Perancangan infrastruktur jaringan network operation center (NOC) pada gedung fakultas III dengan kampus II Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

OPERATION CENTER (NOC)
PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

AHMAD NURYADI
104093002988

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M / 1430 H

i

PERANCANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN
NETWORK OPERATION CENTER (NOC)
PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :
AHMAD NURYADI
104093002988

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M / 1430 H

ii


PERANCANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN
NETWORK OPERATION CENTER (NOC)
PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :
AHMAD NURYADI
104093002988

Menyetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II


Herlino Nanang, MT
Nip. : 150 368 819

Zulfiandri, S.Kom
Nip. : 150 368 821

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M.Kom

iii

PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang bejudul

“PERANCANGAN INFRASTRUKTUR

JARINGAN


NETWORK OPERATION CENTER (NOC) PADA GEDUNG FAKULTAS III
DENGAN

KAMPUS

II

UNIVERSITAS

ISLAM

NEGERI

SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang
Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada hari Jum’at, 20 Februari 2009. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Sistem Informasi.


Jakarta, 20 Februari 2009

Penguji I

Penguji II

Arini, MT

Imam M. Shofi, MT
Nip : 150 408 905

Mengetahui,

Dekan,
Fakultas Sains dan Teknologi

Ketua Program Studi
Sistem Informasi


Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
Nip :150 317 956

A’ang Subiyakto, M.Kom

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta,

Desember 2008

Ahmad Nuryadi
104093002988


v

ABSTRAK

Ahmad Nuryadi – 104093002988 Perancangan Infrastruktur

Jaringan
Network Operation Center (NOC) pada Gedung Fakultas III dengan
Kampus II Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dibimbing
oleh Herlino Nanang dan Zulfiandri
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan
salah satu lembaga kampus yang bergerak dibidang pendidikan. Sebagai instansi
yang bergerak dibidang pendidikan, tentunya harus memberikan sistem informasi
akademik yang terbaik. Oleh karena itu SIMPERTI adalah salah satu usaha untuk
memberikan sistem informasi akademik yang terbaik untuk mahasiswa.
Kebutuhan akan pengembangan sistem informasi itu ditopang penuh
oleh sitem jaringan dan infrastruktur jaringan. Infrasturktur jaringan yang berjalan
selama ini masih banyak gangguan sehingga banyak menghambat dalam proses
pengembangan informasi, terutama pengembangan sistem informasi antara
kampus I dengan kampus II yang sekarang ini infrastruktur jaringannnya

menggunakan

media transmisi wirelees. Sudah diketahui, bahwa kekurangan

wireless sangat menghambat proses lalu lintas data. Oleh karena itu, dalam skripsi
ini,

menganalisis

kelemahan

wireless

dan

mengajukan

pengembangan

infrastruktur jaringan network operation center (NOC) kampus I dengan wisma

syahida kampus II dengan menggunakan fiber optic single mode.

Kata kunci

: Pengembangan Infrastruktur Jaringan, Wireless, Fiber Optic,
Singlemode

Halaman

: (115 + xv)

Daftar Pustaka

: (1994 - 2008)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
atas seluruh rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga
penulis dapat melaksanakan penelitian skripsi ini dan menyelesaikan penulisannya
dengan lancar. Shalawat serta salam selalu tersampaikan kepada Rasulullah
Shalallahu’Alaihi Wasallam, keluarganya, sahabatnya, serta pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman.
Skripsi ini berjudul “Perancangan Infrastruktur Jaringan Network
Operation Center (NOC) pada Gedung Fakultas III dengan Kampus II
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”, yang disusun untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 pada program Studi
Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini, karena
tanpa dukunga dari mereka, penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Mereka yang telah mendukung penulis adalah :
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakrata.
2. Ketua Prodi Sistem Informasi Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom
3. Bapak Herlino Nanang, MT sebagai Pembimbing I penulis yang
memberi banyak masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


vii

telah

4. Bapak Zulfiandri, S.Kom sebagai pembimbing II penulis yang juga telah
memberikan banyak bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Staf IT UIN terutama Bapak Tata Taftadjani yang sudah banyak
membantu penulis ketika analisis langsung di lapangan.
6. Saudara Hadi yang sudah banyak membantu penulis dalam membuat simulasi
7. Saudara Dauz yang sudah membantu dalam memberikan layanan browsing
dalam pencarian materi yang berkaitan.
8. Saudara-saudaraku di Sistem Informasi yang sudah menemani penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, terutama Teza, Sahrul, Marta, Sulton, Calvin dan
teman-teman SI C angkatan 2004 yang lain. Terima kasih
9. Teman-teman WE yang telah membantu menghilangkan kejenuhan penulis
ketika menyusun skripsi, terutama Ambon (Roma) Wahyu (Chelsea) dan
Manchester United dengan Cristiano Ronaldo dan Rooney.
10. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas dukungan dan doanya.
Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi ini
dan penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca
untuk penulisan laporan yang lebih baik lagi, kritik dan saran dapat disampaikan
ke penulis melalui yoga_nuryadi@yahoo.com

semoga skripsi ini dengan izan

Allah dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Amin.
Ciputat, Februai 2009

Ahmad Nuryadi

viii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ..............................................................................................

i

Halaman Judul ................................................................................................

ii

Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................... iii
Halaman Pengesahan Ujian .............................................................................

iv

Halaman Pernyataan .......................................................................................

v

Abstrak ...........................................................................................................

vi

Kata Pengantar ................................................................................................

vii

Daftar Isi .........................................................................................................

ix

Daftar Gambar ...............................................................................................

xiv

Daftar Tabel ..................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1

1.1

Latar Belakang Masalah ...........................................................

1

1.2

Perumusan Masalah .................................................................

3

1.3

Batasan Masalah ......................................................................

3

1.4

Tujuan Penelitian .....................................................................

4

1.5

Manfaat Penelitian ...................................................................

4

1.6

Metode Penelitian dan Pengembangan .....................................

