Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden

sebanyak 139 bed. Jumlah perawat keseluruhannya 148 orang. Adapun dokter yang merawat dari berbagai spesialis maupun subspesialis. Pelayanan Rawat inap sudah memisahkan perawatan berdasarkan ruang perawatan kebidanan, ruang perawatan pasien operasi, laki-laki, perempuan dan anak. Ruang Rawat Inap di RS Islam Malahayati terdiri atas 130 bed dan 9 bed ICU. Beberapa ruang rawat inap ditanggungjawabi oleh pos perawatan. Adapun Pos perawatan rawat inap terdiri atas Tajul AlaNurul Ala TANA, Paviliun Hijriah Bawah PHB, Paviliun Hijriah Atas PHA, Andalusia, Nurul Jannah dan Nurul Jannah Baru. Fasilitas di RS Islam Malahayati termasuk didalamnya kamar perawatan, Unit Gawat Darurat UGD, Intensive Care Unit ICU, Kamar Bersalin, Kamar Bedah, dan unit pendukung lainnya. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Karakteristik Responden Pada penelitian ini karakteristik perawat yang diteliti adalah jenis kelamin,umur, pendidikan dan masa kerja. Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi perawat berdasarkan jenis kelamin mayoritas perempuan sebanyak 70 orang 89,7 dan minoritas laki-laki sebanyak 8 orang 10,3. Untuk distribusi frekuensi berdasarkan umur responden menunjukkan mayoritas berusia 20-35 tahun sebanyak 48 orang 61,5 dan minoritas responden berusia 36-45 tahun sebanyak 30 orang 38,5. Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan menunjukkan mayoritas responden berpendidikan akademi perawatakademi kebidanan sebanyak 76 orang Universitas Sumatera Utara 97,4 dan minoritas responden berpendidikan S1 keperawatan sebanyak 2 orang 2,6. Distribusi frekuensi berdasarkan masa kerja menunjukkan mayoritas responden mempunyai masa kerja 1-5 tahun sebanyak 44 orang 56,4 dan minoritas reponden mempunyai masa kerja 15 tahun sebanyak 14 orang 18,0. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Perawat Ruang Rawat Inap RS Islam Malahayati No. Karakteristik n 1. Jenis kelamin - Laki-laki 8 10,3 - Perempuan 70 89,7 Total 78 100,0 2. Umur - 20-35 tahun 48 61,5 - 36-45 tahun 30 38,5 Total 78 100,0 3. Pendidikan - AkperAkbid 76 97,4 - S1 Keperawatan 2 2,6 Total 78 100,0 Masa Kerja - 1-5 tahun 44 56,4 - 6-10 tahun 20 25,6 - 15 tahun 14 18 Total 78 100,0 4.2.2. Distribusi Responden terhadap Variabel Komunikator Pada Tabel 4.2 berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner terhadap variabel komunikator terhadap keselamatan pasien menunjukkan masing-masing sebanyak 54 orang 69,20 menjawab sangat setuju mengetahui teknik komunikasi SBAR dan 24 orang 30,8 menjawab setuju mengetahui teknik komunikasi SBAR. Saat melapor kondisi pasien kepada dokter, 59 orang 75,6 sangat setuju selalu Universitas Sumatera Utara menggunakan teknik komunikasi SBAR, 17 orang 21,8 setuju dan 2 orang 2,6 kurang setuju selalu menggunakan teknik komunikasi SBAR. Mengenai kemudahan menerapkan teknik komunikasi SBAR saat berkomunikasi dengan dokter, 46 orang 59 sangat setuju, 28 orang 35,9 setuju, dan 4 orang 5,1 kurang setuju. Dalam hal sebelum melapor ke dokter, perawat melakukan persiapan terlebih dahulu, 58 orang 74,4 sangat setuju dan 20 orang 25.6 setuju. Perawat melakukan pengkajian kondisi pasien sebelum menghubungi dokter, 60 orang 76,9 sangat setuju, 18 orang 23,1 setuju. Perawat mengumpulkan data-data yang diperlukan berhubungan dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan ke dokter, 42 orang 53,8 sangat setuju dan 36 orang 46,2 setuju. Sebanyak 72 orang 92,3 sangat setuju bahwa perawat membaca dan memahami catatan perkembangan terkini pasien dan hasil pengkajian perawat shift sebelumnya, setelah itu melapor ke dokter, terhadap hal ini juga, 4 orang 5,1 setuju dan 2 orang 2,6 sangat tidak setuju. Pada saat bekerja, perawat selalu memiliki notes dan pulpen di saku pakaian kerja, 69 orang 88,5 sangat setuju, 7 orang 9,0 setuju dan 2 orang 2,6 sangat tidak setuju. Mayoritas ebanyak 59 orang 75,65 sangat setuju dan minoritas sebanyak 19 orang 24,4 sangat tidak setuju pada saat melapor ke dokter, perawat menyebutkan nama dan unit kerjanya. Pada pelaporan situasi pasien, perawat menyebutkan nama dan umur pasien, serta