32
1.4 Metode Analisa Data 1.4.1
Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali 2005:19 statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian yang memberikan gambaran mengenai nilai rata-rata mean, standar
deviasi, varian, nilai maksimum, minimum, dan skewnes kemencengan distribusi dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Statistic
deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik dari variable-variabel penelitian. Dalam penelitian ini, ukuran yang digunakan adalah
ukuran tendensi sentral rata-rata, minimum, maksimum.
1.4.2 Analisis Diskriminan
Analisis diskriminan dapat digunakan untuk memahami beberapa kelompok yang berbeda untuk melakukan pengelompokkan unit-unit statistik ke dalam
kelompok atau kelas-kelas. Teknik ini sangat cocok untuk menganalisis dimana ada satu variabel terikat yang dinyatakan dalam kategori dan beberapa variabel bebas
dengan metrik terukur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah informasi arus kas yang lebih bermanfaat untuk memprediksi kondisi financial
distress perusahaan. Hasil analisis berdasarkan rasio keuangan laba dan arus kas ini kemudian diuji secara statistik dengan metode Two-Group Discriminant Analysis
TDA untuk menetapkan rasio-rasio yang signifikan dalam membedakan perusahaan yang terkena financial distress group 1 dan perusahaan yang tidak terkena financial
distress group 2. Menurut Hair et al 1992 dalam Widianingrum 2008, analisis diskriminan
terdiri dari tiga tahap sebagai berikut : a. Tahap Derivasi, yang terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1 Melakukan pemilihan penentuan terhadap variabel bebas atau variabel pembeda pada model laba dan model arus kas dengan menggunakan
multivariate F ratio. Selanjutnya dipilih variabel bebas yang mempunyai nilai F maksimum sebagai prioritas pertama variabel bebas dan dilakukan iterasi
33
untuk memilih variabel bebas kedua, ketiga dan seterusnya, sampai tidak ada lagi yang dipilih sebagai variabel bebas.
2 Menentukan variabel terikat Z yaitu sebagai kinerja dengan kategori terkena financial distress 1 dan kategori non financial distress 2 dan
mengelompokkan perusahaan ke dalam dua kategori tersebut. 3 Melakukan pembagian sampel menjadi dua yaitu analysis sample dan holdout
sample, serta membuktikan tepat tidaknya pengelompokkan sampel tersebut. 4 Menguji asumsi dasar dalam analisis diskriminan, yaitu uji multivariate
normality of independent variable uji normalitas dan multicollinearity among independent variable uji bebas multikolinieritas.
5 Melakukan perhitungan terhadap koefisien variabel bebas. 6 Menghitung estimasi koefisien diskriminan dengan metode simultan dan atau
stepwise method. Metode simultan direct method digunakan apabila diinginkan untuk mengetahui pengaruh variabel independent rasio laba dan
arus kas terhadap variabel dependen Z score secara bersamaan. Sedangkan stepwise method digunakan untuk mengetahui variabel bebas satu persatu.
b. Tahap Validasi, dimana pada tahap ini yang harus diperhatikan adalah : 1 Mengembangkan pengklasifikasian matrik melalui pengukuran signifikansi
dari suatu fungsi. Perhitungan nilai diskriminan ini menggunakan uji Wilk’s Lambda.
2 Menentukan nilai titik potong cutting score, dimana pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah pengelompokkan dengan data rasio keuangan ke
dalam kelompok yang terkena financial distress dan kelompok non financial distress itu sudah benar. Jika dalam uji statistik menunjukkan perbedaan
secara signifikan sebelum pengklasifikasian matrik dibentuk, terlebih dahulu dilakukan penentuan cutting score. Jika hanya ada dua kelompok dan ukuran
masing-masing kelompok sama, maka titik potong cutting score optimal adalah di tengah-tengah di antara centroids dua kelompok tersebut, dengan
rumus Santoso dalam Widianingrum, 2008.
