Yuvita Anugerah putri, 2015 KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI REPUBLIK ISLAM IRAN PADA MASA PEMERINTAHAN
MAHMOUD AHMADINEJAD TERHADAP MASALAH PALESTINA 2005-2013 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.3.4 Historiografi Penulisan Laporan Penelitian
Tahapan penulisan dan interpretasi sejarah merupakan dua kegiatan yang tidak terpisah melainkan bersamaan Sjamsuddin, 2007: 156. Pada bagian ini
peneliti menyajikan hasil temuan-temuan dari sumber-sumber yang telah dikumpulkan, seleksi, analisis, dan rekontruksi secara analitis dan imajinatif
berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan. Hasil rekontruksi tersebut peneliti tuangkan melalui penulisan sejarah atau disebut historiografi. Historiografi
merupakan puncak dalam prosedur penelitian sejarah dan merupakan bagian terakhir dari metode sejarah.
Tahap terakhir dari penelitian skripsi ini adalah melaporkan seluruh hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dalam tahap ini, seluruh daya
pikiran dikerahkan, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi yang terutama adalah penggunaan pikiran-pikiran kritis
dan analisis sehingga menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitian atau penemuan dalam suatu penulisan utuh yang disebut historiografi
Sjamsuddin, 2007: 156. Laporan hasil penelitian dituangkan ke dalam bentuk karya ilmiah yang
disebut skripsi. Laporan tersebut disusun secara ilmiah, yakni dengan menggunakan metode-metode yang telah dirumuskan dan teknik penulisan yang
sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia. Penulisan skripsi ini ditujukan sebagai syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FPIPS UPI. Adapun sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, Tujuan penelitian, manfaat penelitian, Metode Penelitian dan struktur
Organisasi Skripsi. Bab II Tinjauan Pustaka dan Kajian Teoretik, pada bab ini dilakukan sebuah
pengkajian sumber-sumber utama yang didapatkan dengan menganalisa litelatur mengenai Sejarah Iran, Biografi Ahmadinejad, dan kebijakan
Luar Negeri Iran terhadap Palestina. Sedangkan Kajian teoretiknya adalah mengkaji Teori Diplomasi, kebijakan luar negeri dan teori konflik.
Yuvita Anugerah putri, 2015 KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI REPUBLIK ISLAM IRAN PADA MASA PEMERINTAHAN
MAHMOUD AHMADINEJAD TERHADAP MASALAH PALESTINA 2005-2013 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Bab III Metodologi Penelitian, pada bab ini dijelaskan penggunaan metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian sejarah dengan
menggunakan studi litelatur dalam teknik penelitiannya Bab IV Ahmadinejad dan Permasalahan Palestina, dalam bab pembahasan ini
adalah pemaparan hasil intrepretasi yang dilakukan sebelumnya yang sesuai dengan rumusan masalah, terdiri dari pembahasan 1. Situasi sosial-
politik Iran sebelum Ahmadinejad menjadi Presiden. 2. Penyebab Ahmadinejad melibatkan diri dalam permasalahan Palestina. 3. Upaya
yang dilakukan Ahmadinejad dalam menyelesaikan konflik Palestina- Israel. 4. Dampak dari upaya yang dilakukan Ahmadinejad terhadap
Palestina Bab V Kesimpulan. Pada bab ini dipaparkan mengenai hasil dari penelitian yang
dipaparkan sesuai rumusan masalah sebelumnya.
100
Yuvita Anugerah putri, 2015 KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI REPUBLIK ISLAM IRAN PADA MASA PEMERINTAHAN
MAHMOUD AHMADINEJAD TERHADAP MASALAH PALESTINA 2005-2013 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh peneliti di dalam bab sebelumnya.
Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang dibahas, yaitu:
Iran adalah negara berkembang di Asia Barat yang memiliki banyak potensi baik Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusia, Kekayaan Iran
datang dari pengolahan Minyak Bumi Gas maupun pengayaan Uranium bahan baku nuklir menjadikan posisi Iran dan Politik negara ini diperhitungkan baik
dikawasan Timur Tengah sendiri maupun oleh Dunia Barat. Wajah Iran yang kita kenal saat ini
yang dikenal sebagai negara “anti barat” atau “anti-western country” tidak dapat dipungkiri karena revolusi Islam Iran pada 1979. Sebelum
Pemerintahan Ahmadinejad pada tahun 2005, Iran dipimpin oleh Muhammad Khatami yang merupakan tokoh reformis Iran yang menginginkan Iran lebih
membuka kerjasama dengan negara-negara yang selama ini dihindari Iran dalam berkerjasa. Khatami sudah dinilai memasukan nilai-nilai liberalisme yang bertolak
belakang dengan prinsip kaum fundamentalis. Ahmadinejad yang menempatkan dirinya seorang fundementalis dan
revolusionis, membawa situasi Iran yang mengingatkan semua orang pada sosok Imam Khomeini sebagai pelopor terjadinya revolusi 1979, Ahmadinejad memiliki
pandangan mengenai Palestina yang bersumber dari pandangan Khomaeni. Revolusi Islam Iran yang diperjuangkan saat itu merupakan bentuk penolakan
terhadap dominasi Israel maupun Amerika Di Iran. Terdapat dua alasan yang membuat Ahmadinejad memperkuat politik luar negerinya. Pertama, tekanan dan
serbuan yang luas dari hegemoni barat dan peran vital energi nuklir dalam kemajuan dan pembangunan negara mengharuskan pemerintah Ahmadinejad
memperkuat politik luar negerinya. Politik luar negeri Iran dalam periode pertama lebih aktif bergerak dalam permasalahan regional Timur Tengah antaralain
permasalahan Palestina dan Nuklir. Begitu intensnya Ahmadinejad membantu