Gambaran Kesehatan Kerja Petugas Cleaning Service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009

(1)

GAMBARAN KESEHATAN KERJA PETUGAS CLEANING SERVICE DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009

SKRIPSI

OLEH: 051000102 GITA AYU PUJI L

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

GAMBARAN KESEHATAN KERJA PETUGAS CLEANING SERVICE RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

051000102 GITA AYU PUJI L

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kesehatan kerja pada petugas cleaning service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009. Populasi penelitian adalah seluruh petugas cleaning service RSU Dr. Pirngadi Medan. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 46 orang responden.

Data diambil menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari survei kesehatan kerja nasional. Hasil penelitian yang diperoleh antara lain: keluhan terbanyak yang dialami petugas cleaning service adalah sakit kepala sebanyak 26 orang (52,5%), gaya hidup petugas cleaning service sudah baik dimana seluruh responden (100%) menyatakan terbiasa untuk sarapan sebelum bekerja, cuci tangan menggunakan sabun setelah bekerja, setelah BAB dan sebelum makan, sedangkan untuk ketersediaan perlindungan kesehatan kerja, semua responden menyatakan bahwa seluruhnya telah disediakan oleh pihak manajemen rumah sakit.

Pihak manajemen rumah sakit diharapkan menambah pengetahuan petugas cleaning service mengenai pentingnya APD. Petugas cleaning service juga diharapkan memaksimalkan penggunaan APD dan mempertahankan gaya hidup yang sudah baik.


(5)

ABSTRACT

This research characteristic is descriptive which purpse to knowing the describe the occupational health of Dr. Pirngadi Medan General Hospital cleaning service official in 2009. The population of this research are the whole cleaning service officials in Dr. Pirngadi Medan General Hospital. The taking of sampling is done according to simple random sampling and get 46 respondent as a sample.

The Data is taking by using quetionnare which modified from national occupational health survey. The result that we gets : the most complaint is headache 26 people (52,5%) from 46 respondent,the life style is already good where the whole respondent (100%) get use to having breakfast before work, washing hand with soap after work, after defecate, and before eating, while for availability protection of occupational health, all respondent state that all of it is already available by the hospital management.

The hospital management side was expect to add the knowledge of the cleaning service official about the important of using self protection shield. The cleaning service official was also expect to maximize the use of self protection shield and keep the life style which is already good.

Keyword: occupational health, cleaning service official, Dr.Pirngadi Medan General Hospital


(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Gita Ayu Puji Lestari Tempat / Tanggal lahir : Medan /12 September 1987

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat : Jl. Seto No. 41 Medan 20216

Riwayat Pendidikan :

1. 1993-1999 : SD Kartini

2. 1999-2002 : SMP Negeri 3 Medan 3. 2002-2005 : SMA Negeri 6 Medan


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul “Gambaran Kesehatan Kerja Petugas Cleaning Service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis dengan hormat dan penuh kerndahan hati ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda Chairuddin, BA dan ibunda Yulisma Yetty tercinta yang telah membesarkan dan membimbing dengan penuh pengorbanan dan cinta kasih yang tak ternilai.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M. Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt. MS, selaku Ketua Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu dr. Halinda Sari Lubis, M.KKK, selaku Dosen Penguji I dalam sidang skripsi penulis sekaligus Dosen Pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini


(8)

yang juga telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Ir. Kalsum, M.Kes selaku Dosen Penguji II dan Ibu Eka Lestari Mahyuni, SKM, M.Kes selaku selaku Dosen Penguji III dalam sidang skripsi ini.

5. Ibu Ir. Indra Chahaya, MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Para Dosen dan Staf Pegawai di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu Direktur RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Bapak Kepala Kopitekes dan staf, Bapak Kepala Bagian Perlengkapan dan Pemeliharaan, Bapak Koordinator Cleaning Service dan Bapak Pengawas cleaning service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan izin dan bantuan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Abang Nana Arya Sumardja, ST dan Kakak Yani Anggraini Putri, ST, Adik Laksmitha Chandra Dewi, serta jagoan kecil kami semua Naufal yang telah turut memberikan semangat kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

9. Munawir Fuadi Tarigan, SH, orang yang tak pernah putus memberikan penulis dorongan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

10.Sahabat seperjuangan selama di FKM Liza, Mia, Risty, Enny, Dian, Marwa, Widya. Makasih untuk tahun-tahun kebersamaan yang indah di FKM.

11.Teman-teman di peminatan K3 Ika, Kak Fathul, Bang Azhar, Kak Evelin, Kak Manna, Kak Lora dan teman-teman lainnya.


(9)

saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan dan bagi siapa saja yang membacanya, setidaknya bagi penulis sendiri dan sebagai bahan bacaan di perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Medan, Januari 2010


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Riwayat Hidup Penulis ... iv

Kata pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Kesehatan Kerja ... 7

2.1.1. Pengertian Kesehatan Kerja ... 7

2.1.2. Ruang Lingkup Kesehatan Kerja ... 9

2.2. Penyakit Akibat Kerja ... 10

2.2.1. Definisi Penyakit Akibat Kerja ... 10

2.2.2. Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja ... 13

2.3. Rumah Sakit ... 15

2.3.1. Batasan Rumah Sakit... 15

2.3.2. Misi Rumah Sakit ... 17

2.3.3. Fungsi Rumah Sakit ... 17

2.3.4. Organisasi Rumah Sakit ... 18

2.3.5. Rumah Sakit di Indonesia ... 19

2.3.6. Prosedur Kerja Kebersihan Rumah Sakit ... 20

2.3.6.1 Tata Cara Pelaksanaan Pembersihan Rumah Sakit ... 20

2.3.6.2 Tata Cara Pelaksanaan Pembersihan Kamar Mandi/WC Rumah Sakit ... 21

2.3.7. Pedoman Pemeliharaan Arsitektur Bangunan dan Halaman Rumah Sakit ... 22

2.3.7.1 Pemeliharaan Arsitektur Bangunan Rumah Sakit ... 22

2.3.7.2 Pemeliharaan Halaman Rumah Sakit ... 32


(11)

2.3.8. Obat Pembersih ... 33

2.4. Petugas Cleaning Service ... 37

2.4.1. Tugas Pokok Petugas Cleaning Service ... 37

2.4.2. Sistem Kerja Petugas Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 38

2.4.3. Pelayanan Kesehatan Bagi Petugas Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1. Jenis Penelitian ... 40

3.2. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian... 40

3.2.1. Lokasi penelitian ... 40

3.2.2. Waktu penelitian ... 40

3.3. Populasi Dan Sampel ... 40

3.3.1. Populasi ... 40

3.3.2. Sampel ... 40

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 41

3.4.1. Data Primer ... 41

3.4.2. Data Sekunder ... 41

3.5. Teknik Analisa Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 43

4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 43

4.1.1. Visi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 44

4.1.2. Misi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 44

4.2. Gambaran Petugas Cleaning Service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 44

4.3. Gambaran Kesehatan Kerja Petugas Cleaning Service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 51

4.3.1. Karakteristik Petugas Cleaning Service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 51

4.3.1.1 Umur ... 51

4.3.1.2 Jenis Kelamin ... 51

4.3.1.3 Status Perkawinan... 52

4.3.1.4 Pendidikan Terakhir ... 52

4.3.1.5 Masa Kerja ... 53

4.3.2. Keluhan Kesehatan ... 53

4.3.3. Gaya Hidup ... 57

4.3.4. Ketersediaan Perlindungan Terhadap Kesehatan Kerja ... 58


(12)

BAB V PEMBAHASAN ... 59

5.1. Gambaran Karakteristik Petugas Cleaning Service

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 59 5.2. Gambaran Keluhan Kesehatan Yang Dialami

Petugas Cleaning Service Rumah Sakit Umum

Dr. Pirngadi Medan ... 60 5.3. Gambaran Gaya Hidup Petugas Cleaning Service

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 63 5.4. Gambaran Ketersediaan Perlindungan Terhadap

Kesehatan Kerja Petugas Cleaning Service

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 66 6.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN :

Lampiran 1 : Kuesioner penelitian Lampiran 2 : Master Data

Lampiran 3 : Keterangan Master Data Lampiran 4 : Surat Selesai Riset


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Petugas Cleaning Service

Berdasarkan Kelompok Umur di Rumah Sakit Umum

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 ... 50 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Petugas Cleaning Service

Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Umum

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 ... 50 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Petugas Cleaning Service

Berdasarkan Status Perkawinan di Rumah Sakit Umum

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 ... 51 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Petugas Cleaning Service

Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Rumah Sakit Umum

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 ... 51 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Petugas Cleaning Service

Berdasarkan Masa Kerja di Rumah Sakit Umum

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 ... 52 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Keluhan Kesehatan Yang Dialami

Oleh Petugas Cleaning Service di Rumah Sakit Umum

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 ... 52 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Gaya Hidup/Kebiasaan Petugas Cleaning Service


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kesehatan kerja pada petugas cleaning service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009. Populasi penelitian adalah seluruh petugas cleaning service RSU Dr. Pirngadi Medan. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 46 orang responden.