menjelaskan secara singkat masalah kesehatan pasien atau keluhan utama Universitas Sumatera Utara termasuk pain score derajat nyeri, sebanyak 31 orang 39,7 sangat setuju dan 47 orang 60,3 setuju. Pada pelaporan latar belakang pasien, perawat menyebutkan tanda vital pasien, pemeriksaan yang mendukung, hasil laboratoriun dan informasi klinik yang mendukung, sebanyak 40 orang 51,3 sangat setuju dan 38 orang 48,7 setuju. Pada pelaporan penilaian pasien, perawat menyampaikan kemungkinan masalah pasien, sebanyak 10 orang 12,8 sangat setuju, 36 orang 46,2 setuju dan 32 orang41 kurang setuju. Pada pelaporan rekomendasi, perawat menanyakan pada dokter langkah selanjutnya yang akan dilakukan, sebanyak 36 orang 46,2 sangat setuju, 41 orang 52,6 setuju dan 1 orang 1,3 kurang setuju. Sebanyak 10 orang 12,8 sangat setuju, 62 orang 79,5 setuju dan 6 orang 7,7 kurang setuju untuk perintah lisan dan telepon, perawat selalu mencatat perintah secara lengkaphasil pemeriksaan write back kemudian membacakan kembali read back setelah itu mengkonfirmasi ulang repeat back. Perlu adanya SOP komunikasi SBAR di tiap pos perawatan, sebanyak 25 orang 32,1 sangat setuju, 51 orang 65,4 setuju dan 2 orang 2,6 kurang setuju. Teknik komunikasi SBAR memudahkan perawat untuk menjalankan instruksi dokter, 29 orang 37,2 sangat setuju, 46 orang 59,0 setuju dan 3 orang 3,8 sangat tidak setuju. Sebanyak 16 orang 20,5 sangat setuju meminta rekan kerja yang lebih senior untuk berkomunikasi dengan dokter yang ahli Profesor, sedangkan 21 orang 26,9 menjawab setuju, 24 orang 30,8 menjawab kurang setuju dan 17 orang 21,8 menjawab sangat tidak setuju. Universitas Sumatera Utara Dalam hal perawat dan dokter saling mendukung dalam penggunaan teknik komunikasi SBAR, sebanyak 13 orang 16,7 sangat setuju, 39 orang 50,05 setuju, 25 orang 32,1 kurang setuju dan 1 1,3 sangat tidak setuju. Perawat meminta dokter mengulangi instruksinya jika perawat kurang jelas mendengar instruksi, sebanyak 15 orang 19,2 sangat setuju, 22 orang 28,2 setuju, 41 orang 52,6 kurang setuju. Sedangkan dalam hal perawat menghubungi dokter untuk bertanya tentang tulisan dokter yang kurang jelas, sebanyak 17 orang 21,8 sangat setuju, 16 orang 20,5 setuju, dan 45 orang 57,7 kurang setuju. Hubungan dokter perawat seperti hubungan antara atasan dengan bawahan, sebanyak 6 orang 7,7 sangat setuju, 44 orang 56,4 setuju, 8 orang 10,3 kurang setuju dan 20 orang 25,6 sangat tidak setuju. Tabel 4.2. Distribusi Responden terhadap Variabel Komunikator N o Komunikator Jawaban Total SS S KS STS n n n n n 1. Mengetahui teknik komunikasi SBAR 54 69,2 24 30,8 78 100 2. Melapor kondisi pasien kepada dokter, menggunakan teknik komunikasi SBAR 59 75,6 28 35.9 2 2,6 78 100 3. Kemudahan menerapkan teknik komunikasi SBAR saat berkomunikasi dengan dokter 46 59,0 28 35.9 4 5,1 78 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Lanjutan No Komunikator Jawaban Total SS S KS STS n n n n n 4. Melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum melapor ke dokter 58 74,4 20 25,6 78 100 5. Melakukan pengkajian kondisi pasien sebelum melapor ke dokter 60 76,9 18 23,1 78 100 6. Mengumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan ke dokter 42 53,8 36 46,2 78 100 7. Membaca dan memahami catatan perkembangan terkini pasien dan hasil pengkajian perawat shift sebelumnya, setelah itu melapor ke dokter 49 62,8 29 37,2 78 100 8. Memiliki notes dan pulpen di saku pakaian kerja 41 52,6 37 47,4 78 100 9. Menyebutkan nama anda dan unit bekerja pada saat melapor ke dokter 38 48,7 40 51,3 78 100 10. Pada pelaporan situasi pasien, menyebutkan nama dan umur pasien, serta menjelaskan secara singkat masalah kesehatan pasien atau keluhan utama termasuk pain score derajat nyeri 31 39,7 47 60,3 78 100 11. Pada pelaporan latar belakang pasien, menyebutkan tanda vital pasien, pemeriksaan yang mendukung, hasil laboratorium dan informasi klinik yang mendukung 40 51,3 38 48,7 78 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Lanjutan No Komunikator Jawaban Total SS S KS STS n n n n n 12. Pada pelaporan penilaian pasien,menyampaikan kemungkinan masalah pasien 10 12,8 36 46,2 32 41,0 78 100 