Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Devidend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN AKUNTANSI
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM DEVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) OLEH:
NAMA : SRY WAHYUNI NIM : 060503040
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Medan 2011
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul, “Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya sendiri
dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh
mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S1 Reguler Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan
informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, dan benar apa adanya.
Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Juli 2011 Yang Membuat Pernyataan,
Sry Wahyuni NIM. 060503040
(3)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan izin Allah SWT akhirnya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Skripsi
ini berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Adapun tujuan dari disusunnya skripsi ini guna memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Departemen Akuntasi Universitas Sumatera Utara. Semoga dengan
terselesaikannya skripsi ini dapat memberi sumbangsih bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dan bagi para pembaca.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah mendorong dan mendukung penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini, baik dukungan moril maupun materil.
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara,
2. Bapak Firman Syarif, SE, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi S1
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Mutia Ismail, MM, Ak.
selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.,
3. Bapak Drs. Wahidin Yasin, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan,
(4)
4. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. dan Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak.
selaku dosen penguji dan pembanding yang telah banyak memberikan
masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini,
5. Seluruh staf pengajar Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat
berguna kepada penulis serta seluruh staf pegawai dan administrasi di Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Ayah dan Ibunda tersayang, Nur Edy dan (almh) Fransiska, yang selalu
melimpahkan doa dan harapannya yang tak terhingga kepada penulis. Terima
kasih atas segala yang telah diberikan sejak penulis kecil hingga lulus kuliah.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kerja keras
Mama Papa dengan Surga-Nya
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan
acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi
para pembaca.
Medan, Juli 2011 Penulis
Sry Wahyuni NIM. 060503040
(5)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), dan Growth Potential terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini menggunakan 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009 sehingga diperoleh 81 sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs
dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji F dan uji t. Uji F (ANOVA) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Sementara uji t ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CP, DER, ROA, dan Growth Potential secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap DPR. Sementara secara parsial hanya ROA dan Growth Potential yang mempengaruhi DPR.
Kata Kunci : Dividend Payout Ratio, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Growth Potential
(6)
ABSTRACT
The purpose of this research is to investigate the influence of Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), and Growth Potential to Dividend Payout Ratio on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.
This study used 27 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2007-2009 period in order to obtain 81 samples. The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data, obtained from the site www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data collected will be analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression with F test and t test. F test (ANOVA) was used to determine the effect of free variables to the dependent variable simultaneously. While T test was aimed to determine the effect of free variables to the dependent variable partially.
The result of this research indicates that CP, DER, ROA, and Growth Potential have simultaneously significant influence to DPR. That only ROA and Growth Potential have partically significant influence to DPR.
Keywords : Dividend Payout Ratio, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Growth Potential
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN……….i
KATA PENGANTAR………...ii
ABSTRAK……….iv
ABSTRACT………...v
DAFTAR ISI………..vi
DAFTAR TABEL………..ix
DAFTAR GAMBAR……….x
DAFTAR LAMPIRAN……….xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………..1
B. Perumusan Masalah………...4
C. Batasan Penelitian………..4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian………..4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Dividend Payout Ratio………..6
2. Kebijakan Dividend……….7
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu………..11
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual………..13
(8)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian………..16
B. Populasi dan Sampel Penelitian………...16
C. Jenis Data………..18
D. Teknik Pengumpulan Data………18
E. Definisi Operasional………..18
F. Metode Analisis Data……….20
G. Jadwal Penelitian………...26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………..27
B. Analisis Data Penelitian 1. Analisis Data Deskriptif………37
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data………...39
b. Uji Multikolineritas………42
c. Uji Autokorelasi……….43
d. Uji Heteroskedastisitas………...44
3. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinan (R2)………..45
b. Uji Signifikan Simultan (F-test)………46
c. Uji Signifikan Parsial (t-test)……….49
(9)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 55
B. Keterbatasan Penelitian...56
C. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA... 58
(10)
DAFTAR TABEL
Nama Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 12
Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 17
Tabel 4.1 Data Dependent Variabel – Y... 28
Tabel 4.2 Data Independent Variabel – X1... 30
Tabel 4.3 Data Independent Variabel – X2... 32
Tabel 4.4 Data Independent Variabel – X3... 34
Tabel 4.5 Data Independent Variabel – X3... 36
Tabel 4.6 Uji Statistik Deskriptif... 38
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data (Kolmogorov Smirnov -test) ... 40
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas ... 42
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi ... 43
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi (R2) ... 45
Tabel 4.11 Uji ANOVA (F-test)... 47
Tabel 4.12 Koefisien Uji ANOVA ... 48
(11)
DAFTAR GAMBAR
Nama Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 14
Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Histogram ... 41
Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Plot... 41
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran Judul Halaman
(13)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), dan Growth Potential terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini menggunakan 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009 sehingga diperoleh 81 sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs
dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji F dan uji t. Uji F (ANOVA) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Sementara uji t ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CP, DER, ROA, dan Growth Potential secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap DPR. Sementara secara parsial hanya ROA dan Growth Potential yang mempengaruhi DPR.
Kata Kunci : Dividend Payout Ratio, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Growth Potential
(14)
ABSTRACT
The purpose of this research is to investigate the influence of Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), and Growth Potential to Dividend Payout Ratio on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.
This study used 27 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2007-2009 period in order to obtain 81 samples. The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data, obtained from the site www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data collected will be analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression with F test and t test. F test (ANOVA) was used to determine the effect of free variables to the dependent variable simultaneously. While T test was aimed to determine the effect of free variables to the dependent variable partially.
The result of this research indicates that CP, DER, ROA, and Growth Potential have simultaneously significant influence to DPR. That only ROA and Growth Potential have partically significant influence to DPR.
Keywords : Dividend Payout Ratio, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Growth Potential
(15)
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai pengaruh terhadap para
pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para
pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil
karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan pemegang
saham terhadap perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian pemegang saham
dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Setiap perusahan selalu
menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut dan juga dapat
membayarkan dividen kepada pemegang saham. Setiap perusahaan harus dapat
mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana untuk memenuhi kepentingan
pemegang saham dan perusahaan itu sendiri karena keputusan tersebut
mempunyai pengaruh yang menentukan nilai perusahaan.
Pasar modal merupakan suatu wahana yang mempertemukan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan
yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Melihat
perkembangan pasar modal yang dikaitkan dengan pengaruh global, krisis yang
melanda Indonesia saat ini, tantangan yang di hadapi semakin berat dan prospek
perusahaan yang semakin tidak jelas (uncertainly), secara langsung
(16)
yang semakin sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham
perusahaan yangn dijual di bursa efek. Saham perusahaan sebagai komoditi
investasi tergolong beresiko tinggi karena sifat komoditinya yang sangat peka
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik diluar maupun didalam negeri.
Perubahan dibidang politik, ekonomi, monoter, maupun perubahan yang terjadi
dalam perusahaan itu sendiri perubahan tersebut dapat berdampak positif dan
dapat pula berdampak negatif.
