Jaringan Saraf Tiruan Memprediksi Kenaikan Golongan Pegawai Demgan Metode Learning Vector Quantization Dab Backropagation (Studi Kasus : PDAM Tirtanadi)

8

2.2 Jaringan Saraf Tiruan

Jaringan syaraf tiruan didefinisikan sebagai suatu sistem pemrosesan informasi yang mempunyai karateristik menyerupai jaringan syaraf manusia. Jaringan syaraf tiruan tercipta sebagai generalisasi model matematis human cognition yang didasarkan atas asumsi sebagai berikut : 1. Pemrosesan informasi terjadi pada elemen sederhana yang disebut neuron. 2. Isyarat mengalir diantara sel sarafneuron melalui suatu sambungan penghubung. 3. Setiap sambungan penghubung memiliki bobot yang bersesuaian. Bobot ini akan digunakan untuk menggandakanmengenali isyarat yang dikirim melaluinya. 4. Setiap sel syaraf akan menerapkan fungsi aktivasi terhadap isyarat hasil penjumlahan berbobot yang akan masuk kepadanya untuk menentukan isyarat keluarnya [5]. JST mempunyai kemampuan untuk mendapatkan informasi dari data yang rumit atau tidak tepat, mampu menyelesaikan permasalahan yang tidak terstruktur dan sulit didefinisikan, dapat belajar dari pengalaman, mampu mengakuisisi pengetahuan walaupun tidak ada kepastian, mampu melakukan generalisasi dan ekstraksi dari suatu pola data tertentu, dapat menciptakan suatu pola pengetahuan melalui pengaturan diri atau kemampuan belajar self organizing, mampu memilih suatu input data kedalam kategori tertentu yang sudah ditetapkan klasifikasi, mampu menggambarkan suatu objek secara keseluruhan walaupun hanya diberikan sebagian data dari objek, mempunyai kemampuan mengolah data-data input tanpa harus mempunyai target Self organizing, dan mampu menemukan jawaban terbaik sehingga mampu meminimalisasi fungsi biaya optimasi [9]. JST juga merupakan suatu teknik pemrosesan informasi yang menggunakan model kuantitatif. JST terdiri dari sejumlah neuron melalui pendekatan melalui sifat-sifat komputasi biologis biological computation. Universitas Sumatera Utara 9 Gambar 2.2 Model Neuron [3] Keterangan : X i = sinyal masukan ke-i. Dalam skripsi penulis dimana X 1 adalah Penilaian Kerja Pegawai yang baik, X 2 adalah Masa Kerja minimal empat tahun, X 3 adalah ujian psikotes. W i = nilai bobot hubungan ke-i. Dalam skripsi penulis nilai bobot adalah 1.00 [5]. = nilai bias atau toleransi error. Dalam skripsi penulis misalnya adalah 0.5 [5] f. = fungsi aktifasi atau elemen pemroses. Dalam skripsi penulis fungsi aktivasi yang digunakan adalah sigmoid biner y = sinyal keluaran. Dalam skripsi penulis sinyal keluarannya berupa layak atau tidak layak mendapatkan kenaikan golongan. Dari Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa neuron tersusun dari komponen sebagai berikut: 1. Sekumpulan penghubung atau synapses dengan nilai bobot yang telah disesuaikan, yang berfungsi menghubungkan masukan dan fungsi penjumlahan. . . . x 2 x i Input net k x 1 f . output Fungsi Aktivasi w 1 w 2 bias Fungsi Penjumlahan w i Universitas Sumatera Utara 10 2. Sebuah fungsi penjumlah Summing yang berfungsi untuk menjumlahkan semua sinyal masukan. 3. Fungsi aktivasi yaitu fungsi yang mentransformasikan nilai keluarannya melalui pemetaan sinyal masukan ke dalam sebuah nilai yang sesuai dengan neuron lainnya. Fungsi aktivasi diharapkan menghasilkan nilai yang dapat mendekati nilai-nilai maksimum dan minimum target[3]. Dari model sebuah neuron dapat dituliskan persamaan: y = f w i x i – ………………………………………………………. 2-1 Keterangan : f = Fungsi aktivasi W i = nilai bobot hubungan ke-i = nilai bias atau toleransi error [3]. Dalam proses pembelajarannya keluaran dari JST ditentukan oleh pola hubungan antar neuron atau arsitektur JST, metode untuk menentukan bobot penghubung berupa metode pembelajaran serta algoritma dan fungsi aktivasi dari JST itu sendiri. Suatu algoritma belajar dari JST tergantung dari arsitektur atau struktur dari jaringan saraf tersebut [3].

