Sampel Standar Fenilbutazon Uji Kelayakan Pelarut

Kobalt tiosianat Tembaga asetat

4.1.2 Sampel Standar Fenilbutazon

Sampel standar fenilbutazon sebesar 5 mgml yang dilarutkan ke dalam masing-masing pelarut yaitu air, etanol, dan kloroform, kemudian direaksikan dengan reagen liberman, mandelin, feri amonuim sulfat, kobalt tiosianat, dan tembaga asetat. Penggunaan reagen liberman harus dipanaskan terlebih dahulu sebesar 100 o C, kemudian direaksikan dengan sampel fenilbutazon berupa serbuk agar hasil reaksi warna yang dihasilkan sesuai dengan referensi. Hasil penelitian reaksi reagen liberman dengan fenilbutazon berwarna oranye kecoklatan Tabel 4.3 karena adanya 2 cincin benzen yang berdekatan Clarke, 2003 dalam struktur fenilbutazon seperti pada gambar 2.5. Tabel 4.3 Perubahan warna fenilbutazon dalam berbagai pelarut dengan reagen Reagen Sebelum bereaksi Perubahan warna setelah bereaksi dengan fenilbutazon menggunakan pelarut Fenilbutazon serbuk air etanol Chloroform Liberman Reagen mandelin menunjukkan hasil reaksi yaitu terjadinya perubahan warna pada fenilbutazon yang menggunakan pelarut etanol seperti pada penjelasan gambar 2.9. Perubahan warna antara reagen mandelin dengan sampel fenilbutazon dan piroksikam sama-sama menghasilkan warna kuning, oleh karena itu reagen mandelin tidak dapat digunakan, karena tidak dapat membedakan kedua obat tersebut. Reagen kobalt tiosianat menunjukkan hasil reaksi untuk mengidentifikasi fenilbutazon yang menggunakan pelarut etanol. Warna berubah dari merah menjadi ungu, hal ini menunjukkan bahwa ion kobalt awalnya bereaksi dengan air membentuk kompleks ion heksaakuokobaltII, setelah ditambah fenilbutazon muncul warna ungu karena terbentuk kompleks antara ion Co 2+ dengan fenilbutazon yaitu kompleks ion tetratiosianatokobaltatII seperti reaksi hipotetik Gambar 4.1: Co 2+ + 4SCN - �� � [CoSCN 4 ] 2- Gambar 4.1 Reaksi hipotetik Co 2+ dengan fenilbutazon Reagen feri amonium sulfat, menunjukkan hasil reaksi perubahan warna dari kuning transparan menjadi kuning dalam pelarut etanol. Perubahan warna ini disebabkan oleh terbentuknya kompleks Fefenilbutazon dengan reaksi hipotetik Gambar 4.2: Fe 3+ + C 19 H 20 N 2 O 2 →[FeC 19 H 20 N 2 O 2 ] 3+ Gambar 4.2 Reaksi hipotetik Fe 3+ dengan fenilbutazon Sedangkan hasil reaksi reagen tembaga asetat dengan fenilbutazon tidak menunjukkan perubahan warna dalam ketiga pelarut tersebut. Perubahan warna tidak terjadi karena fenilbutazon tidak mengalami reaksi kompleks ataupun reaksi oksidasi reduksi dengan tembaga. Hasil reaksi untuk kelima jenis reagen dengan larutan standar fenilbutazon yang dilarutkan ke dalam tiga jenis pelarut disederhanakan ke dalam tabel 4.4. Tabel 4.4 Perubahan warna fenilbutazon dalam berbagai pelarut dengan reagen Reagen Sebelum bereaksi Perubahan warna setelah bereaksi dengan fenilbutazon menggunakan pelarut air ethanol Chloroform Mandelin Feri amonium sulfat Kobalt tiosianat Tembaga asetat Hasil reaksi ini menunjukkan bahwa sampel standar piroksikam dan fenilbutazon dapat mengalami perubahan warna dalam pelarut etanol baik untuk reagen mandelin, kobalt tiosianat, feri amonium sulfat maupun reagen tembaga asetat. Hal ini karena pelarut etanol mampu memediasi terjadinya reaksi warna antara obat dengan reagen. Namun demikian, uji kelayakan pelarut ini dikompromikan dengan hasil penelitian berikutnya yaitu efek variasi komposisi reagen.

4.2 Variasi Konsentrasi Reagen