13. Pada pelaporan rekomendasi,menanya kan pada dokter langkah selanjutnya yang akan dilakukan 36 46,2 41 52,6 1 1,3 78 100 14. Untuk perintah lisan dan telepon: perawat selalu mencatat perintah secara lengkaphasil pemeriksaanwrite back kemudian membacakan kembali read back setelah itu mengkonfirmasi ulang repeat back 10 12,8 62 79,5 6 7,7 78 100 15. Perlu adanya SOP komunikasi SBAR di tiap pos perawatan 25 32,1 51 65,4 2 2,6 78 100 16. Teknik komunikasi SBAR memudahkan perawat untuk menjalankan instruksi dokter 29 37,2 45 59,2 3 3,8 78 100 17. Meminta rekan kerja yang lebih senior untuk berkomunikasi dengan dokter yang ahli Profesor 16 20,5 21 26,9 24 30,8 17 21,8 78 100 18. Perawat dan dokter saling mendukung dalam penggunaan teknik komunikasi SBAR 13 16,7 39 50,0 25 32,1 1 1,3 78 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Lanjutan No Komunikator Jawaban Total SS S KS STS n n n n n 19. Meminta dokter mengulangi instruksinya jika perawat kurang jelas mendengar instruksi. 15 19.2 22 28,2 41 52,6 78 100 20. Menghubungi dokter untuk bertanya tentang tulisan dokter yang kurang jelas 17 21,8 16 20,5 45 57,7 78 100 21. Hubungan dokter perawat seperti hubungan antara atasan dengan bawahan 6 7,7 44 56,4 8 10,3 20 25,6 78 100 Pada Tabel 4.3. berdasarkan kategori responden terhadap variabel komunikator terhadap keselamatan pasien menunjukkan mayoritas tingkat kategori baik sebanyak 29 orang 37,2 dan minoritas kategori kurang baik sebanyak 49 orang 62,8. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kategori Responden terhadap Variabel Komunikator No. Kategori f 1. Baik 29 37,2 2. Kurang Baik 49 62,8 3. Tidak Baik 0,0 Total 78 100,0 4.2.3. Distribusi Responden terhadap Variabel Pesan Pada Tabel 4.4 menunjukkan hasil penelitian berdasarkan distribusi responden terhadap variabel pesan terhadap keselamatan pasien rawat inap di RS Islam Universitas Sumatera Utara Malahayati, bahwa perawat mengeja huruf demi huruf jika dokter menyebutkan nama obat yang ucapannya mirip dengan obat lain, sebanyak 50 orang 64,1 sangat setuju, 28 orang 35,9 setuju. Dalam hal bertanya ulang kepada dokter jika ada kataistilah yang tidak dipahami, 26 orang 33,3 sangat setuju dan 52 orang 66,7 setuju. Sebanyak 13 orang 16,7 sangat setuju, 62 orang 79,5 setuju dan 3 orang 3,8 kurang setuju terhadap pernyataan bahwa instruksi dokter selalu jelas dan mudah di pahami oleh perawat. Dalam hal tulisan dokter jelas dan mudah dibaca, 1 orang 1,3 sangat setuju, 46 orang 59 setuju dan 31 orang 39,7 kurang setuju. Membaca ulang instruksi dokter setelah dokter menulis intruksi di rekam medis pasien, 5 orang 6,4 sangat setuju, 39 orang 50,0 setuju dan 34 orang 43,6 kurang setuju. Sebanyak 18 orang 23,1 sangat setuju, 46 orang 59,0 setuju dan 12 orang 15,4 kurang setuju serta 2 orang 2,6 sangat tidak setuju dalam hal bertanya kepada dokter jika ada tulisan dokter yang tidak bisa dibaca. Tabel 4.4. Distribusi Responden terhadap Variabel Pesan No. Pesan Jawaban Total SS S KS STS n n n n n 1. Mengeja huruf demi huruf jika dokter menyebutkan nama obat yang ucapannya mirip dengan obat lain 50 64,1 28 35,9 78 100 2. Bertanya ulang kepada dokter jika ada kataistilah yang tidak dipahami 26 33,3 52 66,7 78 100 3. Instruksi dokter selalu jelas dan mudah dipahami perawat 13 16,7 62 79,5 3 3,8 78 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Lanjutan No. Pesan Jawaban Total SS S KS STS n n n n n 4. Tulisan dokter jelas dan mudah dibaca 1 1,3 46 59,0 31 39,7 78 100 5. Membaca ulang instruksi dokter setelah dokter menulis intruksi di rekam medis pasien 5 6,4 39 50,0 34 43,6 78 100 6. Bertanya kepada dokter jika ada tulisan dokter yang tidak bisa dibaca 18 23,1 46 59,0 12 15,4 2 2,6 78 100 Pada Tabel 4.5. berdasarkan kategori pesan menunjukkan tingkat kategori responden terhadap keselamatan pasien rawat inap di RS Islam Malahayati minoritas tingkat kategorik jelas sebanyak 28 orang 35,9 dan mayoritas kategori kurang jelas sebanyak 50 orang 64,1. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kategori Responden terhadap Variabel Pesan No. Kategori f 1. Jelas 28 35,9 2. KurangJelas 50 64.1 3. Tidak Jelas 0,0 Total 78 100,0

