran 8m x 8m, ditambah 2 grid yang berada di lokasi luar (LL). Selanjutnya pengambilan sampel tanah kedua dilakukan pada lokasi LC diambil sebanyak 8 grid ditambah 4 grid pada lokasi luar (LL). Selain itu, juga dilakukan pengambilan sampel tanaman sebanyak satu kali pada saat panen di 3 lokasi yaitu LC, LP, dan LL. Sampel tanaman pada LC dan LP diambil sebanyak 22 tanaman dan ditambah 4 tanaman pada LL. Sampel tanah dan tanaman di analisis berturut-turut di Laboratorium PT. Sucofindo dan Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam Ba, Cd, dan Cr yang ada di dalam tanah pada pengamatan awal (2 bulan setelah kejadian) dan kedua (10 bulan setelah kejadian) tidak dipengaruhi oleh gas kick incident. Logam Ba, Cd dan Cr di kedalaman tanah 30 cm pada pengamatan awal lebih rendah dibandingkan dengan logam Ba, Cd dan Cr pada pengamatan kedua. Hal ini


(13)

menunjukkan bahwa akumulasi kandungan logam berat di dalam tanah bukan disebabkan oleh gas kick incident.

Kandungan logam Ba dan Cd dalam akar tanaman lebih rendah dibandingkan dengan kandungan logam berat di dalam tanah. Logam Cr di dalam akar tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdapat di dalam tanah pada pengamatan awal, tetapi tidak lebih tinggi dari pengamatan tanah kedua. Logam Ba, Cd dan Cr yang terangkut dari akar ke jerami lebih rendah dibandingkan dengan kandungan logam-logam tesebut di dalam tanah.


(14)

PENGARUH “GAS KICK INCIDENT”

TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd,

DAN Cr DI DALAM TANAH DAN TANAMAN PADI

(Oryza sativa L. )

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh T. Fachrul Razie

A34103012

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(15)

Judul : PENGARUH ”GAS KICK INCIDENT” TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd, DAN Cr DI DALAM TANAH DAN JARINGAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L)

Nama : T. Fachrul Razie

NRP : A34103012

Program Studi : Agronomi

Menyetujui, Dosen pembimbing I

Dr. Ir. Herdhata Agusta NIP. 131 248 839

Dosen pembimbing II

Dr. Ir. Undang Kurnia NIP. 080029781

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131124019


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Blangpidie, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 19 Januari 1986 dari keluarga Bapak T. R. Anshari Nagoer dan Ibu Aswita, sebagai anak pertama dari lima bersaudara.

Pendidikam sekolah dasar diselesaikan penulis di SD Negeri 1 Blangpidie pada tahun 1997. Pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama diselesaikan penulis di SLTP Negeri 2 Blangpidie pada tahun 2000. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas di SMUN 1 Blangpidie, Aceh Barat Daya pada tahun 2003.

Tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Agronomi, Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjalani studi di IPB penulis aktif di kelembagaan mahasiswa sebagai Anggota DPM Tingkat Persiapan Bersama periode 2003-2004, Anggota DPM Fakultas Pertanian periode 2004-2005 dan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Agronomi (Himagron) periode 2005-2006.


(17)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, pujian yang memenuhi seluruh nikmat-Nya bagi kemuliaan wajah-Nya dan keagungan-Nya. Atas anugrah dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh ”Gas Kick Incident” Terhadap Kandungan Logam Berat Ba, Cd, Dan Cr di dalam Tanah dan Tanaman Padi (Oryza sativa L)”. Selain itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada Dr. Ir. Herdhata Agusta, MS dan Dr. Ir. Undang Kurnia, MSc sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar tulisan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bogor, Desember 2008


(18)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji bagi Allah SWT atas kasih dan sayang-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat serta keluarga beliau. Pada kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah dan Mama’ tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan. Adik-adikku tersayang Eja, Icut, Kiki, dan Pipi yang selalu mendoakan.

2. Dr. Ir. Herdhata Agusta, MS dan Dr. Ir. Undang Kurnia, MSc sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.

3. Dr. Ir. Hariyadi, MS, selaku penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

4. Dr. Ir. Sudradjat, selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya selama ini

5. b’Eco, b’Faisal, b’Syahrul, b’Udin, k’Rida, k’Mala, dan k’OQ atas semangat dan bantuan yang diberikan selama penelitian.

6. Wen, Dessy, fi, Icut, wahyu atas waktu dan tenaga yang telah diluangkan dalam membantu penelitian.

7. Leuser Crew 08 (ampon yan, acay, abu jol, iqbal che, rifka japal (Compaq v3000), dan naufal) dan IMTR (de’yan, yasar, ivan, heru, dll) yang telah menjadi rekan se-atap yang setia.

8. Adik2 (candy, rea, dha, cude, ami, alvi, ty) yang telah memberikan bantuan dan motivasi selama ini.

9. Staf JOB-PPEJ Sumur Sukowati#5 Bojonegoro yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian.


(19)

10.Teman-teman AGR’40 (Fufa, Noveh, Anti, ineu, lidya, ifin, Syarif, and Wahyu).

11.Teman-teman pengurus Himagron periode 2005-2006.

Semoga segala dukungan dan bantuan baik moril maupun materil yang diberikan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.


(20)

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Hipotesis... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Botani Padi ... 3

Sumber Pencemaran Tanah ... 3

Logam Berat ... 4

Pengaruh Logam Berat Terhadap Tanaman ... 6

BAHAN DAN METODE ... 8

Waktu dan Tempat ... 8

Bahan Dan Alat... 8

Metode Penelitian ... 8

Pelaksanaan ... 9

Pengamatan... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10

Hasil ... 10

Kondisi Umum... 10

Kandungan Logam Berat di dalam Tanah pada Pengamatan Awal ... 11

a. Kandungan Logam Berat pada Tanah Lapisan Atas (0-5 cm)... 11

b. Kandungan Logam Berat pada Tanah Lapisan Kedua (30 cm) ... 12

c. Kandungan Logam Berat pada Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) ... 12

Kandungan Logam Berat dalam Tanah pada Pengamatan Kedua... 13

Kandungan Logam Berat dalam Jaringan Tanaman ... 14

a. Kandungan Logam Berat dalam Akar Tanaman... 14

b. Kandungan Logam Berat dalam Jerami Padi... 14

c. Kandungan Logam Berat dalam Beras ... 15

Pembahasan ... 16

Kandungan Logam Berat dalam Tanah... 16

Logam Berat dalam Tanah dan Jaringan Tanaman... 17

a. Ba... 18

b. Cd ... 19

c. Cr ... 20

d. Logam Berat di dalam Beras... 23

KESIMPULAN ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26


(21)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr pada Tanah Lapisan Atas (0-5 cm)11

2. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, Cr dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm) .. 12

3. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, Cr dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm).. 13

4. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr dalam Tanah Pengamatan Kedua .. 14

5. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr dalam Akar Tanaman ... 14

6. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr dalam Batang/Jerami ... 15

7. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr dalam Beras... 15

8. Total Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr Beberapa Lumpur Bor OBM di JOB-PPEJ ... 16

Lampiran 1. Analisa Sifat-sifat Tanah Lokasi Penelitian didekat Sumur Sukowati#5 Bojonegoro ... 30

2. Kandungan Logam Berat dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm) di Pusat (LC) dan Pinggir (LP) serta Kontrol (LL) di Luar Area Gas Kick Incident... 30

3. Kandungan Logam Berat dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm) di Pusat dan Pinggir serta Kontrol di Luar Area Gas Kick Incident ... 31

4. Kandungan Logam Berat dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) di Pusat dan Pinggir serta Kontrol di Luar Area Gas Kick Incident... 31

5. Kandungan Logam Berat dalam Jaringan Tanaman ... 32

6. Kandungan Logam Berat dalam Tanah pada Pengamatan Kedua... 33

7. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm) ... 33

8. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm) ... 33

9. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm)... 33

10. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm) ... 33

11. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm) ... 34

12. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm)... 34

13. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) ... 34

14. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) ... 34

15. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm)... 34

16. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Pengamatan Kedua... 35

17. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Pengamatan Kedua... 35

18. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Pengamatan Kedua ... 35

19. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Akar Tanaman ... 35

20. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Akar Tanaman ... 35

21. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Akar Tanaman... 36

22. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Jerami ... 36

23. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Jerami... 36


(22)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kondisi Lahan... 10 2. Perbandingan Kandungan Logam Ba pada Pengamatan Tanah Awal, Tanah

Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL ... 18 3. Perbandingan Kandungan Logam Ba pada Pengamatan Tanah Awal, Tanah

Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL dalam (kg/ha) ... 19 4. Perbandingan Kandungan Logam Cd pada Pengamatan Tanah Awal, Tanah

Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL ... 20 5. Perbandingan Kandungan Logam Cd pada Pengamatan Tanah Awal, Tanah

Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL dalam (kg/ha) ... 20 6. Perbandingan Kandungan Logam Cr pada Pengamatan Tanah Awal, Tanah

Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL ... 21 7. Perbandingan Kandungan Logam Cr pada Pengamatan Tanah Awal, Tanah

Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL dalam (kg/ha) ... 22

Lampiran


(23)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gas Kick Incident (semburan lumpur) yang terjadi pada tanggal 28 Juli 2006 di burn pit (kolam penampungan lumpur) sumur Sukowati#5 Bojonegoro mengakibatkan tanaman yang berada sampai jarak 50 m dari titik semburan mengering. Lahan yang terkontaminasi tersebut merupakan lahan persawahan petani, sehingga timbul kekhawatiran akan adanya dampak jangka panjang dari peristiwa tersebut, karena semburan tersebut diduga membawa material yang mengandung logam berat yang dapat terakumulasi di dalam tanah. Menurut Notohadiprawiro (1993), logam berat ialah unsur logam dengan berat molekul tinggi yang dalam kadar rendah pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Alloway (1995) menyatakan, bahwa logam berat terdapat pada semua jenis tanah. Selain itu, sumber utama logam yang masuk ke lingkungan dan ke dalam tanah juga dari pertambangan dan peleburan logam, bahan-bahan pertanian, lumpur buangan, pembakaran bahan bakar fosil, industri metalurgi, industri elektronik, bahan-bahan kimia, dan industri manufaktur lainnya.

