PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PEMBERIAN CONSTRUCTIVE FEEDBACK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA SMA.

(1)

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PEMBERIAN

CONSTRUCTIVE FEEDBACK UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA SMA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Fisika Sekolah Lanjutan

Oleh : RAHMI ZULVA

1102568

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

ii

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Pengesahan Tesis

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PEMBERIAN

CONSTRUCTIVE FEEDBACK UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA SMA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. Dadi Rusdiana, M.Si NIP. 196810151994031002

Pembimbing II

Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 196807031992032001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPA

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof.Dr.Hj. Anna Permanasari, M.Si NIP.195807121983032002


(3)

iii

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PEMBERIAN

CONSTRUCTIVE FEEDBACK UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA SMA

Oleh : Rahmi Zulva

S.Pd, Universitas Negeri Padang, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam Konsentrasi Fisika Sekolah Pasca Sarjana

© Rahmi Zulva 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

iv

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang

beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu

pengetahuan beberapa derajat dan Allah maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S

Al-Mujaddalah : 11)

Kupersembahkan untuk keluargaku Papa, Mama dan adik-adikku

yang telah mendukung penulis selama hidup ini.

Terimakasih atas doa dan segala pengorbanan untukku


(5)

v

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PEMBERIAN CONSTRUCTIVE FEEDBACK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN

KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA SMA” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juli 2013 Yang membuat pernyataan,


(6)

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PEMBERIAN

CONSTRUCTIVE FEEDBACK UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA SMA

(Rahmi Zulva, 1102568)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa SMA sebagai hasil penerapan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain “the randomized pretest-posttest control group design” yang dilaksanakan di salah satu SMA di kota Padang, Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes awal dan tes akhir untuk hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional, lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback. Hasil belajar kognitif siswa meningkat dengan N-gain 0,6 pada kategori sedang. Aspek tertinggi terletak pada aspek menganalisis dengan N-gain 0,7 (tinggi), sedangkan aspek terendah terletak pada aspek menerapkan sebesar 0,3 (sedang). Rerata peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa dengan skor N-gain 0,37 (sedang). Peningkatan keterampilan berpikir rasional yang dilatihkan, umumnya termasuk dalam kategori sedang. Pada kelas eksperimen 13,1 % hasil belajar ranah kognitif dipengaruhi oleh keterampilan berpikir rasional siswa, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan pada kelas kontrol tidak terdapat hubungan antara keterampilan berpikir rasional dengan hasil belajar ranah kognitif.

Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback, constructive feedback, hasil belajar ranah kognitif, keterampilan berpikir rasional


(7)

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN HAK CIPTA ... i

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

E. Defenisi Operasional ... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif ... 7

B. Constructive Feedback ... 8

C. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 10

D. Keterampilan Berpikir Rasional ... 11

E. Keterkaitan Sintak Pembelajaran Kooperatif dengan Pemberian Constructive feedback , Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Berpikir Rasional ... 16

F. Materi Listrik Dinamis dan Pembelajarannya ... 18

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

C. Prosedur dan Alur Penelitian ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen ... 31

F. Deskripsi Data Hasil Uji Coba ... 35

G.Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 39

a) Deskripsi Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 39 b) Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Untuk Setiap


(8)

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aspek ... 41

2. Keterampilan Berpikir Rasional ... 41

a) Deskripsi Data Tes Keterampilan Berpikir Rasional ... 41

b) Deskripsi Peningkatan Keterampilan Berpikir Rasional Setiap Aspek ... 43

3. Uji Korelasi dan Regresi Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Berpikir Rasional ... 44

4. Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif ... 45

B. Pembahasan ... 47

1. Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 47

2. Keterampilan Berpikir Rasional ... 50

3. Hubungan Antara Keterampilan Berpikir Rasional dengan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 52

4. Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif ... 53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56


(9)

1

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran fisika memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan sains dan teknologi yang dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Kondisi ini menuntut pembelajaran fisika dengan kualitas yang baik agar dapat mengikuti perkembangan sains dan teknologi di masyarakat. Namun sampai saat ini fisika belum diajarkan dengan tepat. Hal ini terjadi kemungkinan oleh beberapa faktor. Gok dan Silay (2008) menemukan bahwa hasil belajar sains lebih rendah dari bidang lain, karena sains dianggap sebagai mata pelajaran yang sukar dipahami oleh sebagian besar siswa sehingga siswa kurang berminat belajar sains. Sejalan dengan hal tersebut, Liliasari (2009) menyatakan juga bahwa “banyak siswa kurang menyukai belajar IPA karena

dianggap sukar dan tidak menarik.”

Pembelajaran sains bukan hanya sekedar menguasai sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip atau teori saja. Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami apa yang mereka pelajari. Oleh karena itu pendidik telah berjuang dengan segala cara mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa di sekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut Trianto (2007) “proses pembelajaran hingga dewasa ini masih didominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya”. Proses pembelajaran dikelas diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat berbagai konsep dan rumus tanpa dituntut untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa sulit untuk memahami konsep dan hasil belajar siswa rendah. Faktor lain yang menyebabkan hasil belajar fisika siswa rendah juga


(10)

2

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disebabkan kurangnya keterampilan berpikir rasional siswa dalam menjawab soal. Keterampilan berpikir rasional perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran, agar siswa dapat membuat kesimpulan yang tepat dan rasional.