Tingkat dividen yang semakin tinggi dibayarkan, berarti semakin sedikit laba
yang ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan
perusahaan. Perusahaan yang ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya
tetap di dalam perusahaan, berarti bagian dari laba yang tersedia untuk
pembayaran dividen akan semakin kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
makin tingginya Dividen Payout Ratio (DPR) yang ditetapkan oleh perusahaan,
makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan
yang ini akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:265).
Pertimbangan besarnya dividen payout ini diduga sangat berkaitan dengan
kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus,
diharapkan mampu unutuk menetapkan besarnya dividen payout yang mana
besarnya sesuai dengan harapan pemegang saham yaitu mendapatkan dividen
dalam jumlah yang besar. Kinerja keuangan perusahaan dibaca melalui laporan
keuangan, dengan menganalisis rasio keuangan dari laporan keuangan tersebut.
(17)
analisis) merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling popular dan
banyak digunakan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) dengan mengambil sampel
perusahaan publik yang terdaftar di BEJ pada tahun 1991-1996 yang meneliti
pengaruh posisi kas, DER, potensi pertumbuhan (growth potential), ukuran
perusahaan (firm size), kepemilikan dan profitabilitas (ROA) terhadap DPR
menunjukkan bahwa posisi kas dan DER merupakan faktor yang paling dominan
mempengaruhi DPR perusahaan publik yang terdaftar di BEJ, sedangkan variabel
lainnya tidak cukup signifikan.
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian penulis adalah
perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ.
Variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini yakni cash position, debt to equity
ratio, return on assets, firm size, dan growth potential.
Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
menganalisis rasio-rasio keuangan yang diduga berpengaruh terhadap dividend
payout. Maka penulis akan menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah yang
berbentuk skripsi dengan judul “Analisis Faktor–faktor yang Dipertimbangkan
Dalam Dividen Payout Ratio pada Perusahaaan Manufaktur yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
(18)
II. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan pada sub bab
sebelumnya, rumusan pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Apakah faktor posisi kas (Cash position), Debt to Equity Ratio (DER), Return
on Assets, dan potensi pertumbuhan (growth potential) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia (BEI).
III. Batasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai batasan data yang diambil yakni tahun 2007 – 2009
dengan sampel yang dikumpulkan baik secara cross section maupun time series.
IV. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris
tentang pengaruh faktor posisi kas (cash position), debt to equity ratio
(DER), Return on Assets (ROA), dan potensi pertumbuhan (growth potential)
berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan
(19)
b. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Bagi penulis, dapat menambah dan memperluas wawasan ilmu
pengetahuan tentang pasar modal Indonesia.
b. Bagi Investor, dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dalam
mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi sehubungan
dengan harapan para pemegang untuk mendapat dividen atas
sejumlah dana yang diinvestasikan.
c. Bagi emiten, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran kinerja manajemen.
d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Dividend Payout Ratio
Gitman (2003:570) mengatakan bahwa “dividen payout ratio indicates
the percentage of each dollar earned that is distributed to the owners in the form of cash, it is calculated by dividing the firm’s cash dividend pershare by its earning per share.
Keown, et all (2005:607) mengatakan bahwa “dividend ratio is the
amount of dividends relative to the company’s net income or earning per share.
Menurut Tjiptono dan Hendy (2006:201), ” Rasio pembayaran deviden
(dividend payout ratio – DPR), atau cukup disebut payout ratio merupakan
rasio yang mengukur perbandingan dividen terhadap laba perusahaan”.
Menurut Sudjaja dan Inge (2002:387), Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen antara lain:
a. Faktor hukum
1. Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa deviden
dapat dibayar dari tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan.
2. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal.
(21)
yang berasal dari modal membagikan investasinya bukan
membagikan keuntungannya.
3. Peraturan mengenai tak mampu bayar, perusahaan boleh tidak
membayar deviden jika tidak mampu (jumlah hutang lebih besar
daripada jumlah harta).
b. Posisi likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang
diperlukan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun
terdahulu sudah diinvestasikan dalam bentuk mesin dan peralatan,
persediaan dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk
tunai.
c. Membayar pinjaman
Perusahaan jika telah mambuat keputusan untuk memperluas
usahanya atau untuk membiayai lainnya maka ia dapat melunasi
pinjamannya pada saat jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan
cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu nantinya. Jika
diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya harus
ada laba ditahan.
d. Kontrak pinjaman
Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjaman jangka
panjang, seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen tunai.
(22)
Pertumbuhan perusahaan akan semakin besar kebutuhan dananya
untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Dana semakin
banyak dibutuhkan dikemudian hari, semakin banyak laba yang.
f. Tingkat pengembalian
Tingkat pengembalian atas asset menentukan pembagian laba dalam
bentuk deviden yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik
ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun ditempat lain.
g. Stabilitas keuntungan
Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur sering kali dapat
memperkirakan keuntungan dikemudian hari. Maka perusahaan
seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya
dalam bentuk dividen dengan persentase yang lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.
h. Pasar modal
Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan profitabilitas yang
tinggi dan keuntungan teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar
modal atau memperoleh macam-macam dana dari luar untuk
pembiayaannya. Perusahaan kecil yang masih baru atau agak
gegabah adalah terlalu beresiko bagi calon debitur.
i. Kendali perusahaan
Perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intern
maka pembayaran deviden akan berkurang. Kebijakan ini dijalankan
(23)
biasa akan mengurangi pengendalian atas perusahaan itu oleh
golongan pemegang saham yang kini sedang berkuasa.
j. Keputusan kebijakan dividen
Perusahaan ingin mempertahankan dividen perlembar saham pada
tingkat yang konstan tetapi naiknya dividen selalu terlambat
dibandingkan dengan naiknya keuntungan, artinya dividen itu baru
akan dinaikkan jika sudah jelas bahwa meningkatnya keuntungan itu
benar-benar mantap dan nampak cukup permanen
Menurut Riyanto (2001), faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan dalam kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain:
1. Posisi likuiditas
2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang
3. Tingkat perluasan perusahaan
4. Pengawasan terhadap perusahaan
2. Kebijakan Devidend
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan keputusan pendanaan perusahaan dan juga merupakan keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan ditahan untuk
menambah modal guna pembiayaan di masa yang akan datang. Rasio
pembayaran deviden menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen
(24)
Laba ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan
sebagai deviden menjadi lebih kecil. Persentase dari pendapatan yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash Dividen Payout Ratio.
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau
menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Kebijakan
dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan keseimbangan
diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga
memaksimumkan harga saham (Astuti, 2004:144).
