Kesimpulan LAGU “SINTREN” ARANSEMEN YUS WIRADIREDJA (Studi Analisis Karya).

Anggi Nuryani, 2015 LAGU “SINTREN” ARANSEMEN YUS WIRADIREDJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan. upi.edu BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah mengamati kemudian menganalisis secara sistematis dengan tahapan umum ke khusus, maka peneliti mendapatkan kesimpulan yang berisi tentang uraian dan penjelasan dari rumusan masalah, sehingga dapat menjawab semua pertanyaan penelitian. Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab IV, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat keunikan-keunikan pada lagu “Sintren” aransemen Yus Wiradiredja. Apabila dilihat secara Horizontal, melodi lagu pada lagu ini mempunyai tiga nada goongan, hal ini mungkin berkaitan dengan laras yang digunakan pada lagu ini, yaitu menggunakan tiga laras yakni laras degung, salendro, dan madenda. Seperti di dalam lagu-lagu Sunda pada umumnya yang setiap lagunya mempunyai kenongan dan goongan atau jatuhan nada yang dianggap sebagai pemuas rasa, jika didengarkan pada lagu ini pun seperti mempunyai jatuhan nada yang dituju sebelum akhirnya sampai pada nada finalis goongan. Pada bagian A yang berlaras degung, yang menjadi nada kenongan yaitu nada 1da atau nada G dan yang menjadi nada goongannya adalah nada 5la atau nada B. Pada bagian B yang menggunakan laras salendro, nada yang menjadi kenongan adalah nada 1da atau nada D dan yang menjadi nada goongan adalah nada 4ti atau nada G. Sedangkan pada bagian C, nada kenongannya adalah nada 2mi atau nada B dan yang menjadi nada goongan adalah nada 5la atau nada E. Pengolahan melodi untuk vokal pengiring, yaitu vokal 2 dan 3 motifnya sama seperti gaya pengolahan melodi yang terdapat pada layeutan swara, misalkan motif pada vokal 2 dan 3 yang saling menyusul. Namun, interval yang digunakan untuk pembagian suaranya sudah seperti musik barat yang selalu menggunakan interval ters. Dilihat secara vertikal, pada lagu ini terdapat bagian yang menggunakan sistem nada tonal dan juga ada yang masih menggunakan sistem nada modal. Pada bagian introduksi, bagian A, tutti, dan bagian B arrangger menggunakan Anggi Nuryani, 2015 LAGU “SINTREN” ARANSEMEN YUS WIRADIREDJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan. upi.edu sistem tonal untuk harmonisasi lagunya. Pada lagu ini digunakan tonalitas G mayor. Tetapi pada bagian jembatan lagu kedua, dan bagian C, kedua bagian ini memang seperti menggunakan tonalitas minor, tetapi akor yang terdapat di dalamnya tidak sesuai dengan sistem tonal. Sehingga pada bagian jembatan lagu kedua dan bagian C terdapatnya akor hanyalah sebagai warna harmoni saja, dan sistem nadanya masih menggunakan sistem nada modal. Jadi, di dalam mengaransemen lagu “Sintren” ini, arrangger menggunakan dua sistem nada yaitu tonal dan modal. Disisi lain, beliau mengembangkan lagu ini dengan kemasan yang bergaya musik pop dan menggunakan sistem nada tonal, tetapi prinsip-prinsip karawitan tetap menonjol, sehingga menciptakan nuansa baru dari kombinasi sistem nada modal dan tonal. Hal ini sangat unik dan menarik, sehingga peneliti beranggapan bahwa lagu ini yang diciptakan bergaya seperti musik pop tidak menyalahi kaidah-kaidah tradisi tetapi sebagai upaya pelestarian dan pengembangan lagu “Sintren”.

B. Implikasi