Menurut Suparno (2001), berkembangnya reasoning dan logika siswa terjadi pada tahap pemikiran formal, keterampilan berpikir tersebut digunakan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi. Secara rasional siswa dapat menganalisis apa-apa yang diamati dan diselesaikan secara benar. Jika keterampilan berpikir rasional siswa dilatihkan pada proses pembelajaran, maka diharapkan hasil belajar fisika dapat meningkat.

Melihat betapa pentingnya hasil belajar dan keterampilan berpikir rasional yang harus dimiliki siswa, sebaiknya guru sebagai ujung tombak dalam dunia pendidikan menciptakan kondisi belajar agar dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berpikir rasional siswa. Berdasarkan hasil observasi, sering ditemukan proses pembelajaran di sekolah yang melibatkan siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya. Tetapi strategi ini tidak terlalu efektif karena hanya segelintir siswa saja yang mampu berpartisipasi dengan baik menyalurkan idenya, siswa yang lain hanya menonton saja.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu memfasilitasi dan memudahkan siswa berinteraksi dalam kelas dan mengembangkan keterampilan berpikir rasional serta meningkatkan hasil belajarnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dalam proses pembelajaran kooperatif, guru bukan lagi berperan sebagai narasumber dalam pembelajaran, melainkan dapat juga berperan sebagai moderator, stabilisator dan manejer pembelajaran. Iklim belajar yang berlangsung dalam suasana keterbukaan dan demokratis akan memberikan kesempatan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi yang dibelajarkan sekaligus melatih sikap dan keterampilan sosialnya sebagai bekal dalam kehidupannya dimasyarakat (Slavin 1995).

Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia pendidikan. Beberapa penelitian tentang pembelajaran kooperatif menunjukkan


(11)

3

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil yang cukup menggembirakan dalam meningkatkan hasil pembelajaran diantaranya: Al Husni (2010) dalam penelitiannya menggunakan model pembelajaran kooperatif berbantuan web pada materi fluida statis dapat meningkatkan pemahaman konsep dan memfasilitasi kerjasama siswa SMA. Begitu juga Abdul Hakim (2010) dengan penelitiannya yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem possing pada topik kesetimbangan benda tegar dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa SMA.

Peningkatan hasil belajar dan keterampilan berpikir rasional siswa dapat lebih dioptimalkan dengan pemberian feedback. Feddback adalah memberitahu siswa mengenai hasil kerja dalam suatu tugas atau tes yang mereka kerjakan. Feedback ini memiliki beberapa fungsi diantaranya untuk membangun (constructive). Constructive feedback membantu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan memberikan informasi-informasi yang akan memberikan informasi untuk perbaikan atau kemajuan terhadap siswa. Constructive feedback yang diberikan pada model pembelajaran kooperatif terletak pada fase-fase tertentu.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait dengan model pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka penelitian ini mengangkat judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif dengan Pemberian Constructive Feedback Terhadap Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SMA

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut: “apakah penggunaan model pembelajaran

kooperatif dengan pemberian constructive feedback dapat berpengaruh terhadap hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa


(12)

4

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tanpa menggunakan constructive feedback ?”

Untuk lebih mengarahkan penelitian, maka rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada model pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback? 2. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa pada model

pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback?

3. Bagaimana perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback dibandingkan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback?

4. Bagaimana perbedaan peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback dibandingkan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback ?

5. Apakah terdapat hubungan antara keterampilan berpikir rasional dengan hasil belajar ranah kognitif siswa pada model pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sejauh mana pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pemberian Constructive Feedback terhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional pada materi listrik dinamis kelas X semester II dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback. Penelitian ini juga melihat bagaimana hubungan antara keterampilan berpikir rasional dengan hasil belajar ranah kognitif siswa pada pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback.


(13)

5

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Apapun bentuk tindakan yang dilakukan di dalam kehidupan ini diharapkan memiliki manfaat dan faedah, baik bagi kita yang melakukan maupun bagi orang lain yang menikmatinya. Begitu juga dengan penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka diharapkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan masukan strategi pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa. 2. Memotivasi guru untuk melakukan model pembelajaran yang sejenis

untuk materi pelajaran lainnya.

3. Penelitian ini dapat dijadikan informasi dan kajian dalam pengembangan pembelajaran IPA khususnya fisika dan sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya.

E. Defenisi Operasional

Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai defenisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, berikut dijelaskan defenisi operasional variable tersebut:

1. Pembelajaran kooperatif ini merupakan suatu pembelajaran teman sebaya dimana siswa bekerja didalam kelompok yang mempunyai tanggung jawab individual maupun kelompok terhadap tugas-tugas. Dalam kegiatan praktikum di sekolah, juga diperlukan kerjasama (kooperatif) antar siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru, misalnya pada saat merumuskan masalah, hipotesis, pengambilan data dan menganalisis data. Untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran kooperatif ini, maka digunakan lembar observasi.