Secara umum ada tiga kebijakan dividen, yaitu:
a. Kebijakan dengan persentase tetap pembayaran deviden tunai
b. Kebijakan dividen biasa
c. Kebijakan dividen rendah plus ekstra
Prosedur pembayaran dividen yang sebenarnya sebagai berikut (Brigham
dan Houston, 2001:84):
a. Tanggal pengumuman (declaration date)
b. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date)
c. Tanggal ex dividen (ex-dividend date)
d. Tanggal pembayaran (payment date)
Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan dividen dikemukan oleh
Suherli dan Harahap (2004:230) yang telah teruji secara empiris, yaitu:
a. Smoothing Theory
Teori ini dikembangkan oleh Lintner. Lintner mengatakan bahwa jumlah dividen tergantung akan keuntungan perusahaan sekrang dan dividen tahun sebelumnya.
(25)
Teori ini diperkenalkan oleh miller dan modligani dalam makalahnya dividend irrelevance Preposition. Makalah tersebut menjelaskan bahwa dalam dunia tanpa pajak, dan tidak diperhitungkannya biaya transaksi serta dalm kondisi pasar yag sempurna, maka kebijakan dividen tidak akan memberikan pengaruh apapun pada harga pasar saham tersebut.
c. Bird in the Hand Theory
Gordon mengemukakan bird in the hand theory. Gordon
mengatakan bahwa dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai dividen di masa depan (it can fly)
d. Tax Preparance Theory
Teori ini diungkapkan oleh bhattacharya yang menjelaskan bahwa berkaitan dengan pajak, investor lebih memilih pembayaran dividen yang rendah dibandingkan dividen yang tinggi.
e. Clientele Effegt Theory
Teori ini diungkapkan oleh Black dan Scholes yang mengasumsikan jika perusahaan membayar dividen, investor seharusnya mendapatkan keuntungan dari dividen tersebut untuk menghilangkan konsekuensi negatif dari pajak.
B. Tinjauan Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dari penelitian ini adalah:
1. Agung Baruno (2005)
Penelitian yang dilakukan oleh Agung Baruno (2005) berjudul “Analisis
Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Devidend Payout Ratio (DPR)
pada Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Variabel
independen dari penelitian tersebut adalah cash ratio (CR), return on assets
(ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER) dan deviden
payout ratio satu tahun sebelumnya (DPRt-1). Untuk menguji ada tidaknya
(26)
Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa ada konsistensi hubungan
yang signifikan dan positif.
2. Sutrisno (2001)
Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) berjudul, “Analisis
Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Devidend Payout Ratio (DPR)
pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”.
Variabel independen dari penelitian tersebut adalah pengaruh posisi kas,
DER, potensi pertumbuhan (growth potential), ukuran perusahaan (firm size),
kepemilikan dan profitabilitas (ROA) terhadap DPR menunjukkan bahwa
posisi kas dan DER merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi
DPR perusahaan publik yang terdaftar di BEJ, sedangkan variabel lainnya
tidak cukup signifikan.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Variabel Metodologi
Penelitian Hasil penelitian Agung Baruno (2005) Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Devidend Payout Ratio pada Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
cash ratio
(CR), return on
assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), firm size (FS),
dan deviden
payout ratio
satu tahun sebelumnya (DPRt-1
F-test dan t-test. ) sebagai variabel Hasil penelitian menunjukkan, untuk PT Telkom hanya posisi kas, ROI, dan FS yang
berpengaruh terhadap DPR, sedangkan untuk PT Indosat, hanya posisi kas, ROE, DER, dan DPR satu tahun sebelumnya
(27)
independen (X) dan Devidend Payout Ratio sebagai variabel dependen (Y) Sutrisno (2001) Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) pada
Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pengaruh posisi kas, DER, potensi pertumbuhan (growth potential), ukuran perusahaan (firm size), kepemilikan dan profitabilitas (ROA) sebagai variabel independen (X) dan Devidend Payout Ratio sebagai variabel dependen (Y)
F-test dan t-test.
Hasil penelittian menunjukkan bahwa posisi kas dan DER merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi DPR
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sistensi atau ekstrapolasi dari tinjauan
teori yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan
merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta
merumuskan hipotesis.
H1
Cash Position (posisi kas)
(28)
H2
H3
H4
Gambar 2.1
Skema Kerangka Konseptual
Cash Position (CP) merupakan posisi kas suatu perusahaan dan faktor
penting yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan untuk
menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan.
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya melalui modal sendiri. Peningkatan
kewajiban akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih, termasuk dividen
yang di bayarkan, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada
pembagian dividen.
Return On Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam total aktiva dalam menghasilkan laba perusahaan.
Growth Potensial (GP) merupakan kemampuan perusahaan untuk
bertumbuh. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan yang semakin cepat,
maka makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan
perusahaan tersebut.
Debt to equity ratio (DER)
(X2)
Return on Assets (ROA)
(X3)
Growth Potential
(X4)
Dividend Payout Ratio
(29)
Dividen Payout Ratio (DPR) yaitu yang mencerminkan kemampuan
perusahaan untuk melakukan pembayaran deviden setiap tahun kepada
pemegang saham.
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian oleh karena jawaban yang diberikan masih berdasar pada teori
yang relevan belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2003 : 51).
Penulis sesuai dengan kerangka konseptual merumuskan hipotesis
sebagai berikut :
H1 : Cash Positon (CP) berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR),
H2 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR),
H3 : Return On Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR),
H4 : Growth Potential berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend
(30)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain asosiatif, untuk menganalisis
hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu
variabel mempengaruhi lain (Umar, 2003:30).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian,
segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2008:75). Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan
sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria pengambilan sampel yang
ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI selama periode pengamatan, yaitu
pada tahun 2007-2009.
2. Perusahaan tersebut melaporkan laporan keuangan lengkap selama
periode 2007-2009.
3. Perusahaan tersebut telah membayarkan dividen selama periode
(31)
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi sampel
dalam penelitian ini berjumlah 27 dari total 152 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI dari tahun 2007-2009 yang diperoleh dari lampiran i.
Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan Sampel
1 AQUA PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 2 ASGR PT. Astra Graphia Tbk.
3 ASII PT. Astra International Tbk. 4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 6 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 7 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. 8 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. 9 HEXA PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk. 10 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk. 11 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 12 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk.
13 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 14 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk.
15 LTLS PT. Lautan Luas Tbk. 16 MERK PT. Merck Tbk. 17 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
18 MTDL PT. Metrodata Elektronik Tbk. 19 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
20 SMGR PT. Semen Gresik Tbk.
21 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 22 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.
23 TOTO PT. Surya Toto Tbk. 24 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 25 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 26 UNVR PT. Unilever Tbk.
27 UNTR PT. United Tractors Tbk.
(32)
C. Jenis Data
Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data diukur dalam suatu
skala numerik (Kuncoro, 2003:140), dan merupakan data sekunder, yaitu data
penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara
(Indriantoro, 2002:147), yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
dan dari lokasi penyimpanan data di mana saja di luar perusahaan. Data yang di
butuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data sekunder eksternal yang disusun oleh suatu
entitas selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan (Indriantoro, 2002;149).
Metode pengumpulan data sekunder secara manual berdasarkan lokasi eksternal,
yaitu penyimpanan data dimana saja di luar perusahaan.