Logam berat yang ada di dalam tanah termasuk dampak buruk akibat kontaminasi atau pencemaran dapat masuk kedalam jaringan tanaman, termasuk padi. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (2006), sentra produksi padi Indonesia yang terbesar terdapat di beberapa provinsi di pulau Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada tahun 2006 luas areal produksi padi di pulau Jawa mencapai 5.709.601 ha. Di Jawa Timur luas areal produksi padi mencapai 1.733.796 ha.

Luas areal produksi padi tersebut belum sepenuhnya menjamin kecukupan pangan yang ada di wilayah tersebut. Pengaruh kerusakan lingkungan seperti gas kick incident diduga dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi dan kontaminasi logam berat pada lahan yang terkena semburan, sehingga dampak tersebut juga dapat mencapai jaringan tanaman padi dan gabah, yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas padi, serta permasalahan kesehatan manusia.


(24)

Hal ini dapat merugikan petani yang ada di sekitar lokasi semburan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui adanya pencemaran logam berat pada tanah dan tanaman padi di daerah tersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh Gas Kick Incident terhadap jumlah kandungan logam berat yang ada di dalam tanah.

2. Mengetahui pengaruh Gas Kick Incident terhadap jumlah kandungan logam berat yang ada di dalam tanaman.

Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Gas Kick Incident meningkatkan kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr di dalam tanah

2. Gas Kick Incident meningkatkan akumulasi logam berat Ba, Cd, dan Cr di dalam tanaman.


(25)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Padi

Padi (Oryza sativa L.) termasuk golongan tumbuhan Gramineae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung-bubung kosong. Pada kedua bubung kosong itu, bubungnya ditutup oleh buku. Panjang ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ketiga dan seterusnya lebih panjang dari pada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas, tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagian atas ujung dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligulae (lidah) daun, dan bagian terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak. Pada sebelah kiri dan kanan daun kelopak terdapat embel-embel yang disebut auricle. Fungsi dari ligulae dan auricle kadang hijau dan kadang-kadang ungu dan secara demikian auricle itu dapat dipergunakan sebagai determinan identitas suatu varietas (Siregar, 1981).

Sumber Pencemaran Tanah

Menurut Darmono (1995), pencemaran logam berat pada lahan kering sangat erat hubungannya dengan pencemaran udara dan air. Partikel logam berat yang beterbangan di udara akan terbawa oleh air hujan yang membasahi tanah sehingga timbul pencemaran tanah. Kandungan logam berat di dalam tanah pada umumnya sangat rendah, kecuali tanah tersebut merupakan daerah pertambangan atau tanah tersebut sudah tercemar. Kurnia (2003) menambahkan, penyebab terjadinya pencemaran dan kerusakan lahan dan lingkungan pertanian diantaranya adalah karena dampak turunan pencemaran gas-gas rumah kaca, bahan-bahan agrokimia, limbah industri dan aktivitas pertambangan. Kegiatan pertambangan seperti batubara, emas dan minyak bumi potensial menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi lahan pertanian dan lingkungan sekitarnya, karena mengandung logam berat.


(26)

Nurjaya et al. (2003) menyatakan bahwa pembangunan pertanian dan industri dapat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup terutama kualitas sumberdaya lahan yang selanjutnya dapat menurunkan kualitas produk pertanian. Selain itu, Wardhana (2004) menyatakan, secara garis besar pencemaran daratan dapat disebabkan oleh ; (1) faktor internal, yaitu pencemaran yang disebabkan oleh peristiwa alam, seperti letusan gunung berapi yang memuntahkan debu, pasir, batu dan bahan vulkanik lainnya yang menutupi dan merusak daratan sehingga daratan menjadi tercemar; (2) faktor eksternal, yaitu pencemaran daratan karena ulah dan aktivitas manusia. Pencemaran daratan karena faktor eksternal merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian seksama dan sungguh-sungguh agar daratan tetap dapat memberikan daya dukung alamnya bagi kehidupan manusia.

Logam Berat

American Geological Institute (1976) menyatakan bahwa logam berat ialah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar rendah, logam berat pada umumnya beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Termasuk logam berat yang sering mencemari habitat ialah Hg, Cr, Cd, As, dan Pb. Meskipun pengertian logam berat tidak ditemukan pada kimia murni, tetapi Wild (1993) mengindikasikan bahwa logam berat merupakan logam dengan densitas/kepadatan >5-6g/cm3. Istilah yang umum dipakai untuk logam berat sangat bebas. Ketika suatu unsur masuk kedalam jenis logam yang lain, maka unsur tersebut tidak termasuk ke dalam logam berat. Biasanya, istilah logam berat digunakan untuk unsur-unsur Al, As, Cd, Co, Cr, Fe, Hg, Ni, Pb, dan Zn. Tan (2000) menambahkan, logam didefinisikan sebagai zat yang mempunyai pengantar panas dan tegangan listrik, berkilauan, lunak, dan mempunyai sifat yang sama dengan kawat. Tiga puluh unsur di dalam sistem periodik merupakan logam yang diperhitungkan. Logam-logam tersebut dapat dibedakan menjadi logam alkali (Li, Na, san Rb), logam alkali tanah (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra), logam transisi (Al, Fe, Mn, Cu, Co, dan Cu).

Menurut Soepardi (1983) logam berat dijumpai sebagai bagian dari fungisida organik, herbisida, dan insektsida, dan cenderung menimbun dalam air comberan dan industri. Pemanfaatan air comberan untuk keperluan pertanian 4


(27)

memperpanjang penimbunan tersebut. Suhendrayatna (2001) menambahkan bahwa logam berat di suatu lahan secara umum bisa berasal dari proses alam atau kegiatan manusia. Proses alam seperti perubahan siklus alamiah yang mengakibatkan batuan-batuan dan gunung berapi memberikan kontribusi yang sangat besar ke lingkungan. Disamping itu pula, masuknya logam berat ke lingkungan berasal dari sumber-sumber lainnya yang meliputi pertambangan minyak, emas, dan batubara, pembangkit tenaga listrik, pestisida, keramik, peleburan logam, pabrik-pabrik pupuk dan kegiatan-kegiatan industri lainnya.

Kontaminasi logam dalam tanah pertanian bergantung pada jumlah logam yang ada pada batuan tempat tanah terbentuk, jumlah mineral yang ditambahkan pada tanah sebagai pupuk, jumlah deposit logam dari atmosfer yang jatuh ke dalam tanah, dan jumlah yang terambil pada proses panen ataupun merembes ke dalam tanah yang lebih dalam (Darmono, 2006).

Suhendrayatna (2001) menyatakan kadmium (Cd) merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya. Jumlah Cd di dalam tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi 1700 ppm dijumpai pada permukaan sampel tanah yang diambil di dekat pertambangan bijih seng (Zn). Cd lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal. Wardhana (2004) menambahkan bahwa Cd dapat bersumber dari industri elektroplanting dan pabrik pipa PVC (poly vinil chlorida) memakai Cd sebagai stabilisator. Selain itu Cd juga menjadi hasil samping kegiatan penambangan logam seperti pada tambang timah hitam dan tambang bijih seng yang seringkali tercampur dengan logam Cd. Darmono (2006) menjelaskan bahwa tanah yang berasal dari proses sedimentasi batuan biasanya banyak mengandung kadmium daripada tanah jenis lain. Diantara pupuk yang dijual di pasaran, pupuk fosfat biasanya mengandung Cd yang tinggi. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin lama pemakaian pupuk fosfat akan menaikkan konsentrasi Cd di atas permukaan tanah. Konsentrasi Cd pada tanah pertanian yang masih bersih (nonpolusi) berkisar antara 0,1-1 mg/kg, tetapi beberapa jenis tanah sangat mempengaruhi Cd. Misalnya tanah yang mengandung bahan organik (Histosol) biasanya mengandung Cd yang paling tinggi, dan sebaliknya tanah jenis Ultisol dan Alfisol mengandung Cd yang paling rendah. Kandungan Cd dari kedua jenis 5


(28)

tanah tersebut banyak terambil oleh tanaman pangan dan banyak juga yang merembes ke dalam tanah yang lebih dalam.