5

1.6.1 Metode Penelitian ...........................................................

5

1.6.2 Metode Pengembangan ...................................................

6

Sistematika Penulisan ..............................................................

7

1.7

ix

BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................

8

2.1

Konsep Jaringan Komputer ......................................................

8

2.2

Pengelompokkan Jaringan Komputer .......................................

9

2.2.1

Jaringan Komputer Berdasarkan Area ...........................

9

2.2.2

Jaringan Komputer Berdasarkan Media Penghantar ...... 11

2.2.3

Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsi ....................... 12

2.3

2.4

Topologi Jaringan Komputer ................................................... 13
2.3.1

Topologi Bus ................................................................ 14

2.3.2

Topologi Ring .............................................................. 15

2.3.3

Topologi Star ............................................................... 19

2.3.4

Topologi Tree .............................................................. 22

2.3.5

Topologi Mesh ............................................................. 24

Model OSI ............................................................................... 26
2.4.1 Layer Aplication .......................................................... 31
2.4.2 Layer Presentation ........................................................ 32
2.4.3 Layer Session ............................................................... 33
2.4.4 Layer Transport ............................................................ 35
2.4.5 Layer Network ............................................................. 35
2.4.6 Layer Data Link ........................................................... 36
2.4.7 Layer Phisical .............................................................. 36

2.5

Fiber Optic (FO) ...................................................................... 38

2.6

Metodologi Penelitian .............................................................. 53
2.6.1 Teknik Pengumpulan Data ........................................... 53

x

2.6.2

Metode Pengembangan Sistem ..................................... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 57
3.1

Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 57

3.2

Metode Pengembangan Jaringan .............................................. 59

3.3

Tentang Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ...................... 60
3.3.1

Sejarah Singkat Univesitas ........................................... 60

3.3.2

Periode Perintisan ......................................................... 61

3.3.3

Periode ADIA (1957-1960) .......................................... 64

3.3.4

Periode Fakultas IAIN Al-Jami’ah Yogyakarta
(1960-1963) ................................................................. 65

3.3.5

Periode IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1963-2002)

67

3.3.6

IAIN With Wider Mandate .......................................... 72

3.3.7

Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(Mulai 20 Mei 2002) ................................................... 74

3.3.8

Visi, Misi, dan tujuan .................................................. 77

3.3.9

Motto .......................................................................... 78

3.3.10 Arah Pengembangan ................................................... 79
3.3.11 Struktur Organisasi ...................................................... 81
3.3.12 Dewan Penyantun ........................................................ 82
3.3.13 Rektor dan Pembantu Rektor ....................................... 82
3.3.14 Senat Universitas ......................................................... 82
3.3.15 Fakultas ....................................................................... 83

xi

3.3.16

Sekolah Pascasarjana .................................................. 83

3.3.17

Lembaga Penelitian .................................................... 84

3.3.18

Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat ...................... 84

3.3.19

Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
(Biro AAK) ................................................................ 84

3.3.20

Biro Perencanaan, Keungan, dan Sistem Informasi
(Biro PKSI) ................................................................ 85

3.3.21

Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian
(Biro A UK) ............................................................... 85

3.3.22

Perpustakaan .............................................................. 86

3.3.23

Pusat Bahasa .............................................................. 86

3.3.24

Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM) ............ 86

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN ................................................ 87
4.1

Analisis Masalah ...................................................................... 87

4.2

Solusi Yang Diusulkan ............................................................ 90

4.3

4.2.1

Kecepatan Fiber Optic ..................................................

90

4.2.2

Proses Transmisi Data pada FO ....................................

91

4.2.3

Perbandingan Harga FO dengan Wireless .....................

92

4.2.4

Perawatan (Maintenance) .............................................

93

4.2.5

Spesifikasi Device ........................................................

95

Tahap Perancangan .................................................................

96

4.3.1 Perancangan Desain Jaringan yang Disusulkan ..............

96

xii

4.3.2 Perancangan Kebutuhan Device .................................... 100
4.4

Simulasi Protoyping ................................................................ 102

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 108
5.1

Kesimpulan ............................................................................

108

5.2

Saran .....................................................................................

109

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110
LAMPIRAN ................................................................................................... 112

xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Upper Layer (Layer Atas) ............................................................ 28
Gambar 2.2 Lower Layer (Layer Bawah) ........................................................ 29
Gambar 2.3 Fungsi Layer ................................................................................ 30
Gambar 2.4 Bagian-bagian Fiber Optic ........................................................... 42
Gambar 2.4 Proses Transmisi Data/Informasi Pada Fiber Optic ...................... 43
Gambar 2.6 Serat Optic ................................................................................... 44
Gambar 2.7 Bagian-bagian Serat Optic Single Mode ....................................... 45
Gambar 2.8 Single Mode ................................................................................ 47
Gambar 2.9 Multi Mode .................................................................................. 55
Gambar 2.10 Ilustrasi Network Development Life Cycle (NDLC) .................. 50
Gambar 4.1 Desain Jaringan NOC Menggunakan Wireless Bridge .................. 88
Gambar 4.2 Proses Transmisi Data/Informasi Pada Fiber Optic ...................... 92
Gambar 4.3 Desain Jaringan NOC Menggunakan Fiber Optic ......................... 96
Gambar 4.4 Jalur Fiber Optic Single Mode Kampus I ..................................... 98
Gambar 4.5 Jalur Fiber Optic Single Mode Kampus II .................................... 99
Gambar 4.6 Jalur Fiber Optic Sngle Mode ...................................................... 101
Gambar 4.7 Tampilan Software Packet Tracer 5.0 ......................................... 102
Gambar 4.8 Proses Pemilihan Switch pada Packet Tracer 5.0 ........................ 103
Gambar 4.9 Proses Pemilihan Fiber Optic pada Packet Tracer 5.0 ................. 104
Gambar 4.10 Proses Pemilihan Device PC Generic pada Packet Tracer 5.0 ... 105
Gambar 4.11 Proses Pemilihan UTP Copper Straight-Trough
pada Packet Tracer 5.0 ............................................................. 106
Gambar 4.12 Proses Simulasi Fiber Optic pada Packet Tracer 5.0 ................. 107