E. Defenisi Operasional
Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat (variabel dependent ;
Y) dan variabel bebas (variabel independen; X).
1. Variabel Independen
a. Posisi kas (Cash Position)
Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin
kuat posisi kas perusahaan berarti semakin besar kemampuan untuk
(33)
antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak (Stanley dan
Geofrey, 1987 dalam Sutrisno, 2001:5).
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal,
rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang,
dimana semakin tinggi ini menggambarkan gejala yang kurang baik
bagi perusahaan, rasio ini dihitung dengan rumus (Sartono, 2001: 66) :
Sendiri M
Total
Hutang Total
DER
odal =
c. Profitabilitas
Penelitian profitabilitas ini diukur dari ROA. Rasio ini mengukur
pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil
pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja
manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan laba. Rasio ini dihitung dengan rumus (Sartono, 2001 :
122)
Laba Bersih Setelah Pajak ROA =
Total Aktiva
d. Growth Potensial (Potensi Pertumbuhan )
Potensi pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk
bertumbuh. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan yang semakin
cepat, maka makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai
(34)
Indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat pertumbuhan
yang diatur pada setiap tahun dalam total asset (Chang dan Rhee, 1990
dalam Sutrisno, 2001 : 5 ) yaitu :
1 1 − − − = t t t TA TA TA GP
Dimana : GP : Growth Potential
TA : Total Assets tahun t
TA : Total Asssets tahun t-1
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel terikat (variabel dependen) adalah dividen payout ratio (DPR)
yaitu yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melakukan
pembayaran deviden setiap tahun kepada pemegang saham. Rasio
pembayaran deviden dapat diukur dengan membandingkan deviden kas
perlembar saham dengan laba yang diperoleh perlembar saham (Sudjaja dan
Inge, 2002 : 391).
Rumus dividen payout ratio (DPR) adalah :
saham lembar per Laba lembar per tunai Dividen DPR =
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
(35)
yaitu suatu metode analisis dimana data-data yang ada dan
digolong-golongkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan
pengujian data yaitu asumsi klasik, meliputi:
a. Uji Normalitas data
Menurut Ghozali (2005: 111), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini.
1. Uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji ini terdapat pedoman yang
digunakan dalam pengambilan keputusan.
a. Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi data tidak
normal.
b. Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi data normal
Menurut Erlina (2008: 104) ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu :
a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang
outlier ke suatu nilai tertentu.
2. Histogram, yaitu pengujian dengan menggunakan ketentuan
bahwa data normal berbentuk lonceng (Bell Shaped). Data yang
baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data
menceng ke kanan atau menceng ke kiri berarti menunjukkan
(36)
3. Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan
adalah :
a. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas,
b. jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji multikolineritas
Menurut Ghozali (2005: 91), uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak orthogonal. Variabel-variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas maka konsekuensinya adalah: (1) koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, (2) nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi menurut Ghozali (2005:91) dapat dilihat dari:
1. nilai tolerance dan lawannya,
2. variance inflation factor (VIF).
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih
(37)
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi atau kesalahan penggangu pada periode t dengan
kesalahan periode t-1.. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepajang tahun satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan
pada time series. Pada data crossection, masalah autokorelasi relative
tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi
atau tidaknya autolorelasi dapat dilihat dengan menggunakan uji
Durbin-Watson.
1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du)
dan (4-du) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti
tidak ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower
bound(dl) maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol
berarti ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl) maka koefisien
autokorelasi lebih kecil daripada nol berarti ada autokorelasi
(38)
4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah
(dl) atau DW terletak antar (4-du) dan (4-dl) maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005: 105), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Jika varian dari residual atau pengamatan ke penagmatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homokedastisitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat
dilihat dari grafik Scatterplot dengan menggunakan SRESID dan ZPRED
pada software SPSS. Dasar pengambilan keputusannya:
1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit) maka mengindiksikan telah terjadi
heterokedastisitas,
2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heterokedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan analisis regresi linier berganda untuk menganalisis
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi
(39)
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 +b4x4 + e Keterangan :
Y = Dividend Payout Ratio (DPR)
a = konstanta
b1-7 = koefisien regresi variabel independen
x1 = Cash Position (CP)
x2 = Debt to Equity Ratio (DER)
x3 = Return On Asset (ROA)
x4 = Growth Potential
e = Error
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan:
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) / Regresi
Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti
terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan
berkisar antara nol sampai dengan 1 (0 ≤ R2≤ 1). Hal ini berarti bila R2 = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen, bila R2 semakin mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
(40)
b. Uji signifikansi simultan (F-test)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai
berikut:
H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5 %
H0 diterima dan Haditolak jika F hitung > F tabel untuk α = 5 %
c. Uji signifikansi parsial (t-test)
Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan
ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima dan Haditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5 %
H0 diterima dan Haditolak jika t hitung > t tabel untuk α = 5 %
G. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan oleh penulis sejak Juli 2010 sampai selesai. Penulis
mengambil data dari Indonesian Capital Market Direction (ICMD) dan laporan
(41)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian
Data penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan
yang menjadi sampel dengan periode pengamatan tahun 2007-2009. Objek
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Pada tanggal 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
Bursa Efek Surabaya (BES) resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI). Pada tahun 2007-2009 perusahaan yang dijadikan sampel masih terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (BEJ), tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2010
maka peneliti menggunakan nama Bursa Efek Indonesia (BEI). Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 17. Adapun informasi yang dibutuhkan dari laporan
keuangan perusahaan adalah informasi yang berhubungan dengan variabel
penelitian yang disajikan dalam lampiran ii.
Setelah melakukan pengolahan terhadap data laporan keuangan periode
2007-2009 dari perusahaan yang dijadikan sampel dengan menggunakan Microsoft
(42)
Tabel 4.1
Data Dependent Variable - Y (Dividend Payout Ratio)
No. Kode
2007
2008
2009
Rata-rata
1
AQUA
0,1997 0,1918 0,2470 0,2128
2
ASGR
0,5988 0,8634 0,3626 0,6083
3
ASII
0,4000 0,3833 0,4516 0,4116
4
AUTO
0,3983 0,4005 0,6004 0,4664
5
BRAM
0,7241 0,5924 0,7813 0,6993
6
DLTA
0,4736 0,6692 1,2025 0,7818
7
FAST
0,1957 0,2028 0,2132 0,2039
8
GDYR
0,0851 3,0000 0,0735 1,0529
9
HEXA
0,3134 0,0757 0,5489 0,3127
10
HMSP
0,4716 0,6749 1,3135 0,8200
11
IGAR
0,3404 0,4286 0,1217 0,2969
12
IKBI
0,3953 0,3918 0,3404 0,3758
13
INTP
0,1497 0,3163 0,3016 0,2559
14
LMSH
0,0808 0,0624 0,1200 0,0877
15
LTLS
0,3043 0,3048 0,3091 0,3061
16
MERK
0,5757 1,2151 0,5451 0,7786
17
MRAT
0,2000 0,2504 0,2004 0,2169
18
MTDL
0,2141 0,0682 0,2028 0,1617
19
MYOR
0,2162 0,0781 0,2062 0,1668
(43)
No. Kode 2007 2008 2009 Rata-rata 20 SMGR 0,5005 0,5051 0,4425 0,4827 21 SQBI 0,7079 0,8186 0,6379 0,7215 22 TCID 0,4738 0,5085 0,5161 0,4995 23 TOTO 0,2636 0,2739 0,3251 0,2875 24 TURI 0,4044 0,9545 0,0180 0,4590 25 TSPC 0,4032 0,7042 0,7500 0,6191 26 UNVR 0,6498 0,6984 0,7494 0,6992 27 UNTR 0,4008 0,3620 0,2877 0,3502 Sumber : Data diolah Peneliti 2011
Berdasarkan tabel data variable dependent – Dividend Payout Ratio tersebut,
pada tahun 2007 perusahaan dengan kode emiten BRAM yaitu PT. Indo Kordsa
Tbk. Memiliki nilai Dividend Payout Ratio tertinggi yaitu sebesar 0.7241.