2. Constructive Feedback adalah memberikan hal-hal yang perlu terhadap perkembangan seseorang atau banyak orang yang menganggap bahwa constructive feedback ini menyampailkan hal yang sesungguhnya sebagai umpan balik yang bermanfaat. Adapun pemberian umpan balik yang


(14)

6

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membangun bertujuan untuk memberi motivasi dan informasi yang akan memberikan perbaikan/ kemajuan terhadap peserta didik dan akan membuat hasil yang lebih bagus. Constructive feedback ini ada 2 yaitu: positive feedback dan negative feedback. Penulis akan menggunakan yang positive feedback, yaitu informasi atau masukan untuk seseorang mengenai suatu usaha yang telah dilakukannya yang tujuannya untuk memberikan perbaikan.

3. Hasil belajar ranah kognitif adalah kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep listrik dinamis baik konsep secara teori maupun penerapannya. Indikator hasil belajar ranah kognitif pada penelitian ini didasarkan pada tingkatan domain kognitif bloom yang dibatasi pada tingkatan domain pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3) dan analisis (C4). Hasil belajar ranah kognitif ini diukur dengan tes hasil belajar berupa pilihan ganda

4. Keterampilan berpikir rasional adalah sekumpulan aktivitas mental dari yang sederhana menuju yang kompleks. Pada penelitian ini, indikator berpikir rasional yang diteliti meliputi membandingkan, mengeneralisasi, dan menganalisis. Keterampilan berpikir rasional ini diukur menggunakan tes uraian (essai).

5. Kelas kontrol pada penelitian ini yaitu kelas dengan model pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback, sedangkan kelas eksperimen dalam penelitian ini yaitu kelas dengan model pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback.

6. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada model pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback dilihat dari nilai N-gain dari hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen.

7. Peningkatan keterampilan berpikir rasional pada model pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback dilihat dari nilai N-gain dari hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen.


(15)

25

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai keadaan praktis yang di dalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan (Sugiyono, 2011). Metode Kuasi eksperimen digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berfikir rasional antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif tanpa pemberian constructive feedback.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah “the randomized pretest-posttest control group design” (Fraenkel dan Wallen, 2007). Dengan menggunakan desain ini subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok, satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai kelompok kontrol, dimana penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan secara acak perkelas. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback. Berikut skema desain penelitian the randomized pretest-posttest control group design

Tabel 3.1.

Skema the randomized pretest-posttest control group design

Kelompok Eksperimen O X O


(16)

26

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

O : Pretest-Posttest untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional

X : Perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback

C : Perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X disalah satu siswa SMA di Padang.

Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas siswa kelas X di salah satu SMA di Padang. Penentuan sampel ini menggunakan teknik cluster random sampling dari populasi yang ada (tanpa mengacak siswa di tiap kelasnya) untuk mendapatkan kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan dari kegiatan ini diperoleh kelas X.1 sebagai kelas eksperimen sebanyak 31 orang dan X.2 sebagai kelas kontrol sebanyak 36 orang.

C. Prosedur dan Alur Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji


(17)

27

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai

c. Membuat dan menyusun instrument penelitian (instrument tes, instrument observasi) serta rencana pelaksanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran.

d. Mengkonsultasikan instrument penelitian dengan pembimbing e. Menguji coba instrument penelitian

f. Menganalisis hasil uji coba instrument tes penelitian (analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda) dan kemudian melakukan revisi terhadap instrument tes penelitian yang kurang sesuai

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:

a. Memberikan tes awal (pretest) di kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif dan tingkat keterampilan berpikir rasional siswa sebelum diberi perlakuan (treatment)

b. Memberikan perlakuan yaitu di kelas eksperimen berupa pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback, dan di kelas kontrol berupa pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback. Pada saat perlakuan, observer mengamati keberlangsungan proses pembelajaran.

c. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif dan tingkat keterampilan berpikir rasional siswa setelah diberi perlakuan.

d. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest. 3. Tahap Akhir

Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain:

a. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan dan analisis data


(18)

28

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang sesuai

Untuk lebih jelasnya Gambar 3.1. alur penelitian yang dilakukan

Studi Literatur

Penyusunan instrument, skenario pembelajaran dan lembar observasi

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Menetapkan sampel dan populasi

Konsultasi dengan pembimbing, uji coba instrument, validasi dan revisi

Tes Awal (Pretest)

Pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback

Pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback

Observasi (guru dan siswa)

Tes Akhir (tes hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional)

Pengolahan dan analisis data

Kesimpulan

Observasi (guru dan siswa)


(19)

29

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Alur Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh berbagai data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, data-data dijaring/dikumpulkan melalui beberapa instrument yang telah disiapkan oleh peneliti, instrument-instrumen tersebut antara lain:

1. Tes

Menurut Arikunto (2006), tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Dalam penelitian ini, jenis instrument tes yang digunakan ialah tes tertulis (paper and pencil test) yaitu berupa tes pilihan ganda. Tes ini terdiri dari dua macam tes yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu instrument tes hasil belajar ranah kognitif dan instrument tes keterampilan berpikir rasional siswa. Berikut penjelasan dari masing-masing instrument tes tersebut:

a. Tes Hasil Belajar Ranah kognitif

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa baik sebelum diberi treatment/pembelajaran (pretest) maupun setelah diberi treatment/pembelajaran (posttest). Instrument tes ini disusun sendiri oleh peneliti yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan mengenai materi ajar listrik dinamis berupa pilihan ganda dan disusun berdasarkan tingkat kemampuan kognitif yang dikenal dengan taksonomi Bloom yang telah dibatasi oleh peneliti meliputi aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4).


(20)

30

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelum dipakai dalam penelitian, instrument tes ini diuji kelayakannya terlebih dahulu, yaitu berupa uji kelayakan konten materi tes dan kecocokan dengan indikator melalui kegiatan judgment kepada dua orang dosen. Setelah disetujui (di judgment), instrument tes diuji cobakan terlebih dahulu kemudian dilakukan analisis butir soal tes dan analisis perangkat tes secara keseluruhan yaitu meliputi uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran dan analisis daya pembeda. Dari serangkaian uji kelayakan diatas, dipilihlah item instrument tes yang benar-benar layak untuk digunakan dalam penelitian

b. Tes Keterampilan Berpikir Rasional

Instrument tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir rasional siswa baik sebelum atau setelah diberi perlakuan. Instrument tes keterampilan berpikir rasional yang digunakan dalam penelitian ini ialah instrument tes yang sudah standar (baku) melalui kegiatan judgment dua orang dosen berupa tes uraian (essay). Setelah disetujui, instrument ini diuji cobakan terlebih dahulu bersamaan dengan tes hasil belajar ranah kognitif, kemudian dianalisis. Setelah serangkaian uji kelayakan, dipilihlah instrument tes yang benar-benar layak untuk digunakan dalam penelitian.

2. Observasi

Menurut Gulo (2002), observasi merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti atau pengamat/observer mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Jadi pada dasarnya pengumpulan data melalui observasi bertujuan untuk melihat dan menilai kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, observasi yang dimaksud adalah observasi keterlaksanaan model pembelajaran yang sedang diteliti.


(21)

31

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi keterlaksanaan model pembelajaran bertujuan untuk melihat apakah tahapan-tahapan model pembelajaran yang diteliti telah dilaksanakan oleh guru atau tidak. Observasi ini dibuat dalam bentuk checklist. Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan tanda checklist pada tahapan-tahapan model pembelajaran yang sedang diteliti yang dilakukan guru.

E. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang benar, yang dapat menggambarkan kemampuan subyek penelitian dengan tepat maka diperlukan alat (instrument tes) yang benar dan baik pula. Hal ini ditegaskan oleh Munaf, S. (1997) yang menyatakan bahwa kualitas dari informasi data-data yang dikumpulkan ditentukan oleh kualitas alat pengambil data (instrument) dan pengumpul data (surveyor). Instrument tes yang baik dan benar dapat diperoleh dengan cara menguji coba dan menganalisis instrument tes tersebut sebelum dipakai dalam pengambilan data.

Dalam penelitian ini, sebelum instrument tes dipakai dalam penelitian, instrument tes terlebih dulu di uji cobakan di sekolah tempat dilaksanakan penelitian kepada siswa kelas XI IPA. Data hasil uji coba tes kemudian dianalisis untuk mendapatkan keterangan mengenai layak atau tidaknya instrument tes yang akan dipakai dalam penelitian. Berikut di paparkan macam-macam analisis yang digunakan untuk mengetahui baik buruk instrument tes.

1. Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011). Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2006). Pengujian validitas instrumen yang dilakukan pada penelitian ini


(22)

32

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah pengujian validitas konstruksi (construct validity). Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts) (Sugiyono, 2011).

Jumlah judgment ahli yang digunakan sebanyak 4 orang. Pengujian validitas konstruksi ini menggunakan kisi-kisi instrument. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan. Jumlah soal yang dinilai oleh ahli sebanyak 27 soal yang terdiri dari 22 soal pilihan ganda untuk instrument hasil belajar ranah kognitif dan 5 soal uraian untuk instrument keterampilan berpikir rasional. Semua catatan ahli telah dilakukan dalam merevisi instrument soal hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional sehingga semua soal dapat dinyatakan valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.

Pengujian reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian reliabilitas dengan test-retest (stability). Pengujian reliabilitas dengan test-retest (stability) dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden yang sama dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2011).


(23)

33

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus korelasi product moment pearson (Surapranata, 2004)

√ ∑ ∑ ∑ ∑ ………. (3.1) Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = skor tes uji coba 1 Y = skor tes uji coba 2 N = jumlah sampel

Interpretasi koefisien korelasi reliabilitas suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2. Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,8 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,6 < rxy≤ 0,8 Tinggi 0,4 < rxy≤ 0,6 Cukup 0,2 < rxy≤ 0,4 Rendah 0,0 < rxy ≤ 0,2 Sangat rendah

(Arikunto, 2006) 3. Tingkat Kesukaran Instrumen

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat (indeks) kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2006). Besarnya indeks kesukaran (P) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan persamaan: (Arikunto, 2006).