Data diambil menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari survei kesehatan kerja nasional. Hasil penelitian yang diperoleh antara lain: keluhan terbanyak yang dialami petugas cleaning service adalah sakit kepala sebanyak 26 orang (52,5%), gaya hidup petugas cleaning service sudah baik dimana seluruh responden (100%) menyatakan terbiasa untuk sarapan sebelum bekerja, cuci tangan menggunakan sabun setelah bekerja, setelah BAB dan sebelum makan, sedangkan untuk ketersediaan perlindungan kesehatan kerja, semua responden menyatakan bahwa seluruhnya telah disediakan oleh pihak manajemen rumah sakit.

Pihak manajemen rumah sakit diharapkan menambah pengetahuan petugas cleaning service mengenai pentingnya APD. Petugas cleaning service juga diharapkan memaksimalkan penggunaan APD dan mempertahankan gaya hidup yang sudah baik.


(15)

ABSTRACT

This research characteristic is descriptive which purpse to knowing the describe the occupational health of Dr. Pirngadi Medan General Hospital cleaning service official in 2009. The population of this research are the whole cleaning service officials in Dr. Pirngadi Medan General Hospital. The taking of sampling is done according to simple random sampling and get 46 respondent as a sample.

The Data is taking by using quetionnare which modified from national occupational health survey. The result that we gets : the most complaint is headache 26 people (52,5%) from 46 respondent,the life style is already good where the whole respondent (100%) get use to having breakfast before work, washing hand with soap after work, after defecate, and before eating, while for availability protection of occupational health, all respondent state that all of it is already available by the hospital management.

The hospital management side was expect to add the knowledge of the cleaning service official about the important of using self protection shield. The cleaning service official was also expect to maximize the use of self protection shield and keep the life style which is already good.

Keyword: occupational health, cleaning service official, Dr.Pirngadi Medan General Hospital


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada Pasal 23 tertulis bahwa “Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal yang meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja dimana hal tersebut wajib diselenggarakan kesehatan kerja setiap tempat kerja”. Khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Salah satu contohnya adalah rumah sakit. 1

Rumah sakit menurut Musadad adalah institusi pelayanan kesehatan yang didalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia, (petugas, pasien dan pengunjung) dan kegiatan pelayanan kesehatan, ternyata di samping dapat menghasilkan dampak positif berupa produk pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien, juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada manusia seperti pencemaran lingkungan, sumber penularan penyakit dan menghambat proses penyembuhan dan pemulihan penderita. Selain potensi bahaya berupa penyakit infeksi yang umumnya berasal dari pasien, rumah sakit juga mempunyai potensi bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan


(17)

lain-lain), radiasi, bahan-bahan kimia berbahaya, gas anestesi, gangguan psikososial dan ergonomi. 1,2,3

Dengan penjelasan di atas, maka jelaslah bahwa rumah sakit termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di rumah sakit, tetapi juga terhadap pasien maupun pengunjung dari rumah sakit tersebut. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola rumah sakit menerapkan upaya-upaya kesehatan kerja di rumah sakit.3

Penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit perlu mendapat perhatian yang serius oleh karena pelayanan kesehatan ini bersifat continuum. Perhatian pelayanan keselamatan dan kesehatan di rumah sakit tidak hanya bagi pengguna rumah sakit yang meliputi pasien, pengunjung rumah sakit dan tenaga pemberi pelayanan kesehatan tetapi juga bagi pelaksana dan pengelolah rumah sakit sehingga terhindar dari kecelakaan kerja.3

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan di rumah sakit. Kebersihan di rumah sakit merupakan bentuk rangkaian kegiatan yang mendapat perhatian secara langsung oleh masyarakat sebagai pengguna jasa rumah sakit. Namun kegiatan ini sering kurang mendapatkan perhatian yang serius dari pihak manajemen rumah sakit. Padahal kurangnya perhatian terhadap tingkat kebersihan rumah sakit dapat menimbulkan berbagai dampak, antara lain: gangguan estetika, berkembangbiaknya vektor penyakit, penularan penyakit, dan terjadinya infeksi nosokomial. Apabila hal ini terjadi maka tidak menutup kemungkinan rumah sakit tersebut akan dinilai langsung oleh masyarakat bahwa tingkat pelayanannya


(18)

kurang memuaskan. Dampak jangka panjangnya adalah rumah sakit akan ditinggalkan para pengguna jasa yang mengakibatkan menurunnya jumlah kunjungan. Upaya yang harus dilakukan rumah sakit adalah mampu menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas khususnya tenaga kebersihan (cleaning service). Sumber daya manusia yang berkualitas ini bisa didapat dengan melakukan pelatihan, pembinaan, pengawasan dan memberi penghargaan yang layak untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan meningkatkan etos kerja bagi tenaga kerja. 4

Salah satu tujuan dari program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah untuk mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada pekerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK) merupakan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK) di rumah sakit dapat menyerang semua tenaga kerja, baik yang medis (seperti perawat, dokter dan dokter gigi), maupun non medis (seperti petugas kebersihan (cleaning service)) rumah sakit. Menurut Anies, petugas kebersihan (cleaning service) mempunyai resiko untuk terpajan bahan biologi berbahaya (biohazard). Kontak dengan alat medis sekali pakai (disposable equipment) seperti jarum suntik bekas maupun selang infus bekas, serta membersihkan seluruh ruangan di rumah sakit dapat meningkatkan resiko untuk terkena penyakit infeksi bagi petugas kebersihan (cleaning service) rumah sakit. 5,6

Petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan merupakan pekerja yang dikontrak langsung oleh pihak manajemen rumah sakit. Petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan keseluruhannya berjumlah 86 orang. Secara umum, petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan memiliki tugas, antara lain: membersihkan setiap ruangan di area


(19)

rumah sakit (in side), membersihkan seluruh taman dan halaman yang ada di area rumah sakit (out side), serta mengangkut sampah non medis yang terdapat di area rumah sakit ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sampah rumah sakit dan sampah medis rumah sakit ke IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka pihak manajemen rumah sakit membentuk tim pelaksana yang terdiri atas 3 (tiga) tim, yaitu: tim pembersih ruangan, tim sampah, dan tim khusus.

Setiap harinya petugas cleaning service memulai pekerjaannya pada pukul 07.00-15.00 WIB untuk shift 1 dan pada pukul 14.00-22.00WIB untuk shift 2. Sebelum memulai pekerjaannya, setiap harinya petugas cleaning service terlebih dahulu diberikan pengarahan oleh para mandor mengenai pembagian tugas serta peraturan dan tata tertib kerja. Setelah itu, setiap petugas cleaning service membawa peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan tugasnya masing-masing di area kerja yang telah ditentukan.

Setelah selesai melakukan pekerjaannya, petugas cleaning service biasanya beristirahat di sekitar area kerjanya selama jam kerja sambil menunggu bila ada pekerjaan lain yang harus dilakukan. Dari pihak manajemen rumah sakit, petugas cleaning service diberikan waktu khusus selama 1 jam secara bergantian untuk beristirahat ataupun makan di ruangan khusus yang telah disediakan. Dari hasil survey pendahuluan, terlihat bahwa hanya sebagian petugas cleaning service yang memakai Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker dan sarung tangan karet. Petugas cleaning service lainnya hanya menggantungkan Alat Pelindung Diri (APD) tersebut di saku baju atau celananya.


(20)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran kesehatan kerja pada petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kesehatan kerja pada petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran keluhan kesehatan yang dialami petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

2. Untuk mengetahui gambaran gaya hidup petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

3. Untuk mengetahui ketersediaan perlindungan terhadap kesehatan kerja pada petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan bagi pihak Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tentang kesehatan kerja petugas cleaning service.

2. Menambah pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian. 3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan Kerja

2.1.1 Pengertian Kesehatan Kerja

Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. 1

Kesehatan kerja menurut Suma’mur didefinisikan sebagai spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya, agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum. 7

Notoatmodjo menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah merupakan aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahan tersebut. Ciri pokoknya adalah preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan). Oleh sebab itu, dalam


(22)

kesehatan kerja pedomannya ialah: “ penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah”. Dari aspek ekonomi, penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu perusahaan adalah sangat menguntungkan karena tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah meningkatkan produktifitas seoptimal mungkin. 8

Secara eksplisit rumusan atau batasannya adalah bahwa hakikat kesehatan kerja mencakup dua hal, yakni: 7

a. Pertama : sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

b. Kedua : sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktifitas.

Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan ke dalam bentuk opersional, maka tujuan utama kesehatan kerja adalah : 8

a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja. c. Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.

d. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja.

e. Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.

f. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.


(23)

2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dengan cara/metode kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk:

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.

2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.

3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerjanya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan. 4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai

dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya. 9

Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Kesehatan kerja pekerja dipengaruhi oleh beberapa aspek secara menyeluruh berupa:

a) Aspek Lingkungan (Environment)

Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) maupun kecelakaan yang terjadi di tempat kerja sebagian besar disebabkan karena faktor-faktor lingkungan.

b) Aspek Pelayanan Kesehatan


(24)

kesehatan baik pemerintah maupun swasta meliputi pelayanan kesehatan kerja promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara komprehensif.

c) Aspek Perilaku Kerja

Perilaku pekerja dipengaruhi antara lain oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan, kebiasaan-kebiasaan dan fasilitas penunjang yang tersedia. Perilaku kerja ini juga sangat terkait erat dengan status ekonomi dan budaya pekerja.

d) Aspek Keturunan (Genetic)

Dibandingkan dengan 3 faktor lainnya, maka faktor genetika kecil peranannya terhadap status kesehatan pekerja. Namun faktor genetika seseorang dapat menyebabkan seorang pekerja lebih rentan terhadap suatu penyakit tertentu. 10

2.2 Penyakit Akibat Kerja

2.2.1 Definisi Penyakit Akibat Kerja

Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease.

WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja :

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya pneumoconiosis. 2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya karsinoma

bronkhogenik.

3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya bronkhitis kronis.


(25)

4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma. 10

Menurut Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit yang Timbul karena Hubungan Kerja, terdapat 31 jenis penyakit yang timbul karena hubungan kerja, antara lain:

1. Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberculosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.

2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras.

3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).

4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.

5. Alveolitis alergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik.

6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaan yang beracun. 7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaan yang beracun. 8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaan yang beracun. 9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaan yang beracun. 10.Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan yang beracun. 11.Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan yang beracun.


(26)

12.Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaan yang beracun. 13.Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaan yang beracun. 14.Penyakit yang disebabkan oleh fluoratau persenyawaan yang beracun. 15.Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.

16.Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun.

17.Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun. 18.Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau

homolognya yang beracun.

19.Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya. 20.Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.

21.Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida hidrogensianida, hidrogensulfida atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.

22.Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.

23.Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan otot-otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau saraf tepi).

24.Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih. 25.Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang

mengion.

26.Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi, atau biologik.


(27)

mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu zat tersebut. 28.Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.

29.Peyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapatkan dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus. 30.Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau

kelembaban udara tinggi.

31.Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

2.2.2 Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Dalam ruang atau di tempat kerja biasanya terdapat faktor-faktor yang menjadi sebab penyakit akibat kerja, antara lain:

1. Golongan fisik, seperti:

a. Suara, yang bisa menyebabkan pekak atau tuli.

b. Radiasi sinar-sinar radioaktif dapat menyebabkan penyakit susunan darah dan kelainan kulit.

c. Suhu, apabila terlalu tinggi dapat menyebabkan heat stroke, heat cramps, atau hyperpyrexia. Sedangkan suhu-suhu yang rendah dapat menimbulkan frostbite, trenchfoot, dan hypotermia.

d. Tekanan tinggi dapat menyebabkan caisson disease.

e. Penerangan lampu yang kurang baik misalnya dapat menyebabkan kelainan pada indera penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya kecelakaan.


(28)

2. Golongan kimia (chemis), yaitu:

a. Debu yang menyebabkan pneumoconioses, diantaranya silicosis, asbestosis, dan lainnya.

b. Uap yang diantaranya menyebabkan metal fume fever, dermatitis atau keracunan.

c. Gas, misalnya keracunan oleh CO dan H2S.

d. Larutan yang dapat menyebabkan dermatitis.

e. Awan atau kabut, misalnya racun serangga, racun jamur dan lainnya yang dapat menimbulkan keracunan.

3. Golongan infeksi, misalnya oleh bibit penyakit anthrax, brucella, AIDS, dan lainnya.

4. Golongan fisiologis, yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan konstruksi mesin, sikap badan yang kurang baik, salah cara melakukan suatu pekerjaaan dan lain-lain yang kesemuanya menimbulkan kelelahan fisik, bahkan lambat laun dapat menyebabkan perubahan fisik pada tubuh pekerja.

5. Golongan mental-psikologis, yang terlihat misalnya pada hubungan kerja yang tidak baik, atau keadaan pekerjaan yang monoton yang menyebabkan kebosanan.8

2.3 Rumah Sakit

2.3.1 Batasan Rumah Sakit

Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan adminstrasi. Pelayanan kesehatan yang diberikan merupakan bentuk


(29)

upaya pelayanan kesehatan yang bersifat sosio ekonomi yaitu suatu usaha yang walau bersifat sosial namun diusahakan agar bisa mendapat surplus keuangan dengan cara pengelolaan yang profesional dengan memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi. 11

Batasan rumah sakit banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang dipandang penting: 12

1. Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (American Hospital Association; 1974).

2. Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan (Wolper dan Pena; 1987).

3. Rumah Sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan (Association of Hospital Care ;1987).

Organisasi rumah sakit mempunyai sejumlah sifat-sifat yang secara serentak tidak dipunyai organisasi lain pada umumnya. Sifat atau karakteristik itu adalah: 13 1. Sebagian besar tenaga kerja rumah sakit adalah tenaga profesional

2. Wewenang kepala rumah sakit berbeda dengan wewenang pimpinan perusahaan 3. Tugas-tugas kelompok profesional lebih banyak dibandingkan tugas kelompok


(30)

manajerial

4. Beban kerjanya tidak bisa diatur

5. Jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan di unit kerja beragam 6. Hampir semua kegiatannya bersifat urgen

7. Pelayanan rumah sakit sifatnya sangat individualistik. Setiap pasien harus dipandang sebagai individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek sosiokultural, dan aspek spiritual harus mendapat perhatian penuh

8. Tugas memberikan pelayanannya bersifat pribadi, pelayanan ini harus cepat dan tepat, kesalahan tidak bisa ditolerir

9. Pelayanan berjalan terus menerus selama 24 jam dalam sehari

Akibat dari pelayanan yang terus menerus adalah: 13

1. Keharusan adanya penyediaan tenaga yang selalu siap setiap waktu.

2. Keharusan adanya peralatan yang selalu siap, aliran listrik yang tak boleh berhenti.

3. Pengawasan yang terus menerus.

4. Harus selalu tersedia dana operasional setiap saat.

5. Pelayanannya bersifat emergensi, harus segera dilaksanakan.

2.3.2 Misi Rumah Sakit

Ketetapan misi rumah sakit sangat penting oleh karena merupakan acuan tujuan kerja rumah sakit. Yayasan pemilik rumah sakit tentu mempunyai tujuan saat mendirikan rumah sakit, biasanya tujuannya not for profit. Menurut Sistem Kesehatan Nasional: 13


(31)

1. Rumah sakit memberikan pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialistik.

2. Fungsi utamanya adalah menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/SK/MENKES/XI/92, rumah sakit umumnya mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit khusus memberikan pelayanan sesuai dengan kekhususannya, rumah sakit perusahaan mempunyai keistimewaan sesuai dengan keperluan perusahaan yang mengusahakannya. 13

2.3.3 Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 134 Menkes/SK/IV/78 Tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum di Indonesia, Rumah sakit berfungsi sebagai: 11

1. Melaksanakan usaha pelayanan medik. 2. Melaksanakan usaha rehabilitasi medik.

3. Usaha pencegahan komplikasi penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan.

4. Melaksanakan usaha perawatan.

5. Melaksanakan usaha pendidikan dan latihan medis dan paramedik. 6. Melaksanakan sistem rujukan.


(32)

2.3.4 Organisasi Rumah Sakit

Sekalipun yang termasuk dalam masyarakat rumah sakit pada saat ini telah mencakup bidang yang amat luas sekali, namun untuk kepentingan penyelenggaraan pelayanana kesehatan, yang terpenting agaknya hanyalah masyarakat pengelola rumah sakit saja. Untuk ini dilakukanlah pengorganisasian rumah sakit tersebut, yang jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas tiga kelompok organisasi yakni: 12

1. Para Penentu Kebijakan

Para penentu kebijakan rumah sakit ini dikenal dengan nama Dewan Perwalian (Board of Trustees). Sesuai dengan namanya, maka tugas utama Dewan Perwalian ialah menentukan kebijakan rumah sakit.

2. Para Pelaksana Pelayanan Non-medis

Para pelaksana pelayanan non-medis diwakili oleh kalangan administrasi (administrator). Adapun yang dimaksud dengan kalangan administrasi di sini adalah mereka yang ditunjuk oleh Dewan Perwalian untuk mengelola kegiatan rumah sakit. Tugas utamanya ialah mengelolah kegiatan aspek non medis rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Dewan Perwalian.

3. Para Pelaksana Pelayanan Medis

Para pelaksana pelayanan medis diwakili oleh kalangan kesehatan (medical staff). Adapun yang dimaksud dengan pelaksana pelayanan medis disini adalah mereka yang bekerja di rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan medis rumah sakit.

2.3.5 Rumah Sakit di Indonesia


(33)

dapat dibedakan atas beberapa macam.

Jika ditinjau dari pemiliknya, maka rumah sakit di Indonesia dapat dibedakan atas dua macam: 12

a. Rumah sakit pemerintah b. Rumah sakit swasta

Jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, rumah sakit di Indonesia dibedakan atas lima macam, yakni: 11

1. Rumah Sakit kelas A

Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas.

2. Rumah Sakit kelas B

Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas.

3. Rumah Sakit kelas C

Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas.

4. Rumah Sakit kelas D

Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumas sakit kelas C.

5. Rumah Sakit kelas E

Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja.