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area .............................................. 10
Tabel 3.1 Pengurus IAIN dan Fakultas pada saat peresmian menjadi IAIN ..... 66
Tabel 3.2 Pimpinan ADIA/IAIN/UIN Jakarta (Lintasan Sejarah) .................... 75
Tabel 4.1 Perbandingan Kecepatan antara FO dengan Wireless ....................... 91
Tabel 4.2 Perbandingan Harga Antara FO dengan Wireless ............................ 92
Tabel 4.4 Perbandingan Perawatan Fiber Optic dengan Wireless ..................... 94

xv

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi sistem informasi sekarang ini semakin
cepat berkembang, termasuk dalam bidang pendidikan. Sehingga untuk
dapat memenuhi kebutuhan perkembangan sistem informasi sekarang ini,
diperlukan proses yang lebih cepat dan efesien dalam memberikan dan
meningkatkan pelayanan.
Teknologi sistem informasi sekarang ini menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari berbagai bidang, Mulai dari bidang ekonomi dengan
e-bussines, bidang pemerintahan dengan e-government, bidang pendidikan
dengan e-learning, dan masih banyak bidang-bidang lainnya yang sangat
tergantung dengan teknologi sistem informasi.
Sejalan dengan kemajuan teknologi sistem informasi, terutama
dibidang pendidikan, karena itulah Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta telah membangun dan mengembangkan teknologi
informasi yang terealisasikan dalam Sistem Informasi Perguruan Tinggi
(SIMPERTI). Dalam memanfaatkan dan merealisasikan simperti, maka
dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang dapat membantu kinerja dari
sistem simperti.

1

2

Di dalam merealisasikan dan memanfaatkan
Perguruan Tinggi
Hidayatullah

Sistem Informasi

( SIMPERTI ), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

telah

membangun

infrastruktur

jaringan

yang

dapat

merealisasikan sistem SIMPERTI tersebut. Akan tetapi dengan seiringnya
waktu berjalan

banyak berbagai macam gangguan yang sering ditemui

terutama dalam sistem jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III
sebagai pusat jaringan / Network Operation Center ( NOC ) dengan kampus II,
yang sekarang ini infrastrukturnya memanfaatkan fasilitas wireless
bridge.
Permasalahan yang menjadi hambatan itu terjadi pada perangkat
wireless,

seperti

gangguan

perubahan

cuaca

yang

mengakibatkan

terputusnya koneksi dari kampus I dengan kampus II, sambaran petir yang
mengakibatkan

rusaknya

perangkat wireless,

Kendala

lainnya yang

mempengaruhi transmisi adalah backbone UTP yang cukup panjang dari
distributor di lantai 1 ke radio (wireless) yang berada di roof gedung
syahida, sementara distributor yang berada dilantai 1 merupakan distributor
fiber optic ke setiap gedung di kampus 2 yang menyebabkan pada saat
puncak akan menjadi kemacetan (bottleneck) dari distributor ke wireless.
Dalam segi perawatan (maintenance) koneksi dengan menggunakan wireless
memerlukan perawatan (maintenance) yang cukup berat dikarenakan
wireless yang berada di atas gedung menjadi rentan terkena petir.

3

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam skripsi ini adalah :
a.

Mengatasi masalah yang sering terjadi berupa :
-

Terputusnya (Disconection) jaringan dari NOC ke kampus II akibat
wireless yang rusak tersambar petir

b.

-

Lambatnya transmisi data

-

Kesulitan dalam perawatan (memaintenance) wireless

Membangun

dan

mengembangkan

infrastruktur

jaringan

yang

menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / Network
Operation Center ( NOC ) dengan kampus II yang terpusat di wisma
syahida dengan menggunakan media transmisi fiber optic, yang
diajukan penulis sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan yang
sekarang ini terjadi.

1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulis hanya membahas
tentang :
a.

Pengembangan infrastruktur jaringan yang menghubungkan gedung
fakultas III sebagai pusat jaringan / Network Operation Center
( NOC) dengan kampus II yang terpusat di wisma syahida dari mulai
permasalahan yang terjadi sampai cara mengantisipasi permasalahan
tersebut.

4

b.

Pembangunan dan pengembangan infrastruktur jaringan ini meliputi
perubahan dari wireless menjadi fiber optic (FO) dan perangkat yang
mendukungnya.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
a.

Untuk mengetahui infrastruktur jaringan yang digunakan oleh
Universitas Islam Negeri Jakarta.

b.

Untuk mengatasi masalah yang selama ini sering terjadi seperti yang
sudah diuraikan dirumusan masalah.

c.

Untuk merealisasikan pembangunan dan pengembangan infrastruktur
jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat
jaringan / Network Operation Center (NOC) dengan kampus II yang
terpusat di wisma syahida.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dalam melakukan penelitian ini adalah:
a.

Bagi Penulis
-

Mengetahui

konsep

dari

pembangunan

dan

pengembangan

infrastruktur jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III
sebagai pusat jaringan / Network Operation Center (NOC) dengan
kampus II yang terpusat di wisma syahida di Universitas Islam
Negeri Jakarta

5

b.

Bagi Universitas :
-

Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap infrastruktur
jaringan yang digunakan.

-

Dapat

meningkatkan

kinerja

sistem

jaringan,

dan

dapat

memperkecil semua masalah dan hambatan yang terjadi sekarang
ini.
b.

Bagi Pemakai
-

Mengefisienkan kinerja staf – staf yang terkait di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

-

Mengefisienkan kinerja rekan-rekan karyawan di tiap-tiap fakultas
yang terkait.

1.6 Metode Penelitian dan Pengembangan
1.6.1

Metode Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian
Pengembangan Infrastruktur Jaringan Network Operation Center
(NOC) pada Gedung Fakultas III dengan Kampus II UIN Jakarta ini
adalah :
a. Studi Pustaka
Pengumpulan data yang bersumber dari berbagai buku yang
menjadi referensi, pedoman penulisan penelitian, skripsi atau
diktat yang menunjang permasalahan yang tidak didapat dalam
penelitian.

