membawa sesuatu. Kita mengalami kendala dalam menginterpretasikan fonem r dan l karena dilafalkan sama oleh PBSB dengan bunyi lateral [l].
2.4.4 Dorsovelar
1. k dan g
Bunyi k dan g adalah bunyi homorgan dorsovelar yang dilafalkan PBSB menjadi bunyi [ ]. Bunyi k dan g adalah bunyi hambat yang berubah menjadi bunyi nasal [ ].
Contoh: Normal PBSB
kiat s [kiat]
s [
y
ãt] giat
s [giat] s
[
y
ãt] Kata
kiat dan giat pada contoh di atas dilafalkan dengan baik oleh orang normal, sedangkan PBSB tidak dapat melakukannya. Pada PBSB, kiat dan giat dilafalkan dengan
[
y
ãt], yang mana bunyi hambat k dan g berubah menjadi bunyi nasal [ ]. Ada berbagai kemungkinan fonem-fonem itu untuk diinterpretasikan. Mungkin saja
pendengar mengambil salah satu kemungkinan di atas untuk menginterpretasikan lafal [
y
ãt]. Bisa saja yang dimaksudkannya adalah kiat, dan juga giat, tergantung pada konteks kalimat. Kita menafsirkan lafal [
y
ãt] menjadi kiat apabila apabila ia memiliki kiat untuk sukses seperti orang normal lainnya. Kemungkinan yang kedua adalah giat apabila ketika ia
berbicara sedang melihat orang yang bekerja rajin dan giat. Kita mengalami kendala dalam menginterpretasikan fonem k dan g karena dilafalkan sama oleh PBSB dengan bunyi nasal
[ ]. 2.
k dan Bunyi k dan adalah bunyi homorgan dorsovelar yang dilafalkan PBSB dengan
bunyi [ ]. Bunyi k adalah bunyi hambat yang berubah menjadi bunyi nasal [ ], sedangkan bunyi tidak berubah, tetap dilafalkan dengan bunyi nasal [ ].
44
Contoh: Normal PBSB
kaya s [kaya]
s [ ã yã]
nganga s
[ a a] s
[ ã ã]
Kata kaya dan nganga pada contoh di atas dilafalkan dengan baik oleh orang normal, sedangkan PBSB tidak dapat melakukannya. Pada PBSB, kaya dilafalkan dengan [ ã yã],
sedangkan nganga dilafalkan dengan [ ã ã]. Bunyi hambat k berubah menjadi bunyi nasal
[ ], dan bunyi tidak berubah, tetap dilafalkan dengan bunyi nasal [ ]. 3.
g dan Bunyi g dan adalah bunyi homorgan dorsovelar yang dilafalkan PBSB dengan
bunyi [ ]. Bunyi g adalah bunyi hambat yang berubah menjadi bunyi nasal [ ], sedangkan bunyi tidak berubah, tetap dilafalkan dengan bunyi nasal [ ].
Contoh: Normal PBSB
gali s [gali]
s [ ã l ]
nganga s
[ a a] s
[ ã ã]
Kata gali dan nganga pada contoh di atas dilafalkan dengan baik oleh orang normal, sedangkan PBSB tidak dapat melakukannya. Pada PBSB, gali dilafalkan dengan [ ã l ],
sedangkan nganga dilafalkan dengan [ ã ã]. Bunyi hambat g berubah menjadi bunyi nasal
[ ], dan bunyi tidak berubah, tetap dilafalkan dengan bunyi nasal [ ].
45
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Bibir sumbing labioschizis biasanya timbul sebagai cacat bawaan sejak lahir akibat gangguan dalam proses penyatuan bibir atas pada masa embrio awal. Bibir sumbing yang
ringan hanya tampak sebagai celah kecil di atas bibir atas dan tidak terlihat jelas. Sumbing yang berat dapat terjadi di kedua sisi bibir atas dan membentuk celah sampai ke lubang
hidung dan langit-langit. Seorang anak yang menderita bibir sumbing akan mengalami gangguan dalam mengunyah, menggigit, merobek makanan, dan juga berbicara akibat cacat
di kedua sisi bibir atas dan membentuk celah sampai ke lubang hidung dan langit-langit labiopalatoschizis.
Kendala artikulatoris adalah kendala berupa kerusakan artikulator pada PBSB sehingga tidak dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dengan baik. Kerusakan artikulator
yang diderita oleh PBSB adalah bibir atas upper lip, rongga hidung nasal cavity, langit- langit palate, dan gigi teeth.
Bunyi vokal pada PBSB mengalami gangguan karena terdapat celah pada langit-langit hingga rongga hidung yang menyebabkan lafal vokal a, i, u, e, é, o menjadi vokal nasal [ã õ
胤]. Semi vokal w dan y pada PBSB tidak banyak mengalami gangguan karena kerusakan alat ucap PBSB tidak mempengaruhi bunyi tersebut.
Fonem konsonan yang terkendala dalam interpretasi lafal fonem PBSB antara lain: 1.
Fonem b menjadi bunyi [m] di awal dan tengah kata. 2.
Fonem c menjadi bunyi [ ] di awal dan tengah kata. 3.
Fonem d menjadi bunyi [n] di awal dan tengah kata. 4.
Fonem f menjadi bunyi [h] di awal, tengah, dan akhir kata. 46