Perusahaan dengan kode emiten LMSH yaitu PT. Lionmesh Prima Tbk. Memiliki
nilai Dividend Payout Ratio terendah yaitu sebesar 0,808.
Pada tahun 2008 perusahaan dengan kode emiten GDYR yaitu PT. Goodyear
Indonesia Tbk. Memiliki nilai Dividend Payout Ratio tertinggi yaitu sebesar
3,000, sedangkan perusahaan dengan kode emiten MLBI yaitu LMSH yaitu PT.
Lionmesh Prima Tbk. Memiliki nilai Dividend Payout Ratio terendah yaitu
sebesar 0,0624.
Pada tahun 2009 perusahaan dengan kode emiten HMSP yaitu PT. HM
Sampoerna Tbk. Memiliki nilai Dividend Payout Ratio tertinggi yaitu sebesar
1,3135, sedangkan perusahaan dengan kode emiten TURI yaitu PT. Tunas Ridean
Tbk. Memiliki nilai Dividend Payout Ratio terendah yaitu sebesar 0,0180.
Tabel 4.2
(44)
No. Kode
2007
2008
2009
Rata-rata
1
AQUA
0,6706
0,7401
2,4068
1,2725
2
ASGR
2,1303
2,1616
2,6533
2,3151
3
ASII
0,9610
0,9558
0,8697
0,9289
4
AUTO
0,8080
0,9287
1,0074
0,9147
5
BRAM
6,4613
2,9202
1,8562
3,7459
6
DLTA
3,4766
3,4619
3,0521
3,3302
7
FAST
1,7051
1,6883
2,0574
1,8169
8
GDYR
1,4920
0,1993
0,8276
0,8397
9
HEXA
1,7890
0,3339
1,6888
1,2706
10 HMSP
0,1538
0,1282
0,1037
0,1286
11 IGAR
2,1603
4,9393
3,0408
3,3801
12 IKBI
1,7019
1,6150
6,2850
3,2006
13 INTP
0,3140
0,4527
0,9552
0,5739
14 LMSH
0,5586
0,3193
1,1308
0,6695
15 LTLS
1,4269
1,2198
3,4681
2,0383
16 MERK
1,0645
1,3602
0,5408
0,9885
17 MRAT
7,9051
4,4096
4,0895
5,4681
18 MTDL
5,6155
7,2971
15,8257
9,5794
19 MYOR
0,8475
1,6120
0,8641
1,1079
20 SMGR
1,5897
1,4847
1,2730
1,4491
21 SQBI
0,2453
0,7646
0,8902
0,6334
22 TCID
0,9427
0,8640
1,1809
0,9959
23 TOTO
1,0386
2,0735
1,0394
1,3839
24 TURI
0,4352
2,3632
0,8182
1,2055
25 TSPC
3,4200
3,1444
3,2801
3,2815
26 UNVR
0,2228
0,3001
0,2820
0,2683
27 UNTR
0,6942
1,2496
0,7254
0,8897
Sumber : Data diolah Peneliti 2011
Berdasarkan tabel data variable independent – Cash Position tersebut, pada
(45)
Memiliki nilai Cash Position tertinggi yaitu sebesar 7,9051. Perusahaan dengan
kode emiten HMSP yaitu PT. HM Sampoerna Tbk. Memiliki nilai Cash Position
terendah yaitu sebesar 0,1538.
Pada tahun 2008 perusahaan dengan kode emiten MTDL yaitu PT. Metrodata
Elektronik Tbk. Memiliki nilai Cash Position tertinggi yaitu sebesar 7,2971,
sedangkan perusahaan dengan kode emiten HMSP yaitu PT. HM Sampoerna Tbk.
Memiliki nilai Cash Position terendah yaitu sebesar 0,1282.
Pada tahun 2009 perusahaan dengan kode emiten MTDL yaitu PT. Metrodata
Elektronik Tbk. Memiliki nilai Cash Position tertinggi yaitu sebesar 15,8257,
sedangkan perusahaan dengan kode emiten HMSP yaitu PT. HM Sampoerna Tbk.
Memiliki nilai Cash Position terendah yaitu sebesar 0,1037.
Tabel 4.3
(46)
No. Kode 2007 2008 2009 Rata-rata
1 AQUA
0,7400
0,7100
0,7320
0,7273
2 ASGR
0,9900
1,5300
1,0341
1,1847
3 ASII
1,1700
1,2100
1,0028
1,1276
4 AUTO
0,4800
0,4500
0,3934
0,4411
5 BRAM
0,5200
0,4800
0,2290
0,4097
6 DLTA
0,2900
0,3400
0,2725
0,3008
7 FAST
0,6700
0,6300
0,6295
0,6432
8 GDYR
0,9400
2,4500
1,9109
1,7670
9 HEXA
2,6800
2,0000
1,4953
2,0584
10 HMSP
0,9400
1,0000
0,6931
0,8777
11 IGAR
0,3800
0,5275
0,2931
0,4002
12 IKBI0,3400
0,2500
0,1419
0,2440
13 INTP
0,4500
0,3300
0,2408
0,3403
14 LMSH1,1600
0,6400
0,8335
0,8778
15 LTLS2,4200
3,1800
2,7842
2,7947
16 MERK
0,1800
0,1500
0,2253
0,1851
17 MRAT0,1300
0,1700
0,1555
0,1518
18 MTDL
2,8800
2,7400
2,0414
2,5538
19 MYOR0,7300
1,3200
1,0261
1,0254
20 SMGR
0,2700
0,3000
0,2582
0,2761
21 SQBI0,4300
0,3700
0,2106
0,3369
22 TCID0,0800
0,1200
0,1292
0,1097
23 TOTO
1,8800
1,8400
0,9121
1,5440
24 TURI2,9100
2,5000
0,7703
2,0601
25 TSPC
0,2600
0,2900
0,3403
0,2968
26 UNVR0,9800
1,1000
1,0199
1,0333
27 UNTR
1,2600
1,0500
0,7551
1,0217
Sumber : Data diolah Peneliti 2011Berdasarkan tabel data variable independent – Debt to Equity Ratio tersebut,
(47)
Tbk. Memiliki nilai Debt to Equity Ratio tertinggi yaitu sebesar 2,9100.