6

b. Metode Observasi
Pengumpulan data dan informasi dengan mengambil data serta
dokumentasi di Network Operation Center (NOC) UIN Jakarta,
dan melakukan pengecekan ulang terhadap infrastruktur jaringan
yang menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan
/ Network Operation Center (NOC) dengan kampus II yang
terpusat di Wisma Syahida
c. Metode Wawancara
Penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan data dan
informasi yang berkaitan dengan infrastruktur jaringan network
operation

center

fakultas

III dengan

kampus

II. Serta

permasalahan atau kendala apa saja yang terjadi.
d. Metode Explorasi
Penulis melakukan explorasi ini, melalui internet sebagai bahan
tambahan sekaligus rujukan dalam rangka mendapatkan referensi
terbaru dan acuan untuk melengkapi penulisan skripsi.

1.6.2

Metode Pengembangan
Dalam

penyusunan

skripsi

ini,

penulis

melakukan

metode

pengembangan dengan menggunakan metode network development
life cycle (NDLC).

7

1.7 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, skripsi ini terbagi atas lima bab, yaitu:
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II

LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan secara singkat teori yang berkaitan
dengan pengembangan infrastruktur jaringan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian
yang digunakan dalam pengembangan infrastruktur jaringan
gedung fakultas III network operation center (NOC) dengan
kampus II universitas islam negeri jakarta

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN
Pada bab ini menjelaskan dan menguraikan dari analisis sampai
perancangan

pengembangan

infrastruktur jaringan

Network

Operation Center (NOC) pada gedung fakultas III dengan
kampus II UIN jakarta.
BAB V

PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan,
dan juga berisi saran-saran perbaikan yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas.

8

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Konsep Jaringan Komputer
Menurut definisi, yang dimaksud dengan jaringan komputer
(computer networks) adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah
komputer autonomous. Dalam bahasa yang populer dapat dijelaskan
bahwa jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan
perangkat lain seperti printer, hub, dan sebagainya) yang saling terhubung
satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa
media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa data
akan mengalir dari satu komputer ke komputer lainnya atau dari satu
komputer ke perangkat yang lain, sehingga masing-masing komputer yang
terhubung tersebut bisa saling bertukar data atau berbagi perangkat keras.
(Sofana, 2008 : 3)

Jaringan
komputer

dan

komputer merupakan
teknologi

gabungan

antara teknologi

telekomunikasi. Gabungan teknologi

ini

melahirkan pengolahan data yang dapat didistribusikan, mencangkup
pemakaian database, sofware aplikasi dan peralatan hardware secara
bersamaan, sehingga penggunaan komputer yang sebelumnya hanya
berdiri sendiri, kini telah diganti dengan sekumpulan komputer yang

8

9

terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan
tugasnya, sistem seperti inilah yang disebut jaringan komputer (computer
network). (Sofandi, 2008 : 2)

2.2

Pengelompokkan Jaringan Komputer
2.2.1

Jaringan Komputer Berdasarkan Area
a.

Local Area Network (LAN)
Local Area Network adalah jaringan lokal yang dibuat pada
area tertutup. Misalkan dalam satu gedung atau dalam satu
ruangan. Kadangkala jaringan lokal disebut juga jaringan
privat. LAN biasa digunakan untuk jaringan kecil yang
menggunakan resource bersama-sama, seperti penggunaan
printer secara bersama, menggunakan media penyimpanan
secara bersama. (Sofana, 2008 : 4)

b.

Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network menggunakan metode yang sama
dengan LAN namun daerah cakupannya lebih luas. Daerah
cakupan MAN bisa satu RW, beberapa kantor yang berada
dalam komplek yang sama, satu kota, bahkan satu provinsi.
Dapat dikatakan MAN merupakan pengembangan dari LAN.
(Sofana, 2008 : 4)

10

c.

Wide Arew Network (WAN)
Wide Area Network cakupannya lebih luas dari pada MAN.
Cakupan WAN meliputi satu kawasan, satu negara, satu
pulau, bahkan satu benua. Metode yang digunakan WAN
hampir sama dengan yang digunakan LAN dan MAN.
(Sofana, 2008 : 4)

d.

Internet
Internet adalah interkoneksi jaringan-jaringan komputer yang
ada di dunia. Sehingga cakupannya sudah mencapai satu
planet, bahkan tidak menutup kemungkinan mencakup antar
planet. Koneksi antar jaringan komputer dapat dilakukan
berkat dukungan protokol yang khas, yaitu internet protokol
(IP). (Sofana, 2008 : 5)
Tabel di bawah dapat digunakan untuk sekedar memberikan
gambaran berapa kira-kira luas area LAN, MAN, WAN, dan
Internet.
Tabel 2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area
Jarak /cakupan (meter)

Contoh

Jenis

10 s/d 100

Ruangan

LAN

100 s/d 1000

Gedung

LAN

1000 s/d 10.000

Kampus

LAN

10.000 s/d 100.000

Kota

MAN

100.000 s/d 1.000.000

Negara

WAN

1.000.000 s/d 10.000.000

Benua

WAN

> 10.000.000

Planet

Internet

11

2.2.2

Jaringan Komputer Berdasarkan Media Penghantar
a.

Wire Network
Wire Network adalah jaringan komputer yang menggunakan
kabel sebagai media penghantar. Jadi, data mengalir pada
kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringan komputer
biasanya menggunakan bahan dasar tembaga. Ada juga jenis
kabel lain yang menggunakan bahan sejenis fiber optic atau
serat optik. Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada
LAN. Sedangkan untuk MAN atau WAN menggunakan
gabungan kabel tembaga dan serat optik. (Sofana, 2008 : 6)

b.

