Ratna Siti Nurhayati, 2014 Penerapan Model Inkuiri Abduksi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil
Belajar Ranah Kognitif Siswa Dalam Pokok Bahasan Atmosfer Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penelitian. Instrumen ini diujikan pada siswa pada saat penelitian berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
1. Tes
a Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Tes objektif pilihan ganda dengan soal yang menguji keterampilan berpikir siswa yang menurut Facione terbagi ke dalam enam aspek,
namun pada penelitian ini hanya berisi lima aspek, yaitu keterampilan interpretasi, inferensi, analisis, eksplanasi, dan evaluasi.
b Tes Hasil Belajar
Tes objektif pilihan ganda dengan soal yang menguji pemahaman siswa ditinjau berdasarkan taksonomi Bloom dengan aaspek
pemahaman yang dinyatakan sebagai C2, aspek penerapan yang dinyatakan sebagai C3, aspek analisis yang dinyatakan sebagai C4,
aspek sintesis yang dinyatakan sebagai C5, dan aspek evaluasi yang dinyatakan sebagai C6.
Tes keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar ranah kognitif dalam panelitian ini digabungkan menjadi satu instrumen, sehingga
ketika sampel penelitian mengerjakan tes menggunakan instrumen penelitian ini, tidak hanya keterampilan berpikir kritisnya saja yang
teukur, namun sekaligus dengan hasil belajar ranah kognitifnya. 2.
Non-Tes a
Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk melihat ketercapaian
pembelajaran Model Inkuiri Abduksi selama penelitian berlangsung. Lembar ini akan diberikan pada observer untuk mengamati proses
yang terjadi selama perlakuan diberikan pada siswa.
G. Proses Pengembangan Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto 2012, data mempunyai kedudukan yang sangat penting di dalam penelitian, karena data merupakan penggambaran
variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar
Ratna Siti Nurhayati, 2014 Penerapan Model Inkuiri Abduksi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil
Belajar Ranah Kognitif Siswa Dalam Pokok Bahasan Atmosfer Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Instrumen tes yang terdiri dari soal-soal akan diujicoba terebih dahulu
pada kelas lain yang bukan kelas eksperimen. Kemudian soal-soal tersebut akan diuji. Pengujian soal-soal tersebut akan meliputi tingkat kesukaran butir soal, daya
pembeda butir soal, validitas butir soal, dan reliabilitas butir soal. 1.
Tingkat Kesukaran Butir Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu
soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Semakin tinggi indeksnya, menunjukkan soal yang semakin mudah. Dalam istilah evaluasi, indeks
kes ukaran diberi simbol P p besar, singkatan dari kata “proporsi”.
Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran adalah :
dengan P
: indeks kesukaran B
: banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS
: jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 3.1 Indeks Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi
0,00 ≤ P ≤ 0,30
Soal sukar
0,31 ≤ P ≤ 0,70
Soal sedang
0,71 ≤ P ≤ 1,00
Soal mudah
2.
Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang
Ratna Siti Nurhayati, 2014 Penerapan Model Inkuiri Abduksi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil
Belajar Ranah Kognitif Siswa Dalam Pokok Bahasan Atmosfer Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D d besar.
Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah :
dengan D
: indeks diksriminasi J
A
: banyaknya peserta kelompok atas J
B
: banyaknya peserta kelompok bawah B
A
: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
B
B
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
P
A
: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar ingat, P sebagai indeks kesukaran
P
B
: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.2 Kriteria Daya Pembeda
3.
Validitas Butir Soal
Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan
disebut data valid. Agar dapat memperoleh data yang valid, instrumen atau
Indeks Daya Pembeda Interpretasi
0,00 ≤ D ≤ 0,20
Jelek poor
0,21 ≤ D ≤ 0,40
Cukup satistifactory
0,41 ≤ D ≤ 0,70
Baik good
0,71 ≤ D ≤ 1,00
Baik Sekali excellent
D 0.00
Semua tidak baik, sebaiknya dibuang saja.
Ratna Siti Nurhayati, 2014 Penerapan Model Inkuiri Abduksi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil
Belajar Ranah Kognitif Siswa Dalam Pokok Bahasan Atmosfer Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
alat untuk mengevaluasinya harus valid. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai kriterium, dalam arti memiliki
kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. Untuk mengukur validitas tiap butir soal dalam penelitian ini akan
menggunakan rumus y
pbi
karena instrumen yang digunakan merupakan insrumen objektif atau pilihan ganda.
Rumus untuk mengukur validitas item :
dengan y
pbi
: koefisien korelasi biserial M
p
: rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
M
t
: rerata skor total S
t
: standar deviasi dari skor total proporsi p
: proporsi siswa yang menjawab benar
q : proporsi siswa yang menjawab salah
Tabel 3.3 Interpretasi Validitas
Koefisien Validitas Interpretasi
0,80 ≤ y
pbi
≤ 1,00
Validitas sangat tinggi
0,60 ≤ y
pbi
≤ 0,80
Validitas tinggi
0,40 ≤ y
pbi
≤ 0,60
Validitas cukup
0,20 ≤ y
pbi
≤ 0,40
Validitas rendah
0,00 ≤ y
pbi
≤ 0,20
Validitas sangat rendah
4.
Reliabilitas Tes
Ratna Siti Nurhayati, 2014 Penerapan Model Inkuiri Abduksi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil
Belajar Ranah Kognitif Siswa Dalam Pokok Bahasan Atmosfer Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Tes yang
reliabel atau dapat dipercaya adalah tes yang menghasilkan skor secara ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-
beda. Rumus yang akan digunakan untuk mengukur reliabilitas soal dalam penelitian ini yaitu rumus K-R. 20 karena instrumen yang digunakan
merupakan instrumen objektif atau pilihan ganda. Rumus mengukur reliabilitas soal :
dengan r
11
: reliabilitas tes secara keseluruhan p
: proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
: proporsi subjek yang menjawab item dengan salah Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes standar deviasi adalah akar varians
Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
00 ,
1 80
,
11
r
Reliabilitas sangat tinggi
80 ,
60 ,
11
r
Reliabilitas tinggi
60 ,
40 ,
11
r
Reliabilitas cukup
40 ,
20 ,
11
r
Reliabilitas rendah
20 ,
00 ,
11
r
Reliabilitas sangat rendah
H. Analisis Data