diperlukan sebelum proses sterilisasi dan disinfeksi. Pembersihan alat akan mengurangi jumlah mikroba yang melekat, menghilangkan darah,
saliva, atau bahan lain yang yang dijadikan tempat persembunyian mikroba terhadap sterilisasi. Alat yang hanya kotor dapat menjadi steril
dengan hanya proses tersebut, namun dalam hal ini tidak ada jaminan yang pasti. Lagipula pasien tidak akan yakin bahwa suatu alat yang kotor dapat
digunakan dengan baik, walaupun steril. Pembersihan alat ini dapat dilakukan dengan cara mengunakan alat ultrasonik, secara manual, dan
metode pembersihan alat yang lainnya.
a. Pembersihan dengan alat Ultrasonik.
Pembersihan alat dengan ultrasonik akan mengurangi kontak langsung terhadap alat terkontaminasi dan bahaya terluka atau tertusuk,
dibandingkan pembersihan alat dengan tangan. Selain itu mekanisme pembersihannya sangat baik dan selama pembersihan petugas dapat
melakukan pekerjaan lainnya. Pembersihan ultrasonik menggunakan energi ultrasonik untuk mengoptimalkan pembersihan alat sebelum proses
sterilisasi gambar.2. Energi ultrasonik dihasilkan dari energi elektrik yang mempunyai gelombang frekuensi antara 20 dan 120 kHz. Energi
ultrasonik menghasilkan berjuta-juta gelembang yang sangat kecil dalam larutan perendam, sehingga mampu melepaskan kotoran yang melekat
pada permukaan alat. Kotoran yang lepas akan tersuspensikan atau larut dalam perendamnya. Kebanyakan alat-alat dapat dibersihkan dengan
ultrasonik, kecuali beberapa high-speed handpiece. Untuk membersihkan alat ini harus diikuti petunjuk pabrik dan harus dalam
keadaan tertutup.
Gambar 2. Alat Pembersih Ultrasonik Miller.2005; Charlton, 2002
Universitas Sumatera Utara
b. Pembersihan alat secara manual
Pembersihan alat terkontaminasi dengan tangan merupakan metode yang sangat efektif untuk menghilangkan kotoran bila dilakukan secara
cermat. Semua permukaan alat disikat dengan hati-hati sambil direndam dalam larutan pembersih untuk menghindarkan percikan. Setelah itu
dilanjutkan pembilasan dengan percikan minimal. Pembersihan alat secara manual tidak rutin dilakukan, karena kontak langsung dengan alat
terkontaminasi yang maksimal, menambah peluang tertusuk atau terluka melalui sarung tangan. Membersihkan alat-alat harus menggunakan
sarong tangan karet yang tebal gambar.3. Bila pembersih ultrasonik bekerja dengan baik, maka penyikatan dengan tangan ticlak diperlukan,
kecuali untuk beberapa alat, misalnya untuk membersihkan semen yang melekat keras pada alat.
Gambar 3. Digunakan sarung tangan karet yang tebal sewaktu membersihkan
alat-alat Baum,1995.
3. Metode Pembersihan alat yang lainnya