Wireless

Network

adalah

jaringan

tanpa

kabel

yang

menggunakan media penghantar gelombang radio atau
cahaya infrared. Saat ini sudah semakin banyak outlet atau
lokasi tertentu yang menyediakan layanan wireless network.
Sehingga pengguna dapat dengan mudah melakukan akses
internet tanpa kabel. Frequensi yang digunakan pada radio
untuk jaringan komputer biasanya menggunakan frequensi
tinggi, yaitu 2.4 GHz dan 5.8GHz. sedangkan penggunaan
infrared umumnya hanya terbatas untuk jenis jaringan yang
hanya melibatkan dua buah komputer tidak sepopuler
gelombang radio. (Sofana, 2008 : 6)

12

2.2.3

Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya jaringan komputer

dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu :
a.

Client Server
Client Server adalah jaringan komputer yang salah satu
(boleh lebih) komputer difungsikan sebagai server atau induk
bagi komputer lain. Server melayani komputer lain yang
disebut client. Layanan yang diberikan biasanya berupa akses
web, e-mail, file, atau yang lain. Client server banyak dipakai
pada internet.

Namun

mengimplementasikan

LAN atau
client

server.

jaringan
Hal

lainbisa
ini

sangat

bergantung peda kebutuhan masing-masing. (Sofana, 2008:6)
b.

Peer to peer
Peer to peer adalah jaringan komputer di mana setiap
komputer bisa menjadi server sekaligus client. Setiap
komputer dapat menerima dan memberikan access dari/ke
komputer lain. Peer to peer banyak diimplementasikan pada
LAN. Walaupun dapat juga diimplementasikan pada MAN,
WAN, namun hal ini kurang lazim. Salah satu alasannya
adalah masalah manajemen dan security. (Sofana, 2008 : 6) Pada
model ini semua komputer atau mesin yang terhubung
mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama. Dalam hal ini
tidak

ada

komputer

yang

menjadi pengendali utama.

13

Setiap host dalam model ini dapat menawarkan layanan ke
peer lain dan juga dapat mengambil layanan dari peer lain.
Model ini cocok untuk jaringan kecil. Fasilitas yang tersedia
untuk model ini adalah berbagi file dan berbagi printer serta
piranti lainnya. (http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008).

2.3

Topologi Jaringan Komputer
Topologi adalah suatu aturan/rules bagaimana menghubungkan
komputer (node) satu sama lain secara fisik dan pola hubungan antara
komponen-komponen

yang

berkomunikasi

melalui

media/peralatan

jaringan, seperti : server, workstation, hub/switch, dan pengkabelannya
(media transmisi data). Ketika kita memutuskan untuk memilih suatu
topologi maka kita perlu mengikuti beberapa spesifikasi tertentu. (Sofana,
2008 : 7)
Ada dua jenis topologi, yaitu physical topology (topologi fisik)
dan logical topology (topologi logika). Topologi fisik berkaitan dengan
layout atau bentuk jaringan, seperti bagaimana memilih perangkat dan
melakukan instalasi perangkat jaringan. Sedangkan topologi logika
berkaitan dengan bagaimana data mengalir didalam topologi fisik. Jika
topologi fisik bagaikan tubuh maka topologi logika dapat diibaratkan
seperti darah yang mengalir dalam tubuh. (Sofana, 2008 : 7)
Ada tiga topologi utama yang menjadi dasar bagi topologi yang
lain, (Sofana, 2008 : 7) yaitu :

14

-

Bus

-

Ring

-

Star

Ada juga yang berpendapat lain bahwa topologi utama untuk LAN ada 5
buah, (Sofana, 2008 : 7) yaitu :
-

Bus

-

Ring

-

Star

-

Tree

-

Mesh

2.3.1

Topologi Bus
Topologi bus sering juga disebut daisy chain atau ethernet bus
topologies. Sebutan terakhir diberikan karena pada topologi bus
digunakan perangkat jaringan atau network interface card (NIC)
bernama ethernet. Jaringan yang menggunakan topologi bus dapat
dikenali dari penggunaan sebuah kabel backbone (kabel utama)
yang menghubungkan semua peralatan jaringan (device). Karena
kebel backbone menjadi satu-satunya jalan bagi lalu lintas data
maka

apabila

kabel

backbone

rusak

atau

terputus

akan

menyebabkan jaringan mati total. (Sofana, 2008 : 9)
Topologi Bus merupakan topologi yang cukup sederhana. Setiap
terminal terhubung ke media sebuah media kabel tunggal, sehingga

15

topologi ini lebih hemat dalam pengkabelannya. Kabel yang
digunakan

antara

lain

RG

58,

RG

11,

dan

RG

8.

(http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008).
Kelebihan dari topologi Bus adalah :
1. Layout kabel sederhana.
2. Pengembangannya cukup mudah.
3. Tidak membutuhkan kendali pusat.
4. Penambahan atau pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa
mengganggu operasi yang sedang berjalan.
Kekurangan topologi Bus adalah :
1. Deteksi dan isolasi kesalahan terbatas.
2. Kepadatan lalu lintas padat.
3. Keamanan data kurang terjamin.
4. Kecepatan akan menurun apabila pengguna bertambah banyak.

2.3.2

Topologi Ring
Topologi ring sangat berbeda dengan topologi bus. Sesuai dengan
namanya, jaringan yang menggunakan topologi ini dapat dikenali
dari kabel bakcbone yang membentuk cincin. Setiap komputer
terhubung dengan kabel backbone. Setelah sampai pada komputer
terakhir maka ujung kabel akan kembali dihubungkan dengan
komputer pertama. (Sofana, 2008 : 21)

16

Topologi Ring merupakan topologi yang setiap terminal yang
terhubung dengan kabel akan memebentuk cincin atau lingkaran.
(http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008).

Kelebihan dari topologi Ring adalah :
1. Hemat kabel.
2. Tidak perlu penanganan bundel kebel secara khusus.
3. Dapat melayani lalu lintas yang padat.
Kekurangan topologi Ring adalah :
1. Peka kesalahan
2. Pengembangan jaringan lebih kaku.
3. Kerusakan pada media atau terminal dapat melumpuhkan
seluruh jaringan.
4. Lambat karena menunggu giliran token.

