Definisi Cara Penularan Toksoplasmosis

b. Daur Hidup

Kucing dan hewan sejenisnya merupakan hospes definitif dari Toxoplasma gondii. Di dalam usus kecil kucing, sporozoit menembus sel epitel dan tumbuh menjadi trofozoit. Inti trofozoit membelah menjadi banyak sehingga membentuk skizon. Skizon matang pecah dan menghasilkan banyak merozoit skizogoni. Daur aseksual ini dilanjutkan dengan daur seksual. Merozoit masuk kedalam sel epitel dan membentuk makrogametosit dan mikrogametosit yang menjadi makrogamet dan mikrogamet gametogoni. Setelah terjadi pembuahan terbentuk ookista yang akan dikeluarkan bersama tinja kucing. Diluar tubuh kucing, ookista tersebut akan berkembang membentuk dua sporokista yang masing-masing berisi empat sporozoit sporogoni Chahaya, 2003. Bila ookista tertelan oleh mamalia seperti domba, babi, sapi dan tikus serta ayam atau burung, maka didalam tubuh hospes perantara akan terjadi daur aseksual yang menghasilkan takizoit. Takizoit akan membelah dan kemudian akan terbentuk kista yang mengandung bradizoit. Bradizoit dalam kista biasanya ditemukan pada infeksi menahun infeksi laten Chahaya, 2003.

2. Toksoplasmosis

a. Definisi

Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi dengan parasit obligat intraselluler Toxoplasma gondii Ernawati, 2008.

b. Cara Penularan

Pada manusia penyakit toksoplasmosis ini umumnya terinfeksi melalui saluran pencernaan,perantara yang umum adalah makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan agen penyebab penyakit toksoplasmosis ini, misalnya karena minum susu sapi segar atau makan daging yang belum sempurna matangnya dari hewan yang terinfeksi dengan penyakit toksoplasmosis.Penyakit toksoplasmosis sering terjadi karena makanan yang diberikan biasanya berasal dari daging segar mentah dan sisa-sisa daging dari rumah potong hewan Hiswani, 2001. Infeksi dapat terjadi bila manusia makan daging mentah atau kurang matang yangmengandung kista. Infeksi ookista dapat ditularkan oleh vektor lalat, kecoa, tikus, dan melalui tangan yang tidak bersih. Transmisi Toxoplasmagondii ke janin terjadi utero melalui plasenta ibu hamil yang terinfeksi penyakit ini. Infeksi Toxoplasma gondii juga dapat terjadi di laboratorium, pada peneliti yang bekerjadengan menggunakan hewan percobaan yang terinfeksi dengan toksoplasmosis atau melalui jarum suntik dan alat laboratorium lainnya yang terkontaminasi dengan Toxoplasma gondii Levine, 1990. Pada orang yang tidak makan daging juga dapat terjadi infeksi apabila ookista yang dikeluarkan melalui tinja kucing tertelan. Kontak yang umumnya terjadi dengan hewan terkontaminasi atau dagingnya, dapat dihubungkan dengan adanya prevalensi yang lebih tinggi diantara dokter hewan, mahasiswa kedokteran hewan, pekerja di rumah potong hewan dan orang yang menangani daging mentah seperti juru masak Chahaya, 2003. Melihat cara penularan diatas maka kemungkinan paling besar untuk terkena infeksi Toxoplama gondii melalui makanan daging yang mengandung ookista dan yang dimasak kurang matang. Kemungkinan kedua adalah melalui hewan peliharaan. Gambar 1. Cara Penularan Toksoplasmosis

c. Klasifikasi

Dokumen yang terkait

EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik pada Pasien Geriatri di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Jawa Tengah

0 5 17

PENDAHULUAN Evaluasi Ketepatan Terapi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari - Juni 2015.

1 6 14

EVALUASI PENGOBATAN PADA PASIEN TOKSOPLASMOSIS DI RS X SERTA RS Y Evaluasi Pengobatan Pada Pasien Toksoplasmosis Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta Serta Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Juni 2009-Mei 2015.

0 4 15

EVALUASI PENGOBATAN PADA PASIEN TOKSOPLASMOSIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Evaluasi Pengobatan Pada Pasien Toksoplasmosis Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta Serta Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Juni 2009-Mei 2015.

0 3 11

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Analgesik Pada Pasien Apendektomi Di Rsup Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten 2014.

0 3 6

EVALUASI PENGGUNAAN ANALGESIK PADA PASIEN APENDEKTOMI DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO Evaluasi Penggunaan Analgesik Pada Pasien Apendektomi Di Rsup Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten 2014.

2 19 12

EVALUASI PENGGUNAAN ANALGESIK PADA PASIEN APENDEKTOMI DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO Evaluasi Penggunaan Analgesik Pada Pasien Apendektomi Di Rsup Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten 2014.

0 3 12

GAMBARAN PENGOBATAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE JANUARI-JUNI TAHUN 2009.

0 1 14

EVALUASI PENGGUNAAN INHALER PADA PASIEN ASMA RAWAT JALAN RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Evaluasi Penggunaan Inhaler Pada Pasien Asma Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode Mei-Juni 2011.

0 2 14

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Inhaler Pada Pasien Asma Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode Mei-Juni 2011.

0 6 11