Pengaruh Logam Berat Terhadap Tanaman

Menurut Wild dalam Alloway (1995), faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya serapan logam oleh tanaman adalah pengawasan terhadap konsentrasi dan spesiasi logam dalam larutan tanah, pergerakan logam dari tanah ke permukaan akar, transportasi logam dari permukaan akar ke dalam akar, dan translokasi dari akar ke pucuk.

Kabata-Penias and Pendia dalam Alloway (1995) menyatakan bahwa konsentrasi berlebihan dari logam esensial dan nonesensial menghasilkan fitotoksisitas. Mekanisme yang memungkinkan untuk terjadinya hal tersebut adalah antara lain perubahan permeabilitas dari membran sel, reaksi dari kelompok sulphydryl (-SH) dengan kation, persaingan tempat dengan metabolit esensial, reaksi afinitas dengan kelompok fosfat dan kelompok aktif dari ADP atau ATP, penggantian ion esensial, tempat bekerja dari kelompok esensial seperti fosfat dan nitrat. Meskipun keracunan relatif dari logam-logam berbeda untuk tanaman dapat berubah dengan genotipe tanaman dan kondisi percobaan, logam Hg, Cu, Ni, Pb, Co, Cd, dan mungkin juga Ag, Be dan Sn dalam jumlah yang berlebihan akan sangat beracun untuk tanaman tingkat tinggi dan mikroorganisme.

Menurut Chang et al. (1992) terdapat empat gejala yang ditunjukkan oleh tanaman jika mengalami keracunan logam, yaitu : (1) tanaman terlihat menderita sakit, (2) logam yang berpotensi phytotoxic akan terakumulasi dalam jaringan tanaman, (3) abnormalitas yang bukan disebabkan oleh penyakit tanaman yang lain, dan (4) mekanisme biokimia yang menyebabkan logam menjadi berbahaya bagi tanaman adalah pengamatan selama pertumbuhan.

Nasution et al. (2003) menyatakan kadmium adalah salah suatu unsur yang tidak esensial, baik bagi tanaman maupun hewan, umumnya tidak merusak tanaman, akan tetapi merupakan salah satu pencemar lingkungan yang paling berbahaya, terutama pengaruhnya terhadap ginjal. Darmono (2006) menambahkan ada dua faktor yang berhubungan erat dengan penyerapan Cd ke dalam jaringan tanaman, yaitu pH tanah dan konsentrasi Cd dalam tanah. Konsentrasi Cd dalam 6


(29)

jaringan tanaman menurun apabila pH tanah naik, dan semakin tinggi konsentrasi Cd dalam tanah akan semakin tinggi pula konsentrasi Cd dalam jaringan tanaman. Kenaikan konsentrasi Cd dalam jaringan tanaman biasanya tidak proporsional dibandingkan dengan peningkatan kandungan Cd dalam tanah.

Salam et al. (1999) melaporkan ketersediaan Cu dan Zn di dalam tanah meningkat tajam dengan meningkatnya takaran limbah industri. Pertumbuhan tanaman bayam sangat tertekan oleh penambahan limbah industri. Fenomena ini menunjukkan pengaruh negatif dari masukan logam berat asal limbah industri. Menurut Hardjowigeno (2003), unsur mikro seperti Zn, Cu, dan Co adalah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga menjadi racun kalau terdapat dalam jumlah yang terlalu besar.


(30)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2006 hingga Mei 2007 bertempat di lahan persawahan yang terkontaminasi Gas Kick Sumur Sukowati #5 JOB Pertamina Petrochina East Java, Kabupaten Bojonegoro, di Laboratorium Umum Departemen Agronomi dan Hortikultura, dan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman padi (Oryza sativa L.) dan sampel tanah. Semua sampel tanah dianalisis di Laboratorium PT. Sucofindo, sedangkan sampel tanaman dianalisis di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan sampel tanah, dilaksanakan 2 (dua) kali, yaitu di awal penelitian dan 8 bulan setelah pengambilan contoh tanah pertama. Sebagai contoh tanah awal, diambil pada lokasi center (LC) dan lokasi pingir (LP) sebanyak 22 grid, ditambah 2 grid yang berada di luar kedua lokasi tersebut (LL) sebagai kontrol yang berada di sebelah kiri dan kanan tanah yang diduga terkontaminasi. Pengambilan contoh tanah dilakukan secara grid, dengan ukuran grid 8m x 8m. Pengambilan sampel tanah awal (2 bulan setelah kejadian) dilakukan pada tiga kedalaman antara lain tanah lapisan atas (0-5 cm), lapisan kedua (30 cm), dan lapisan ketiga (60 cm). Pengambilan sampel tanah kedua (8 bulan setelah pengambilan sampel tanah pertama) dilakukan pada LC dan LL sebanyak 8 grid, ditambah 4 grid pada lokasi LL. Selain itu, juga dilakukan pengambilan sampel tanaman sebanyak satu kali pada saat panen di 3 lokasi yaitu LC, LP, dan LL. Sampel tanaman pada LC dan LP diambil sebanyak 22 tanaman dan ditambah 4 tanaman pada LL.


(31)

Analisis data dilakukan dengan membandingkan masing-masing gugus data yang diperoleh menggunakan Uji-F. Jika terdapat perbedaan yang nyata diantara sampel data, dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan’s Multiple New Range Test). Analisis data tersebut dilakukan dengan menggunakan

Software SAS.

Pelaksanaan

Penelitian diawali dengan pengambilan sampel tanah, pertama dilakukan pada 28 September 2006 oleh JOB Pertamina-Petrochina East Java dan PT. Sucofindo. Kemudian sampel tanah tersebut dianalisis kandungan logam beratnya di Laboratotium PT. Sucofindo. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel tanaman pada saat panen sebanyak satu kali untuk di analisis akar, jerami dan beras di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah Institut Pertanian Bogor untuk mengetahui kandungan Ba, Cd, dan Cr yang di diserap oleh akar, jerami dan beras. Pengambilan sampel tanah kedua dilakukan pada 8 Mei 2007 setelah dilakukan pemanenan padi.

Pengamatan

Pengamatan pertumbuhan padi untuk mengetahui pengaruh Gas kick incident terhadap perkembangan pertumbuhannya, yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang malai, dan jumlah malai.


(32)

a. Kondisi Lahan Setelah terjadi Semburan (9 Agustus 2006)

b. Kondisi Lahan pada Februari-Maret 2007

Gambar 1. Kondisi lahan persawahan yang terkena gas kick incident (a), dan 8 bulan setelah semburan (b)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Kondisi Umum

Penelitian dilaksanakan di lahan persawahan yang diduga terkontaminasi

gas kick Sumur Sukowati#5 Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB-PPEJ) Bojonegoro. Lahan dan tanaman yang terkena gas kick pada tanggal 28 Juli 2006 terlihat seperti terbakar (Gambar 1a). Pada saat pengamatan periode bulan Februari-Maret 2007 (8 bulan setelah terjadi semburan), lahan yang terbakar dan pertumbuhan tanaman padi terlihat normal (Gambar 1b).

Secara umum pertumbuhan tanaman padi di daerah yang diduga terkontaminasi gas kick di Sumur Sukowati#5 Bojonegoro terlihat normal. Varietas padi yang ditanam adalah varietas Ciherang, dipupuk Ponska dan urea sebanyak 180 kg untuk keseluruhan pertanaman sebanyak 2 kali selama musim tanam. Secara visual pertumbuhan tanaman pada lokasi LC dan LP tidak memiliki perbedaan dengan tanaman yang berada di lokasi LL atau kontrol.

Dari hasil analisis sifat-sifat kimia tanah dapat diketahui bahwa tanah memiliki pH antara 6.7-7.5, N total berkisar antara 0.08-0.14%, P tersedia 5.1-6.6 ppm, KTK 49.14-53.82 me/100g tanah. Tanah memiliki tekstur liat dengan


(33)

komposisi fraksi pasir, debu, dan liat berturut-turut 7.6-13.2% pasir, 13.8-26.7% debu, 61.7-78.6% liat. Kandungan unsur mikro Cu antara 0.8-2.3 ppm, Zn 14.3-20.6 ppm, Mn 139-182 ppm dan Fe antara 34.1-46.2 ppm. Data analisis sifat-sifat kimia tanah dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.