4.2.4. Distribusi Responden terhadap Variabel Lingkungan

Pada tabel 4.6. menunjukkan hasil penelitian berdasarkan distribusi responden terhadap variabel lingkungan terhadap keselamatan pasien rawat inap di RS Islam Malahayati, bahwa tingkat kebisingan di tempat kerja yang mendukung untuk berkomunikasi yang baik dengan dokter, sebanyak 29 orang 37,2 sangat setuju, 25 orang 32,1 setuju, 23 orang 29,5 kurang setuju dan 1 orang 1,3 sangat tidak setuju. Tidak menggunakan komunikasi dengan teknik SBAR dengan dokter Universitas Sumatera Utara jika melapor kondisi pasien pada malam hari, 1 orang 1,3 sangat setuju, 32 orang 41,0 setuju, 41 orang 52,6 kurang setuju dan 4 orang 5,1 sangat tidak setuju. Dalam hal tidak menghubungi dokter jika sudah malam hari,meskipun hal tersebut dibutuhkan oleh pasien, 2 orang 2,6 setuju, 62 orang 79,5 kurang setuju dan 14 orang 17,9 sangat tidak setuju. Pada malam haritengah malam, perawat meminta teman kerja yang lebih senior untuuk melapor ke dokter, 4 orang 5,1 sangat setuju, 38 orang 48,7 setuju, 25 orang 32,1 kurang setuju dan 11 orang 14,1 sangat tidak setuju. Tabel 4.6. Distribusi Responden terhadap Variabel Lingkungan No Lingkungan Jawaban Total SS S KS STS n n n n n 1. Tingkat kebisingan di tempat kerja yang mendukung untuk berkomunikasi yang baik dengan dokter 29 37,2 25 32,1 23 29,5 1 1,3 78 100 2. Tidak menggunakan komunikasi dengan teknik SBAR dengan dokter jika melapor kondisi pasien pada malam hari 1 1,3 32 41,0 41 52,6 4 5,1 78 100 3. Tidak menghubungi dokter jika sudah malam hari, meskipun hal tersebut dibutuhkan oleh pasien 2 2,6 62 79,5 14 17,9 78 100 4. Pada malam haritengah malam, meminta teman kerja yang lebih senior untuk melapor ke dokter 4 5,1 38 48,7 25 32,1 11 14,1 78 100 Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.7. berdasarkan kategori variabel lingkungan terhadap keselamatan pasien rawat inap RS Islam Malahayati,menunjukkan tingkat kategori mendukung sebanyak 26 orang 33,3 dan kategori kurang mendukung sebanyak 21 orang 42,0 serta kategori tidak mendukung sebanyak 3 orang 3,9 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kategori Responden terhadap Varibel Lingkungan No. Kategori f 1. Mendukung 26 33,3 2. Kurang Mendukung 49 62,8 3. Tidak Mendukung 3 3,9 Total 78 100,0 5.2.5. Distribusi Responden terhadap Variabel Media Pesan Pada tabel 4.8. menunjukkan hasil penelitian berdasarkan variable media pesan terhadap keselamatan pasien di ruang rawat inap RS Islam Malahayati, dalam hal jika dokter tidak berada di tempat, maka perawat menggunakan telepon untuk berkomunikasi dengan dokter, sebanyak 27 orang 34,5 sangat setuju, 42 orang 53,8 setuju dan 9 orang 11,5 kurang setuju. Telepon di unit kerja perawat dapat digunakan dengan baik pada saat dibutuhkan, sebanyak 21 orang 26,9 sangat setuju, 13 orang 16,7 setuju, 40 orang 51,3 kurang setuju dan 4 orang 5,15 sangat tidak setuju. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Distribusi Responden terhadap Variabel Media Pesan No Media Pesan Jawaban Total SS S KS STS n n n n n 1. Jika Dokter tidak berada di tempat, maka anda menggunakan telepon untuk berkomunikasi dengan Dokter 27 34,6 42 53,8 9 11,5 78 100 2. Telepon di unit kerja anda dapat digunakan dengan baik pada saat dibutuhkan 21 26,9 13 16,7 40 51,3 4 5,1 78 100 Pada Tabel 4.9. berdasarkan kategori variabel media pesan menunjukkan tingkat kategori baik sebanyak 30 orang 38,4 dan kategori kurang baik 45 orang 57,7 serta kategori tidak baik sebanyak 3 orang 3,9. Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Kategori Responden terhadap Variabel Media Pesan No. Kategori f 1. Baik 30 38,4 2. Kurang Baik 45 57,7 3. Tidak Baik 3 3,9 Total 78 100,0 5.2.6. Distribusi Responden terhadap Variabel Tingkat Pesan Pada tabel 4.10. menunjukkan hasil penelitian berdasarkan variabel tingkat pesan terhadap keselamatan pasien di ruang rawat inap RS Islam Malahayati, dalam hal perawat mampu meyakinkan dokter bahwa informasi yang diberikan tentang pasien adalah penting, sebanyak 27 orang 34,6 sangat setuju, 45 orang 57,7 Universitas Sumatera Utara setuju dan 6 orang 7,7 kurang setuju. Perawat memahami jika tulisan “CITO” artinya segera dikerjakan, sebanyak 21 orang 26,9 sangat setuju, 16 orang 20,5 setuju dan 41 orang 52,6 kurang setuju. Tabel 4.10. Distribusi Responden terhadap Varibel Tingkat Pesan No Tingkat Pesan Jawaban Total SS S KS STS n n n n n 1. Mampu meyakinkan dokter bahwa informasi yang anda berikan tentang pasien adalah penting. 27 34,6 45 57,7 6 7,7 78 100 2. Memahami jika tulisan “CITO” artinya segera dikerjakan. 21 26,9 16 20,5 41 52,6 78 100 Pada Tabel 4.11. berdasarkan kategori variabel tingkat pesan menunjukkan tingkat kategori responden terhadap keselamatan pasien rawat inap di RS Islam Malahayati mayoritas tingkat kategori kurang penting sebanyak 44 orang 56,4 dan minoritas kategori penting sebanyak 34 orang 43,6. Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Kategori Responden terhadap Variabel Tingkat Pesan No. Kategori f 1. Penting 34 43,6 2. Kurang Penting 44 56,4 3. Tidak Penting 0,0 Total 78 100,0 Universitas Sumatera Utara

