Vetrisa Nurani, 2015 Peran Media Massa Terhadap Pergeseran Nilai Dan Norma Pada Pemakai Hijab
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mereka secara profesional sehingga mampu menciptakan hubungan yang harmonis antara peneliti dengan sumber data, hal ini juga
ditujukan untuk menciptakan suatu pendekatan yang tak berjarak anatara peneliti dengan sumber data sehingga sumber data mampu
secara terbuka menyampaikan sudut pandang, ide dan hal-hal yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Melalui
perpanjangan pengamatan peneliti dapat meyakinkan data yang diperoleh sebelumnya.
Untuk mengamati cara berpakaian kaum muslimah di desa Bojong Emas, peneliti tidaklah cukup melakukan penelitian dalam
waktu yang singkat, hal tersebut disebabkan karena perkembangan mode yang berkembang juga proses imitasi yang dilakukan oleh
kaum muslimah di desa Bojong Emas apakah dapat diserap secara cepat atau lambat. Alasan tersebut menjadi pemacu untuk peneliti
melakukan perpanjangan penelitian sehingga data dan hasil penelitian yang dilakukan dapat teruji validitas dan kredibilitasnya.
3.8.2 Menggunakan Bahan Referensi
Salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti untuk menguji teknik validitas data adalah dengan menggunakan bahan referensi
yang didapatkan dari studi kepustakaan, referensi majalah, blog, foto-foto, video yang ada pada media sosial yang berkembang di
masyarakat dan membandingkannya dengan hasil temuan di lapangan, sehingga dari bahan referensi yang digunakan oleh
peneliti dapat terlihat dengan jelas dampak dari perkembangan media dan pengaruhnya terhadap pergeseran nilai dan norma pada
pemakai hijab. Bahan referensi yang digunakan menjadi sangat penting bagi
peneliti untuk melengkapi laporan penelitian juga pendukung dan penguat data dalam laporan penelitian.
Vetrisa Nurani, 2015 Peran Media Massa Terhadap Pergeseran Nilai Dan Norma Pada Pemakai Hijab
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.8.3 Mengadakan Member Check
Member chek dilakukan oleh peneliti untuk menguji atau mengecek kembali data-data yang didapat dari narasumber apakah
data tersebut sudah sesuai dengan jawaban yang diberikan narasumber atau masih ada kekeliruan yang ditafsirkan oleh
peneliti dari hasil wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan narasumber.
Member chek dapat dilakukan oleh peneliti dengan cara mengulang kembali jawaban informan yang dilakukan ketika
proses wawancara berlangsung untuk mendapatkan persetujuan dan penguatan pendapat dari narasumber secara langsung.
Hal ini juga berfungsi untuk mengurangi kekeliruan yang dapat menyebabkan data dilapangan menjadi tidak valid dan tidak
kredibel. Jika memang ditemukan kekeliruan dari sudut pandang narasumber, maka peneliti akan melakukan chek atau pengulangan
pertanyaan yang dapat peneliti lontarkan kembali kepada informan, namun jika tidak ada kekeliruan setelah peneliti melakukan
member check, maka data yang didapatkan sudah dapat dipastikan keabsahannya sehingga data yang didapat secara cepat dapat
diolah, dianalisis, dikembangkan, dan disebarluaskan. Proses member check ini sendiri dapat dilakukan oleh peneliti
setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari narasumber, atau ketika peneliti menemukan temuan baru dari pendapat narasumber
ketika proses penelitian berlangsung.
3.8.4 Membuat Catatan Lapangan
Pada dasarnya, catatan lapangan ini memiliki perbedaan dengan catatan dilapangan. Catatan di lapangan masih memiliki
bentuk yang sangat sederhana dimana didalamnya masih berisi coretan seperlunya yang menjadi penghubung antara peneliti
dengan narasumber. Sedangkan catatan lapangan merupakan proses pencatatan data secara lengkap selama peneliti melakukan
penelitian dilapangan. Perlu dicatat bahwa ketika membuat catatan