13
1.7 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian dapat digambarkan seperti diagram di bawah ini.
Bagan 1.1 PARADIGMA PENELITIAN
PAYUNG ANALISIS KARYA SASTRA
-
STUDI KULTURAL - FEMINIS
- SASTRA FEMINISME - CERPEN BERIDEOLOGI GENDER
- BAHASA - AWK
PROSES PEMBELAJARAN SATRA BERPERSPEKTIF GENDER
PROSES PELAKSANAAN
PROSES PERENCANAAN
HASIL
KAJIAN CERPEN BERIDEOLOGI GENDER
CERPEN
63
BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Metode
deskriptif kualitatif
dilakukan untuk
menganalisis cerpen yang berisu gender dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis dan sastra feminis. Penelitian ini
berusaha menafsirkan fenomena-fenomena sosiokultural yang ideografis dan kualitatif dalam cerpen yang berisu gender. Data penelitian
merupakan data penghayatan secara langsung dan pemahaman arti secara rasional. Berdasarkan metodologinya, penelitian ini termasuk
penelitian yang berorientasi gender gender oriented research dalam arti sadar gender Saptari dan Holzner, 1997: 26. Alasannya, penelitian ini
mencoba mendeskripsikan ideologi gender yang dilembagakan dan dioperasikan dalam cerpen yang diprediksi berideologi gender.
3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah cerpen yang berideologi gender, yaitu cerpen-cerpen karya Danarto yang telah terpilih sebagai
cerpen yang baik dan telah diterbitkan oleh Penerbit Gramedia dalam bentuk antologi. Cerpen-cerpen ini dipilih karena betul-betul berideologi
64
gender yang memenuhi tiga aspek kriteria ideologi gender, yaitu 1 aspek pengetahuan meliputi peristiwa, konsep, prinsip, aturan, informasi yang
dapat dipelajari dan berhubungan dengan masalah gender; 2 aspek pemahaman meliputi pandangan yang membutuhkan pemahaman
pembaca terhadap masalah gender; 3 aspek kepekaankesadaran meliputi kritikan atau gugatan terhadap ideologi gender yang telah
terpakai dalam kehidupan masyarakat. Adapun cerpen-cerpen tersebut di antaranya: 1 “Zizit,” 1994, 2
“Anakmu Bukanlah Anakmu”, ujar Gibran”, 3 “Rembulan di Dasar Kolam”, 4 “Bulan Melahap Madu”, dan 5 “Gandasturi”. Banyak cerpen
karya penulis lain yang menceritakan masalah perempuan, tetapi hanya merepresentasikan kenyataan sosial yang ada di masyarakat, misalnya
masalah kemiskinan yang tidak berhubungan dengan masalah ideologi gender. Jadi, penulis memilih Danarto karena pengarang ini dianggap
sebagai pengarang yang sangat terbuka dalam memotret dan mengambarkan persoalan sosial kemasyarakatan, termasuk di dalamnya
ideologi gender.
3.3 Teknik Pengumpulan Data