(34)

2.3.6 Prosedur Kerja Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit

Prosedur kerja kebersihan lingkungan rumah sakit merupakan suatu aktifitas untuk menciptakan kebersihan dan pengendalian infeksi nosokomial. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang bersih, dalam rangka memberikan rasa nyaman bagi pasien dan mencegah terjadinya infeksi silang. 14

2.3.6.1 Tata Cara Pelaksanaan Pembersihan Ruangan di Rumah Sakit

Pembersihan dan pemeliharaan ruangan rumah sakit yang baik dapat mencegah penularan penyakit. 14,15,16

Rumah sakit memerlukan suatu teknik khusus dalam pelaksanaan pembersihan ruangannya. Tata cara pelaksanaan pembersihan ruangan di rumah sakit adalah sebagai berikut: 13, 14, 15

1. Kegiatan pembersihan ruang dan lantai sebaiknya dilakukan hari, minimal 5 kali sehari yaitu pada pagi hari jam 07.00 dan 10.00, siang hari jam 13.00, sore hari jam 16.00 dan 18.00.

2. Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien dilakukan setelah pembenahan tempat tidur pasien, setelah jam makan, setelah jam kunjungan dokter, setelah kunjungan keluarga dan sewaktu-waktu bila diperlukan.

3. Harus dihindari cara pembersihan yang dapat menebarkan debu.

4. Dianjurkan untuk selalu menggunakan pembersihan cara basah dengan menggunakan kain pel yang tepat, mampu menyerap debu dan desinfektan yang ditetapkan oleh rumah sakit.

5. Pembersihan lantai dimulai dari bagian ruangan paling dalam dan bergerak menuju ke arah luar.


(35)

6. Sewaktu mengepel lantai, semua perabotan ruangan diangkat atau digeser agar pembersihan lantai sempurna.

7. Setiap percikan ludah, darah, eksudat pada dinding atau lantai harus segera dibersihkan dengan menggunakan antiseptik.

8. Pembongkaran ruangan minimal 1 kali seminggu. Teknik pembersihannya dengan menggunakan air sabun, lalu dikeringkan, kemudian diulangi lagi dengan menggunakan larutan desinfektan, atau menggunakan mesin sikat dan vacuum dengan cara yang sama.

9. Langit-langit dan lawa-lawa dibersihkan minimal 1 kali dalam seminggu.

2.3.6.2 Tata Cara Pelaksanaan Pembersihan Kamar Mandi/WC di Rumah Sakit

Untuk kamar mandi/wc rumah sakit, tata cara pembersihannya adalah dengan membersihkannya 2 kali sehari sesuai dengan prosedur (pagi-sore/sewaktu-waktu bila perlu). 15

2.3.7 Pedoman Pemeliharaan Arsitektur Bangunan dan Halaman Rumah Sakit 2.3.7.1 Pemeliharaan Arsitektur Bangunan Rumah Sakit

Pemeliharaan arsitektur bangunan dan rumah sakit meliputi pemeliharaan (pembersihan) dan perbaikan kecil untuk lantai dan tangga, dinding dan partisi, pintu dan jendela, atap dan talang, dan plafon bangunan rumah sakit. 16

I. Pemeliharaan Lantai

Pemeliharaan lantai dilakukan secara berkala yang disesuaikan dengan jenis lantai di rumah sakit. Jenis lantai terdiri atas:


(36)

Pembersihan lantai yang kotor, dibersihkan dengan sapu dan mesin penghisap serta dipel dengan kain pel. Pembersihan dilakukan dengan setiap hari. Bidang yang terdapat bercak noda dibersihkan segera mungkin dengan air yang dicampur dengan deterjen, kemudian dikeringkan dengan lap.

b. Ubin PC

Pembersihan ubin PC yang berdebu dan kotor dilakukan dengan menyapu atau dengan menggunakan mesin penghisap, kemudian dipel dengan kain pel. Untuk ubin PC yang terdapat bercak noda dibersihkan dengan air yang dicampur dengan deteterjen, kemudian dilap. Pembersihan dilakukan segera mungkin.

c. Keramik, Porselin dan Mozaik

Ciri-ciri lantai ini adalah keras, permukaannya mengkilap, berwarna-warni, tidak menyerap air, dan mudah perawatannya. Pembersihan terutama untuk menjaga kebersihan dari debu dan kotoran pada permukaan keramik, porselin dan mozaik digunakan sapu, sikat, mesin penghisap dan kemudian dipel. Pembersihan dilakukan setiap hari. Untuk pembersihan kotoran yang menempel, seperti noda bercak tanah liat, diseka dengan kain basah dan disikat. pembersihan dilakukan sesegera mungkin. Pencucian dengan deterjen atau bahan semacam porstek dilakukan sebulan sekali.

d. Marmer

Mempunyai ciri keras, permukaan mengkilap, tidak mudah menyerap air, dapat berwarna-warni, pemeliharaannya mudah, kuat menahan beban berat, dan tidak mudah nampak kotor. Pemeliharaan dilakukan untuk menghindari kerusakan akibat garam alkali dan kotoran lain. Bahan dan alat yang dipakai : sabun, sapu, mesin penghisap dan mesin pemoles. Pembersihan debu dan kotoran dilakukan dengan sikat


(37)

yang lembut atau mesin penghisap. Pembersihan kotoran (bukan noda kimiawi) dilakukan dengan menggunakan mesin penyikat/pemoles dan dibilas dengan sabun dicampur air hangat, dibilas dan dikeringkan sehingga bersih tanpa meninggalkan bekas sabun. Pemolesan dengan mesin poles dan sikat yang lembut. Pemolesan dilakukan satu kali setahun. Pembersihan dari debu dan kotoran dilakukan setiap hari, untuk ruangdengan frekuensi penggunaan tinggi seperti lobbi dilakukan 2 kali setiap hari. Pembersihan menyeluruh terhadap kotoran (bukan noda kimiawi) dilakukan 1 (satu) bulan sekali. Untuk pemolesan dilakukan 1 (satu) bulan sekali.

e. Teraso

Populer atau sering digunakan sebelum adanya lantai marmer, keramik, maupun karpet. Merupakan lantai indah dengan ciri keras, berwarna-warni, permukaannya mengilap, tidak mudah menyerap air. Pembersihan dari kotoran dan debu dengan sapu, mesin penghisap kemudian dipel, dilakukan setiap hari. Lantai teraso mudah ternoda maka pembersihan noda harus dilakukan segera, seperti terkena tinta, teh, kopi, tanah liat dan lain-lain. Pemolesan lantai dilakukan 1 (satu) tahun sekali.

f. Vinyl

Jenis lantai ini bahan dasarnya terbuat dari plastik bercampur karet. Cirinya elastis, lembek, dapat meredam suara, mudah terbakar, dan perawatannya mudah. Pemeliharaan dilakukan untuk melindungi permukaan terhadap senyawa kimia, perubahan warna dan tekstur, dengan jalan membersihkan dengan melap serta mencuci. Bahan yang digunakan sapu, mesin penghisap, mesin pencuci/penyikat dan sabun cuci. Pembersihan debu dan kotoran dilakukan dengan menggunakan sikat


(38)

yang lunak, sapu dan mesin penghisap. Pembersihan cairan dan bercak-bercak yang menempel dilakukan dengan sikat lantai dengan tambahan cairan pembersih seperti sabun. Pembersihan dari debu dan kotoran dilakukan setiap hari.

g. Parket

Yang dimaksud dengan lantai parket ialah lantai kayu dilapis/finishing antara lain: triplek, ramin yang telah difinishing dan telah diberi lapisan cat, plitur, teak oil dan duco.

1) Kayu dilapis plitur dan teak oil

Pembersihan terhadap debu dan kotoran dilakukan setiap hari dengan lap, penyapu atau mesin penghisap. Pencucian meliputi pencucian bercak noda yang melekat pada permukaan cat, dengan menggunakan air dicampur bahan kimia kemudian dilap sampai kering yang dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali.

2) Kayu dilapis cat dan duco

Pembersihan debu menggunakan lap atau dengan mesin penghisap dengan cara kering setiap hari. Pencucian bercak/noda yang melekat pada permukaan cat dilakukan 6 (enam) bulan sekali menggunakan air dicampur bahan kimia kemudian dilap sampai kering

h. Floor Hardener dan Bata Pres.

Pemeliharaan terutama untuk pembersihan dari debu, kotoran dan noda minyak dengan cara menyapu, mengepel dan menyikat agar mendapatkan permukaan yang baik. Bahan dan alat yang digunakan : obat kimia untuk bahan pelapis, deterjen, sapu/sikat, vacuum cleaner dan mesin penyikat. Pembersihan dari debu dan kotoran pada permukaan, terutama bagian yang kasar menggunakan sapu dan sikat yang


(39)

lembut dan untuk permukaan yang halus dapat menggunakan mesin penghisap setiap hari. Pencucian lantai dilakukan dengan cara : basahi atau pel lantai dengan air bersih, kemudian sapukan campuran bubuk kimia. Untuk lantai yang kotor sekali dapat menggunakan sejurnlah bubuk abrasive. Untuk pembilasan menggunakan air bersih untuk menghilangkan/membersihkan garam alkalinya.