Kandungan logam berat di dalam tanah pada pengamatan awal

Hasil analisis sampel tanah dari tiga lokasi pengambilan menunjukkan bahwa tanah di lapisan tersebut mengandung unsur logam berat Ba, Cd, dan Cr. Kandungan ketiga unsur logam berat di dalam tanah di masing-masing lokasi tersebut dijadikan dasar pemikiran untuk membandingkan kondisi lahan sebelum dan sesudah terjadinya gas kick.

a. Kandungan logam berat pada tanah lapisan atas (0 – 5 cm)

Gas kick incident tidak berpengaruh terhadap kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr yang ada pada tanah lapisan atas (Tabel lampiran 7, 8, dan 9), yang mana kandungan masing-masing unsur logam berat tersebut tidak berbeda antara LC, LP, dan LL. Logam Ba memiliki jumlah yang paling tinggi dibandingkan dengan logam-logam yang lain. Kandungan total logam berat pada tanah lapisan atas mulai dari yang tertinggi sampai terendah berturut-turut Ba>Cr>Cd. Data kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr yang terdapat pada tanah lapisan atas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr pada tanah lapisan atas (0 - 5 cm)

Lokasi Center (LC) Lokasi Pinggir (LP) Lokasi Luar (LL) Logam

Berat ---mg/kg---

Ba 540 290 380

Cd 4.83 3.62 3.07

Cr 13.68 9.43 2.69

Keteterangan : Kandungan logam berat di dalam tanah tidak berbeda menurut uji-F pada taraf 5 %.

Nilai kandungan logam berat rata-rata pada tanah lapisan atas tidak berbeda, kandungan logam Ba tertinggi terdapat pada lokasi LC sedangkan terendah pada lokasi LP. Begitu juga dengan kandungan logam Cd tertingi pada lokasi LC dan 11


(34)

terendah pada lokasi LL. Sedangkan kandungan logam Cr tertingi juga terdapat pada lokasi LC dan terendah pada lokasi LL.

b. Kandungan logam berat pada tanah lapisan kedua (30 cm)

Gas kick incident tidak berpengaruh terhadap kandungan logam berat Cd di dalam tanah lapisan kedua (30 cm). Namun berpengaruh terhadap kandungan logam Ba dan Cr di dalam tanah lapisan kedua (Tabel lampiran 10, 11, 12).

Kandungan Ba pada lokasi LC sebesar 670 mg/kg tidak berbeda dengan lokasi LL sebesar 342 mg/kg. Kandungan Cr pada lokasi LC sebesar 5.34 mg/kg tidak berbeda dengan lokasi LP sebesar 5.36 mg/kg, dan pada lokasi LL sebesar 4.75 mg/kg. Nilai kandungan Cr rataan tertinggi terdapat pada lokasi LP. Data kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr yang terdapat pada tanah lapisan kedua dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr pada tanah lapisan kedua (30 cm)

Lokasi Center (LC) Lokasi Pinggir (LP) Lokasi Luar (LL) Logam

Berat ---mg/kg---

Ba 670a 312b 342ab

Cd 1.01 1.01 0.93

Cr 5.34a 5.36a 4.75b

Keterangan : Nilai rataan pada baris yang sama yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf nyata 5%

c. Kandungan logam berat pada tanah lapisan ketiga (60 cm)

Gas kick incident tidak berpengaruh terhadap kandungan logam berat Cr di dalam tanah lapisan ketiga. Gas kick incident berpengaruh terhadap kandungan logam Ba dan Cd di dalam tanah (Tabel lampiran 13, 14, dan 15). Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa kandungan logam Ba pada lokasi LC sebesar 530 mg/kg lebih tinggi dari pada lokasi LP sebesar 322 mg/kg dan LL 329 mg/kg. Kandungan logam Ba tertinggi terdapat pada lokasi LC dan terendah terdapat pada lokasi LP. Demikian juga kandungan logam Cd pada lokasi LC sebesar 1.09 mg/kg dan LP sebesar 1.16 mg/kg lebih tinggi dari pada lokasi LL sebesar 12


(35)

0.89mg/kg. Meskipun demikian, nilai kandungan Cd rataan tertinggi terdapat pada lokasi LP. Data kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr yang terdapat pada tanah lapisan ketiga dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr pada tanah lapisan ketiga (60 cm)

Lokasi Center (LC) Lokasi Pinggir (LP) Lokasi Luar (LL) Logam

Berat ---mg/kg---

Ba 530a 322b 329b

Cd 1.09a 1.16a 0.89b

Cr 4.86 4.64 5.20

Keterangan : Nilai rataan pada baris yang sama yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf nyata 5%

Kandungan logam berat dalam tanah pada pengamatan kedua

Sampel tanah kedua diambil pada tanggal 8 Mei 2007. Pengambilan sampel tanah kedua dilakukan hanya pada dua lokasi, yaitu LC dan LL. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa lokasi LP cenderung mengandung logam berat dengan jumlah yang sama dengan LC seperti yang terdapat pada pengambilan sampel tanah pertama. Tanah diambil pada 12 grid sampel dengan 8 grid pada lokasi center (LC) dan 4 grid pada lokasi luar (LL) atau kontrol. Pengambilan sampel tanah dilakukan hanya pada kedalaman 30 cm. Analisis tanah tahap kedua juga meliputi kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa gas kick incident tidak berpengaruh terhadap kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr di dalam tanah (Tabel lampiran 16, 17, dan 18). Kandungan logam Cd dijumpai sebesar 1.76 mg/kg pada lokasi LL dan pada lokasi LC sebesar 1.55 mg/kg. Sedangkan kandungan logam Cr lebih tinggi pada lokasi LC sebesar 10.21 mg/kg dari pada lokasi LL sebesar 8.53. Data kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr pada pengamatan tahap kedua dapat dilihat pada Tabel 4.


(36)

Tabel 4. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr hasil pengamatan tanah kedua

Lokasi Center (LC) Lokasi Luar (LL)

Logam Berat

---mg/kg---

Ba 828 277

Cd 1.55 1.76

Cr 10.21 8.53

Keteterangan : Kandungan logam berat di dalam tanah tidak berbeda menurut uji-F pada taraf 5 %.

Kandungan logam berat dalam tanaman

Kandungan logam berat di dalam tanaman pada saat panen diketahui berdasarkan hasil analisis pengamatan sampel yang diambil dari tiga lokasi yaitu LC, LP, dan LL. Logam berat yang dianalisis yaitu Ba, Cd, dan Cr. Serapan logam berat dicerminkan oleh kandungan unsur tersebut di dalam tanaman yaitu akar, jerami dan beras.

a. Kandungan logam berat dalam akar tanaman

Gas kick incident tidak berpengaruh terhadap kandungan logam berat dalam akar tanaman (Tabel lampiran 19, 20, dan 21). Kandungan logam berat di dalam akar tanaman terlihat tersebar merata di setiap lokasi yang diambil sampelnya. Data rataan kandungan logam berat dalam akar tanaman disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr dalam akar tanaman Lokasi Center (LC) Lokasi Pinggir (LP) Lokasi Luar (LL) Logam

Berat ---mg/kg---

Ba 0.08 0.07 0.08

Cd 0.31 0.31 0.30

Cr 5.39 5.53 5.39

Keteterangan : Kandungan logam berat di dalam tanah tidak berbeda menurut uji-F pada taraf 5 %.

b. Kandungan logam berat dalam jerami padi

Berdasarkan hasil analisis ragam diketahui bahwa gas kick incident

berpengaruh terhadap kandungan logam Cr di dalam jerami padi. Berbeda dengan Cr, gas kick incident tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan logam Ba dan Cd di dalam jerami (Tabel lampiran 22, 23, dan 24). Data kandungan logam berat rataan dalam jerami padi disajikan pada Tabel 6.


(37)

Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa kandungan logam Cr pada lokasi LC berbeda nyata dengan kandungan logam Cr pada lokasi LP dan LL. Meskipun demikian, nilai kandungan Cr rataan tertinggi terdapat pada lokasi LL dan terendah terdapat pada lokasi LP.

Tabel 6. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr dalam batang/jerami Lokasi Center (LC) Lokasi Pinggir (LP) Lokasi Luar (LL) Logam

Berat ---mg/kg---

Ba 0.02 0.02 0.02

Cd 0.08 0.07 0.07

Cr 0.47a 0.56b 0.62b

Keterangan : Nilai rataan pada baris yang sama yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf nyata 5%

c. Kandungan logam berat dalam beras

Berdasarkan hasil analisis di Laboratorium diketahui bahwa kandungan logam berat di dalam beras tidak terukur, baik untuk Ba, Cd, dan Cr. Data kandungan logam berat rataan dalam jerami padi disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr dalam beras

Lokasi Center (LC) Lokasi Pinggir (LP) Lokasi Luar (LL) Logam

Berat ---mg/kg---

Ba tu Tu tu

Cd tu Tu tu

Cr tu Tu tu

Ket : tu = tidak terukur


(38)

Pembahasan Kandungan logam berat dalam tanah

Secara umum gas kick incident tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan logam berat yang ada di dalam tanah, baik pada pengamatan awal dan pengamatan kedua. Untuk mengetahui kandungan logam berat pada lumpur sumur Sukowati#5 digunakan data kandungan logam berat pada lumpur sumur Sukowati#3 dan Sukowati#4 sebagai acuan. Data total kandungan logam berat beberapa lumpur bor OBM di JOP-PPEJ disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Total kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr beberapa lumpur bor OBM di JOB-PPEJ

No Logam Berat Satuan Sukowati#3 Sukowati#4 Rataan

1 Ba Ppm 35 68 51.5

2 Cd Ppm 0.1 0.2 0.15

3 Cr Ppm 9 7 8

Sumber : ALS Indonesia (Sukowati#3 (2005) dan Sukowati#4 (2005))

Pada Tabel 8 terlihat bahwa logam berat Ba, dan Cd yang terkandung dalam lumpur beberapa sumur bor OBM jauh lebih rendah dibandingkan dengan kandungan logam berat Ba dan Cd yang ada di dalam tanah. Hal ini berbeda dengan kandungan logam Cr yang lebih tinggi dalam lumpur dibandingkan dengan yang ada di dalam tanah. Kandungan logam berat dalam lumpur bor OBM menggambarkan kandungan logam berat yang ada di dalam tanah tidak seluruhnya berasal dari gas kick (lumpur) yang tersembur ke lahan pertanian pada bulan September 2006. Gas kick incident pada sumur Sukowati#5 yang membakar lahan pertanian pada saat itu, kemungkinan membawa serta logam berat Ba, Cd, dan Cr. Akan tetapi jika melihat kondisi fisik tanaman pada saat pengamatan bulan Februari 2007 memperlihatkan bahwa gas kick incident tidak berpengaruh terhadap kerusakan lahan dalam jangka panjang.

