Program Informasi berita Program hiburan entertainment

oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. E.2.2. Fungsi Televisi Kehadiran media televisi di tengah-tengah masyarakat memiliki beberapa fungsi menurut Effendy, diantaranya adalah sebagai berikut Effendy, 2000:31:

a. Sarana informasi

Dalam media televisi, berita yang ditayangkan televisi merupakan media informasi

b. Sarana pendidikan

Dalam hal ini televisi memuat berita-berita yang mengandung pengetahuan..

c. Sarana hiburan

Mengenai hal ini memang jelas pada televisi, film dan rekaman suara.

d. Fungsi mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi di sini merupakan implementasi dari komunikasi persuasif oleh media massa. E.2.3. Program Acara Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya beragam. Berbagai jenis program tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu:

1. Program Informasi berita

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan informasi kepada khalayak audien. Program informasi tidak hanya program dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show perbincangan. Program informasi dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu berita keras hard news yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak soft news yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip dan opini.

2. Program hiburan entertainment

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama permainan game show dan pertunjukkan. Morrisan, 2005:37 E.4.Kekerasan Pada kamus besar bahasa indonesia susunan pusat pembinaan dan pengembangan bahasa kekerasan adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera atau kerusakan fisik atau barang orang lain. Perbuatan yang dikategorikan kedalam kekerasan seperti menyiksa, melukai, membunuh. Dalam fenomena kekerasan, kekerasan tidak hanya terjadi pada kekerasan fisik saja tetapu juga terjadi kekerasan non fisik.kekerasan non fisik disebut kekerasan struktural yaitu suatu kekerasan yang terjadi akibat struktur-struktur sosial,politik dan ekonomiyang tidak adil sehingga seseorang merasa sebagai manusia yang tidak bermartabat Mulkan 2002:23. Johan Galtung mendefinisikan kekerasan menjadi tiga jenis: a. Kekerasan Kultural Kekerasan yang mengakibatkan terjadinya kekerasan sturtural dan kekerasan langsung sreta mengakibatkan tindakan kekerasan dianggap wajar terjadi dimsyarakat. b. Kekerasan Struktural Kekerasan yang berbentuk eksploitasi secara sistamatis disertai pemikiran yang menghambat kehadiran lembaga-lembaga yang menentang eksploitasi dan peninndasan. Kekerasan ini tersembunyi. Bentuk kekerasan struktural seperti kebijakan yang menindas,kemiskinan,kolusi korupsi dan nipotisme. c. Kekerasan Langsung Kekerasan yang terlihat secara langsung dalam bentuk kejadian atau perbuatan. Galtung dalam Marsana, 1992 Bentuk dan jenis kekerasan Johan Galtung Galtung dalam Marsana, 1992: a. Fisik Kekerasan nyata yang dapat dilihat dan dirasakan oleh tubuh sering berupa kesakitan,kecacatan bahkan kematian. b. Psikologi Kekerasan yang sasaran pada rohani atau jiwa.dapat mengurangi juga menghilangkan kemampuan normal jiwa seseorang. c. Kekerasan Struktural Kekerasan yang dilakukan oleh sistem, hukum, ekonomi atau tata kebiasaan yang ada dimasyarakat. Sedangkan jenis-jenis kekerasan dibagi menjadi: a. Kekerasan Terbuka overt: Kekerasan yang dapat dilihat. b. Kekerasan Tertutup covert: Kekerasan tersembunyi tidak dilakukan langsung. c. Kekerasan Agresif: Kekerasan dilakukan untuk mendapat sesuatu. d. Kekerasan Defentif: Kekerasan dilakukan sebagai tindakan perlindungan diri. Selain itu Johan Galtung mengenali enam dimensi penting kekerasan: 1. Kekerasan fisik dan psikologis Kekerasan tidak hanya pada fisik saja tetapi juga berdampak pada jiwa seseorang. 2. Pengaruh positif dan negatif Kekerasan tidak hanya terjadi bila dihukum atau bersalah tetapi juga dengan membari imbalan ketika tidak bersalah.sistem imbalan sebenarnya tadak bebas,kurang terbuka dan cenderung manipulatif. 3. Obyek atau tidak Kerusakan benda termasuk kekerasan psikologi karena menghina memutuskan hubungan kepemilikan pada yang punya. 4. Subjek atau tidak Kekerasan ada pelaku bersifat langsung namun jika tidak ada pelaku bersifat strutural atau tidak langsung. Kekerasan struktural menimbulkan ketimpangan-ketimpangan pada manusia, pendidikan, pendapatan. 5. Disengaja atau tidak Galtung menekankan kesalahan walau tidak disengaja tetap merupakan suatu kekerasan karena korban tetap merasakan kekerasan baik disengaja atau tidak. 