Cara kerja topologi ring dapat dijelaskan secara sederhana sebagai
berikut (Sofana, 2008 : 22):
Apabila sebuah node ingin mengirim data maka node tersebut
harus menunggu kehadiran token bebas. Token yang sampai di
node pengirim kemudian ”ditempel” data yang akan dikirim.
Selanjutnya data mengalir ke node penerima. Node lain tidak dapat
mengirim data karena token sudah ”tidak bebas”. Setelah sampai di
node penerima, data di-copy-kan dan data mengalir kembali hingga

17

ke node pengirim. Kemudian data ”dimusnahkan”dan token
kembali ”bebas”.
Token dapat diibaratkan seperti sebuah kereta api yang berjalan
pada rel dan berhenti disetiap stasiun. Penumpang dapat naik
kereta api dan kemudian kereta berangkat ke stasiun tujuan.
Setelah tiba penumpang turun dan kereta melanjutkan perjalanan
kembali. Walaupun ilustrasi ini tidak 100% cocok dengan kondisi
sebenarnya, namun mudah-mudahan bisa memberikan gambaran
umum bagaimana topologi ring bekerja.
Hal yang menarik dari topologi ring adalah bagaimana data
mengalir pada media transmisi data. Data mengalir dari satu arah,
bisa searah jarum jam atau sebaliknya. Data mengalir dari satu
node (komputer) ke node lainnnya hingga mencapai tujuan dan
kembali ke node asal. Karena data mengalir satu arah artinya tidak
akan pernah terjadi tabrakan data. Sehingga kecepatan transfer data
relatif stabil. Setiap komputer mendapat giliran megirim data
secara adil. Mekanisme inilah yang disebut dengan token passing
scheme. Jadi, pada topologi ring tidak ada yang namanya collision
detection karena tidak akan pernah terjadi “tabrakan data”. Selain
itu pengiriman data dilakukan

tanpa

menggunakan

alamat

broadcast. Token akan mengalir setiap saat dalam lingkaran
tertutup cincin hingga sebuah node menempelkan data untuk

18

dikirim. Dalam praktinya, adakalanya node lost atau “hilang”. Jika ini
terjadi maka jaringan akan lumpuh total.
Walaupun topologi ring telah dicoba oleh beberapa vendor
komputer dengan banyak variasi, namun IBM diakui sebagai
pelopor jaringan topologi ring dengan model jaringan yang disebut
IBM token Ring. IBM Token ring telah menjadi standar yang
disebut IEEE 802.5.
Instalasi topologi ring relatif lebih sulit dibandingkan dengan bus.
Selain itu, menambah atau mengurangi node pun relatif sukar.
Setiap node memerlukan tepat dua node ”tetangganya” agar
komunikasi data dapat berjalan. Apabila kabel terputus atau ada
node yang rusak maka jaringan akan lumpuh.
Beberapa karakteristik jaringan topologi ring antara lain (Sofana,
2008 : 23) :
-

menggunakan sebuah kabel backbone untuk transmisi data.

-

Kabel yang digunakan berjenis twisted pair.

-

Ujung-ujung kabel backbone akan dihubungkan dengan node
pertama sehingga membentuk cincin atau lingkaran tertutup.

-

Jika kabel putus atau node rusak/crash maka jaringan akan
lumpuh.

-

Pengiriman data menggunakan metode token passing sceme
dan dilakukan becara bergantian pada satu arah saja.

19

-

Tidak pengiriman pesan ke alamat broadcast sehingga tidak
terjadi ”banjir data” atau collision (tabrakan data), jadi
performa jaringan relatif stabil.

-

Rumit dan relatif mahal jika diimplementasikan pada jaringa
kecil.

2.3.3

Topologi Star
Topologi star dikenali dengan keberadaan sebuah sentral berupa
hub yang menghubungkan semua node. Setiap node menggunakan
sebuah kabel UTP atau STP yang dihubungkan dari ethernet card
ke hub. Banyak sekali jaringan rumah, sekolah, pertokohan,
laboratorium, dan kantor yang menggunakan topologi ini. Topologi
star tampaknya yang paling populer di antara semua topologi yang
ada. (Sofana, 2008 : 31)
Pada awal kemunculannya, topologi

star tidak lebih baik

dibandingkan token ring. Hub yang masih digunakan akan
menyebarkan data kesemua

komputer,

walaupun

komputer-

komputer tersebut bukan komputer penerima. Metode pengiriman
data masih sama dengan topologi bus. Baik bus maupun star samasama menggunakan metode CSMA/CD. Jadi, bisa dibayangkan
betapa ”sibuk” dan ”ramainya” lalu lintas data saat sebuah
komputer sedang mengirim data. (Sofana, 2008 : 31)

20

Untuk mengatasi kendala tersebut, dibuatlah perangkat pengganti
hub bernama switch. Switch lebih cerdas dibandingkan dengan
hub. Switcht dapat mempelajari alamat hadrware setiap ethernet
card pada jaringan. Ketika sebuah komputer mengirim data maka
switch akan mengatur agar hanya komputer tujuan saja yang akan
dikirim data. Komputer-komputer yang lain tidak akan dikirim
data. Switch juga dapat mengatur pemakaian media jaringan. Pada
satu

saat,

hanya

sebuah

komputer

saja

yang

diizinkan

menggunakan media untuk pengiriman data. Sehingga kecepatan
maksimal dapat dicapai. (Sofana, 2008 : 31)
Cara kerja topologi star mirip dengan bus. Yang membedakan
hanyalah keberadaan hub atau switch sebagai sentral. Karena setiap
node terhubung dengan hub, manakala ada kabel atau segmen yang
putus, tidak akan menyebabkan jaringan lumpuh. Hanya segmen
itu saja yang putus. (Sofana, 2008 : 32)

Beberapa karakteristik jaringan topologi star antara lain (Sofana,
2008 : 32) :
-

Menggunakan sentral berupa hub atau switch.

-

Kabel yang digunakan berbentuk coaxial, UTP dan STP yang
menghubungkan masing-masing node dengan hub.