4.2.7. Distribusi Responden terhadap Variabel Keselamatan Pasien

Pada Tabel 4.12. menunjukkan hasil penelitian berdasarkan variabel keselamatan pasien rawat inap di RS Islam Malahayati, dalam hal perawat melaksanakan pelayanan kepada pasien yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat dari suatu tindakan, mayoritas sebanyak 72 orang 92,3 menjawab tidak pernah, 4 orang 5,1 kadang-kadang dan 2 orang 2,6 sering terjadi. Melaksanakan pelayanan kepada pasien yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, sebanyak 22 orang 28,2 menjawab tidak pernah, 53 orang 67,9 kadang-kadang, dan 3 orang 3,8 menjawab sering. Mengidentifikasi pasien dengan nomor kamar, sebanyak 14 orang 17,9 menjawab tidak pernah, 17 orang 21,8 kadang-kadang, 36 orang 46,2 sering dan 11 orang 14,1 selalu mengidentifikasi pasien dengan nomor kamar. Pasien yang dirawat tidak di pasang gelang identitas pasien, sebanyak 66 orang 84,6 menjawab tidak pernah, 12 orang 15,4 menjawab kadang-kadang. Dalam hal perawat salah mengidentifikasi pasien yang dapat mengakibatkan KTD, mayoritas menjawab tidak pernah sebanyak 77 orang 98,7 dan minoritas menjawab sering sebanyak 1 orang 1,3. Perawat menjelaskan manfaat gelang identitas pasien, sebanyak 2 orang 2,6 tidak pernah melakukan, 2 orang 2,6 kadang-kadang, dan mayoritas sebanyak 43 orang 55,1 menjawab sering dan 31 orang 39,7 menjawab selalu. Dalam hal perawat menanyakan identitas sebelum memberikan Universitas Sumatera Utara pemberian obat, darah, atau produk darah, sebanyak 2 orang 2,6 tidak pernah, 4 orang 5,1 sering dan mayoritas sebanyak 72 orang 92,35 menjawab selalu. Sebanyak 2 orang 2,6 menjawab tidak pernah, 7 orang 9 menjawab sering dan mayoritas sebanyak 69 orang 88,5 menjawab selalu menanyakan identitas sebelum pemberian pengobatan dan tindakanprosedur. Perawat tidak menyebut nama pasien ketika berkomunikasi dengan dokter, mayoritas sebanyak 59 orang 75,6 menjawab tidak pernah, dan minoritas 19 orang 24,4 menjawab selalu. Saat bertelepon dengan dokter, perawat memastikan nama dokter yang diajak bicara, sebanyak 2 orang 2,6 menjawab tidak pernah, 5 orang 6,4 menjawab kadang-kadang , 44 orang 56,4 menjawab sering dan 27 orang 34,6 menjawab selalu. Mayoritas sebanyak 76 orang 97,4 menjawab tidak pernah salah memberikan obat kepada pasien sehingga pasien mengalami gangguan kesehatan diluar penyakitnya, sebanyak 1 orang 1,3 menjawab kadang-kadang dan 1 orang 1,3 menjawab selalu. Mayoritas sebanyak 62 orang 79,5 menjawab tidak pernah salah menulis nama obat yang diinstruksikan dokter dan minoritas sebanyak 16 orang 20,5 menjawab kadang-kadang. Dalam hal terjadi kesalahan dalam menulis instruksi dokter ke rekam medis pasien lain, mayoritas sebanyak 76 orang 97,4 menjawab tidak pernah dan minoritas sebanyak 2 orang 2,6 menjawab kadang-kadang. Dalam hal perawat tidak menjalankan instruksi dokter karena tidak membaca rekam medis sehingga menyebabkan cedera pada pasien, seluruhnya Universitas Sumatera Utara 100 menjawab tidak pernah. Berkomunikasi tidak dengan teknik SBAR dengan dokter sehingga mengakibatkan cedera pada pasien, mayoritas sebayak 77 orang 98,7 menjawab tidak