2.2.1 Arsitektur Jaringan

Baik tidaknya suatu model JST salah satunya ditentukan oleh hubungan antar neuron atau disebut dengan arsitektur jaringan. Neuron-neuron tersebut terkumpul dalam lapisan-lapisan yang disebut neuron layer. Lapisan-lapisan penyusun JST dibagi tiga yaitu : 1. Lapisan input Node-node didalam lapisan input disebut unit-unit input. Unit-unit input menerima input dari dunia luar. Input yang dimasukkan merupakan penggambaran dari suatu masalah. 2. Lapisan tersembunyi Node-node di dalam lapisan tersembunyi disebut unit-unit tersembunyi. Output dari lapisan ini tidak secara langsung diamati. Universitas Sumatera Utara 11 3. Lapisan output Node-node pada lapisan output disebut unit-unit output. Keluaran atau output dari lapisan ini merupakan output jaringan saraf tiruan terhadap permasalahan [16]. Beberapa arsitektur jaringan yang sering digunakan dalam jaringan saraf tiruan antara lain :

1. Jaringan Lapisan Tunggal Single Layer Neural Network

Jaringan dengan lapisan tunggal terdiri dari 1 lapisan input dan 1 lapisaan output. Setiap unit dalam lapisan input selalu terhubung dengan setiap unit yang terdapat pada lapisan output. Jaringan ini menerima input kemudian mengilahnya menjadi output tanpa melewati lapisan tersembunyi. Contoh JST yang menggunakan jaringan lapisan tunggal adalah Adaline, Hopfield, Perceptron. Nilai input Lapisan input W 21 W 22 W 11 W 12 W 31 W 32 Lapisan output Nilai output Gambar 2.3 Jaringan Saraf Tiruan dengan Lapisan Tunggal Single Layer [16] Pada Gambar 2.3 lapisan input memiliki 3 unit neuron yaitu X 1 , X 2 , dan X 3 yang terhubung dengan lapisan output yang memiliki dua unit neuron, yaitu Y 1 dan Y 2 . X 1 X 2 X 3 Y 1 Y 2 Universitas Sumatera Utara 12 Hubungan neuron-neuron pada lapisan tersebut ditentukan oleh bobot yang bersesuaian misalnya W 11 , W 12 , W 21 , W 22 , W 31 , dan W 32 .

2. Jaringan Lapisan Banyak Multilayer Neural Network

Jaringan lapisan banyak mempunyai 3 jenis lapisan yaitu lapisan input, lapisan tersembunyi, dan lapisan output. Jaringan ini dapat menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan jaringan lapisan tunggal. Contoh JST yang menggunakan jaringan lapisan banyak adalah Madaline, Backpropagation, dan Neocognitron. Nilai Input Lapisan Input V 12 V 22 V 21 V 32 Lapisan bobot pertama V 31 Lapisan tersembunyi W 1 W 2 Lapisan bobot tersembunyi Lapisan output Nilai Output Gambar 2.4 Jaringan Saraf dengan Lapis Banyak Multilayer[16] Pada Gambar 2.4 Lapisan input memiliki 3 unit neuron yaitu X 1 , X 2 , dan X 3 yang terhubung langsung dengan lapisan tersembunyi yang memiliki 2 unit neuron tersembunyi , yaitu Z 1 dan Z 2 . Hubungan neuron-neuron pada lapisan input dan lapisan output tertentu ditentukan oleh bobot V 11 , V 12 , V 21 , V 22 , V 31 , dan V 32 . X 1 X 2 X 3 Z 1 Z 2 Z 1 Universitas Sumatera Utara 13 Kemudian dua unit neuron tersembunyi Z 1 dan Z 2 terhubung langsung dengan lapisan output yang memiliki satu unit neuron Y yang besarnya ditentukan oleh bobot W 1 dan W 2 .

3. Jaringan dengan Lapisan KompetitifCompetitive layer Neural Network

Jaringan ini memiliki bobot yang telah ditentukan dan tidak memiliki proses pelatihan Gambar 2.5. Jaringan ini digunakan untuk mengetahui neuron pemenang dari sejumlah neuron yang ada. Akibatnya pada jaringan ini sekumpulan neuron bersaing untuk mendapatkan hak manjadi aktif. Nilai bobot setiap neuron untuk dirinya sendiri adalah 1, sedangkan untuk neuron lainnya bernilai random negative. Contoh JST yang menggunakan jaringan dengan lapisan kompetitif adalah Learning Vector Quantization dan Kohonen [15]. Gambar 2.5 Jaringan Saraf dengan Competitive layer yang memiliki bobot –n [16] Pada Gambar 2.5 Lapisan input memiliki empat unit neuron ,yaitu A 1 , A m , A i , A j dimana nilai bobotnya telah ditentukan misalnya n atau –e sedangkan nilai bobot untuk dirinya sendiri bernilai 1.

2.3 Learning Vector Quantization LVQ