Analisis tanah terhadap sampel tanah yang diambil pada tanggal 28 September 2006 (awal) memperlihatkan bahwa gas kick incident tidak berpengaruh terhadap akumulasi logam berat di dalam tanah. Akumulasi logam berat di dalam tanah dapat berasal dari berbagai sumber seperti pupuk atau pestisida yang digunakan oleh petani pada setiap musim tanam. Menurut laporan 16


(39)

Taylor dan Percival (2001) terdapat korelasi antara empat logam diantaranya : P dan Cd (R2=0.978), P dan Zn (R2=0.962), P dan Cr (R2=0.712), P dan Pb (R2=0.538), P dan Cu (R2=0.267). Hubungan ini menunjukkan bahwa pupuk fosfat merupakan sumber utama Cd dan Zn di dalam tanah. Tingkatan Cr, Cu, dan Pb di dalam tanah mungkin lebih dipengaruhi oleh bahan induk dari pada pupuk fosfat yang diberikan.

Hasil analisis tanah dari sampel tanah yang diambil tanggal 8 Mei 2007 (kedua) juga memperlihatkan tidak ada pengaruh gas kick incident terhadap akumulasi kandungan logam berat di dalam tanah. Nilai rataan pada pengamatan menunjukkan adanya peningkatan jumlah logam berat Ba, Cd, dan Cr yang ada di dalam tanah pada kedalaman 30 cm dari pengamatan awal di kedalaman yang sama. Peningkatan ini semakin meyakinkan bahwa kandungan logam berat di dalam tanah bukan bersumber dari gas kick incident, melainkan terdapat sumber lain yang memungkinkan terjadinya akumulasi logam berat tersebut di dalam tanah, seperti dari pupuk atau bahan induk tanah.

Keseimbangan dinamis antara Cd dalam larutan tanah dan pada fase padatan tanah tergantung pada : pH tanah, sifat kimia alami dari beberapa jenis logam, kestabilan kompleks Cd, daya ikat dari grup fungsional, dan kekuatan ionis dari larutan serta kompetisi antar ion (Alloway, 1995). Hal ini menjelaskan bahwa akumulasi sebagian besar Cd di dalam tanah tergantung pada sifat-sifat tanah tersebut.

Logam berat dalam tanah dan jaringan tanaman

Tanaman padi secara umum tidak mengabsorbsi logam berat dalam jumlah yang besar. Data pengamatan memperlihatkan bahwa kandungan logam berat dalam akar tanaman cenderung lebih rendah dibandingkan dengan yang ada di dalam tanah. Dibandingkan dengan Ba dan Cd, kandungan logam Cr yang diabsorbsi oleh akar terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan logam Cr pada pengamatan tanah pertama. Jumlah kandungan logam berat pada jerami juga lebih rendah dibandingkan dengan yang ada di dalam tanah.

Untuk mengetahui perbandingan logam berat Ba, Cd, dan Cr di dalam tanah dan tanaman, maka perlu dilakukan konversi nilai kandungan logam tersebut dari 17


(40)

mg/kg mejadi kg/ha. Konversi logam berat di dalam tanah dihitung dengan asumsi bobot isi tanah 1.2 g/cm3 dan kedalaman akar 30 cm sehingga didapat bobot tanah 36 x 105 kg/ha. Konversi pada akar tanaman dihitung dengan asumsi bobot akar 4.93 g/batang dan populasi tanaman padi 25000 batang/ha sehingga didapat bobot akar 123.25 kg/ha. Selain itu, konversi pada jerami dihitung dengan asumsi bobot jerami 55.16 g/batang dan populasi tanaman padi 25000 batang/ha sehingga didapat bobot jerami 1379 kg/ha.

a. Ba

Pada lokasi LC terlihat bahwa kandungan logam Ba pada pengamatan tanah awal sebesar 670 mg/kg lebih rendah dibandingkan dengan pengamatan kedua sebesar 828 mg/kg (Gambar 2). Hal ini berbeda dengan pada lokasi LL yang lebih rendah pada pengamatan kedua dibandingkan dengan pada pengamatan pertama. Jika melihat data yang disajikan, terlihat bahwa kandungan logam Ba pada lahan pasca gass kick incident cenderung meningkat. Hal ini menggambarkan bahwa

gas kick tidak sepenuhnya berkontribusi dalam peningkatan jumlah logam Ba yang ada di dalam tanah. Data analisis tanah awal dan kedua dapat dilihat pada (Tabel Lampiran 2 dan 6).

Gambar 2. Perbandingan Kandungan Logam Ba pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL.


(41)

Logam Ba yang diabsorbsi oleh tanaman jauh lebih rendah dibandingkan dengan kandungannya di dalam tanah. Jumlah Ba tertinggi di identifikasi pada pengamatan tanah kedua yaitu 828 mg/kg sedangkan yang terendah terdapat pada jerami yaitu 0.02 mg/kg. Kandungan logam Ba pada lokasi LL yang di absorbsi oleh tanaman juga lebih rendah dibandingkan kandungan yang ada di dalam tanah. Berbeda dengan LC, kandungan logam Ba pada LL lebih tinggi pada pengamatan, tanah pertama yaitu 342 mg/kg dan terendah pada jerami tanaman yaitu 0.02 mg/kg.

Hasil konversi kandungan logam Ba dalam (kg/ha) menunjukkan bahwa penyerapan logam Ba oleh tanaman jauh lebih rendah daripada kandungan logam Ba yang terdapat di dalam tanah baik pada lokasi LC maupun lokasi LL. Perbandingan kandungan logam Ba dalam (kg/ha) dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Perbandingan Kandungan Logam Ba pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL dalam kg/ha.

b. Cd

Logam Cd yang pada pengamatan tanah awal di lahan terkontaminasi gas kick pada lokasi LC dan LL terlihat lebih rendah dibandingkan dengan pada pengamatan kedua. Rataan Cd pada pengamatan tanah awal yaitu 1.01 mg/kg sedangkan pada pengamatan kedua yaitu 1.55 mg/kg. Kandungan logam berat Cd di dalam tanaman lebih rendah dibandingkan dengan kandungan logam tersebut di 19


(42)

0.93 1.55 1.76 0.31 1.01 0.3 0.08 0.07 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 LC LL Lokasi C d ( m g /k g

) Tanah Awal

Tanah Kedua Akar

Jerami

dalam tanah. Perbandingan kandungan logam Cd dalam tanah dan jaringan tanaman dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.

Gambar 4 . Perbandingan Kandungan Logam Cd pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL.

Gambar 5. Perbandingan Kandungan Logam Cd pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL dalam kg/ha.

Kandungan logam Cd pada lokasi LC yang di absorbsi oleh akar dengan nilai 0.31 mg/kg terlihat sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan yang terserap oleh jerami dengan nilai 0.08 mg/kg. Lokasi LL juga memiliki pola yang identik dengan lokasi LC. Hal ini menggambarkan bahwa kandungan logam Cd di dalam tanah tidak berpengaruh terhadap absorbsi logam Cd oleh tanaman. Hasil konversi logam Cd dalam (kg/ha) pada lokasi LC juga menunjukkan bahwa penyerapan 20


(43)

10.21 8.53 5.34 4.75 5.39 5.39 0.47 0.62 0 2 4 6 8 10 12 LC LL Lokasi C r (m g /k g

) Tanah Awal

Tanah Kedua Akar

Jeram i

logam berat oleh jaringan tanaman sebesar 0.00011 kg/ha jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang terdapat di dalam tanah awal sebesar 3.64 kg/ha. Begitu juga dengan lokasi LL, yang mana penyerapan logam Cd oleh jaringan tanaman sebesar 0.000097 kg/ha jauh lebih rendah dibandingkan deng terdapat di dalam tanah awal sebesar 3.36 kg/ha.