6.Yang tampak dan tersembunyi Kekerasan yang tampak nyata dirasakan oleh obyek baik secara personal maupun struktural.sedang kekerasan tersembunyi tidak kelihatan namun tetap bisa dengan mudah terjadi. E.5.Kekerasan di Media Massa Televisi Informasi tentang peristiwa yang terjadi dimasyarakat ditayangkan oleh media massa. Informasi dapat berupa tentang pendidikan, hiburan, kebaikan dan keburukan juga kekerasan.fakta yang terjadi dimasyarakat dibuat menjadi berita lalu disuguhkan kepada pemirsa. Isi media massa dapat dibedakan menjadi tiga kelompok informasi, pesan dan kritik sosial. Isi pesan dapat membentuk opini publik yang sangat beragam. Media massa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan berita dan pesan kepada masyarakat. Media massa terdiri dari surat kabar, majalah, radio, televisi dan film.televisi merupakan media massa berupa audio visual. Pesan yang disampaikan televisi dianggap bisa menimbulkan kekerasan fisik, kekerasan kultural dan kekerasan struktural. Media massa televisi dinilai sebagian orang sebagai media yang menghidupkan tindak kekerasan dan membakar kemarahan. Sekarang ini media massa telah memasuki masa kebebasan pers. Anggapan media massa televisi sebagai alat menghidupkan tindak kekerasan semakin tidak dirasakan. Media televisi dianggap salah satu media yang dapat menghidupkan sekaligus mendinginkan suasana politik dan kecenderungan masyarakat dalam tindak kekerasan. Pada masa orde baru saat ini media televisi cenderung memilih apa yang dibutuhkan masyarakat. Memasuki era kebebasan pers membuat media televisi memformat program-program hiburan atau informasi yang mengarah pada kepuasan kebutuhan masyarakat. Karena hidup mati stasiun televisi sangat ditentukan oleh pangsa pasar masyarakat. Fenomena semacam ini membuktikan dimana media televisi hanya menuruti keinginan pasar tanpa mengedepankan nilai-nilai sosial masyarakat. Pada media televisi banyak kita jumpai kekerasan pada program-program acara televisi, oleh sebab itu masalah kekerasan dalam media televisi perlu mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Karena kekerasan dapat menimbulkan masalah psikologi bagi anak-anak dan remaja. Kekerasan dalam media televisi kurang mendapat perhatian dari para orang tua disebabkan ada beberapa faktor : a. Orang tua tidak mengetahui budaya orang muda.orang tua tidak mengetahui berapa waktu yang dihabiskan remaja dan anak-anak untuk menonton televisi dan sejauh mana pikiran mereka terpengaruhi. b. Keluarga dan guru disekolah tidak mampu mengendalikan anak dan remaja dalam memilih tontonan yang jauh dari kkekerasan.sehingga kekerasan itu dapat dilakukan dalam kehidupan sosial mereka. c. Faktor ideologi menunjukkan bahwa semua bentuk pembatasan atau pelarangan remaja dalam menonton televisi dapat menyebabkan reaksi. d. Orang tua meraa kesulitan dalam hal waktu, pengetahuan dan metode untuk mendampingi anak-anak ketika menonton televisi. Tayangan yang mengandung kekerasan secara dominan atau mengandung adegan kekerasn hanya dapat ditayangkan pada klasifikasi D pukul 22.00-03.00 dimana anak-anak pada umumnya diperkirakan sudah tidur. E.6.Analisis Isi Analisis isi didefinisikan sebagai teknik penelitian untuk mendapat penjelasan isi pesan komunikasi massa yang yang objektif dan sistematik. Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru replicabel dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Farid Wajidi-1991. Analisis isi secara mendasar bersifat menjelaskan berkaitan dengan gejala-gejala nyata dan bertujuan prediktif. Barelson mendefinisikan analisis isi sebagai teknik penelitian untuk mendeskripsikan secara obyektif, sistematik dan kuantitatif isi komunikai yang tampak manifest. Krippendorff 1952:18. Analisis isi dapat dikarakterisasikan sebagai metode penelitian makna simbolik pesan-pesan.tujuan dari analisis isi untuk mempresentasikan kerangka pesan secara akurat. Analisis isi digunakan untuk mendapat penjelasan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Selain itu kegunaan analisis isi untuk mengetahui karakteristik isi pesan dan untuk mengetahui sifat komunikator, khalayak dan efek dari komunikasi yang dilakukan. Analisis isi bersifat obyektif artinya cara pandang ribadi peneliti tidak boleh dimasukkan kedalam temuan penelitian. Analisis isi harus sistematik artinya isi yang hendak dianalisa hendaknya di seleksi secara jelas dan sesuai aturan yang berlaku. F. Definisi Konseptual F.1.Kekerasan Non Verbal