Pemolesan dilakukan bila lantai sangat kotor, dapat menggunakan mesin penyikat dengan campuran bubuk yang sama seperti diatas. Untuk menghilangkan noda, dapat menggunakan bahan kimia, tergantung pada jenis nodanya. Untuk pemolesan dilakukan 1 (satu) tahun sekali, jika diperlukan. Pembersihan noda dilakukan segera mungkin, pembersihan (pencucian) dengan mesin penyikat bercak/noda dilakukan 1 (satu) bulan (secara menyeluruh).

i. Karpet atau Permadani

Pembersihan karpet dan permadani dilakukan agar bersih dari debu dan kotoran. Bahan-bahan yang digunakan adalah : bahan-bahan kimia untuk menghilangkan noda (Bolt MPC), deterjen dan shampo (Nobla Shampoo) untuk mencuci, refresh powder sebagai pewangi, sapu, sikat karpet untuk membersihkan dan mesin penghisap, mesin pencuci karpet untuk cuci dan disikat. Sapu/sikat karpet digunakan untuk membersihkan permukaan karpet, debu dan kotoran kecil terutama pada ruangan yang tidak mudah kotor, pada ujung-ujung/pojok, dibawah perabot dan tempat-tempat yang sulit. Pelaksanaannya harus hati-hati dan halus, dengan gerakan-gerakan sejajar dengan arah serat. Sedangkan mesin penghisap digunakan pada ruang yang mudah kotor dan sebagai pengeringan setempat akibat tumpahan air atau cairan lain. Pembersihan kotoran dan debu dilakukan setiap hari.


(40)

Pencucian karpet dapat digunakan pada bidang yang luas, cara pencuciannya bisa dilakukan dengan :

(1) Bubuk pembersih.

Mesin pencuci diberi bubuk pembersih, dengan gerakan memutar karpet tersebut dibersihkan. Segera setelah proses tersebut diatas dilakukan karpet harus segera dibersihkan dengan mesin penghisap debu.

(2) Gosokan bunga karang dan cairan

Proses ini dilakukan terutama untuk karpet dengan bahan baku fiber atau bahan sintetis dengan tujuan selain bersih juga untuk mendapatkan kembali warna karpet yang cerah. Pembersihan ini dilakukan dengan menyapukan cairan yang bahan bakunya carbon tetrachlorida dengan sistem cuci kering hanya pada permukaan karpet. Yang perlu diperhatikan bahwa, cairan tersebut mengandung uap beracun atau mudah terbakar, sehingga dalam pelaksanaamya perlu : menggunakan masker, membuka jendela dan pintu, dilarang merokok dan menjaga jangan sampai timbul percikan-percikan api.

(3) Deterjen dan sampo

Dilakukan untuk semua jenis karpet, sampo atau deterjen dimasukkan dalam tabung yang built (terpasang)pada mesin pencuci.

Bila pada karpet terdapat bercak noda, digunakan zat kimia tergantung pada jenis noda. Permukaan karpet digosok dengan gerakan memutar dengan sikat yang ada pada mesin pencuci setelah itukarpet dibilas dan dikeringkan agar tidak bau. 20 II. Pemeliharaan Dinding


(41)

Komponen dinding terdiri dari :

a. Beton Ekspose, Keramik Tidak Berglasur

Pembersihan debu dan kotoran dilakukan dengan menggunakan sapu dan sikat. Pencucian menggunakan air bersih, kemudian sapukan campuran bubuk kimia. Untuk dinding yang kotor sekali dapat digunakan bubuk abrasive, kemudian dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan/membersihkan garam alkalinya.

Pemolesan dilakukan untuk melindungi komponen dari debu dan memudahkan untuk pembersihan. Prosesnya, komponen yang akan dipoles harus dibersihkandari segala kotoran. Hal yang perlu diperhatikan dalam memoles, komponen cenderung berubah warna, oleh karena itu pemolesan dilakukan sekali setahun, jika diperlukan. Apabila dinding sangat kotor dapat digunakan mesin penyikat dengan campuran bubuk abrasive dan untuk menghilangkan noda dapat digunakan bahan kimia, tergantung jenis nodanya.

b. Keramik Berglasur dan Mozaik.

Pembersihan meliputi keramik, mozaik dan nat-natnya. Pembersihan dari debu dan kotoran dengan menggunakan sapu, sikat keramik dan mesin penghisap. Untuk pembersihan nat digunakan sikat yang bulunya agak kaku, terutama pada bagian luar. Pencucian dilakukan menggunakan deterjen, dan dilakukan sebulan sekali.

c. Vinyl

Melindungi permukaan vinyl terhadap senyawa kimia, perubahan warna dan tekstur dengan mencuci dan melap. Pembersihan debu dan kotoran, dilakukan dengan menggunakan sikat lunak, sapu dan mesin penghisap. Pembersihan terhadap cairan


(42)

yang menempel dan bercak-bercak, menggunakan sikat dan cairan pembersih, seperti: deterjen.

Pada pemakaian vinyl yang perlu diperhatikan adalah :

a) Hindarkan dari asam alkali, karena dapat merusak permukaan menjadi kusam.

b) Hindarkan menyapu/mengepel dengan campuran yang mengandung minyak, karena bekas minyak akan tinggal dan membentuk lapisan yang dapat menempel debu dan kotoran.

c) Hindarkan gesekan furniture dan barang-barang keras karena sifat lunak dari bahan tersebut akan mudah merusak permukaannya.

d. Marmer

Dilakukan untuk menghindari kerusakan akibat garam alkali dan kotoran lain. Bahan dan alat yang dipakai: sabun,sapu, mesin penghisap dan mesin pemoles. Pembersihan debu dan kotoran dilakukan dengan sikap yang lembut atau mesin penghisap. Pembersihan debu dan kotoran (bukan noda kimiawi) dilakukan dengan rnenggunakan mesin penyikat/pemoles dan dibilas dengan sabun dicampur air hangat, dibilas dan dikeringkan sehingga bersih tanpameninggalkan bekas sabun.

Pemolesan dengan mesin poles dan sikat yang lembut. Pemolesan dilakukan satu kali setahun. Pembersihan dari debu dan kotoran dilakukan setiap hari, untuk ruang dengan frekuensi penggunaan tinggi seperti lobby dilakukan 2 kali sehari, sedangkan untuk pembersihan menyeluruh terhadap kotoran (bukan noda kimiawi) dilakukan sebulan sekali. Pemolesan dilakukan setahun sekali.


(43)

Kayu dilapis/finishing yang dimaksud adalah : parket, formika, triplek, ramin yang telah difinishing dan telah diberi lapisan cat, plitur, teak oil dan duco. Pelapisan kayu, adalah untuk melindungi terhadap serat-serat maupun sel-sel dari pengaruh zat kimia, jamur, serangga, debu, kotoran dan laimya.

(1) Kayu dilapis plitur dan teak oil

Pencucian meliputi pencucian bercak noda yang melekat pada permukaat cat, dengan menggunakan air dicampur bahan kimia kemudian dilap sampai kering. Pencucian dilakukan enam bulan sekali. Pembersihan debu dan kotoran dilakukan setiap hari, dengan rnenggunakan lap, sapu, dan mesin penghisap

(2) Kayu dilapis catdan duco

Pembersihan debu menggunakan lap atau dengan mesin penghisap debu dengan cara kering, dilakukan setiap hari. Pencucian bercak/noda yang melekat pada permukaan cat menggunakan air dicampur bahan kimia kemudian dilap sampai kering, dilakukan enam bulan sekali.

f. Aluminium dan Stainless Steel

Pembersihan dilakukan dengan kain halus, cuci dengan deterjen dan air hangat, bilas dan kemudian keringkan. Untuk pembersihan noda, gunakan cairan atau bubuk pembersih, dilap dengan kain halus sampai kering.

g. Kaca dan Flexiglass

Pembersihan debu dan kotoran yang menempel, menggunakan alat pembersih kaca dan deterjen, dilakukan setiap hari. Untuk bagian yang sulit menggunakan alat bantu (seperti stager), dilakukan tiga bulan sekali. Pembersihan dari minyak dan lemak menggunakan bahan kimia seperti Bolt MPC atau Glass Cleaner.


(44)

h. Wall Paper

Pembersihan debu dan kotoran yang melekat digunakan mesin penghisap, kain/busa pembersih dan deterjen yang dilakukan setiap hari. Minyak/lemak yang menempel pada permukaan diseka dan dicuci, dengan menggunakan bahan kimia. Pencucian dilakukan dengan air dan deterjen 6 (enam) bulan sekali menggunakan kain/busa pembersih. Bilas permukaan wall paper dengan air bersih dan dilap sampai kering.

i. Plesteran Difinis

Plesteran difinis adalah plesteran diaci dan dicat. a) Pembersihan cat tahan air.

Bidang yang kotor karena debu dibersihkan dengan bulu ayam dan mesin penghisap. Bidang yang terdapat bercak-bercak dibersihkan dengan air campur deterjen dan dilap.

b) Pembersihan cat biasa.

Kotoran dan debu dibersih dan lap atau mesin penghisap. c) Pembersihan bercak-bercak dilakukan segera.

Pembersihan kotoran dan debu dilakukan sebulan sekali. j. Plesteran Kasar/Kamprot dan Difinis Halus

Pembersihan bidang yang kotor karena debu, dibersihkan dengan sikat, dilakukan setahun sekali. 16

III.Pemeliharaan Pintu dan Jendela Rumah Sakit


(45)

antara lain: Teakwood, kayu diplitur/dicat, Formika, Aluminium dan Stainless steel, Kaca dan flexiglass, Besi, dan Seng. Pembersihan pintu dan jendela tersebut dilakukan enam (6) bulan sekali dengan cara mencuci dan menyikat debu, kotoran dan sampah yang ada.