pernah dan sebanyak 1 orang 1,3 menjawab selalu. Perawat salah memberikan obat karena salah mendengar nama obat yang disebutkan dokter, mayoritas sebanyak 77 orang 98,7 menjawab tidak pernah dan sebanyak 1 orang 1,3 menjawab selalu. Perawat memisahkan obat yang perlu diwaspadai dari obat yang biasa digunakan, sebanyak 13 orang 16,7 menjawab kadang-kadang, 25 orang 32,1 menjawab sering dan mayoritas sebanyak 40 orang 51,3 menjawab selalu. Sebanyak 6 orang 7,7 menjawab kadang-kadang, 40 orang 51,3 menjawab sering dan 32 orang 41,0 menjawab selalu menyimpan elektrolit konsentrat dan diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi. Perawat mengetahui area yang akan di operasi pada pasien, sebanyak 6 orang 7,7 menjawab kadang-kadang, 19 orang 24,4 menjawab sering dan 53 orang 67,9 menjawab selalu. Sebanyak mayoritas 60 orang 76,9 menjawab selalu memastikan pasien mengetahui rencana tindakan operasi yang akan dilakukan pada pasien, sedangkan 17 orang 21,8 menjawab sering dan sebanyak 1 orang 1,3 menjawab kadang-kadang. Dalam hal mencuci tangan sebelum melakukan tindakan kepada pasien, sebanyak 27 orang 34,6 menjawab kadang-kadang, 29 orang 37,2 menjawab sering dan 22 orang 28,2 menjawab selalu. Mencuci tangan sebelum melakukan Universitas Sumatera Utara tindakan yang aseptic, sebanyak mayoritas 51 orang 64,5 menjawab selalu dan sebanyak 27 orang 34,6 menjawab sering. Mayoritas sebanyak 71 orang 91,0 dan minoritas sebanyak 7 orang 9,0 menjawab sering mencuci tangan setelah terpapar dengan cairan tubuh yang beresiko. Sedangkan dalam hal mencuci tangan setelah menyentuh pasien, sebanyak 22 orang 28,25 menngatakan selalu, 30 orang 38,5 menjawab sering dan 26 orang 33,35 menjawab kadang-kadang. Mencuci tangan setelah menyentuh areal sekeliling pasien, sebanyak 22 orang 28,2 menjawab selalu, 12 orang 15,4 menjawab sering dan 43 orang 55,1 menjawab kadang-kadang serta 1 orang 1,3 menjawab tidak pernah. Pasien yang dirawat dilakukan asessment awal resiko pasien jatuh, sebanyak 20 orang 25,6 menjawab selalu, 15 orang 19,2 menjawab sering, 41 orang 52,65 menjawab kadang-kadang dan 2 orang 2,6 menjawab tidak pernah. Sedangkan dalam hal melakukan assessment ulang resiko pasien jatuh terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan, sebanyak 19 orang 24,4 menjawab selalu, 5 orang 6,4 menjawab sering, 52 orang 66,7 menjawab kadang-kadang dan 2 orang 2,6 menjawab tidak pernah. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12. Distribusi Responden terhadap Variabel Keselamatan Pasien No. Keselamatan Pasien Jawaban Total Tidak Pernah Kadang- Kadang Sering Selalu n n n n n 1. Melaksanakan pelayanan kepada pasien yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat dari suatu tindakan 72 92,3 4 5,1 2 2,6 78 100 2. Melaksanakan pelayanan kepada pasien yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil 22 28,2 53 67,9 3 3,8 78 100 3. Mengidentifikasi pasien dengan nomor kamar 14 17,9 17 21,8 36 46,2 11 14,1 78 100 4. Pasien yang dirawat tidak dipasang gelang identitas pasien 66 84,6 12 15,4 78 100 5. Salah mengidentifikasi pasien yang dapat mengakibatkan KTD 77 98,7 1 1,3 78 100 6. Menjelaskan