21

-

Jika salah satu segmen kabel putus satu atau lebih node crash
maka hanya segmen ini saja yang lumpuh, sementara jaringan
tetap dapat berfungsi.

-

Jika hub atau sentral rusak maka jaringan akan lumpuh.

-

Pengiriman data menggunakan metode CSMA/CD (Carrier
Sense Multi Access/Collision Detection) baseband.

-

Data mengalir pada sebuah kabel secara ”bolak-balik”.

-

Sering terjadi banjir data” dan collision (tabrakan data)
sehingga menurunkan performa jaringan. Namun, hal ini
dapat di antisipasi oleh switch yang dapat mengatur lalu
lintas data sehingga kecepatan maksimal dapat dicapai.

-

Relatif lebih mahal dibandingkan topologi bus, namun proses
instalsi mudah dan cocok diimplementasikan pada jaringan
berskala kecil maupun besar.

Jaringan topologi star disebut sebagai 10BASE-T. Kecepatan data
maksimal sekitar 10 Mbps. Dengan munculnya versi ethernet card
yang mendukung kecepatan 100 Mbps (Fast ethernet atau
100BASE-TX)

hingga

1000 Mbps

(Gigabit

ethernet

atau

1000BASE-T), ditambah pula dengan dukungan switch yang
sesuai, maka topologi star telah menjadi pilihan terbaik bagi
hampir semua kebutuhan pemakai jaringan. (Sofana, 2008 : 33)

22

Topologi star memerlukan sebuah terminal pusat sebagai pusat
kendali, sehingga setiap terminal yang ada akan terhubung dengan
terminal tersebut. (http://leogandawijaya.wikipedia.org, 2008).
Kelebihan dari topologi Star adalah :
1. Pemasangan kabel mudah.
2. Penambahan atau pengurangan terminal sangat mudah.
3. Tidak mengganggu beban jaringan yang lain.
4. Memudahkan deteksi dan isolasi kesalahan.
5. Memudahkan pengelolaan jaringan.

Kekurangan dari topologi Star adalah :
1. Boros kabel.
2. Perlu penanganan khusus bundel kabel.
3. Karena terpusat maka hub akan menjadi eleven yang kritis.

2.3.4.

Topologi Tree
Topologi tree disebut juga topologi star-bus atau star/bus hybrid.
Topologi tree merupakan gabungan beberapa topologi star yang
yang dihubungkan dengan topologi bus. Topologi tree digunakan
untuk menghubungkan

beberapa

LAN

dengan

LAN

lain.

Hubungan antar LAN dilakukan via hub. Masing-masing hub dapat
dianggap sebagai

akar (root) dari masing-masing pohon (tree).

Topologi tree dapat mengatasi kekurangan topologi bus yang

23

disebabkan persoalan broadcast traffi,

dan kekurangan topologi

star yang disebabkan oleh keterbatasan kapasitas port hub. (Sofana,
2008 : 52)
Topologi tree merupakan variasi dari topologi star. Seperti
topologi star, terminal dalam tree dihubungkan ke central hub yang
mengendalikan lalu lintas jaringan. Tetapi tidak semua terminal
terhubung ke central hub. Pertama, ini memungkinkan terminal
yang terhubung ke central hub lebih banyak, dan menambah jarak
jangkauan sinyal. Kedua, dimungkinkan melakukan isolasi dan
prioritas komunikasi dari komputer lain. Hal ini terjadi karena
pemasangan beberapa hub secara cascade menyebabkan terminal
yang terhubung

di hub terbawah akan

memiliki

prioritas

(bandwidth) paling kecil. (http://leogandawijaya. wikipedia.org,
2008).
Kelebihan dari topologi Tree adalah :
1. Pemasangan kabel mudah.
2. Penambahan atau pengurangan terminal sangat mudah.
3. Tidak mengganggu beban jaringan yang lain.
4. Memudahkan deteksi dan isolasi kesalahan.
5. Memudahkan pengelolaan jaringan.
6. Ada penambahan secondary hub
Kekurangan dari topologi Tree adalah :
1. Boros kabel.

24

2. Perlu penanganan khusus bundel kabel.
3. Karena terpusat maka hub akan menjadi eleven yang kritis.

2.3.5

Topologi Mesh
Topologi mesh dapat dikenali dengan hubungan point to point atau
satu-satu

ke setiap

komputer.

Setiap

komputer

terhubung

kekomputer lain melalui kabel, bisa menggunakan kabel coaxial,
twisted pair, bahkan serat optik. Topologi mesh sangat jarang
diimplementasikan. Selain rumit juga boros kabel. Apabila jumlah
komputer semakin banyak maka instalasi kabel jaringan akan
semakin rumit juga. Topologi mesh cocok digunakan pada jaringan
yang sangat kritis. (Sofana, 2008 : 54)
Topologi mesh melibatkan teknik pengiriman data yang lazim
diterapkan pada router. Jika data dikirim pada jaringan mesh maka
komputer akan menentukan route mana yang akan ditempuh.
Hanya salah satu route saja yang digunakan walaupun tersedia
kabel atau rute yang lain. Saat ini sudah banyak orang yang
mengimplemantasikan jaringan wireless atau WLAN. WLAN
merupakan contoh penerapan topologi mesh. Hanya saja media
yang digunakan berupa gelombang elektromagnetik, bukan kabel.
Sebagian ahli menyebutkan bahwa topologi mesh sebenarnya
termasuk dalam kategori point to point. Karena data dapat
langsung dikirim ke komputer tujuan tanpa harus melibatkan

25

komputer lain. Hanya saja bentuk jaringannya rumit. Namun,
ketika salah satu kabel putus maka pengiriman data akan melalui
rute lain. Sehingga mesh tidak cocok dikelompokkan dalam
kategori point to point. Oleh sebab itu, ada pula ahli komputer
yang menyebutkan mesh termasuk dalam kategori ”non permanent
point to point”. (Sofana, 2008 : 55)
Topologi mesh untuk setiap terminal memiliki jalur khusus pointto-point ke terminal lainnya. Dikatakan jalur khusus, karena jalur
itu memang hanya digunakan untuk mentransfer data antara kedua
terminal. (http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008).
Kelebihan dari topologi Mesh adalah :
1. Minimnya masalah lalu lintas jaringan karena penggunaan jalur
khusus.
2. Handal.
3. Kerusakan suatu jalur tidak akan mengganggu keseluruhan
sistem.
4. Privasi dan keamanan terjamin, karena data tidak akan melalui
komputer lain.
5. Identifikasi dan isolasi kerusakan lebih mudah dilakukan.
Kekurangan dari topologi Mesh adalah :
1. Pengkabelan yang rumit.
2. Membutuhkan biaya besar.
3. Jumlah I/O port yang dibutuhkan.