Untuk engsel, roda dan kunci dilakukan pelumasan sebulan sekali. Pembersihan dilakukan setiap hari dengan lap kering dan bahan kimia bila diperlukan. 16

IV.Pemeliharaan Plafon Rumah Sakit

Plafon terdiri atas beberapa jenis, antara lain: a. Plafon asbes, triplek, kisi-kisi kayu, dan hard board

Pembersihan menggunakan sapu ijuk atau lap yang dilakukan sebulan sekali b. Plafon akustik

Pembersihan dengan sapu ijuk, dilakukan sebulan sekali. c. Plafon Formika

Pembersihan dilakukan dengan sapu ijuk, dilakukan sebulan sekali. d. Gypsum

Pembersihan dilakukan dengan sapu atau kain lap, dilakukan sebulan sekali. e. Plesteran difinis

Pembersihan dilakukan dengan sapu ijuk, dilakukan setiap bulan. 16 V. Pemeliharaan Atap

Meliputi pembersihan sampah dan organisme botani seperti rumput atau lumut yang terdapat pada permukaan atap. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan sikat dan sapu lidi disertai peyiraman dengan air. Pembersihan


(46)

dilakukan seminggu sekali untuk sampah dan setiap 3 (tiga) bulan sekali untuk rumput dan lumut. 16

2.3.7.2 Pemeliharaan Halaman Rumah Sakit

Pemeliharaan halaman rumah sakit meliputi pembersihan pagar, pertamanan, lapangan parkir, saluran air hujan dan tempat sampah di rumah sakit.

1. Pemeliharaan Taman

Pemeliharaan taman dilakukan dengan merawat tanaman dan pembersihan taman dari rumput dan kotoran lainnya. Pemeliharaan ini dilakukan setiap hari.

2. Pemeliharaan Lapangan Parkir

Pemeliharaan meliputi pembersihan sampah dan organisme botani (rumput dan yang sejenis) yang ada di permukaan lapangan parkir. Pembersihan dilakukan dengan sapu, sikat, sekop kecil, atau dengan cara dicabut. Pembersihan dilakukan setiap hari untuk sampah dan setiap 1 (satu) kali sebulan untuk organisme botani. 3. Pemeliharaan Pagar

Pagar rumah sakit terdiri dari : a. Pagar Hidup

Pemeliharaannya dengan melakukan penyiraman dan pemupukan secara rutin. b. Pagar Bambu/kayu, Kawat, Teralis, dan Beton

Pembersihan pagar dari debu dan kotoran dilakukan dengan menggunakan sikat, lap basah atau disemprot air yang dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali.

4. Pemeliharaan Tempat Sampah


(47)

air dan sabun. 16

2.3.8 Obat Pembersih

Untuk memelihara, membersihkan serta merawat bangunan rumah sakit, ada berbagai macam obat pembersih yang digunakan, antara lain: 17

1. Applied 4000

Applied 4000 merupakan serbuk kasar, berwarna putih kecoklatan dan baunya tidak sedap yang berguna sebagai obat pembersih kamar mandi serta toilet yang kotorannya sudah pekat. Daya bersihnya kuat tetapi dapat merusak kulit tangan, sehingga disarankan menggunakan sarung tangan saat menggunakan obat ini.

2. Bendurol Forte

Bendurol Forte berwarna kuning dan wangi. Merupakan obat yang digunakan untuk membongkar/mengupas lapisan lantai (marmer atau terasso) yang talah kusam atau kotor, untuk dilapisi kembali agar lantai kelihatan bersih mengkilap dan awet.

3. Bolt MPC (Bolt Multi Purpose Cleaning) atau Light Bolt

Bolt MPC merupakan pembersih serbaguna yang dapat digunakan untuk membersihkan semua perlengkapan : meja, kursi, cermin, kaca, pembersih kamar mandi, maupun pencuci karpet.

4. Bolt PCS(Bolt Porceline Cleaning Special)

Bolt PCS berwarna biru tua, berbau keras dan menyengat, khusus untuk membersihkan lantai porselin, terutama di toilet dan kamar mandi, serta jamban yang kotorannya pekat. Sebaiknya menggunakan sarung tangan saat pemakaian karena dapat menyebabkan tangan menjadi gatal dan kulit rusak.


(48)

5. Con-R-dust

Con-R-dust berwarna coklat kekuningan yang berguna untuk membersihkan lantai marmer, porselin maupun terasso.

6. Dimon Pie

Dimon pie berbau agak wangi, sebagai pembersih lantai, terutama untuk toilet dan kamar mandi, yang sekaligus dapat menghilangkan bau tidak enak serta membunuh kuman seperti disinfectant.

7. Disinfectant

Disinfectant berbau tidak enak, untuk membersihkan toilet dan kamar mandi sekaligus pembasmi kuman.

8. Fast-Go

Fast-Go berbentuk serbuk putih kecoklatan, berbau menyengat yang berfungsi untuk membersihkan kamar mandi serta toilet pada saat general cleaning.

9. Fortify

Fortify berbau sangat menyengat, berguna sebagai obat pelapis lantai marmer atau terasso, mempunyai daya kilap lebih lama kaena tahan goresan atau gesekan.

10.Glass Cleaner

Glass cleaner berwarna biru muda, baunya menyengat hidung, untuk menghilangkan noda-noda pada kaca dan cermin.

11.Glow Metal Polish

Glow metal polish berwarna putih kekuningan yang digunakan untuk membersihkan semua peralatan yang terbuat dari logam, baik kuningan, baja (stainless steel), aluminium, dan lain-lain.


(49)

12.Go Getter

Go Getter berwarna biru tua, berbau tidak sedap, sebagai pembersih toilet dan kamar mandi. Mempunyai daya bersih yang kuat.

13.Marble Klin

Marble Klin berbau harum, berwarna kuning, untuk menghilangkan noda-noda pada lantai marmer dan terasso serta membuatnya mengkilap.

14.Marble Powder

Marble powder digunakan untuk membersihkan lantai marmer ataupun terasso. Obat ini berbentuk serbuk, penggunaannya harus menggunakan scrubbing machine.

15.Metana

Metana berwarna putih kuning, berbau seperti terpentin. Berguna sebagai obat pembersih peralatan yang terbuat dari kayu seperti Shine Up.

16.Netto Clar

Netto Clar berwarna kuning, cair kental, berbau harum. Obat ini berguna sebagai obat pelapis lantain marmer atau terasso.

17.New Complete

New Complete merupakan obat pelapis lantai (marmer atau terasso) yang mempunyai sifat unbuffable, tidak perlu digosok dengan buffing machine atau polishing machine, dan tahan goresan.

18.Nobla Carpet Shampoo

Nobla Carpet Shampoo adalah obat pencuci karpet, berbau harum. 19.Refresh


(50)

Refresh berbentuk serbuk berwarna putih dan berbau harum. Gunanya untuk menghilangkan bau tidak sedap pada karpet setelah dicuci/disampo.

20.Shine Up

Shine Up berbentuk krim berwarna putih, bersih dan kental seperti bubur, lembut, dan berbau harum. Fungsinya adalah sebagai pembersih segala macam perabotan yang terbuat dari kayu, meja, kursi, lemari, pintu, kusen pintu dan jendela, serta pegangan tangga yang terbuat dari kayu.

21.Spiritus

Spiritus berguna sebagai glass cleaner atau pembersih kaca dan cermin. 22.Trafic Grade

Trafic grade berbentuk cair, berwarna putih, bau tidak enak. Berguna untuk melapisi lantai marmer atau terasso, untuk menutup pori-pori lantai sehingga pemeliharaannya menjadi lebih mudah.

23.Vim

Vim berbentuk serbuk putih untuk membersihkan kamar mandi dan toilet namun tidak merusak kulit.

24.Vixal

Vixal baunya agak keras, agak harum, berguna untuk membersihkan toilet dan kamar mandi.17

2.4. Petugas Cleaning Service

2.4.1 Tugas Pokok Petugas Cleaning Service


(51)

untuk menjaga kebersihan, kerapian, keindahan dan kenyamanan seluruh area baik yang ada di dalam gedung maupun yang ada di luar gedung. 17

2.4.2. Sistem Kerja Petugas Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

Jam kerja petugas cleaning service atau petugas kebersihan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dimulai pukul 07.00 WIB-22.00 WIB. Terbagi menjadi 2 shift, yaitu:

a. Shift 1 (Pukul 07.00 WIB-15.00 WIB). b. Shit 2 (Pukul 14.00 WIB-22.00 WIB).

Petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan memiliki beberapa tugas, antara lain:

1. Membersihkan setiap ruangan kantor, poliklinik, kamar pasien, kamar mandi/wc, dan koridor yang ada di area rumah sakit (in side).

2. Membersihkan seluruh taman dan halaman yang ada di area rumah sakit (out side).

3. Mengangkut sampah non medis yang terdapat di area rumah sakit ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sampah yang ada di area rumah sakit, dan mengangkut sampah medis rumah sakit ke IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) rumah sakit.

Untuk melaksanakan tugas-tugas di atas, maka setiap harinya dibentuk tim yang terdiri atas 3 (tiga) tim, yaitu:


(52)

setiap ruangan yang ada di area rumah sakit.