Menurut laporan Peralta et al., (2000) aplikasi Cd pada alfalfa dengan takaran 5 ppm meningkatkan pertumbuhan akar 22.0% sedangkan pemberian Cd pada takaran 10 ppm menurunkan ukuran akar 6.0% dibandingkan dengan kontrol. Selanjutnya pemberian Cd dengan takaran 20 dan 40 ppm terus menurunkan ukuran akar.

c. Cr

Kandungan logam Cr di dalam tanah pada lokasi LC dan LL pada pengamatan awal lebih rendah dibandingkan dengan pengamatan tanah kedua Gambar 5. Kandungan logam Cr lokasi LC pada pengamatan tanah awal 5.34 mg/kg sedangkan pada pengamatan kedua 10.21 mg/kg. Kandungan logam Cr pada lokasi LL pengamatan tanah awal 4.75 mg/kg dan pada pengamatan tanah kedua 8.53 mg/kg. Selisih kandungan Cr antara pengamatan tanah awal dan pengamatan tanah kedua memperlihatkan bahwa gas kick incident tidak berkontribusi pada akumulasi logam berat di dalam tanah (Gambar 6).

Gambar 6. Perbandingan Kandungan Logam Cr pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL.


(44)

Logam Cr yang di absorbsi oleh akar tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdeteksi pada pengamatan tanah pertama. Pada pengamatan tanah pertama nilai rataan kandungan Cr yaitu 5.34 mg/kg, sedangkan yang di absorbsi oleh tanaman 5.39 mg/kg. Kandungan Cr dalam akar cenderung lebih rendah dibandingkan dengan pengamatan tanah kedua yaitu 10.21 mg/kg. Hasil konversi logam Cr dalam (kg/ha) menunjukkan bahwa Cr yang diserap baik oleh akar sebesar 0.000066 kg/ha dan jerami sebesar 0.00085 kg/ha baik pada lokasi LC maupun lokasi LL jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang terdapat di dalam tanah pada pengamatan tanah pertama dan kedua. Absorbsi logam berat oleh jaringan tanaman terlihat tidak dipengaruhi oleh adanya kejadian gas kick. Perbandingan kandungan logam Cr dalam tanah dan jaringan tanaman dalam (kg/ha) dapat dilihat pada Gambar 7. Menurut laporan Gyawali and Lekhak (2006), peningkatan Cr lebih mengurangi panjang akar dibandingkan dengan batang dan pada akhirnya semua kultivar kehilang akarnya pada pemberian 200 ppm larutan Cr, meskipun pada konsentrasi tersebut batangnya telah muncul.

Gambar 7. Perbandingan Kandungan Logam Cr pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL dalam kg/ha.


(45)

d. Logam berat di dalam beras

Hasil analisis kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr di dalam beras tidak terukur (Tabel 7). Hal ini menunjukkan bahwa logam berat yang terdapat di dalam jerami dan akar tidak sampai terserap sampai ke dalam beras. Hal ini menjelaskan bahwa beras yang diproduksi dapat dikonsumsi dengan aman oleh manusia. Kandungan logam berat dengan konsentrasi tinggi di dalam pangan yang di konsumsi manusia dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh dan kesehatan manusia. Oleh sebab itu, terdapat batasan maksimum asupan logam berat oleh manusia per hari yang sering disebut dengan acceptable daily intake (ADI).

WHO (2004) menjelaskan bahwa pembatasan asupan Ba untuk orang dewasa diketahui adalah 0.75 mg/hari atau antara 0.44-1.8 mg/hari. Logam Ba yang di konsumsi pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) oleh karena rangsangan langsung terhadap otot arteri, gerakan peristaltik menghasilkan rangsangan keras terhadap serabut otot halus dan kejang serta lumpuh saraf keseluruhan menyusul rangsangan terhadap sistem saraf pusat.

Menurut WHO (1987), acceptable daily intake (ADI) atau asupan logam Cd rata-rata harian manusia yang berasal dari makanan diperkirakan antara 0.01-0.05 mg/hari. Konsumsi Cd yang melebihi ADI dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Menurut World Bank Group (1998), ginjal merupakan organ tubuh yang paling kritis terkena gangguan akibat keracunan Cd. Sari dan Keman (2005) menambahkan bahwa akumulasi gejala keracunan terus menerus dan kronis oleh logam Cd menyebabkan penyakit itai-itai (artinya ’aduh-aduh’) yang menggambarkan penderitaan atau rasa nyeri di daerah persendian pasien yang disebabkan terjadinya proses osteomalacia.

Selain Ba dan Cd, logam Cr juga memiliki batas maksimum untuk di konsumsi manusia. Menurut Morry (1999) pembatasan asupan Cr pada manusia diperkirakan antara 0.005-0.5 mg/hari, dengan jumlah yang dikonsumsi biasanya sekitar 0.1 mg/hari. Krejpcio (2001) menambahkan bahwa rata-rata batasan asupan Cr perhari yang diperkirakan dari penduduk di 14 negara berbeda berkisar antara 0.03-0.06 mg/hari. Sudarmaji et al., (2006) melaporkan bahwa keracunan tubuh manusia terhadap Cr dapat berakibat buruk terhadap saluran pernafasan, 23


(46)

kulit, pembuluh darah dan ginjal. Efek Cr terhadap sistem saluran pernafasan (respiratory sistem effects) berupa kanker paru-paru dan uklus kronis/perforasi pada septum nasal. Pada kulit (skin effects), berupa ulkus kronis pada permukaan kulit. Pada pembuluh darah (vascular effects) berupa penebalan oleh plag pada pembuluh aorta (atheroscletoric aortic plaque). Sedangkan pada ginjal (kidney effects), kelainan berupa nekrosis tubulus ginjal.


(47)

KESIMPULAN

Kandungan Ba, Cd dan Cr di dalam tanah pada 2 bulan dan 10 bulan setelah gas kick incident tidak dipengaruhi oleh kejadian tersebut. Namun, akumulasi kandungan logam berat di dalam tanah pada pengamatan kedua (10 bulan setelah gas kick incident) terjadi peningkatan. Pada lokasi LC logam Ba meningkat dari 670 mg/kg menjadi 828 mg/kg, logam Cd meningkat dari 1.01 mg/kg menjadi 1.55 mg/kg, dan logam Cr meningkat dari 5.34 mg/kg menjadi 10.21 mg/kg. Pada lokasi LL, logam Ba cenderung menurun dari 342 mg/kg menjadi 277 mg/kg, logam Cd meningkat dari 0.93 mg/kg menjadi 1.76 mg/kg, dan logam Cr meningkat dari 4.75 mg/kg menjadi 8.53 mg/kg.

Kandungan Ba dan Cd akar tanaman lebih rendah dibandingkan dengan yang ada di dalam tanah. Kandungan logam Cr di dalam akar tanaman sebesar 5.39 mg/kg lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada di dalam tanah pada pengamatan 2 bulan setelah kejadian sebesar 4.75 mg/kg, tetapi tidak lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan logam Cr pada pengamatan 10 bulan setelah kejadian gas kick. Namun, hasil konversi logam Ba, Cd, dan Cr dalam (kg/ha) menunjukkan bahwa penyerapan logam berat oleh jaringan tanaman jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang terdapat di dalam tanah baik di dalam tanah pada pengamatan awal maupun pada pengamatan kedua..

Kandungan logam Ba, Cd, dan Cr di dalam batang tanaman cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kandungan logam tersebut di dalam akar tanaman. Sedangkan untuk kandungan logam Ba, Cd, dan Cr di dalam beras tidak terukur, artinya bahwa beras yang dihasilkan dari lahan sawah tersebut tidak mengandung Ba, Cd, dan Cr dengan pengaruh yang dapat diabaikan. Berdasarkan hasil tersebut, absorbsi logam berat oleh tanaman mengindikasikan bahwa gas kick incident tidak berpengaruh terhadap akumulasi logam berat didalam tanah.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Alloway, B. J. 1995. Heavy Metals in Soils. Chapman and Hall India. Australia. 368p

American Geological Institut. 1976. Dictionary of Geological Terms, p. 1. dalam. Notohadiprawiro, T. 1993. Logam Berat Dalam Pertanian. http://www.soil.faperta.ugm.ac.id.pdf. [30 Januari 2007]

Badan Pusat Statistik Nasional. 2006. Data Luas Areal Produksi Padi di Indonesia. http://www.bps.go.id. [19 Februari 2007]

Chang, A. C., Granato, T. C. and Page, A. L. 1992. A Methodology for Establishing Phytotoxicity Criteria for Chromium, Copper, Nickel and Zinc in Agricultural Land Application of Municipal Sewage Sludge. p. 34.

In Sheila M. Ross (Ed). Toxic Metals In Soil-Plant Systems. 1994. John Wiley & Sons. Chichester.

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Pertama. Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS). Jakarta. 140p

Darmono. 2006. Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Pertama. Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS). Jakarta. 179p

Gyawali, R. and H. D. Lekhak. 2006. Chromium Tolerance of Rice (Oryza sativa

L.) Cultivars From Kathmandu Valley, Nepal. Scientific World. 4 : 102-108.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Baru. Akademika Pressindo. Jakarta. 286p

Hutton, M. And Symon, C., Sci. 1986. Total Environ, p. 107. In B. J. Alloway (Ed). Heavy Metals in Soils. 1995. Chapman and Hall India. Australia.


