Informasi Persetujuan Tindakan Medik Informed Consent 1. Pengertian

tindakan medik yang ditentukan oleh dokter harus dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan standar profesinya.Guwandi, 2004

2.1.3. Informasi

Bagian yang terpenting dalam Informed Consent adalah mengenai informasi atau penjelasan yang perlu disampaikan kepada pasien atau keluarga. Yaitu informasi mengenai apa what yang harus disampaikan, tentulah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyakit pasien. Tindakan apa yang akan dilakukan tentunya prosedur tindakan yang akan dijalani baik diagnostik maupun terapi dan lain – lain sehingga pasienkeluarga dapat memahaminya. Ini mencakup bentuk, tujuan, resiko, manfaat dari terapi yang akan dilaksanakan dan alternatif terapi. Mengenai kapan when disampaikan, tergantung pada waktu yang tersedia setelah dokter akan memutuskan akan melakukan tindakan invasif dimaksudkan. Pasienkeluarganya harus diberi waktu yang cukup untuk menentukan keputusannya. Siapa who yang menyampaikan, tergantung dari jenis tindakan yang akan dilakukan. Dalam Permenkes dijelaskan dalam tindakan bedah dan tindakan invasif lainnya harus diberikan oleh dokter yang akan melakukan tindakan. Dalam keadaan tertentu dapat pula oleh dokter lain atas sepengetahuan dan petunjuk dokter yang bertanggung jawab. Bila bukan tindakan bedah atau invasif sifatnya, dapat disampaikan oleh dokter atau perawat. Mengenai informasi yang mana which yang harus disampaikan, dalam Permenkes dijelaskan haruslah yang selengkap–lengkapnya, kecuali dokter menilai informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien Universitas Sumatera Utara menolak memberikan informasi. Bila perlu informasi dapat diberikan kepada keluarga pasien Amri, 1999. Dalam Permenkes No.585MENKESPERIX1989 menyatakan bahwa dokter harus menyampaikan informasi atau penjelasan kepada pasienkeluarga diminta atau tidak diminta, jadi informasi harus disampaikan. Informasi harus diberikan sebelum dilakukannya suatu tindakan operasi atau yang bersifat invasif, baik yang berupa diagnostik maupun terapeutik. Menurut Kerbala 1993, fungsi informasi dokter kepada pasien sebelum pasien memberikan consent-nya, dapat dibedakan atas : a. Fungsi Informasi bagi pasien Berfungsi sebagai perlindungan atas hak pasien untuk menentukan diri sendiri. Dalam arti bahwa pasien berhak penuh untuk diterapkannya suatu tindakan medis atau tidak. b. Fungsi Informasi bagi dokter Dilihat dari pihak dokter maka informasi dalam proses Informed consent pun mempunyai fungsi yang tidak kecil. Azwar 1991 mengemukan ada 5 hal pentingnya fungsi informasi bagi dokter : 1. Dapat membantu lancarnya tindakan kedokteran Dengan penyampaian informasi kepada pasien mengenai penyakit, terapi, keuntungan, risiko, dan lain-lain. Dari tindakan medis yang akan dilakukan maka Universitas Sumatera Utara terjalin hubungan yang baik antara dokter dan pasien. Sementara pasien pun akan menentukan hal yang terbaik dengan landasan informasi dokter tadi, sehingga tindakan-tindakan medis pun akan lancar dijalani oleh kedua pihak karena keduanya telah memahami kegunaan semua tindakan medis itu. 2. Dapat mengurangi timbulnya akibat sampingan dan komplikasi Dengan penyampaian informasi yang baik akan memberi dampak yang baik dalam komunikasi dokter pasien terutama dalam menerapkan terapi. Misal dokter sebelum menyuntik pasien dengan penisilin bertanya, apakah pasien alergi terhadap penisilin? Bila pasien memang alergi maka akibatrisiko yang besar jika terjadi anafilaktik shock dapat dihindari. Betapa risiko besar itu akan menimpa pasien bila dokter tidak bertanya kepada pasien. 3. Dapat mempercepat proses pemulihan dan penyembuhan penyakit Sama halnya dengan kelancaran tindakan, maka sebagai akibat adanya pengetahuan dan pemahaman yang cukup dari pasien terhadap tindakan kedokteran yang akan dilakukan, maka proses pemulihan dan penyembuhan penyakit akan lebih cepat. Keadaan yang demikian juga jelas akan menguntungkan dokter, karena dapat mengurangi beban kerja. 4. Dapat meningkatkan mutu pelayanan Keberhasilan meningkatkan mutu pelayanan disini adalah sebagai akibat dari lancarnya tindakan kedokteran, berkurangnya akibat sampingan dan komplikasi serta cepatnya proses pemulihan dan penyembuhan penyakit. 5. Dapat melindungi dokter dari kemungkinan tuntutan hukum Universitas Sumatera Utara Perlindungan yang dimaksudkan disini adalah apabila disuatu pihak, tindakan dokter yang dilakukan memang tidak menimbulkan masalah apapun, dan dilain pihak, kalaupun kebetulan sampai menimbulkan masalah, misalnya akibat sampingan dan atau komplikasi, sama sekali tidak ada hubungannya dengan kelalaian dan ataupun kesalahan tindakan malpractice. Timbulnya masalah tersebut semata–mata hanya karena berlakunya prinsip ketidakpastian hasil dari setiap tindakan kedokteranmedis. Dengan perkataan lain, semua tindakan kedokteran yang dilakukan memang telah sesuai dengan standar pelayanan profesi standar profesi medis yang telah ditetapkan. Menurut Guwandi 2004, informasi yang harus diberikan sebelum dilakukan tindakan operasi oleh dokter kepada pasien atau keluarga adalah yang berkenaan dengan : a. Tindakan operasi apa yang hendak dilakukan. b. Manfaat dilakukan operasi tersebut. c. Resiko yang terjadi pada operasi tersebut. d. Alternatif lain apa yang ada ini kalau memang ada dan juga kalau mungkin dilakukan. e. Apa akibatnya jika operasi tidak dilakukan.

2.1.4. Persetujuan

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

3 93 99

Gambaran Penilaian Pasien Terhadap Penyuluhan Petugas PKMRS (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit)di RSUD Langsa Tahun 2005

0 19 56

Gambaran Kesehatan Kerja Petugas Cleaning Service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009

29 154 94

TINJAUAN PELAKSANAAN ALUR PROSEDUR INFORMED CONSENT PASIEN BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN.

0 10 15

INFORMED CONSENT ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN.

0 0 17

TINJAUAN PELAKSANAAN ALUR PROSEDUR INFORMED CONSENT PASIEN BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN - UDiNus Repository

0 0 2

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANJUNG PURA TAHUN 2012

0 9 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku - Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

0 0 7

Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

0 1 11