Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Simpulan

Universitas Kristen Maranatha ditelusuri ke objek biaya yang sesuai. Dalam metode ABC tempat penampungan biaya overhead yang lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume. Semua biaya yang terjadi di luar biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk menghasilkan produk dihitung berdasarkan aktivitas. Activity Based Costing ABC membebankan biaya aktivitas ke produk berdasarkan konsumsi produk, sehingga dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menelusuri lebih jauh bagaimana analisis metode Activity Based Costing dengan metode konvensional dalam perhitungan harga pokok produk. Untuk itu penulis mengambil penelitian skripsi dengan judul : “ANALISIS METODE KONVENSIONAL DAN ACTIVITY BASED COSTING ABC DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Bagaimana pembebanan biaya overhead berdasarkan metode konvensional dalam perusahaan. 2. Bagaimana pembebanan biaya overhead berdasarkan metode Activity Based Costing dalam perusahaan. 3. Bagaimana perbandingan antara metode konvensional dan Activity Based Costing dalam pembebanan biaya overhead perusahaan dengan perhitungan harga pokok produk. Universitas Kristen Maranatha

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk melakukan perbandingan antara metode konvensional dengan Activitiy Based Costing dalam perhitungan harga pokok produk. Sehubungan dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui proses pembebanan biaya overhead berdasarkan metode konvensional. 2. Untuk mengetahui proses pembebanan biaya overhead berdasarkan metode Activity Based Costing. 3. Untuk mengetahui analisis bagaimana pembebanan BOP dengan menggunakan metode konvensional dan ABC dalam menghitung harga pokok produk.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian, sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam bentuk informasi sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menyempurnakan perhitungan harga pokok produksi dan membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat. 2. Dengan hasil penelitian yang diperoleh ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi para pihak lain dalam menambah referensi pengetahuan dan panduan bagi peneliti lain dalam penelitian pada masalah yang sama. 59 Universitas Kristen Maranatha BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis menarik simpulan sebagai berikut: 1. Perhitungan harga pokok produk yang dilakukan oleh PT. X dengan menggunakan metode konvensional cukup memadai. Hal tersebut terlihat sebagai berikut a. Pembebanan biaya bahan baku dialokasikan berdasarkan jumlah satuan produk yang dikonsumsi oleh masing-masing produk. b. Pembebanan biaya tenaga kerja langusung dialokasikan berdasarkan jumlah satuan produk yang dikonsumsi oleh masing-masing produk. c. Biaya overhead dialokasikan berdasarkan jumlah satuan produk yang dikonsumsi oleh masing-masing produk. 2. Perhitungan biaya overhead dengan menggunakan metode activity based costing dilakukan dengan cara mengklasifikasikan biaya berdasarkan aktivitas tingkat unit, aktivitas tingkat batch, aktivitas pendukung produk, aktivitas pendukung fasilitas, kemudian membebankan pada produk berdasarkan konsumsi aktivitas oleh masing-masing produk. 3. Hasil perhitungan harga pokok produk dengan metode konvensional dan activity based costing sebagai berikut: Universitas Kristen Maranatha a. Produk kemeja dan kaos dengan metode konvensional menginformasikan biaya overhead total Rp 1.541.058.967,00 dan biaya overhead per unitnya adalah Rp 14.499,00. b. Perhitungan biaya overhead dengan menggunakan metode activity based costing menginformasikan biaya overhead produk kemeja Rp 421.286.002,00 dan biaya overhead per unitnya adalah Rp 11.761,00 sedangkan biaya overhead produk kaos Rp 389.651.698,00 dan biaya overhead per unitnya adalah Rp 5.501,00. c. Metode konvensional menginformasikan harga pokok produksi untuk produk kemeja Rp.2.532.251.460,00 dan harga pokok per unitnya adalah Rp 70.693,00 sedangkan untuk produk kaos harga pokok produksinya Rp 3.198.573.528,00 dan harga pokok per unitnya adalah Rp 45.155,00. d. Hasil perhitungan harga pokok produksi yang diperoleh dari metode activity based costing terlihat bahwa produk kemeja memiliki harga pokok produksi sebesar Rp 2.435.938.282,00 dan harga pokok per unitnya adalah Rp.68.005,00 sedangkan produk kaos harga pokok produksinya Rp 2.904.674.964,00 dan harga pokok per unitnya adalah Rp 41.006,00. 4. Metode perhitungan harga pokok dengan metode activiy based costing bukan bertujuan untuk mendapatkan harga pokok produk yang lebih rendah tetapi untuk mendapatkan hasil perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.

5.2. Saran