(49)

Kabata Penias, A and Pendia, H. 1992. Trace Elements in Soils Plants, p. 32. In B. J. Alloway (Ed). Heavy Metals in Soils. 1995. Chapman and Hall India. Australia.

Krejpcio, Z. 2001. Essentiality of Chromium for Human Nutrition and Health. Polish Jurnal of Environmental Studies. 10(6): 399-404.

Kurnia, U. 2003. Studi Kerusakan Lingkungan Pertanian Akibat Limbah Industri dan Pertambangan. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lingkungan Pertanian, Surakarta ; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian dengan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Vol. 1 : 9-25

Morry, D. 1999. Public Health Goal for Chromium In Drinking Water. Office of Environmental Health Hazard Assessment California Environmental Protection Agency.

Nasution, I., M. Al-Jabri, dan A.Wihardjaka. 2003. Identifikasi Pencemaran Logam Berat Pada Tanaman Padi Sawah di DAS Bengawan Solo. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lingkungan Pertanian, Surakarta ; Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian dengan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Vol. 1 : 213-229

Notohadiprawiro, T. 1993. Logam Berat Dalam Pertanian. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Nurjaya, A. Kasno, S. Dwiningsih, dan U. Hasanudin. 2003. Status dan Sebaran Logam Berat Pb Pada Sentra Tanaman Bawang Merah di Kabupaten Tegal dan Brebes. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lingkungan Pertanian, Surakarta ; Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian dengan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Vol. 1 : 161-175


(50)

Peralta, J. R, J. L. Gardea-Torresdey, K. J. Tiemann, E. Gomes, S. Arteaga, E. Rascon, and J. G. Parsons. 2000. Study of The Effects of Heavy Metals on Seed Germination and Plant Growth on Alfalfa Plant (Medicago sativa) Grown in Solid Media. Proceding of The 2000 Conference on Hazardous Waste Water Research. 135-140.

Salam, A. K, N. Sriyani, S. Djuniwati, dan D. Wiharso. 1999. Pertumbuhan Lapang Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) di Tanah Terpolusi oleh Logam Berat Asal Limbah Industri. Jurnal Manajemen dan Kualitas Lingkungan 1(1): 49-56

Sari, F. I, dan S. Keman. 2005. Efektifitas Larutan Asam Cuka Untuk Menurunkan Kandungan Logam Berat Cadmium Dalam Daging Kerang Bulu. Jurnal Kesehatan Lingkungan 1(2): 120-129

Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi Di Indonesia. PT. Sastra Hudaya. 320p

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. 591p.

Sudarmaji, J. Mukono, dan Corie, I. P. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan 2(2): 129-142.

Suhendrayatna. 2001. Bioremoval Logam Berat Dengan Menggunakan Microorganisme :Suatu Kajian Kepustakaan. Seminar on-Air Bioteknologi Untuk Indonesia Abad 21 (1-14 Februari 2001). Sinergi Forum-PPI Tokyo Institut Of Technology.

Tan, K. H. 2000. Environmental Soil Science. Second. Marcel Dekker, Inc. New York. 452p


(51)

Taylor, M. D. and H. J. Percival. 2001. Cadmium in Soil Solutions from a Transect of Soils Away from a Fertilizer Bin. Environtmental Pollution. 113 : 35-40.

Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Revisi. Andi. Yogyakarta. 457p.

WHO (World Health Organization). 2004. Barium In Drinking-water. Background document for development of WHO Guidelines for Drinking-water Quality. (WHO/SDE/WSH/03.04/76).

WHO (World Health Organization). 1987. Air Quality Guidelines, p. 212. In

World Bank Group. Cadmium. 1988. Pollution Prevention and Abantement Handbook.

Wild, A. 1988. Russell’s Soils Conditions and Plant Growth 11th edn. p. 25, In B. J. Alloway (Ed). Heavy Metals in Soils. 1995. Chapman and Hall India. Australia.

Wild, A. 1993. Soils and Environmental, p. 373. In Tan, K. H. Environmental Soil Science. 2000. Marcel Dekker, Inc. New York.

World Bank Group. 1998. Cadmium. Pollution Prevention and Abantement Handbook.


(52)

(53)

Tabel Lampiran 1. Analisa Sifat-sifat Tanah Lokasi Penelitian didekat Sumur Sukowati#5, Bojonegoro

pH (1:1) Basa-basa dapat ditukar

(Extra-NH4Asetat 1.0 N pH 7.0 (meq/100gr)

Al/H dpt ditukar meq / 100 gr

Tekstur 3 fraksi (%) Unsur mikro

Ekstrak HCl 0.05 N (ppm) Kode

Sample

H2O KCl

C Organik (%) N Total (%) C/N rasio P ters Bray I (ppm) P total HCl 25% (ppm)

Ca Mg K Na Total

KTK meq / 100 gr Keje- nuhan Basa %

Al+++ H+ Pasir Debu Liat Cu Zn Mn Fe

LC1 6.7 5.8 1.21 0.12 10.1 5.1 58.3 18.61 12.51 2.14 1.72 34.98 53.82 65 tr 0.12 12.2 17.6 70.2 1.1 14.6 149.6 32.4

LC2 7 6 1.13 0.1 11.3 5.4 69 22.31 14.24 2.31 1.68 40.54 49.14 82.5 tr 0.12 12.1 23.4 64.5 0.8 16.7 153.1 35.6

LP1 7.1 6 1.13 0.1 11.3 5.6 78.5 21.63 15.61 2.43 1.52 41.19 51.09 80.6 tr 0.08 11.5 26.7 61.7 1.2 20.6 164.3 38.1

LP2 7.3 6.2 0.95 0.08 11.9 6.2 89.8 24.36 17.86 2.59 1.79 46.6 49.92 93.3 tr 0.08 13.2 25.9 60.9 1.6 14.3 172.3 35.5

LL1 7.3 6.3 1.38 0.14 9.9 6.1 78.6 26.34 16.58 2.61 1.63 47.16 52.45 89.9 tr 0.08 7.6 13.8 78.6 2.3 19.7 138.6 46.2

LL2 7.5 6.6 1.29 0.12 10.8 6.6 92.4 27.8 17.41 2.39 1.74 49.42 53.43 92.5 tr 0.08 8.8 21.4 69.8 1.2 19.2 182.4 34.1

Tabel Lampiran 2. Kandungan logam berat dalam tanah lapisan atas (0-5 cm) di pusat (LC) dan pinggir (LP) serta kontrol (LL) di luar area gas kick incident

! ! " # " #

! # # " " $ "" " " !# " ! #" ! ! # "

% $ # $ $ $## $## $ ! $ ! $## $ $## $## !$ # !$ # $ ! $ & $ $ $ $ $# $ " $" $ $

$ !$ " $ $" "$ "$ "$ " "$ #$ # $ # $ !$ # "$ #$ "$ $ " "$ !$# $ $ #& $" $ $# $ " #$ $ #


(54)

Tabel Lampiran 3. Kandungan logam berat dalam tanah lapisan kedua (30 cm) di pusat dan pinggir serta kontrol di luar area gas kick incident

! ! " # " #

! " "" # ! ! ! # # "! !# ## " #

% $ $ & $# $ ! $ $# $ $ ! $ & $ $"! $ $ $ $ $ $ $ $ $#! $# $ $ $#

!$ ! !$ $ $" !$! !$ !$ $# $ $" !$ " !$ $ $!! ! $ $!! !$# !$ ! $# $ & $ $ " !$ !$ $ !

Keterangan : Nilai yang tercetak hitam merupakan nilai yang tertinggi dan nilai Yang memiliki tanda ‘ * ‘ merupakan nilai terendah

Tabel Lampiran 4. Kandungan logam berat dalam tanah lapisan ketiga (60 cm) di pusat dan pinggir serta kontrol di luar area gas kick incident

! ! " # " #

!##$ ! ! $ $ #$! $ !" $ " $ $" $ ! # $ $ #& #$ # #$ ! #

% $ ! $ $#" $ $ $# $ $ ! $# $#! $# $ " $ $ $ $ $ $ ! $ ! $ ! $ & $ # $ $"#

$ ! $ $ $# $ "& $! $ $# $ ! $ !$# !$ $!" $! $# $ $ $# $# $ !$ !$ !$ $" $ !$

Keterangan : Nilai yang tercetak hitam merupakan nilai yang tertinggi dan nilai Yang memiliki tanda ‘ * ‘ merupakan nilai terendah


(55)

Tabel Lampiran 5. Kandungan Logam Berat Dalam Jaringan Tanaman


(56)

Tabel Lampiran 6. Kandungan Logam Berat Dalam Tanah Pada Pengamatan Kedua

Lokasi Center (LC) Kontrol (LL) Rataan 2 3 6 7 10 11 14 15 K1 K2 K3 K4 LC LL Para-

meter

---mg/Kg--- ---mg/Kg---

---mg/Kg--# ' ! ' ! # ! ! " ! ! " "

% $ # $ # $ $ # $!# $!" $" $ # $ $ $ # $ # $!! $

$# $ # $ "$# #$ ! #$ #$ $ # "$ #$ $ "$!