manfaat gelang identitas pasien 2 2,6 2 2,6 43 55,1 31 39,7 78 100 7. Menanyakan identitas sebelum memberikan pemberian obat, darah, atau produk darah 2 2,6 4 5,1 72 92,3 78 100 8. Menanyakan identitas sebelum pemberian pengobatan dan tindakan prosedur 2 2,6 7 9,0 69 88,5 78 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12. Lanjutan No. Keselamatan Pasien Jawaban Total Tidak Pernah Kadang- Kadang Sering Selalu n n n n n 9. Tidak menyebut nama pasien ketika berkomunikasi dengan dokter 59 75,6 19 24,4 78 100 10. Saat bertelepon dengan dokter, memastikan nama dokter yang diajak bicara. 2 2,6 5 6,4 44 56,4 27 34,6 78 100 11. Salah memberikan obat kepada pasien sehingga pasien mengalami gangguan kesehatan di luar penyakitnya 76 97,4 1 1,3 1 1,3 78 100 12. Salah menulis nama obat yang diinstruksikan dokter 62 79,5 16 20,5 78 100 13. Terjadi kesalahan dalam menulis instruksi dokter ke rekam medis pasien lain 76 97,4 2 2,6 78 100 14. Tidak menjalankan instruksi dokter karena tidak membaca rekam medis sehingga menyebabkan cedera pada pasien 78 100 78 100 15. Berkomunikasi tidak dengan teknik SBAR dengan dokter sehingga mengakibatkan cedera pada pasien 77 98,7 1 1,3 78 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12. Lanjutan No. Keselamatan Pasien Jawaban Total Tidak Pernah Kadang- Kadang Sering Selalu n n n n n 16. Salah memberikan obat karena salah mendengar nama obat yang disebutkan dokter 77 98,7 1 1,3 78 100 17. Memisahkan obat yang perlu diwaspadai dari obat yang biasa digunakan 13 16,7 25 32,1 40 51,3 78 100 18. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit rawat inap diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat restricted. 6 7,7 40 51,3 32 41 78 100 19. Mengetahui area yang akan di operasi pada pasien 6 7,7 19 24,4 53 67,9 78 100 20. Memastikan pasien mengetahui rencana tindakan operasi yang akan dilakukan pada pasien 1 1,3 17 21,8 60 76,9 78 100 21. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan kepada pasien 27 34,6 29 37,2 22 28,2 78 100 22. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan yang aseptic 27 34,6 51 65,4 78 100 23. Mencuci tangan setelah terpapar dengan cairan tubuh yang beresiko 7 9,0 71 91,0 78 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12. Lanjutan No. Keselamatan Pasien Jawaban Total Tidak Pernah Kadang- Kadang Sering Selalu n n n n n 24. Mencuci tangan setelah menyentuh pasien 26 33,3 30 38,5 22 28,2 78 100 25. Mencuci tangan setelah menyentuh areal sekeliling pasien 1 1,3 43 55,1 12 15,4 22 28,2 78 100 26. Pasien yang dirawat dilakukan asesmen awal resiko pasien jatuh 2 2,6 41 52,6 15 19,2 20 25,6 78 100 27. Melakukan asesmen ulang resiko pasien jatuh terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan. 2 2,6 52 66,7 5 6,4 19 24,4 78 100 Pada Tabel 4.13. berdasarkan variabel keselamatan pasien mayoritas tingkat kategori baik sebanyak 22 orang 28,2 dan minoritas kategori tidak baik sebanyak 56 orang 71,8. Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Keselamatan Pasien Rawat Inap di RS Islam Malahayati No. Kategori f 1. Baik 22 28,2 2. Tidak Baik 56 71,8 Total 78 100,0 Universitas Sumatera Utara