………. (3.2) Keterangan :


(24)

34

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran untuk soal uraian dapat dihitung dengan persamaan (Arikunto, 2011 dalam Heni, 2012)

………. (3.3) Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal JS : jumlah skor ideal/maksimum pada butir soal tersebut

Indeks tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.3 Tabel 3.3. Indeks Kesukaran Soal

Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi

1,00 < P ≤ 0,30 Sukar 0,30 < P ≤ 0,70 Sedang 0,70 < P ≤ 1,00 Mudah (Arikunto, 2006) 4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2006). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk menentukan indeks diskriminasi soal bentuk pilihan ganda digunakan persamaan (Arikunto, 2006) :

………….. (3.4)

Keterangan :

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar


(25)

35

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar D = daya pembeda

Untuk menentukan indeks daya beda soal uraian menggunakan langkah yang sama dalam menentukan indeks daya beda soal pilihan ganda (Surapranata, 2004). Klasifikasi daya beda soal dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Beda

Indeks Daya Beda Interpretasi

0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek 0,20 < D ≤ 0,40 Cukup 0,40 < D ≤ 0,70 Baik 0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali

D < 0 (negatif) Tidak baik (Arikunto, 2006)

F. Deskripsi Data Hasil uji Coba

Uji coba tes dilakukan pada siswa SMA kelas XI disalah satu sekolah di Padang. Soal tes hasil belajar ranah kognitif diujicobakan berjumlah 22 butir soal dalam bentuk pilihan ganda dan soal keterampilan berpikir rasional berjumlah 5 butir soal dalam bentuk soal uraian (essay). Analisis instrument dengan menentukan reliabilitas tes, tingkat kesukaran, dan daya beda soal.

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrument hasil belajar ranah kognitif secara statistik yaitu dengan menghitung korelasi antara ujicoba pertama dan ujicoba kedua, sehingga didapat hasil reliabilitas untuk tes hasil belajar ranah kognitif yaitu 0,86.


(26)

36

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada instrument hasil belajar ranah kognitif, dari perhitungan tingkat kesukaran diperoleh 4 butir soal dengan kategori sukar, 14 butir soal dengan kategori sedang, dan 4 butir soal dengan kategori mudah. Sedangkan daya pembeda soal tes hasil belajar ranah kognitif diperoleh 9 butir soal dikategorikan baik, 8 butir soal dikategorikan cukup dan 5 butir soal dikategorikan jelek. Berdasarkan perhitungan hasil ujicoba, maka diperoleh 17 butir soal untuk hasil belajar ranah kognitif.

Adapun hasil uji coba instrument tiap soal hasil belajar ranah kognitif dapat ditunjukkan pada Tabel 3.5

Tabel 3.5

Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tiap Butir Soal Hasil Belajar Ranah Kognitif

No. Soal

Tingkat kesukaran Daya beda Reliabili

tas Keterangan

Aspek kognitif

Nilai Kategori Nilai kategori

1 0,33 Sedang -0,10 Jelek

0,86 (Sangat Tinggi)

Dibuang C2

2 0,57 Sedang 0,20 Cukup Dipakai C1

3 0,67 Sedang 0,27 Cukup Dipakai C1

4 0,63 Sedang 0,33 Cukup Dipakai C1

5 0,70 Mudah 0,20 Cukup Dipakai C2

6 0,27 Sukar 0,4 Baik Dipakai C1

7 0,97 Mudah -0,07 Jelek Dibuang C1

8 0,80 Mudah 0,27 Cukup Dipakai C2

9 0,70 Sedang 0,30 Cukup Dipakai C2

10 0,20 Sukar 0,30 Cukup Dipakai C2

11 0,50 Sedang 0,33 Cukup Dipakai C2

12 0,57 Sedang 0,33 Cukup Dipakai C2

13 0,57 Sedang 0,47 Baik Dipakai C2

14 0,43 Sedang 0,33 Cukup Dipakai C4

15 0,20 Sukar 0,13 Jelek Dibuang C4

16 0,70 Sedang 0,30 Cukup Dipakai C4

17 0,33 Sedang 0,27 Cukup Dipakai C2

18 0,40 Sedang 0,53 Baik Dipakai C3


(27)

37

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Soal

Tingkat kesukaran Daya beda Reliabili

tas Keterangan

Aspek kognitif

Nilai Kategori Nilai kategori

20 0,87 Mudah 0,00 Jelek Dibuang C3

21 0,37 Sedang 0,33 Cukup Dipakai C3

22 0,43 Sedang -0,10 Jelek Dibuang C3

Pada tes keterampilan berpikir rasional, untuk menentukan reliabilitas tes keterampilan berpikir rasional dengan menghitung korelasi antara ujicoba pertama dan kedua, sehingga didapat reliabilitas tes keterampilan berpikir rasional yaitu 0,28

Dari perhitungan tingkat kesukaran diperoleh 1 butir soal dengan kategori sukar, 2 butir soal dengan kategori sedang, dan 2 butir soal dengan kategori mudah. Sedangkan daya pembeda soal diperoleh 1 butir soal dengan kategori baik, 2 butir soal dengan kategori cukup, dan 2 butir soal dengan kategori jelek. Berdasarkan perhitungan hasil ujicoba, maka diperoleh 3 buah soal untuk keterampilan berpikir rasional.