2. Tim sampah, yang bertugas melaksanakan pengangkutan sampah medis ke IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) rumah sakit dan sampah non medis ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sampah, serta membersihkan halaman dan taman di area rumah sakit.

3. Tim khusus, yang bertugas untuk membersihkan bagian-bagian khusus seperti langit-langit ruangan, kaca, dan karat yang memerlukan penanganan khusus, serta area kerja dengan ketinggian > 5 meter.

Dalam pengaturan penugasan petugas cleaning service, pihak Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi memberlakukan sistem kerja rotasi mingguan.

2.4.3 Pelayanan Kesehatan Bagi Petugas Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

Setiap petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pengobatan gratis di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kesehatan kerja pada petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, dengan alasan bahwa belum pernah dilakukan penelitian sejenis di tempat tersebut dan adanya izin dari pihak Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada Agustus-Desember 2009.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh petugas cleaning service yang ada di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, yaitu sebanyak 86 orang.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan sederhana.


(54)

Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus Taro Yamane dalam Ridwan, yaitu: 21

N n =

N. d2 + 1

Dimana : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan 10% (0,1) Jadi:

86 n =

(86) (0,12) + 1 n = 46,23 ≈ 46

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel sebanyak 46 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari pihak Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan berupa data mengenai petugas cleaning service dan profil Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

3.5 Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh berupa hasil wawancara dengan petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan akan diolah dan disajikan ke dalam


(55)

bentuk tabel distribusi frekuensi. Kemudian akan dianalisa secara deskriptif untuk menjelaskan gambaran kesehatan kerja petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. PirngadiMedan.


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

RSU Dr. Pirngadi didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun 1930. Sebagai pimpinan yang pertama adalah Dr. W. Bays. Pada tahun 1939 pimpinan rumah sakit ini diserahkan kepada Dr. A. A. Messing.

Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritsu Bysonoince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro.

Pada masa Negara Sumatera Timur pada tahun 1947 nama rumah sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Kota Medan. Setelah beberapa kali mengalami pergantian pimpinan dan perubahan nama, maka pada tahun 1979 sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 nama rumah sakit ini resmi diberi nama Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan, berasal dari nama seorang putra bangsa Indonesia pertama yang menjadi pimpinan rumah sakit ini.

Sejalan dengan pelaksanan otonomi daerah, maka berdasarkan Perda Kota Medan No. 30 tahun 2002 tanggal 6 September 2002 tentang pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota


(57)

Medan sebutan dalam organisasi adalah Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan.

4.1.1 Visi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

Visi dari Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan adalah “Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan MANTAP TAHUN 2010 (Mandiri, Tanggap dan Profesional)”.

4.1.2 Misi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

Adapun misi dari Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan adalah:

1. Meningkatkan upaya kesehatan paripurna kepada semua golongan masyarakat secara merata dan terjangkau, sesuai dengan tugas pokok, fungsi serta peraturan yang berlaku.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialistik dan sub spesialistik yang bermutu.

3. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan secara profesional dan etis agar timbul kepercayaan dan harapan serta rasa aman dan kenyamanan bagi penderita.

4. Meningkatkan peran rumah sakit sebagai tempat pendidikan, penelitian dan pengembangan IPTEK di bidang kesehatan.

4.2 Gambaran Petugas Cleaning Service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi

Petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan berada dalam pengelolaan langsung Bagian Perlengkapan dan Pemeliharaan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. Petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi


(58)

Medan keseluruhannya berjumlah 86 orang, dengan 9 orang mandor dan seorang pengawas, sehingga jumlah keseluruhannya adalah sebanyak 96 orang.

1. Pembagian Tugas dan Tim Kerja

Petugas cleaning service di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan memiliki beberapa tugas, antara lain:

4. Membersihkan setiap ruangan kantor, poliklinik, kamar pasien, kamar mandi/wc, dan koridor yang ada di area rumah sakit (in side).

5. Membersihkan seluruh taman dan halaman yang ada di area rumah sakit (out side).

6. Mengangkut sampah non medis yang terdapat di area rumah sakit ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah yang ada di area rumah sakit, dan mengangkut sampah medis rumah sakit ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) rumah sakit.

Untuk melaksanakan tugas-tugas di atas, maka setiap harinya dibentuk tim yang terdiri atas 3 (tiga) tim, yaitu:

1. Tim pembersih ruangan, yang bertugas melaksanakan pembersihan pada setiap ruangan yang ada di area rumah sakit.

2. Tim sampah, yang bertugas melaksanakan pengangkutan sampah medis ke IPAL rumah sakit dan sampah non medis ke TPS sampah, serta membersihkan halaman dan taman di area rumah sakit.

3. Tim khusus, yang bertugas untuk membersihkan bagian-bagian khusus seperti langit-langit ruangan, kaca, dan karat yang memerlukan penanganan khusus,


(59)

serta area kerja dengan ketinggian > 5 meter.

2. Proses dan Cara Kerja

Setiap hari sebelum memulai pekerjaannya, petugas cleaning service terlebih dahulu diberikan pengarahan oleh pengawas cleaning service dan para mandor mengenai pembagian tugas serta peraturan dan tata tertib kerja. Setelah itu, setiap petugas cleaning service membawa peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan tugasnya ke area kerja yang telah ditentukan.

a. Petugas cleaning service yang bertugas di tim pembersih mulai membersihkan

setiap ruangan dan koridor dengan cara disapu dan dipel. Kemudian petugas melanjutkan dengan membersihkan kamar mandi dengan cara disikat. Khusus untuk area koridor yang sering dilalui pengunjung ataupun petugas rumah sakit, petugas cleaning service selalu menjaga kebersihannya dengan menggunakan alat dust mop controlle untuk membersihkan dan mengangkat debu dan kotoran yang menempel di lantai.

b. Petugas cleaning service yang bertugas di tim sampah melakukan

pengangkutan sampah medis dan non medis dengan cara mengumpulkan sampah dari tiap ruangan dan memasukkannya ke tempat sampah yang lebih besar, disesuaikan dengan jenis sampahnya, kemudian diangkut ke TPS untuk sampah non medis dan diangkut ke IPAL rumah sakit untuk sampah medis. Kemudian tempat sampah yang telah kotor dicuci dengan cara disikat. Pembersihkan halaman dan taman di area rumah sakit dilakukan dengan cara menyapu dan mengutip sampah yang ada. Petugas cleaning service juga


(60)

melakukan perawatan pada tanaman-tanaman yang ada.

c. Petugas cleaning service di tim khusus bertugas untuk membersihkan kaca

jendela dan noda karat, serta area kerja lainnya dengan ketinggian > 5 meter.

3. APD (Alat Pelindung Diri)

Untuk melindungi petugas cleaning service dari berbagai potensi bahaya yang ada di rumah sakit, maka pihak manajemen rumah sakit menyediakan APD (Alat Pelindung Diri), berupa :

a. Sarung tangan karet b. Masker

c. Sepatu boot karet

Pihak manajemen rumah sakit mewajibkan kepada setiap petugas cleaning service untuk memakai APD yang telah disediakan ketika sedang bekerja. Namun dari hasil pengamatan di lapangan terlihat masih banyak petugas yang tidak memakai APD tersebut ketika bekerja (± 40 %). Dari hasil wawancara dengan pengawas dan mandor cleaning service diketahui bahwa alasan petugas cleaning service tidak memakai APD yang telah disediakan antara lain karena : tidak terbiasa, terasa panas dan merasa sesak.

4. Bahan kimia yang digunakan

Bahan kimia yang digunakan dalam proses kerja membersihkan ruangan-ruangan (in side) rumah sakit adalah:

1) Con-R-dust® merupakan bahan kimia yang memiliki warna coklat kekuningan, berguna untuk membersihkan lantai marmer, porselin


(61)

maupun terasso.

2) Fortify® berguna sebagai obat pelapis lantai marmer atau terasso, mempunyai daya kilap lebih lama karena tahan goresan atau gesekan, namun berbau sangat menyengat.

3) Glass Cleaner merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menghilangkan noda-noda pada kaca dan cermin. Berwarna biru muda dan baunya menyengat hidung.

4) Go Getter®, merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai pembersih toilet dan kamar mandi. Go Getter® bersifat asam, berwarna biru tua dan berbau tidak sedap, namun mempunyai daya bersih yang kuat.

5) New Complete® merupakan bahan kimia yang berfungsi sebagai obat pelapis lantai (marmer atau terasso). New Complete® mempunyai sifat unbuffable, tidak perlu digosok dengan buffing machine atau polishing machine, dan tahan goresan.

6) Shine Up® merupakan bahan kimia yang berfungsi sebagai pembersih segala macam perabotan yang terbuat dari kayu, meja, kursi, lemari, pintu, kusen pintu dan jendela, serta pegangan tangga yang terbuat dari kayu. Shine Up® berbentuk krim berwarna putih, bersih dan kental seperti bubur, lembut dan berbau harum.

7) Trafic Grade® merupakan bahan kimia yang berguna untuk melapisi lantai marmer atau terasso, bekerja dengan menutup pori-pori lantai sehingga pemeliharaannya menjadi lebih mudah. Berbentuk cair, berwarna putih, namun berbau tidak enak.