34
Z
CE
= Z
A
+ Z
B
2 Dimana :
Z
CE
: nilai titik potong untuk kelompok dengan ukuran sama Z
A
: Centroid untuk kelompok A perusahaan yang terkena financial distress
Z
B :
Centroid untuk kelompok B perusahaan non
financial distress
Jika ada dua kelompok dan ukuran kelompok tersebut tidak sama, maka titik potong cutting score adalah sebagai berikut :
Z
CE
= n
A
Z
A
+ n
B
Z
B
n
A
+ n
B
Dimana : Z
CE
: nilai titik potong untuk kelompok dengan ukuran tidak sama Z
A
: Centroid untuk kelompok A perusahaan yang terkena financial distress
Z
B :
Centroid untuk
kelompok B
perusahaan non
financial distress
n
A
: jumlah sampel dalam kelompok A n
B
: jumlah sampel dalam kelompok B 3 Validasi fungsi diskriminan melalui penggunaan dari pengklasifikasian
matrik dimana sampel harus dibagi dalam dua kelompok. Satu kelompok adalah analysis sample sampel analisis dan digunakan untuk menghitung
diskriminan sedangkan kelompok yang lain adalah holdout sample sampel validasi yang digunakan dalam pengklasifikasian matrik. Selanjutnya nilai
diskriminan individual sampel holdout dibandingkan dengan critical cutting score dan diklasifikasian sebagai berikut :
a Pengklasifikasian suatu perusahaan kedalam kelompok 0, jika Z
N
Z
CE
b Pengklasifikasian suatu perusahaan kedalam kelompok 1, jika Z
N
Z
CE
c. Tahap Interpretasi untuk memberikan arti dari hasil yang diperoleh dengan mempertimbangkan ketiga faktor sebagai berikut :
35
1 Discriminant Weight koefisien diskriminan, ukurannya ditentukan dengan struktur varians dari variabel utama. Variabel bebas yang mempunyai
kekuatan pembeda yang besar dinilai memberikan kontribusi yang lebih besar pada daya fungsi diskriminan dibandingkan variabel bebas yang bobotnya
kecil. 2
Discriminant Loading, disebut juga struktur hubungan yang mengukur hubungan linier sederhana antara variabel bebas independen dan fungsi
diskriminan. 3 Nilai F partial untuk menginterpretasikan kekuatan pembedaan dari variabel
bebas. Persamaan dalam model diskriminan untuk model laba persamaan 1 dan
model arus kas persamaan 2 dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Model Laba
Z = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ b
7
X
7
+ b
8
X
8
+ b
9
X
9
+ b
10
X
10
+ b
11
X
11
+ b
12
X
12
+ b
13
X
13
1 Dimana :
a = konstanta
b
1
–b
13
= koefisien diskriminan X
1
= penjualan bersih SALES X
2
= tingkat perputaran persediaan INVTO X
3
= total aktiva perusahaan SIZE X
4
= current ratio CR X
5
= acid ratio AR X
6
= account receivable ARE X
7
= operating profit margin OPM X
8
= return on assets ROA X
9
= total assets turnover TATO X
10
= net fixed assets turnover NFATO X
11
= total debt to total assets TDTA
36
X
12
= longterm debt to total assets LTDTA X
13
= equity to total assets ETA b. Model Arus Kas
Z = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ b
7
X
7
+ b
8
X
8
+ b
9
X
9
+ b
10
X
10
+ b
11
X
11
+ b
12
X
12
+ b
13
X
13
2 Dimana :
a = konstanta
b
1
– b
13
= koefisien diskriminan X
1
= cash flow adequacy ratio CFAR X
2
= long term debt payment ratio LDPR X
3
= divident payout ratio DPR X
4
= reinvesment ratio RIR X
5
= debt coverage ratio DCR X
6
= cash flow liquidity ratio CFLR X
7
= depreciation-amortization impact DAI X
8
= cash interest coverage ratio CICR X
9
= investment to finance ratio IFR X
10
= critical needs coverage ratio CNCR X
11
= cash to sales or quality of sales ratio CFSR X
12
= cash flow return on asset ratio CFRAR X
13
= cash flow return on stockholder’s equity CFRSER
37
1.4.3 Kerangka Pemecahan Masalah