Adapun hasil uji coba instrument tiap soal keterampilan berpikir rasional dapat ditunjukkan pada Tabel 3.6

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Instrumen Keterampilan Berpikir Rasional

No. Soal Tingkat Kesukaran Daya beda Reliabilit

as Keterangan Indikator KBR

Nilai Kategori Nilai Kategori

1 0,68 Sedang 0,30 Cukup

0,28 (Rendah)

Dipakai membandingkan 2 0,30 Sukar -0,30 Jelek Dibuang menggeneralisasi 3 0,73 Mudah 0,27 Cukup Dipakai menggeneralisasi

4 0,50 Sedang 0,40 Baik Dipakai menganalisis

5 0,78 Mudah -0,10 Jelek Dibuang menganalisis

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dimaksud untuk membuat penafsiran data yang diperoleh dari hasil penelitian. Analisis data tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif, peningkatan keterampilan rasional dan efektivitas pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback. Untuk melihat hubungan antara


(28)

38

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan berpikir rasional dengan hasil belajar ranah kognitif menggunakan SPSS versi 20. Data yang diperoleh dari observasi dianalisis secara deskriptif untuk melihat keterlaksanaan model serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Data peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional dianalisis dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

Skor untuk pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Right Only yaitu jawaban benar di beri skor satu dan jawaban yang salah diberi skor nol. Pada soal uraian (essai) skor tiap soal ditentukan berdasarkan kata kunci. Jika jawabannya benar sesuai dengan kata kunci, maka diberi skor dua. Jika jawabannya hanya muncul satu kata kunci, diberi skor satu dan jika jawabannya salah diberi skor nol.

Untuk melihat peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1998) sebagai berikut :

……….. (3.5)

Keterangan:

<Spos > = rata-rata skor tes akhir

<Spre > = rata-rata skor tes awal

<Smaks > = rata-rata skor maksimum ideal

Rata-rata gain yang dinormalisasi diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keteramppilan berpikir rasional dengan kriteria seperti pada Tabel 3.7

Tabel 3.7.

Kriteria Gain Normalisasi

Batasan Kategori

Tinggi

Sedang


(29)

39

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari perbandingan nilai <g> kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran kooperatif. Suatu pembelajaran dikatakan lebih efektif jika menghasilkan <g> lebih tinggi dibandingkan pembelajaran lainnya (Margendoller, 2006).


(30)

60

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa pada materi listrik dinamis dapat disimpulkan bahwa: Peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa menggunakan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback termasuk dalam kategori sedang. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa pada pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback dan terdapat hubungan yang positif antara keterampilan berpikir rasional dengan hasil belajar ranah kognitif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa pada materi listrik dinamis maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang sering dilakukan guru, tapi guru jarang memberikan feedback kepada siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak mengetahui kesalahan materi atau bisa materi yang diajarkan guru menjadi miskonsepsi bagi siswa. Sebaiknya guru memberikan feedback kepada siswa mengenai materi-materi yang dianggap miskonsepsi bagi siswa.


(31)

61

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu fungsi feedback tersebut dapat membangun pengetahuan siswa (constructive).

2. Pembelajaran dengan diiringi dengan praktikum lebih bagus, sehingga siswa dapat membuktikan teori dengan aplikasi di lapangan dan pemberian constructive feedback kepada siswa berupa informasi mengenai tugas mereka juga lebih efektif jika siswa mendapatkan informasi letak kesalahan mereka dan tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama lagi.

3. Pengelolaan dan pengkondisian kelas diusahakan dapat terkoordinir sebaik mungkin agar penggunaan waktu lebih efisien.

4. Rendahnya hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya faktor motivasi dan minat siswa. Sebaiknya melakukan penelitian juga melihat bagaimana motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran menggunakan angket.


(32)

62

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Al Husni. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Web Pada Materi Fluida Statis Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Memfasilitasi Kerjasama Siswa SMA. Tesis Magister PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2011). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran da Assesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arends, R.I. (2008). “Learning to Teach”(Belajar Untuk Mengajar) buku kedua,

edisi ketujuh. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara. Baskoro, Y. (2001).Analisis Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SMU Kelas XII Pada Bahan Kajian Kesetimbangan Kimia. Skripsi FMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan

Bhattarai, M.D. (2007). ABCDEFG IS-The Principle Of Constructive Feedback. Nepal: Medical Education Unit,NAMS.

(http://www.docstoc.com/docs/21089032/ABCDEFG-IS-%E2%80%93-The-Principle-of-Constructive-Feedback). Diakses tanggal 01 Agustus 2010.

Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education (seventh ed.). Singapura: McGraw-Hill Book Co

GOK, T dan Silay, I. (2008). Effcts of Problem Solving Strategies Teaching on The Problem Solving Attitudes of Cooperative Learning Group in Physics Education. Journal of Theory and Practice in education. 4 (2):253-266

Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo.

Hattie J. & Timperley H. (2007). “The Power of Feedback” Review of Educational Research. 77, 81-112

Hake, R.R. (1998). Interactive- Engagement versus Tradisional Methods: A Six Thousand-Student Survey of Mechanics Test data for Introductary Physics Courses. American Journal of Physisc, 66(1), pp. 64-74


(33)

63

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hakim, A. (2010). Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Problem Posing Pada Topik Kesetimbangan Benda Tegar Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis Magister PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Heni. (2012). Penerapan Pembelajaran generative dengan Strategi Problem Solving untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida Statis. Tesis Magister PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ismienar, S., Andriati, H., dan Vidia, S. (2009). Thinking [Online]. Tersedia: http://psikologi.or.id [20 Juli 2012]

Joyce, B & Weil, M. with Calhoun, E .(1980). Models of Teaching 6th edition. Boston: Allyn and Bacon

Joyce, B & Marsha W, Emily C. (2009). Models of Teaching (model-model pembelajaran).edisi kedelapan. Pustaka Pelajar:Yogyakarta

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas) . Jakarta: Grasindo.

Liliasari. (2009). Tantangan Pembelajaran Sains di Abad ke- 21 dan Kiat-Kiat Penanggulangannya. Seminar Nasional Pendidikan IPA Asosiasi Guru Sains Indonesia (AGSI) ke-V, Bandung

Longman. (2003). Handy Learner’s Dictionary of American English. China: Pearson Education

Matlin, W.M. (2005). Cognition Sixth Edition. Suny Geneso: John Wiley & Sons, Inc. United States of America

Margendoller, J.R, Maxwell, N.L, dan Bellisimo, Y. (2006). The Effectivenes of Problem-Based Instruction: A Comperative Study of Instructional Methods and Student Charactheristics. The Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, Volume 1 No 2. Tersedia:

http://docs.lib.purdue.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1026&context=ijp bl

Munaf, Syambasri. (1997). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UPI

Nicol, D & Draper, S. (2008). Redesigning Written Feedback to Student When Class Size are Large. Prepare Presented at The Improving University Teachers Conference, July, Glasgow.


(34)

64

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nazir, M. (1988). Metoda Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Novak, J.D. (1979). Meaningful Receptional Learning as A Basis for Ratioonal Thingking In Lawson, A.(ed). 1980 AETS yearbook The Psychology of Teaching for Thinking and Creavity. Ohio : Clearing House for science, Mathematics and Environmental Education

Rohmah, Emah. (2005). Analisis Keterampilan Berpikir Rasional Siswa Berdasarkan Gender Dalam Memecahkan Masalah Pengaruh Manusia Dalam Ekosistem. Skripsi FMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan

Silberman, Mel. (2002). Aktif Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yappendis: Yogyakarta.

Slameto. (1999). Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara. Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. Boston: Allyn and Bacon.

Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Sudjana, N. (2002). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo (2010). Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis Melalui Modelling Instruction Dalam meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Tesis Magister PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Suparno, P. (1996). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Kanisius: Yogyakarta

Suparno. P.(2001). Teori Pengembangan Kognitif Jean Piaget. Kanisius: Yogyakarta

Suryadi, Rahmat (2011). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa. Tesis Magister PPS UPI Bandung : tidak diterbitkan Silverius, S. (1991). Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta : PT


(35)

65

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supranata, S. (2004). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tim penyusun. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Walpole, R.E. (1992). Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedi Pustaka Utama Wilhelm, L. (2009). Lima Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian

Constructive Feedback. (http://www.expressyourselftosuccess.com./). Diakses tanggal 16 September 2009.


(1)

60 Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa pada materi listrik dinamis dapat disimpulkan bahwa: Peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa menggunakan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback termasuk dalam kategori sedang. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa pada pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback dan terdapat hubungan yang positif antara keterampilan berpikir rasional dengan hasil belajar ranah kognitif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa pada materi listrik dinamis maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang sering dilakukan guru, tapi guru jarang memberikan feedback kepada siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak mengetahui kesalahan materi atau bisa materi yang diajarkan guru menjadi miskonsepsi bagi siswa. Sebaiknya guru memberikan feedback kepada siswa mengenai materi-materi yang dianggap miskonsepsi bagi siswa.


(2)

61

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu fungsi feedback tersebut dapat membangun pengetahuan siswa (constructive).

2. Pembelajaran dengan diiringi dengan praktikum lebih bagus, sehingga siswa dapat membuktikan teori dengan aplikasi di lapangan dan pemberian constructive feedback kepada siswa berupa informasi mengenai tugas mereka juga lebih efektif jika siswa mendapatkan informasi letak kesalahan mereka dan tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama lagi.