(62)

5. Peralatan Kerja

Dalam melakukan pekerjaannya, petugas cleaning service menggunakan beberapa peralatan pembersih yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya yang akan dilakukan.

1. Pekerjaan dengan jadwal rutin

Yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh petugas cleaning service setiap harinya, seperti menyapu, mengepel, membersihkan kamar mandi, dll. Alat yang diperlukan adalah: dust mop controlle, kain pel, sapu plastik, sapu lidi, serokan/pengki, gunting taman ukuran kecil dan besar, teleskop/stick sambung, tangga 2 meter dan 5 meter, ember press dan ember biasa, tong sampah besar dan kecil, plastik sampah.

2. Pekerjaan dengan jadwal khusus

Yaitu pekerjaan yang dilakukan pada waktu-waktu khusus saja. Tujuannya adalah untuk perawatan lantai. Untuk lantai keramik, peralatan yang digunakan adalah mesin poles (polisher machine) jenis low (rendah) dan vacuum machine (mesin vakum), sedangkan untuk lantai vinyl digunakan mesin poles (polisher machine) jenis high (tinggi) dan juga vacuum machine (mesin vakum).

6. Jam kerja, Waktu Istirahat dan Shift Kerja

Jam kerja petugas cleaning service di RSU Dr. Pirngadi terdiri dari 2 shift, yaitu :

a. Shift 1, dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 15.00 WIB. b. Shift 2, dimulai pada pukul 14.00 WIB dan berakhir pada pukul 22.00 WIB.

Setiap petugas cleaning service diberikan waktu khusus oleh pihak manajemen rumah sakit untuk istirahat selama 1 jam secara bergantian untuk makan ataupun beristirahat


(63)

di ruangan khusus yang telah disediakan. Waktu istirahat ini biasanya dimulai sekitar pukul 12.00 WIB untuk shift 1, dan sekitar pukul 18.00 WIB untuk shift 2. Pengaturan shift kerja menggunakan sistem rotasi mingguan, dimana setiap minggunya petugas cleaning service berganti shift kerja, dan tim kerja. Setiap 7 hari kerja, petugas cleaning service mendapatkan 1 hari libur (off). Dari hasil wawancara dengan pengawas cleaning service mengenai jumlah petugas cleaning service yang bertugas pada masing-masing shift dan tim kerja setiap harinya, tidak diperoleh jumlah pasti karena ada perbedaan jumlah petugas cleaning service yang sedang libur (off) setiap harinya.

7. Peraturan Kerja

Dari hasil wawancara denga pengawas cleaning service, diketahui ada beberapa aturan yang berlaku bagi petugas cleaning service pada saat sedang bekerja, antara lain:

a. Petugas cleaning service dilarang merokok ketika sedang bekerja.

b. Petugas cleaning service dilarang makan dan minum ketika berada di area


(64)

4.3 Gambaran Kesehatan Kerja Petugas Cleaning Service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

4.3.1 Karakteristik Petugas Cleaning Service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

4.3.1.1 Umur

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Petugas Cleaning Service Berdasarkan Kelompok Umur Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009

No Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%)

1. 18-22 15 32,6 2. 23-27 14 30,4

3. 28-32 9 19,6

4. 33-37 2 4,3 5. 38-42 4 8,7 6. 43-47 1 2,2 7. 48-52 1 2,2

Total 46 100,0

Dari tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak berumur antara 18-22 tahun yaitu sebanyak 15 responden (32,6%) dari 46 orang responden.

4.3.1.2 Jenis Kelamin

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Petugas Cleaning Service Berdasarkan Jenis Kelamin Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1. Pria 36 78,3

2. Wanita 10 21,7

Total 46 100,0

Dari tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 36 orang (78,3%) dari 46 orang responden.


(65)

4.3.1.3 Status Perkawinan

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Petugas Cleaning Service Berdasarkan Status Perkawinan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009

No. Status Perkawinan Jumlah Persentase (%)

1. Kawin 24 52,2

2. Tidak Kawin 22 47,8

Total 46 100,0

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa status perkawinan responden yang terbanyak yaitu kawin sebanyak 24 orang (52,2%) dari 46 orang responden.

4.3.1.4 Pendidikan Terakhir

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Petugas Cleaning Service Berdasarkan Pendidikan Terakhir Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009

No. Pendidikan terakhir Jumlah Persentase

(%) 1. SD 1 2,2

2. SMP 6 13,0

3. SMA /Sederajat 38 82,6

4. D1 1 2,2

Total 46 100,0

Dari tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir responden yang terbanyak yaitu tingkat SMA/sederajat sebanyak 38 orang (82,6%) dari 46 orang responden.


(66)

4.3.1.5 Masa Kerja

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Petugas Cleaning Service Berdasarkan Masa Kerja Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009

No. Masa Kerja (tahun) Jumlah Persentase (%)

1. 1-2 23 50,0

2. 3-4 10 21,7

3. 5-6 8 17,4

4. 7-8 3 6,5

5. 9-10 2 4,3

Total 46 100,0

Dari tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa masa kerja responden yang terbanyak yaitu masa kerja dengan lama 1-2 tahun sebanyak 23 orang (50%) dari 46 orang responden.

4.3.2. Keluhan Kesehatan

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Keluhan Kesehatan Yang Dialami Oleh Petugas Cleaning Service Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009

No Keluhan kesehatan yg dialami Jumlah Persentase

(%) 1. Cepat lelah

a. Ya 12 26,1

b. Tidak 34 73,9

Total 46 100,0

2. Gangguan pencernaan

a. Ya 6 13,0

b. Tidak 40 87,0

Total 46 100,0

3. Hidung tersumbat, berlendir, dan bersin

a. Ya 12 26,1

b. Tidak 34 21,7


(67)

No Keluhan kesehatan yg dialami Jumlah Persentase (%) Gangguan pernafasan, seperti:

4. Sesak

a. Ya 2 4,3

b. Tidak 44 95,7

Total 46 100,0

5. Batuk

a. Ya 14 30,4

b. Tidak 32 69,6

Total 46 100,0

6. Nafas berbunyi

a. Ya 1 2,2

b. Tidak 45 97,8

Total 46 100,0

Gangguan kulit, seperti: 7. Gatal-gatal

a. Ya 4 8,7

b. Tidak 42 91,3

Total 46 100,0

8. Kering

a. Ya 7 15,2

b. Tidak 39 84,8

Total 46 100,0

9. Timbul bintik kemerahan

a. Ya 2 4,3

b. Tidak 44 95,7

Total 46 100,0

10. Terasa panas

a. Ya 1 2,2

b. Tidak 45 97,8


(68)

No Keluhan kesehatan yg dialami Jumlah Persentase (%) 11. Terbakar

a. Ya 1 2,2

b. Tidak 45 97,8

Total 46 100,0

12. Sakit kepala

a. Ya 26 56,5

b. Tidak 20 43,5

Total 46 100,0

13. Tidak memiliki gairah kerja

a. Ya 12 26,1

b. Tidak 34 73,9

Total 46 100,0

Pegal-pegal/nyeri pada: 14. Bagian bahu, lengan, dan tangan

a. Ya 19 41,3

b. Tidak 27 58,7

Total 46 100,0

15. Bagian panggul, tungkai, dan kaki

a. Ya 23 50,0

b. Tidak 23 50,0

Total 46 100,0

16. Bagian leher

a. Ya 24 52,2

b. Tidak 22 47,8

Total 46 100,0

17. Bagian punggung

a. Ya 24 52,2

b. Tidak 22 47,8


(69)

No Keluhan kesehatan yg dialami Jumlah Persentase (%) 18 Bagian Pinggang

a. Ya 21 45,7

b. Tidak 25 54,3

Total 46 100,0

19 Bagian Persendian

a. Ya 16 34,8

b. Tidak 30 65,2

Total 46 100,0

Dari tabel 4.6 di atas, dapat terlihat bahwa keluhan kesehatan yang dialami responden terbanyak yaitu sakit kepala, 26 orang (52,5%) dari 46 orang responden. Sebanyak 24 orang (52,2%) dari 46 orang responden mempunyai keluhan pegal/nyeri pada bagian leher dan bagian punggung. Keluhan kesehatan lainnya yang pernah dialami responden yaitu berupa pegal/nyeri pada bagian panggul, tungkai dan kaki sebanyak 23 orang (50%) dari 46 orang responden, pegal/nyeri pada bagian pinggang sebanyak 21 orang (45,7%) dari 46 orang responden, pegal/nyeri pada bagian bahu, lengan dan tangan sebanyak 19 orang (41,3%) dari 46 orang responden, pegal/nyeri pada bagian persendian sebanyak 16 orang (34,8%) dari 46 orang responden, batuk sebanyak 14 orang (30,4%) dari 46 orang responden, cepat lelah, mengalami hidung tersumbat, berlendir serta bersin sebanyak 12 orang (26,1%) dari 46 orang responden, kulit kering sebanyak 7 orang (15,2%) dari 46 orang responden, gangguan pencernaan sebanyak 6 orang (13%) dari 46 orang responden, kulit gatal-gatal sebanyak 4 orang (8,7%) dari 46 orang responden, nafas sesak dan timbul bintik kemerahan sebanyak 2 orang (4,4%) dari 46 orang responden, nafas berbunyi, kulit


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)