Perusahaan dengan kode emiten TCID yaitu PT. Mandom Indonesia Tbk.
Memiliki nilai Debt to Equity Ratio terendah yaitu sebesar 0,0800.
Pada tahun 2008 perusahaan dengan kode emiten LTLS yaitu PT. Lautan
Luas Tbk. Memiliki nilai Debt to Equity Ratio tertinggi yaitu sebesar 3,1800,
sedangkan perusahaan dengan kode emiten TCID yaitu PT. Mandom Indonesia
Tbk. Memiliki nilai Debt to Equity Ratio terendah yaitu sebesar 0,1200.
Pada tahun 2009 perusahaan dengan kode emiten LTLS yaitu PT. Lautan
Luas Tbk. Memiliki nilai Debt to Equity Ratio tertinggi yaitu sebesar 2,7842,
sedangkan perusahaan dengan kode emiten TCID yaitu PT. Mandom Indonesia
Tbk. Memiliki nilai Debt to Equity Ratio terendah yaitu sebesar 0,1292.
Tabel 4.4
(48)
No. Kode 2007 2008 2009 Rata-rata
1 AQUA
0,0739
0,0821
0,0836
0,0799
2 ASGR
0,1154
0,0743
0,0864
0,0920
3 ASII
0,1026
0,1138
0,1129
0,1098
4 AUTO
0,1317
0,1422
0,1654
0,1464
5 BRAM
0,0252
0,0567
0,0534
0,0451
6 DLTA
0,0799
0,1199
0,1664
0,1221
7 FAST
0,1629
0,1596
0,1748
0,1658
8 GDYR
0,0731
0,0008
0,1005
0,0582
9 HEXA
0,0411
0,1389
0,0984
0,0928
10 HMSP
0,2311
0,2414
0,2872
0,2532
11 IGAR
0,0468
0,0240
0,0778
0,0496
12 IKBI0,1315
0,1535
0,0511
0,1120
13 INTP
0,0976
0,1547
0,2069
0,1531
14 LMSH0,0946
0,1490
0,0330
0,0922
15 LTLS0,0336
0,0417
0,0279
0,0344
16 MERK
0,2703
0,2629
0,3380
0,2904
17 MRAT0,0352
0,0628
0,0575
0,0518
18 MTDL
0,0245
0,0232
0,0095
0,0191
19 MYOR0,0748
0,0671
0,1146
0,0855
20 SMGR
0,2085
0,2380
0,2568
0,2344
21 SQBI0,2294
0,3199
0,4116
0,3203
22 TCID0,1534
0,1261
0,1253
0,1349
23 TOTO
0,0617
0,0614
0,1809
0,1013
24 TURI0,0567
0,0684
0,1753
0,1001
25 TSPC
0,1004
0,1081
0,1103
0,1063
26 UNVR0,3679
0,3701
0,4067
0,3816
27 UNTR
0,1148
0,1165
0,1564
0,1292
Sumber : Data diolah Peneliti 2011Berdasarkan tabel data variable independent – Return On Asset tersebut, pada
(49)
Memiliki nilai Return On Asset tertinggi yaitu sebesar 0,3679. Perusahaan dengan
kode emiten MTDL yaitu PT. Metrodata Elektronik Tbk. Memiliki nilai Return
On Asset terendah yaitu sebesar 0,0245.
Pada tahun 2008 perusahaan dengan kode emiten UNVR yaitu PT. Unilever
Tbk. Memiliki nilai Return On Asset tertinggi yaitu sebesar 0,3701, sedangkan
perusahaan dengan kode emiten GDYR yaitu PT. Goodyear Indonesia Tbk.
Memiliki nilai Return On Asset terendah yaitu sebesar 0,0008.
Pada tahun 2009 perusahaan dengan kode emiten SQBI yaitu PT.
Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. Memiliki nilai Return On Asset tertinggi yaitu
sebesar 0,4116, sedangkan perusahaan dengan kode emiten MTDL yaitu PT.
Metrodata Elektronik Tbk. Memiliki nilai Return On Asset terendah yaitu sebesar
0,0095.
Tabel 4.5
(50)
No. Kode 2007 2008 2009 Rata-rata
1 AQUA
0,1211
0,1256
0,1432
0,1300
2 ASGR
0,0679
0,3466
(0,0791)
0,1118
3 ASII
0,0965
0,2711
0,1015
0,1564
4 AUTO
0,1407
0,1526
0,1668
0,1534
5 BRAM
0,0170
0,0763
(0,1932)
(0,0333)
6 DLTA
0,0370
0,1788
0,0890
0,1016
7 FAST
0,3017
0,2467
0,3270
0,2918
8 GDYR
0,2744
0,7637
(0,8867)
0,0505
9 HEXA
0,1443
0,3346
0,1017
0,1935
10 HMSP
0,2386
0,0289
0,0981
0,1219
11 IGAR
0,1367
(0,0728)
0,0393
0,0344
12 IKBI
(0,0017)
0,0799
(0,1170)
(0,0129)
13 INTP
0,0458
0,1244
0,1763
0,1155
14 LMSH
0,4410
(0,0131)
0,1749
0,2009
15 LTLS
0,1664
0,6369
(0,1043)
0,2330
16 MERK
0,1711
0,1329
0,1571
0,1537
17 MRAT
0,0830
0,1227
0,0306
0,0788
18 MTDL
0,5689
0,1089
(0,1783)
0,1665
19 MYOR
0,2187
0,5440
0,1107
0,2911
20 SMGR
0,1359
0,2452
0,2215
0,2009
21 SQBI
0,0979
0,2959
0,0821
0,1587
22 TCID
0,0788
0,2559
0,0920
0,1423
23 TOTO
0,0064
0,1282
(0,0196)
0,0383
24 TURI
0,1705
0,0712
(0,5059)
(0,0880)
25 TSPC
0,1185
0,0699
0,0998
0,0961
26 UNVR
0,1529
0,2196
0,1507
0,1744
27 UNTR
0,1560
0,7572
0,0682
0,3271
Sumber : Data diolah Peneliti 2011
Berdasarkan tabel data variable independent – Growth Potential tersebut,
(51)
Elektronik Tbk. Memiliki nilai Growth Potential tertinggi yaitu sebesar 0,5689.
Perusahaan dengan kode emiten IKBI yaitu PT. Sumi Indo Kabel Tbk. Memiliki
nilai Growth Potential terendah yaitu sebesar -0,0017.
Pada tahun 2008 perusahaan dengan kode emiten GDYR yaitu PT. Goodyear
Indonesia Tbk. Memiliki nilai Growth Potential tertinggi yaitu sebesar 0,7637,
sedangkan perusahaan dengan kode emiten IGAR yaitu PT. Kageo Igar Jaya Tbk.