5.3. Analisis Bivariat 15.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Petugas PKMRS terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di BLU RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

1 40 113

Karakteristik Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010.

0 33 107

TANGGAPAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP KOMUNIKASI INTERPERSONAL DOKTER DAN PERAWAT DI RUMAH SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA

0 2 105

PENGARUH TEKNIK KOMUNIKASI SBAR TERHADAP MOTIVASI DAN KEPUASAN PERAWAT DALAM MELAKUKANOPERAN DI RUANG RAWAT INAP RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012.

1 1 24

PENGARUH TEKNIK KOMUNIKASI SBAR TERHADAP MOTIVASI DAN KEPUASAN PERAWAT DALAM MELAKUKANOPERAN DI RUANG RAWAT INAP RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 - Repositori Universitas Andalas

0 4 12

Pengaruh Teknik Komunikasi SBAR Dalam Komunikasi Interpersonal Perawat-Dokter Terhadap Kesetan Pasien Rawat Inap Di RS Islam Malahayati Medan Tahun 2014

0 0 13

Pengaruh Teknik Komunikasi SBAR Dalam Komunikasi Interpersonal Perawat-Dokter Terhadap Kesetan Pasien Rawat Inap Di RS Islam Malahayati Medan Tahun 2014

0 0 8

Pengaruh Teknik Komunikasi SBAR Dalam Komunikasi Interpersonal Perawat-Dokter Terhadap Kesetan Pasien Rawat Inap Di RS Islam Malahayati Medan Tahun 2014

8 78 46

Pengaruh Teknik Komunikasi SBAR Dalam Komunikasi Interpersonal Perawat-Dokter Terhadap Kesetan Pasien Rawat Inap Di RS Islam Malahayati Medan Tahun 2014

0 1 3

Pengaruh Teknik Komunikasi SBAR Dalam Komunikasi Interpersonal Perawat-Dokter Terhadap Kesetan Pasien Rawat Inap Di RS Islam Malahayati Medan Tahun 2014

0 0 35