26

Topologi adalah hal yang penting dari desain suatu jaringan.
Jaringan yang baik dapat dibuat manakala kita memiliki
pengetahuan yang memadai tentang peralatan jaringan, media
transmisi, teknik instalasi, yang semuanya tercakup dalam
materi topologi.

2.4

Model OSI
Osi Reference Model for open networking atau model referensi
jaringan terbuka OSI adalah sebuah model arsitektur jaringan yang
dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization
(ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari
Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan “model tujuh
lapis OSI” (OSI sevel layer model). (Sofana, 2008:79)

Model

OSI

disebut

untuk

mengatasi

berbagai

kendala

internetworking akibat perbedaan arsitektur dan protokol jaringan. Dahulu,
komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda sangat sulit
dilakukan. Masing-masing vendor menggunakan protokol dan format yang
berbeda-beda. Sehingga Intenazional Organization for Stadardization
(ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open
System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk
menghubungkan komputer-komputer dari vendor yang berbeda. (Sofana,
2008 : 79)

27

Salah satu fungsi terpenting dari spesifikasi OSI adalah
membantu terjadinya trasfer data antar host yang berbeda. Sebagai contoh,
model OSI memungkinkan terjadinya transfer data di antara komputer
yang menggunakan Unix dam PC atau Mac. (Lammle, 2005 : 9)

OSI bukanlah suatu model yang berbentuk fisik melainkan
sebuah panduan

bagi pembuat aplikasi

agar bisa

membuat

dan

mengimplementasikan apliksi yang bisa berjalan di jaringan. OSI juga
menyediakan

sebuah

kerangka

kerja

untuk

menciptakan

dan

mengimplementasikan standar-standar networking, peralatan, dan skema
internetworking. (Lammle, 2005 : 9)

Tujuan

OSI adalah

untuk memungkinkan

komputer

dan

perangkat lunak yang terkait dan sarana pendukungnya berkomunikasi
dalam

suatu

sarana

yang

tersusun

melalui

berbagai

jaringan

telekomunikasi. (Subiyantoro, 1996 :150)

OSI terdiri atas tujuh layer (lapisan) yang terjadi menjadi dua
group. Tiga layer teratas mendefinisikan bagaimana aplikasi-aplikasi
berkomunikasi satu sama lain dan bagaimana aplikasi berkomunikasi
dengar user. Empat layer dibawahnya mendefinisikan bagaimana data
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Gambar 2.1 memperlihatkan
ketiga layer teratas (untuk selanjutnya disebut “upper layer”) dan

28

fungsinya, dan gambar 2.2 memperlihatkan empat layer dibawahnya
(selanjutnya disebut “lower layer”) beserta

fungsinya. Gambar 2.1

memperlihatkan bahwa pengguna berhubungan dengan komputer pada
application layer di mana layer ini juga bertanggung jawab dalam
komunikasi aplikasi antar host. Perlu diingat bahwa upper layer sama
sekali tidak mengetahui masalah network atau pengalamatan network
karena masalah ini ditangani oleh lower layer. (Lammle, 2005 : 10)

Application



Menyediakan user interface

Presentation




Menyediakan data

Session



Menangani pemrosesan seperti enkripsi
Menjaga agar data dari masing-masing
aplikasi tetap terpisah

Transport
Network
Data link
Physical

Gambar 2.1 Upper layer (layer atas) (Lammle, 2005 : 10)
Pada gambar 2.2 terlihat bahwa empat layer bawah (lower layer)-lah yang
mendefinisikan bagaimana data dilewatkan melalui kabel atau melalui
switch dan router. Lower layer ini juga menentukan bagaimana
membangun kembali arus data yang berasal dari sumber aplikasi ke
aplikasi di host tujuan. (Lammle, 2005 : 10)

29

Beberapa alat network yang beroperasi pada semua layer OSI diantaranya:
-

network management stations (NMS)

-

server web dan aplikasi

-

gateways (bukan default gateway)

-

host network

pada dasarnya ISO bisa dianalogikan seperti Emily Post-nya dunia
protokol network. (Emily Post adalah tokoh abad 19 yang merumuskan
standar-standar etika hubungan sosial di amerika). Seperti Emily Post yang
menulis buku yang menetapkan standar atau protokol untuk interaksi
sosial manusia, ISO membuat referensi model OSI sebagai panduan untuk
protokol network yang bersifat terbuka. Mendefinisikan tata cara dari
model komunikasi, dewasa ini OSI tetap menjadi alat pembandingan yang
paling populer untuk protokol-protokol network. (Lammle, 2005 : 11)

Transport




Network

Data Link



Menyediakan pengalamatan secara logical, yang
digunakan oleh router untuk menentukan rute



Menggabungkan paket menjadi byte dan byte
menjadi frame
Menyediakan akses ke media menggunakan alamat
MAC
Melakukan pendeteksian kesalahan, bukan
pembetulan



Physical

Menyediakan baik metode pengiriman yang dapat
diandalkan maupun tidak
Melakukan perbaikan kesalahan sebelum
pengiriman




Memindahkan bit antar alat
Menspesifikasikan tegangan (volt), kecepatan
kabel (wire speed) dan susunan pin dalam kabel.

Gambar 2.2 Lower layer (layer bawah) (Lammle, 2005 : 11)

30

Model referensi OSI te