Memiliki nilai Growth Potential terendah yaitu sebesar -0,0728.
Pada tahun 2009 perusahaan dengan kode emiten FAST yaitu PT. Fast Food
Indonesia Tbk. Memiliki nilai Growth Potential tertinggi yaitu sebesar 0,3270,
sedangkan perusahaan dengan kode emiten GDYR yaitu PT. Goodyear Indonesia
Tbk. Memiliki nilai Growth Potential terendah yaitu sebesar -0,8867.
B. Analisis Data Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari
variabel-variabel independen dan variabel dependen. Hasil uji statistik
(52)
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dividend Payout Ratio 27 .09 1.05 .4568 .24670 Cash Position 27 .13 9.58 1.9880 1.97767 Debt to Equity Ratio 27 .11 2.79 .9181 .75999 Return On Asset 27 .02 .38 .1319 .09020 Growth Potential 27 -.09 .33 .1329 .09709 Valid N (listwise) 27
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan data dari tabel 4.6, dapat diambil penjelasan di bawah ini :
a. Variabel Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki nilai minimum 0,09
dan nilai maksimum 1,05 dengan rata-rata sebesar 0,4568 dan standar
deviasi 0,24670.
b. Variabel Cash Position (CP) memiliki nilai minimum 0,13 dan nilai
maksimum 9,58 dengan rata-rata sebesar 1,9880 dan standar deviasi
1,97767.
c. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai minimum 0,11
dan nilai maksimum 2,79 dengan rata-rata sebesar 0,9181 dan standar
deviasi 0,75999.
d. Variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai minimum 0,02 dan
nilai maksimum 0,38 dengan rata-rata sebesar 0,1319 dan standar
deviasi 0,09020.
e. Variabel Growth Potential memiliki nilai minimum -0,09 dan nilai
maksimum 0,33 dengan rata-rata sebesar 0,1329 dan standar deviasi
(53)
2. Uji Asumsi Klasik
Analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum
melakukan pengujian hipotesis. Hal ini berguna untuk menghasilkan suatu
model regresi yang baik. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian
asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel residual
berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk
menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statitstik non
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : data residual berdistribusi normal,
Ha : data residual tidak berdistribusi normal.
Apabila nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima
dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
maka H0 ditolak dan Ha diterima.
(54)
Tabel 4.7
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 27
Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation .19517643 Most Extreme Differences Absolute .095
Positive .089
Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z .494
Asymp. Sig. (2-tailed) .967
a. Test distribution is Normal. b.Calculated from data. Sumber: Output SPSS
Hasil pengolahan data pada Tabel 4.7 diperoleh besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,494 dan signifikansi pada 0,967 ( 0,967 >
0,05 ) pada uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi
normal. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat
(55)
Gambar 4.1
Uji Normalitas dengan Histogram
Sumber: Output SPSS
Gambar 4.2
Uji Normalitas dengan P-Plot
(56)
b. Uji Multikolineritas
Uji Multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada
regresi ini yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
independen. Hasil uji multikolinearitas disajikan pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .423 .143 2.956 .007
Cash Position -.011 .025 -.091 -.462 .649 .734 1.362 Debt to Equity Ratio .024 .060 .072 .393 .698 .836 1.196 Return On Asset 1.409 .579 .515 2.433 .024 .634 1.576 Growth Potential -1.140 .449 -.449 -2.537 .019 .910 1.099 a. Dependent Variable: Dividend Payout Ratio
Sumber: Output SPSS
Hasil perhitungan nilai Tolerance pada tabel 4.8 di atas
menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel
yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas
yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
(57)
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model
regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode satu
dengan periode sebelumnya. Metode regresi yang baik adalah tidak
terdapat autokolerasi. Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson.
Hasil dari uji autokorelasi dapat digambarkan pada gambar di bawah ini :
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi
S umb
er: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson
(DW) sebesar 1,920 yang berarti tidak lebih besar dari 2. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi, dan model regresi
memenuhi syarat asumsi klasik tentang autokorelasi.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson 1 .612a .374 .260 .21218 1.920 a. Predictors: (Constant), Growth Potential, Debt to Equity Ratio, Cash Position, Return On Asset
(58)
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi
terjadi ketidaksamaan varians antar satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu yang terbentuk. Jika membentuk pola tertentu
maka telah terjadi gejala heterokedastisitas. Hasil dari Uji
Heterokedastisitas dapat ditunjukkan dengan grafik scatterplot antara
ZPRED dan SRESID dibawah ini.
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti, 2006. Pengantar Pasar Modal, Cetakan Kelima PT Asdi Mahasatya, Jakarta.
Brigham, Eugene F dan Joel F Houston, 2006. Dasar – dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Darmadji, Tjiptono dan Fachruddin, 2006. Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab, Edisi 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Edisi kesatu, Andi, Yogyakarta.
Erlina dan Sri Mulyani, 2008. “Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan SPSS, Edisi Ketiga, badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Halim, Johan, 2005, Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Dividen terhadap Price Earning Ratio pada Industri Manufaktur di BEJ, Skripsi. Fakultas Ekonomi, Unika Atma Jaya, Jakarta.