3. Pengelolaan dan pengkondisian kelas diusahakan dapat terkoordinir sebaik mungkin agar penggunaan waktu lebih efisien.

4. Rendahnya hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya faktor motivasi dan minat siswa. Sebaiknya melakukan penelitian juga melihat bagaimana motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran menggunakan angket.


(3)

62 Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Al Husni. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Web Pada Materi Fluida Statis Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Memfasilitasi Kerjasama Siswa SMA. Tesis Magister PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2011). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran da Assesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arends, R.I. (2008). “Learning to Teach”(Belajar Untuk Mengajar) buku kedua, edisi ketujuh. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara. Baskoro, Y. (2001).Analisis Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SMU Kelas XII Pada Bahan Kajian Kesetimbangan Kimia. Skripsi FMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan

Bhattarai, M.D. (2007). ABCDEFG IS-The Principle Of Constructive Feedback. Nepal: Medical Education Unit,NAMS.

(http://www.docstoc.com/docs/21089032/ABCDEFG-IS-%E2%80%93-The-Principle-of-Constructive-Feedback). Diakses tanggal 01 Agustus 2010.

Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education (seventh ed.). Singapura: McGraw-Hill Book Co

GOK, T dan Silay, I. (2008). Effcts of Problem Solving Strategies Teaching on The Problem Solving Attitudes of Cooperative Learning Group in Physics Education. Journal of Theory and Practice in education. 4 (2):253-266

Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo.

Hattie J. & Timperley H. (2007). “The Power of Feedback” Review of Educational Research. 77, 81-112

Hake, R.R. (1998). Interactive- Engagement versus Tradisional Methods: A Six Thousand-Student Survey of Mechanics Test data for Introductary Physics Courses. American Journal of Physisc, 66(1), pp. 64-74


(4)

63

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hakim, A. (2010). Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Problem Posing Pada Topik Kesetimbangan Benda Tegar Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis Magister PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Heni. (2012). Penerapan Pembelajaran generative dengan Strategi Problem Solving untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida Statis. Tesis Magister PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ismienar, S., Andriati, H., dan Vidia, S. (2009). Thinking [Online]. Tersedia: http://psikologi.or.id [20 Juli 2012]

Joyce, B & Weil, M. with Calhoun, E .(1980). Models of Teaching 6th edition. Boston: Allyn and Bacon

Joyce, B & Marsha W, Emily C. (2009). Models of Teaching (model-model pembelajaran).edisi kedelapan. Pustaka Pelajar:Yogyakarta

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas) . Jakarta: Grasindo.

Liliasari. (2009). Tantangan Pembelajaran Sains di Abad ke- 21 dan Kiat-Kiat Penanggulangannya. Seminar Nasional Pendidikan IPA Asosiasi Guru Sains Indonesia (AGSI) ke-V, Bandung

Longman. (2003). Handy Learner’s Dictionary of American English. China: Pearson Education

Matlin, W.M. (2005). Cognition Sixth Edition. Suny Geneso: John Wiley & Sons, Inc. United States of America

Margendoller, J.R, Maxwell, N.L, dan Bellisimo, Y. (2006). The Effectivenes of Problem-Based Instruction: A Comperative Study of Instructional Methods and Student Charactheristics. The Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, Volume 1 No 2. Tersedia:

http://docs.lib.purdue.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1026&context=ijp bl

Munaf, Syambasri. (1997). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UPI

Nicol, D & Draper, S. (2008). Redesigning Written Feedback to Student When Class Size are Large. Prepare Presented at The Improving University Teachers Conference, July, Glasgow.


(5)

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nazir, M. (1988). Metoda Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Novak, J.D. (1979). Meaningful Receptional Learning as A Basis for Ratioonal Thingking In Lawson, A.(ed). 1980 AETS yearbook The Psychology of Teaching for Thinking and Creavity. Ohio : Clearing House for science, Mathematics and Environmental Education

Rohmah, Emah. (2005). Analisis Keterampilan Berpikir Rasional Siswa Berdasarkan Gender Dalam Memecahkan Masalah Pengaruh Manusia Dalam Ekosistem. Skripsi FMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan

Silberman, Mel. (2002). Aktif Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yappendis: Yogyakarta.

Slameto. (1999). Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara. Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. Boston: Allyn and Bacon.

Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Sudjana, N. (2002). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo (2010). Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis Melalui Modelling Instruction Dalam meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Tesis Magister PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Suparno, P. (1996). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Kanisius: Yogyakarta

Suparno. P.(2001). Teori Pengembangan Kognitif Jean Piaget. Kanisius: Yogyakarta

Suryadi, Rahmat (2011). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa. Tesis Magister PPS UPI Bandung : tidak diterbitkan Silverius, S. (1991). Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta : PT


(6)

65

Rahmi Zulva, 2013

Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supranata, S. (2004). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tim penyusun. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Walpole, R.E. (1992). Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedi Pustaka Utama Wilhelm, L. (2009). Lima Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian

Constructive Feedback. (http://www.expressyourselftosuccess.com./). Diakses tanggal 16 September 2009.