Tabel Lampiran 7. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm) SK db JK KT Fhitung Pr > F Lokasi 2 143173.43 71586.72 1.94tn 0.2131

Ulangan 13 687621.92 52893.99 1.44 0.3249 Galat 8 257830.88 36832.98

Umum 23 1088626.22

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 8. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm) SK db JK KT Fhitung Pr > F Lokasi 2 3.786 1.893 1.46 tn 0.2871

Ulangan 13 16.645 1.280 0.99 0.5262 Galat 8 10.342 1.293

Umum 23 30.773

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 9. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm) SK db JK KT Fhitung Pr > F Lokasi 2 126.378 63.189 1.55 tn 0.2693

Ulangan 13 434.541 33.426 0.82 0.6388 Galat 8 325.561 40.695

Umum 23 886.480

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 10. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm) SK db JK KT Fhitung Pr > F Lokasi 2 271815.55 135907.77 8.08 * 0.0152

Ulangan 13 417701.99 32130.92 1.91 0.1980

Galat 8 117687.94 16812.56

Umum 23 807205.48

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01


(57)

Tabel Lampiran 11. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm) SK db JK KT Fhitung Pr >F Lokasi 2 0.013 0.006 1.51 tn 0.2779

Ulangan 13 1.017 0.078 18.39 0.0002 Galat 8 0.034 0.004

Umum 23 1.063

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 12. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm) SK db JK KT Fhitung Pr >F Lokasi 2 0.660 0.330 8.44 * 0.0107

Ulangan 13 9.929 0.764 19.52 0.0001 Galat 8 0.313 0.039

Umum 23 10.903

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 13. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) SK db JK KT Fhitung Pr >F Lokasi 2 230448.396 115244.198 21.10 ** 0.0006

Ulangan 13 250960.391 19304.645 3.53 0.0400 Galat 8 43072.943 5462.868

Umum 23 525151.730

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 14. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) SK db JK KT Fhitung Pr >F Lokasi 2 0.136 0.068 7.11 * 0.0168

Ulangan 13 0.545 0.042 4.39 0.0213 Galat 8 0.076 0.009

Umum 23 0.758

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 15. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) SK db JK KT Fhitung Pr >F Lokasi 2 0.661 0.330 1.71 tn 0.2408

Ulangan 13 17.624 1.356 7.02 0.0048 Galat 8 1.546 0.193

Umum 23 19.831

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01


(58)

Tabel Lampiran 16. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Pengamatan Kedua SK db JK KT Fhitung Pr >F Lokasi 1 807767.04 807767.04 3.97tn 0.1403

Ulangan 7 1832668.13 261809.73 1.29 0.4569 Galat 3 610114.50 203371.50

Umum 11 3250549.67

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 17. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Pengamatan Kedua SK db JK KT Fhitung Pr >F Lokasi 1 0.12 0.12 6.71tn 0.0811

Ulangan 7 0.14 0.02 1.09 0.5208 Galat 3 0.05 0.02

Umum 11 0.31

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 18. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Pengamatan Kedua SK db JK KT Fhitung Pr >F Lokasi 1 6.73 6.73 6.06tn 0.0908

Ulangan 7 12.54 1.79 1.61 0.3762 Galat 3 3.33 1.11

Umum 11 22.61

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 19. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Akar Tanaman

SK db JK KT Fhitung Pr >F Lokasi 2 0.00003 0.000016 1.82tn 0.2113

Ulangan 13 0.00012 0.000009 1.12 0.4379 Galat 10 0.000085 0.000008

Umum 25 0.00024

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 20. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Akar Tanaman

SK db JK KT Fhitung Pr >F Lokasi 2 0.00085 0.00043 2.59tn 0.1240

Ulangan 13 0.0022 0.00017 1.03 0.4883 Galat 10 0.0016 0.00016

Umum 25 0.0047

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01


(1)

Tabel Lampiran 5. Kandungan Logam Berat Dalam Jaringan Tanaman


(2)

Tabel Lampiran 6. Kandungan Logam Berat Dalam Tanah Pada Pengamatan Kedua

Lokasi Center (LC) Kontrol (LL) Rataan

2 3 6 7 10 11 14 15 K1 K2 K3 K4 LC LL

Para- meter

---mg/Kg--- ---mg/Kg---

---mg/Kg--# ' ! ' ! # ! ! " ! ! " "

% $ # $ # $ $ # $!# $!" $" $ # $ $ $ # $ # $!! $

$# $ # $ "$# #$ ! #$ #$ $ # "$ #$ $ "$!

Tabel Lampiran 7. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm)

SK db JK KT Fhitung Pr > F

Lokasi 2 143173.43 71586.72 1.94tn 0.2131

Ulangan 13 687621.92 52893.99 1.44 0.3249

Galat 8 257830.88 36832.98

Umum 23 1088626.22

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01 Tabel Lampiran 8. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm)

SK db JK KT Fhitung Pr > F

Lokasi 2 3.786 1.893 1.46 tn 0.2871

Ulangan 13 16.645 1.280 0.99 0.5262

Galat 8 10.342 1.293

Umum 23 30.773

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 9. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm)

SK db JK KT Fhitung Pr > F

Lokasi 2 126.378 63.189 1.55 tn 0.2693

Ulangan 13 434.541 33.426 0.82 0.6388

Galat 8 325.561 40.695

Umum 23 886.480

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 10. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm)

SK db JK KT Fhitung Pr > F

Lokasi 2 271815.55 135907.77 8.08 * 0.0152

Ulangan 13 417701.99 32130.92 1.91 0.1980

Galat 8 117687.94 16812.56

Umum 23 807205.48

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01


(3)

Tabel Lampiran 11. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm)

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 2 0.013 0.006 1.51 tn 0.2779

Ulangan 13 1.017 0.078 18.39 0.0002

Galat 8 0.034 0.004

Umum 23 1.063

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 12. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm)

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 2 0.660 0.330 8.44 * 0.0107

Ulangan 13 9.929 0.764 19.52 0.0001

Galat 8 0.313 0.039

Umum 23 10.903

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 13. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm)

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 2 230448.396 115244.198 21.10 ** 0.0006

Ulangan 13 250960.391 19304.645 3.53 0.0400

Galat 8 43072.943 5462.868

Umum 23 525151.730

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 14. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm)

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 2 0.136 0.068 7.11 * 0.0168

Ulangan 13 0.545 0.042 4.39 0.0213

Galat 8 0.076 0.009

Umum 23 0.758

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 15. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm)

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 2 0.661 0.330 1.71 tn 0.2408

Ulangan 13 17.624 1.356 7.02 0.0048

Galat 8 1.546 0.193

Umum 23 19.831

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01


(4)

Tabel Lampiran 16. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Pengamatan Kedua

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 1 807767.04 807767.04 3.97tn 0.1403

Ulangan 7 1832668.13 261809.73 1.29 0.4569

Galat 3 610114.50 203371.50

Umum 11 3250549.67

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 17. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Pengamatan Kedua

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 1 0.12 0.12 6.71tn 0.0811

Ulangan 7 0.14 0.02 1.09 0.5208

Galat 3 0.05 0.02

Umum 11 0.31

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 18. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Pengamatan Kedua

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 1 6.73 6.73 6.06tn 0.0908

Ulangan 7 12.54 1.79 1.61 0.3762

Galat 3 3.33 1.11

Umum 11 22.61

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 19. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Akar Tanaman

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 2 0.00003 0.000016 1.82tn 0.2113

Ulangan 13 0.00012 0.000009 1.12 0.4379

Galat 10 0.000085 0.000008

Umum 25 0.00024

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 20. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Akar Tanaman

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 2 0.00085 0.00043 2.59tn 0.1240

Ulangan 13 0.0022 0.00017 1.03 0.4883

Galat 10 0.0016 0.00016

Umum 25 0.0047

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01


(5)

Tabel Lampiran 21. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Akar Tanaman

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 2 0.13 0.07 1.35tn 0.3025

Ulangan 13 0.71 0.05 1.10 0.4486

Galat 10 0.49 0.05

Umum 25 1.35

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 22. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Jerami

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 2 0.00000005 0.00000002 0.05tn 0.9507

Ulangan 13 0.00002 0.0000016 3.60 0.0245

Galat 10 0.000004 0.0000005

Umum 25 0.000025

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 23. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Jerami

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 2 0.000067 0.000034 1.23tn 0.3328

Ulangan 13 0.00028 0.000021 0.78 0.6719

Galat 10 0.00027 0.000027

Umum 25 0.00062

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01

Tabel Lampiran 24. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Jerami

SK db JK KT Fhitung Pr >F

Lokasi 2 0.07 0.04 8.97** 0.0059

Ulangan 13 0.15 0.01 2.82 0.0538

Galat 10 0.04 0.004

Umum 25 0.27

Ket : tn = tidak nyata; * = nyata pada taraf = 0.05; ** = nyata pada taraf = 0.01


(6)

Gambar Lampiran 1. Layout Lahan Tempat Pengambilan Sampel Tanah dan Tanaman