Jogiyanto , H.M., 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan
Syamsuddin, Lukman, 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan, Edisi Baru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
(2)
Tendelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Widoatmodjo, Sawidji, 2007. Cara Cepat Memulai Investasi Saham, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
(3)
Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
No. Kode Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3
1. DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk. √ √ - - 2. EKAD PT. Ekadharma International Tbk. √ √ - - 3. INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk. √ √ - - 4. KKGI PT. Resource Alam Indonesia Tbk. √ √ - - 5. BATA PT. Sepatu Bata Tbk. √ √ - - 6. BIMA PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. √ √ - - 7. DOID PT. Delta Dunia Petroindo Tbk. √ √ - - 8. ESTI PT. Ever Shine Textile Industry Tbk. √ √ - - 9. FMII PT. Fortune Mate Indonesia Tbk. √ √ - - 10. INDR PT. Indorama Syntetics Tbk. √ √ - - 11. KARW PT. Karwell Indonesia Tbk. √ √ - - 12. MYRX PT. Hanson International Tbk. √ √ - - 13. MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk. √ √ - - 14. PBRX PT. Pan Brothers Tex Tbk. √ √ - - 15. RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk. √ √ - - 16. SIMM PT. Surya Intrindo Makmur Tbk. √ √ - - 17. SRSN PT. Indo Acidatama Tbk. √ √ - - 18. ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk. √ √ - - 19. AQUA PT. Aqua Golden Mississipi Tbk. √ √ √ 1 20. ASGR PT. Astra Graphia Tbk. √ √ √ 2 21. ASII PT. Astra International Tbk. √ √ √ 3 22. AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. √ √ √ 4 23. GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. √ √ - - 24. BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. √ √ √ 5 25. IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. √ √ - - 26. INDS PT. Indospring Tbk. √ √ - - 27. INTA PT. Intraco Penta Tbk. √ √ - - 28. LPIN PT. Mutli Prima Sejahtera Tbk. √ √ - - 29. MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. √ √ - - 30. NIPS PT. Nipress Tbk. √ √ - - 31. PRAS PT. Prima Alloy Steel Tbk. √ √ - - 32. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. √ √ - - 33. SQMI PT. Allbond Makmur Usaha Tbk. √ √ - - 34. SUGI PT. Sugi Samapersada Tbk. √ √ - - 35. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. √ √ √ 6 36. FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. √ √ √ 7 37. GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. √ √ √ 8 38. JECC PT. Jembo Cable Company Tbk. √ √ - - 39. KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk. √ √ - -
(4)
40. KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk. √ √ - - 41. SCCO PT. Supreme Cable Manufakturing & Commerce Tbk. √ √ - - 42. VOKS PT. Voksel Electric Tbk. √ √ - - 43. HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. √ √ √ 9 44. HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. √ √ √ 10 45. IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. √ √ √ 11 46. AKRA PT. AKR Corporindo Tbk. √ √ - - 47. BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk. √ √ - - 48. CLPI PT. Colorpak Indonesia Tbk. √ √ - - 49. ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk. √ √ - - 50. IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk. √ √ √ 12 51. POLY PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk. √ √ - - 52. SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. √ √ - - 53. TPIA PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. √ √ - - 54. UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk. √ √ - - 55. INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. √ √ √ 13 56. PROD PT. Sara Lee Body Care Indonesia Tbk. √ √ - - 57. LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. √ √ √ 14 58. LTLS PT. Lautan Luas Tbk. √ √ √ 15
59. MERK PT. Merck Tbk. √ √ √ 16
60. MLPL PT. Multipolar Tbk. √ √ - - 61. MRAT PT. Mustika Ratu Tbk. √ √ √ 17 62. MYOH PT. Myoh Technology Tbk. √ √ - - 63. PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk. √ √ - - 64. SIAP PT. Sekawan Inti Pratama Tbk. √ √ - - 65. KDSI PT. Kedaung Setia Industrial Tbk. √ √ - - 66. KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk. √ √ - - 67. ADES PT. Akasha Wira International Tbk. √ √ - - 68. AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk. √ √ - - 69. MTDL PT. Metrodata Electronic Tbk. √ √ √ 18 70. CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk. √ √ - - 71. DAVO PT. Davomas Abadi Tbk. √ √ - - 72. MYOR PT. Mayora Indah Tbk. √ √ √ 19 73. SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. √ √ √ 20 74. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. √ √ - - 75. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. √ √ - - 76. SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. √ √ √ 21 77. PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. √ √ - - 78. PTSP PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk. √ √ - -
(5)
Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
No. Kode Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3
79. SIPD PT. Sierad Produce Tbk. √ √ - - 80. SKBM PT. Sekar Bumi Tbk. √ √ - - 81. SKLT PT. Sekar Laut Tbk. √ √ - - 82. SMAR PT. SMART Corporation Tbk. √ √ - - 83. STTP PT. Siantar Top Tbk. √ √ - - 84. TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk. √ √ - - 85. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk. √ √ - - 86. BRPT PT. Barito Pacific Tbk. √ √ - - 87. DSUC PT. Daya Sakti Unggul Corporation Tbk. √ √ - - 88. SULI PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk. √ √ - - 89. TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk. √ √ - - 90. ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk. √ √ - - 91. BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk. √ √ - - 92. CTBN PT. Citra Tubindo Tbk. √ √ - - 93. INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk. √ √ - - 94. ITMA PT. Itamarya Gold Industry Tbk. √ √ - - 95. JKSW PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. √ √ - - 96. JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk. √ √ - - 97. LION PT. Lion Metal Works Tbk. √ √ - - 98. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. √ √ √ 22 99. PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk. √ √ - - 100. TBMS PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk. √ √ - - 101. TIRA PT. Tira Austenite Tbk. √ √ - - 102. FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. √ √ - - 103. INKP PT. Indah Kiat Pulp Tbk. √ √ - - 104. INRU PT. Toba Pulp Lestari Tbk. √ √ - - 105. KBRI PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. √ √ - - 106. SAIP PT. Surabaya Agung Industry Pulp & Kertas Tbk. √ √ - - 107. SPMA PT. Suparma Tbk. √ √ - - 108. TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. √ √ - - 109. DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. √ √ - - 110. INAF PT. Indofarma (Persero) Tbk. √ √ - - 111. KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. √ √ - - 112. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. √ √ - - 113. TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk. √ √ √ 23 114. SCPI PT. Schering-Plough Indonesia Tbk. √ √ - - 115. PYFA PT. Pyridam Farma Tbk. √ √ - - 116. TURI PT. Tunas Ridean Tbk. √ √ √ 24 117. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. √ √ √ 25
(6)
118. INTD PT. Inter Delta Tbk. √ √ - - 119. KONI PT. Perdana Bangun Pusaka Tbk. √ √ - - 120. MDRN PT. Modern International Tbk. √ √ - - 121. AKKU PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk. √ √ - - 122. AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk. √ √ - - 123. AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk. √ √ - - 124. APLI PT. Asiaplast Industries Tbk. √ √ - - 125. BRNA PT. Berlina Tbk. √ √ - - 126. YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk. √ √ - - 127. DYNA PT. Dynaplast Tbk. √ √ - - 128. FPNI PT. Titan Kimia Nusantara Tbk. √ √ - - 129. TRST PT. Trias Sentosa Tbk. √ √ √ 26 130. LAPD PT. Leyand International Tbk. √ √ - - 131. LMPI PT. Langgeng Makmur Industry Tbk. √ √ - - 132. SIMA PT. Siwani Makmur Tbk. √ √ - - 133. TALF PT. Tunas Alfin Tbk. √ √ - - 134. UNTR PT. United Tractor Tbk. √ √ √ 27 135. ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk. √ √ - - 136. IKAI PT. Intikeramik Alamasri Industry Tbk. √ √ - - 137. KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. √ √ - - 138. MLIA PT. Mulia Industrindo Tbk. √ √ - - 139. TPIA PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. √ √ - - 140. ARGO PT. Argo Pantes Tbk. √ √ - - 141. CNTX PT. Century Textile Industry (CENTEX) Tbk. √ √ - - 142. ERTX PT. Eratex Djaja Tbk. √ √ - - 143. HDTX PT. Panasia Indonsyntec Tbk. √ √ - - 144. PAFI PT. Panasia Element Inti Tbk. √ √ - - 145. RDTX PT. Roda Vivatex Tbk. √ √ - - 146. SSTM PT. Sunson Textile Manufacture Tbk. √ √ - - 147. TFCO PT. Tifico Tbk. √ √ - - 148. UNTX PT. Unitex Tbk. √ √ - - 149. BATI PT. BAT Indonesia Tbk. √ √ - - 150. GGRM PT. Gudang Garam Tbk. √ √ - - 151. SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk. √ √ - - 152. RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk. √ √ - -