Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

29

C. Pembahasan

1. Jumlah Badan Buah Jamur Tiram Putih Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah badan buah jamur tiram putih pada setiap perlakuan berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan pada masing-masing media tanam. Semakin tinggi konsentrasi blotong kering yang diberikan pada media tanam, semakin tinggi pula jumlah badan buah yang dihasilkan. Blotong kering mengandung protein kasar, gula, selulosa, bahan organik, khlor, fosfat, dan serat yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur, karena jamur hidup dengan cara menyerap atau mengambil zat-zat makanan dari organisme lain. Dalam pelaksanaan penelitian, faktor-faktor lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih seperti air, keasaman pH, substrat, kelembaban, suhu udara, dan ketersediaan sumber nutrisi. Air dibutuhkan untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan miselium membentuk tubuh buah. Pada umumnya, pertumbuhan spora dan miselium jamur membutuhkan kelembaban udara yang optimal Nunung, 2001. Pada perlakuan B media tanam 1 kg tanpa pemberian blotong kering dan B 1 media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,01 kg menunjukkan pertumbuhan badan buah yang kurang baik dengan nilai rata- rata hanya mencapai 5,667 – 6,667 buah. Hal ini disebabkan karena kurangnya unsur hara yang dibutuhkan jamur, sehingga pertumbuhannya tidak optimal. Pada perlakuan B 2 media tanam 1 kg dengan pe mberian blotong kering 0,02 kg menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan 30 perlakuan B dan B 1 . Nilai rata -rata jumlah badan buah jamur tiram putih pada perlakuan B 2 mencapai 8,333 buah. Hal ini disebabkan adanya peningkatan konsentrasi bahan organik yang terkandung dalam blotong kering. Pada perlakuan B 3 media tanam 1 kg dengan pe mberian blotong kering 0,03 kg memiliki nilai rata-rata jumlah badan buah sebesar 9,667 buah. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi blotong kering dapat meningkatkan produktivitas pertumbuhan jamur tiram putih. Zat-zat hara makanan dari blotong kering tersebut diserap oleh spora untuk tumbuh menjadi mise lium dan tumbuh menjadi jamur dewasa Soenanto, 2001. Hal ini disebabkan karena jamur tiram putih merupakan tumbuhan yang tidak mengandung klorofil, sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Oleh karena itu jamur meme rlukan zat-zat makanan dari organisme lain khususnya dari blotong kering. Pertambahan jumlah badan buah jamur tiram putih yang paling nyata perbedaannya terjadi pada perlakuan B 4 media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,04 kg yang memiliki nilai rata-rata 10,333 buah. Hasil uji BNT Tabel 4. 4 menunjukkan bahwa perlakuan yang menghasilkan jumlah badan buah paling banyak adalah pada perlakuan B 4 media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,04 kg dengan nilai rata-rata 10,333 buah. Pember ian blotong kering yang paling efektif dapat meningkatkan prodiktivitas pertumbuhan jamur tiram putih adalah pada perlakuan B 4 media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,04 kg. Hal ini 31 disebabkan karena pemberian blotong kering dengan konsentrasi 0,04 kg pada media tanam 1 kg memiliki kandungan fosfat, selulosa, protein kasar, gula, serat dan bahan organik yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sehingga menghasilkan jumlah badan buah paling banyak. Pertumbuhan jamur tiram putih dapat berlangsung dengan optimal jika media tanam banyak mengandung unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh jamur. 2. Berat Basah Jamur Tiram Putih Penimbangan berat basah dilakukan pada setiap pemetikan dengan cara menimbang jamur setiap panen. Penimbangan berturut-turut menghasilkan berat rata-rata 68,333 g, 73,333 g, 76,667 g, 81,667 g, dan 91,667 g pada perlakuan B , B 1 , B 2 , B 3 , dan B 4 . Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa berat basah jamur tiram putih pada setiap perlakuan menunjukkan adanya perbedaan. Semakin tinggi konsentrasi pemberian blotong kering, semakin tinggi pula rata-rata berat basah jamur tiram putih yang dihasilkan. Pada perlakuan B media tanam 1 kg tanpa pemberian blotong kering, B 1 media tanam 1 kg dengan pe mberian blotong kering 0,01 kg, dan B 2 media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,02 kg menunjukkan berat basah jamur tiram putih memiliki nilai yang lebih rendah dengan nilai rata-rata yaitu hanya mencapai 68,333 g, 73,333 g, dan 76,667g. Hal ini disebabkan karena kurangnya ketersediaan unsur hara dalam media tanam yang dibutuhkan jamur, sehingga pertumbuhan jamur kurang optimal. 32 Pada perlakuan B 3 media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,03 kg, berat basah jamur tiram putih menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan perlakuan B , B 1 , dan B 2 . Nilai rata-rata berat basah jamur tiram putih pada perlakuan B 3 mencapai 81,667 g. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan konsentrasi bahan organik yang terkandung dalam blotong kering. Pertambahan berat basah jamur tiram putih paling tinggi terjadi pada perlakuan B 4 media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,04 kg dengan nilai rata-rata sebesar 91,667 g. Pemberian blotong kering dengan konsentrasi 0,04 kg banyak mengandung unsur hara seperti selulosa, khlor, fosfat, protein kasar, serat, gula dan lain-lain, sehingga baik bagi pertumbuhan jamur tiram putih Martina, 2004 . Dari hasil uji anava satu jalur Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pemberian blotong kering dapat meningkatkan produktivitas berat basah jamur tiram putih. Hasil uji BNT Tabel 4. 6 menunjukkan bahwa perlakuan yang menghasilkan berat basah jamur tiram putih paling tinggi adalah pada media tanam dengan pemberian blotong kering 0,04 kg perlakuan B 4 . Pemberian blotong kerin g yang paling efektif dapat meningkatkan produktivitas jamur tiram putih adalah pada perlakuan B 4 media tanam 1 kg dengan pemberian blotong kering 0,04 kg. Hal ini disebabkan karena pemberian blotong kering 0,04 kg pada media tanam 1 kg memiliki kandungan fosfat, gula, bahan organik, protein kasar, selulosa, dan serat yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sehingga menghasilkan berat basah jamur tiram putih paling tinggi. 33 Unsur hara tambahan seperti larutan gula menyebabkan produksi menjadi lebih tinggi, masa panen lebih panjang dan jamur yang dihasilka n akan lebih besar dan sukulen. Pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu bibit jamur, substrat penanaman, kondisi lingkungan, dan bahan media. Subtrat penanaman sangat berpengaruh terhadap perkembangan jamur karena berhubungan dengan kandungan nutrien dan derajat keasaman pH Suriawiria, 2001. 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

5 81 121

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon, Ampas Tebu Dan Arang Sekam.

0 2 15

PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus.Jacq ).

0 1 13

PENDAHULUAN PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus.Jacq ).

0 1 5

PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus PADA MEDIA SERBUK KAYU.

0 1 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus PADA MEDIA SERBUK KAYU.

0 2 5

PENGARUH PENAMBAHAN BLOTONG DAN AMPAS TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA SERBUK GERGAJI SENGON

0 0 12

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

0 0 33

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

0 0 8

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

0 0 16