Populasi Tes Pengolahan Data Tes

Rahil Karima, 2014 Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N hatsu’on Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu seperti buku-buku, artikel, jurnal maupun internet yang berisi teori-teori maupun hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai permasalahan yang akan dibahas.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2011:80. Populasi dalam penelitian ini adalah pembelajar Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2011:81 . Sampel dalam penelitian ini adalah pembelajar Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tingkat I sampai IV, Penulis mengambil sampel 10 orang dari setiap tingkat. Teknik penyampelan yang penulis gunakan adalah teknik Random, yaitu teknik secara acak. Teknik ini digunakan karena karakter populasinya bersifat homogen.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Data penelitian adalah sejumlah informasi penting yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian melalui prosedur pengolahan. Sutedi, 2011:155. Rahil Karima, 2014 Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N hatsu’on Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam penelitian pendidikan, instrumen penelitian secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu yang berbentuk tes dan non tes. Sutedi, 2011:155 Instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari kedua jenis instrumen tersebut, yaitu instrumen tes dengan tes tertulis, dan instrumen non tes dengan angket. Berikut adalah uraian mengenai tes tertulis yang penulis gunakan:

1. Tes

Tes merupakan suatu alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu. Sutedi, 2009 : 126. Pada tahap ini, penulis mengumpulkan data hatsu’on yang terdapat pada buku Shokyuu Nihonggo 1. Buku ini dipilih karena buku dasar yang biasanya dipelajari oleh pembelajar bahasa Jepang. Data hatsu’on diklasifikasikan berdasarkan letaknya, yaitu yang terdapat di awal, tengah, akhir dan tengah dan akhir kata. Setelah itu penulis menyeleksinya menjadi 30 buah. Dalam 30 kata ini dihitung 1 soal sehingga secara keseluruhan menjadi 30 soal. Tes dibagi menjadi 2 bagian. Tes bagian pertama yaitu membaca Hatsu’on dalam bentuk kalimat sebanyak 20 soal , kemudian tes kedua dalam bentuk kata sebanyak 30 kata. Pengambilan data tes dilaksanakan pada 17 dan 18 September 2013 di Gedung FPBS lantai 3 UPI Bandung. Adapun jumlah yang mengikuti tes adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tingkat I, II, III, dan IV masing-masing sebanyak 10 orang setiap angkatannya sehingga jumlahnya 40 orang. Tujuan dari diadakannya test untuk mengetahui bagaimana tingkat kemampuan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI dalam pelafalan konsonan nasal ん atau Hatsu’on. Rahil Karima, 2014 Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N hatsu’on Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Tabel kisi-kisi penulisan kosa kata perekaman

2. Angket

Selain tes, penulis juga membuat angket atau kuesioner untuk mengetahui pendapat pembelajar Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang terhadap pelafalan konsonan nasal ん atau hatsu’on. Angket ini terdiri dari 10 butir pertanyaan dalam bentuk jawaban tertutup. Tetapi terdapat beberapa butir soal yang opsi terakhirnya penulis berikan secara terbuka. Hal ini dimaksudkan agar responden menjawab secara bebas. Materi No.soal konsonan nasal bersuara [m] 1, 3, 30 konsonan nasal yang bersuara n 6, 7, 10, 29 bunyi nasal velar yang bersuara [ŋ] 5, 12, 14 bunyi konsonan ini dipakai pada bagian akhir kata 16,17, 22 bunyi vokal nasal sesuai dengan vokal yang ada pada bagian tengah 18, 20, 21, 24, 25 dipakai sebelum bunyi vokal [ ɯ] atau bunyi semi vokal [ ɯ], 26, 27 Kosakata konsonan nasal yang tidak memiliki arti 8, 19, 23 28 Kosakata pengecoh 2, 9, 13 15 Rahil Karima, 2014 Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N hatsu’on Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2 Tabel kisi-kisi Penulisan Angket Aspek yang diamati Nomor soal Bahasa ibu yang digunakan 1 Lama pengalaman belajar 2 Kesulitan materi hatsu’on 3,8, 9, 10 Kesalahan dalam pelafalan hatsu’on 4, 6, 7 Penulis memberikan angket pada responden untuk mengetahui data kualitatif berupa sejumlah informasi mengenai lamanya pengalaman belajar mahasiswa, bahasa ibu yang digunakan, kesulitan dan penyebab kesalahan mahasiswa dalam pelafalan bunyi konsonan nasal ん , serta pendapat siswa tentang materi pelafalan bunyi konsonan nasal ん .

D. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Literatur

Mencari dan mengumpulkan buku-buku referensi dan literatur yang relevan tentang kalimat-kalimat yang mengandung hatsuon. Buku-buku yang menjadi sumber dalam penelitian ini diantaranya adalah Nihongo Bunkei Jiten, Minna No Nihongo I, dan buku lainnya yang terdapat penjelasan mengenai hatsu ’on. Selain itu, penulis juga mengambil data dari sumber buku atau jurnal referensi Bahasa Jepang mengenai hatsuon. Situs yang penulis gunakan sebagai sumber adalah situs www.cinii.co.jp. Rahil Karima, 2014 Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N hatsu’on Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Teknik Pengolahan Data

1. Pengolahan Data Tes

Data Perekaman Tes pertama terdiri dari 30 kosakata yang terdiri dari 26 kata yang mengandung hatsuon n dan 4 soal kata pengecoh. Lalu pada tes kedua responden membaca 20 kalimat yang didalamnya mengandung bunyi hatsu ’on n. setelah data perekaman selesai lalu menulis mencoba menganalisis data tersebut dengan dibantu oleh native speaker untuk mengetahui apakah pelafalan yang diucapkan oleh responden itu tepat atau bahkan salah. Kousiner yang diberikan kepada native adalah kosakata yang diteskan pada responden beserta pilihan jawaban apakah dibaca bunyi n ,m,ng atau tidak jelas. Responden mengucapkan kata tersebut sesuai kemampuan mereka dalam pelafalan konsonan nasal ん .. Perekaman suara responden dibagi menjadi 2 bagian. Tes bagian pertama adalah membaca bunyi ん dalam benuk kata sebanyak 30 kosakata, sedangkan tes bagian kedua membaca bunyi ん dalam bentuk kalimat. Kalimat yang diteskan berjumlah sebanyak 20 kalimat . setelah data perekaman selesai lalu penulis mencoba menganalisis dengan di bantu oleh native speaker untuk mengetahui apakah pelafalan yang telah diucapkan oleh responden itu tepat, kurang tepat, atau bahkan salah. Kuisioner yang di berikan kepada native adalah yang berisi kosa kata yang di teskan kepada responden beserta pilihan jawaban benar atau salah dari pengucapan bunyi yang sesuai . Setelah kuisioner di isi penulis juga meminta kepada native untuk di rekam suaranya dengan kertas tes yang sama dengan responden, yaitu membaca kosa kata dan kalimat yang mengandung bunyi hasatsuon. Rahil Karima, 2014 Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N hatsu’on Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setelah suara dari native di ambil lalu surara native tesebut di perdengarkan kepada responden mahasiswa, lalu di berikan kuisioner yang sama dengan yang diisi oleh native. Pengisian kuisioner ini untuk mengetahui apakah para responden bisa membedakan pelafalan bunyi atau bunyi lain yang diucapkan oleh native speaker. Setelah semua data terkumpul dan dimasukkan dalam tabel yang di bedakan menurut warnanya, penulis menghitung persentase jumlah bunyi yang di anggap hatsu’on bunyi n oleh native, dan persentase jumlah responden yang menjawab benar isi kuisioner dari setiap angkatan. Rumus ini dikutip dari Anisa Arianingsing 2011: 45. Perhitungan nya adalah sebagai berikut : P = Keterangan : P: Persent ase pengucapan hatsu’on bunyi n setiap angkatan f : Jumlah bunyi yang dianggap bunyi hatsuon n oleh native n : Jumlah soal Sampel penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI Bandung tingkat 1, 2, 3 dan 4. Penulis mengambil sampel 10 0rang dari setiap tingkat sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 40 orang. Setelah data dari tes dan angket terkumpul, penulis mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Memeriksa dan menghitung banyaknya data. Rahil Karima, 2014 Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N hatsu’on Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Membuat table distribusi hasil test table persiapan test membaca konsonal nasal n dalam bentuk kata dan kalimat. c. Mencari jumlah kuadrat keseluruhan dengan menggunakan rumus - Keterangan: : Jumlah kuadrat total : Jumlah kuadrat keseluruhan nilai dari seluruh kelompok : Faktor koreksi yang muncul berkali-kali d. Mencari jumlah kuadrat kelompok dengan menggunakan rumus Keterangan : : Jumlah kuadrat kelompok : Jumlah keseluruhan dari nilai tiap kelompok : Jumlah responden dalam kelompok e. Mencari jumlah kuadrat dalam dengan menggunakan rumus: JK d = JK T - JK k f. Mencari derajat kebebasan dengan rumus sebagai berikut : g. 1 db tot : N – 1 2 db k : k – 1 3db d : N - k Keterangan : N : Jumlah seluruh sampel K : Banyaknya kelompok Rahil Karima, 2014 Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N hatsu’on Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu h. Mencari mean kuadrat kelompok MK k dan mean kuadrat MK d dalam dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1 MK k = JK k : db k 2 MK d = JK d : db d i. Mencari F rasio dengan menggunakan rumus: F = j. Membandingkan F rasio dengan F tabel dan menentukan kesimpulan

2. Pengolahan Data Angket