Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya Persero Cabang Medan, 2010.
cepat untuk ditanggapi dalam hal ini penempatan internal auditor sebaiknya sejajar dengan bagian keuangan dan akuntansi. Dalam melaksanakan fungsi
internal audit objektivitas mutlak diperlukan. Dalam hal ini, objektivitas internal auditor harus dipengeruhi oleh ketentuan dan rekomendasi auditor atas standar
pengawasan yang akan ditetapkan dalam pengembangan sistem dan prosedur yang ditetapkan dan direviu. Untuk menjaga objektivitas sebaiknya internal
auditor tidak terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan lainnya serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam suatu aktivitas operasional. Internal auditor juga terlepas dari tekanan- tekanan dari pihak objek pemeriksaan oleh karenanya independensi yang tinggi
sangat diperlukan untuk mendukung objektivitas dalam pemeriksaan. Berdasarkan penjelasan diatas penempatan internal auditor yang paling ideal langsung
menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi yaitu direktur utama namun hasil laporan pemeriksaan terlebih dahulu diserahkan kepada direktur keuangan
untuk dianalisa dan hasil pengamatannya diserahkan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah-langkah selanjutnya.
E. Laporan Internal Auditor
Laporan internal auditor merupakan sarana pertanggung jawaban internal auditor atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Menurut Hiro Tugiman
1997:68 laporan internal auditor antara lain: 1.
Laporan tertulis yang ditandatangani haruslah dikeluarkan setelah pengujian terhadap pemeriksaan audit examination selesai
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya Persero Cabang Medan, 2010.
dilakukan. Laporan sementara dapat dibuat secara tertulis atau lisan dan diserahkan secara formal atau informal.
2. Internal auditor harus terlebih dahulu mendiskusikan berbagai
kesimpulan dan rekomendasi dengan tingkat manajemen yang tepat, sebelum mengeluarkan laporan akhir.
3. Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat
waktu. 4.
Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup, dan hasil pelaksanaan pemeriksaan; dan bila dipandang perlu, laporan harus
pula berisikan pernyataan tentang pendapat auditor.
5. Laporan-laporan dapat mencantumkan berbagai rekomendasi bagi
berbagai perkembangan yang mungkin dicapai, pengakuan terhadap kegiatan yang dilaksanakan secara meluas dan tindakan korektif.
6. Pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai kesimpulan
atau rekomendasi dapat pula dicantumkan dalam laporan pemeriksaan.
7. Pimpinan audit internal atau staf yang ditunjuk harus mereview dan
menyetujui laporan pemeriksaan akhir, sebelum laporan tersebut dikeluarkan, dan menentukan kepada siapa laporan tersebut akan
disampaikan.
Laporan internal auditor menurut Sukrisno Agoes 2004:241 bisa dibuat dalam beberapa bentukformat, namun harus mencakup elemen-elemen berikut:
1. Summary
2. Foreward
3. Purpose
4. Scope
5. Opinion
6. Findings
7. Recomendations
Menurut Hiro Tugiman 1997:70 bahwa laporan auditor internal harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat
waktu. a.
Laporan yang objektif adalah laporan yang faktual, tidak berpihak dan terbebas dari distorsi, berbagai temuan, kesimpulan dan
rekomendasi haruslah dilakukan tanpa ada suatu prasangka.
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya Persero Cabang Medan, 2010.
1 Bila telah ditentukan bahwa dalam suatu laporan pemeriksaan akhir
terdapat kesalahan atau error, pimpinan audit niternal harus mempertimbangkan perlunya pembuatan laporan tambahan yang
menyebutkan tentang berbagai informasi yang diperbaiki. Laporan tambahan harus dibagikan kepada seluruh pihak yang telah
menerima laporan akhir sebelumnya.
2 Suatu kesalahan atau error didefenisikan sebagai penulisan suatu
pernyataan secara salah atau tidak dicantumkannya informasi yang penting dalam laporan pemeriksaan akhir, yang tidak disengaja
terjadi.
b. Laporan yang jelas dan mudah dimengerti dan logis. Kejelasan suatu
laporan dapat ditingkatkan dengan cara menghindari penggunaan bahasa teknis yang tidak diperlukan dan pemberian berbagai
informasi yang cukup mendukung.
c. Laporan yang diringkas langsung membicarakan pokok
permasalahan dan menghindari berbagai perincian yang tidak diperlukan. Laporan tersebut disusun dengan menggunakan kata-kata
secara efektif.
d. Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan
sifatnya akan membantu pihak yang akan diperiksa dan organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang dibutuhkan.
e. Laporan yang tepat waktu adalah laporan yang penerbitannya tidak
memerlukan penundaan dan mempercepat kemungkinan berbagai tindakan yang efektif.
2. Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasil pelaksanan pemeriksaan, dan bila dipandang perlu, laporan harus
pula berisikan pernyataan tentang pendapat pemeriksa. a.
Walupun bentuk dan isi laporan pemeriksaan dapat bermacam- macam, tergantung pada pengaturan atau jenis pemeriksaan, laporan
tersebut paling tidak harus mengemukakan maksud, lingkup dan hasil pemeriksaan.
b. Dalam laporan pemeriksaan dapat pula mencantumkan informasi
latar belakang dan ringkasan laporan. Informasi latar belakang antara lain menjelaskan tentang unit-unit organisasi dan kegiatan yang
diperiksa dan memberikan berbagai informasi relevan yang bersifat menjelaskan. Dalam laporan pemeriksaan dapat pula dicantumkan
keadaan berbagai temuan, kesimpulan, rekomendasi pada pemeriksaan terdahulu. Hal tersebut dapat menunjukkan apakah
laporan mencakup pemeriksaan yang direncanakan atau tanggapan terhadap suatu permintaan atau perintah. Apabila dicantumkan,
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya Persero Cabang Medan, 2010.
ringkasan laporan haruslah dibuat sesuai dengan isi yang dikemukakan pada laporan pemeriksaan.
c. Pernyataan tentang maksud pemeriksaan haruslah menggambarkan
tujuan pemeriksaan dan bila perlu menjelaskan pada pembaca sebab- sebab pelaksanaan pemeriksaan dan hal-hal apa saja yang diinginkan
dicapai.
d. Pernyataan tentang lingkup pemeriksaan harus menjelaskan tentang
kegiatan yang diperiksa dan mencakup pula berbagai informasi pendukung yang dianggap perlu, seperti periode waktu yang
diperiksa. Berbagai kegiatan lain yang berhubungan, tetapi tidak diperiksa, harus pula diidentifikasi, bila dianggap perlu, untuk
menjelaskan batas-batas pemeriksaan. Sifat dan luas pemeriksaan yang dilaksanakan harus pula digambarkan.
e. Hasil pemeriksaan dapat pula berbagai temuan, kesimpulan,
pendapat dan rekomendasi. f.
Temuan pemeriksaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan tentang fakta. Berbagai temuan yang diperlukan untuk
mendukung atau menghindari kesalahan pengertian tentang kesimpulan dan rekomendasi yang dibuat oleh pemeriksa internal
harus dicantumkan dalam laporan pemeriksaan akhir. Berbagai informasi atau temuan yang kurang penting dapat diberitahukan
secara lisan atau melalui korespondensi informasi.
g. Temuan pemeriksaan dihasilkan dari proses perbandingan antara
”apa yang seharusnya terdapat” dan ”apa yang ternyata terdapat”. Dari hasil perbandingan tersebut, auditor internal memiliki dasar
untuk membuat laporan. Apabila berbagai keadaan yang terdapat ternyata sesuai dengan kriteria, dalam laporan pemeriksaan dapat
dibuat pernyataan tentang pengakuan atas hasil pekerjaan yang memuaskan.
Temuan-temuan haruslah didasarkan pada berbagai hal berikut ini : 1
kriteria : yaitu berbagai standar, ukuran, atau harapan yang digunakan dalam melakukan evaluasi dan atau verifikasi apa yang
seharusnya terdapat.
2 Kondisi : yaitu berbagai bukti nyata yang ditemukan oleh pemeriksa
dalam pelaksanaan pemeriksaan apa yang ternyata terdapat. 3
Sebab : yaitu alasan yang dikemukakan atas terjadinya perbedaan antara kondisi yang diharapkan dan kondisi yang sesungguhnya
mengapa terjadi perbedaan.
4 Akibat : yaitu berbagai resiko atau kerugian yang dihadapi oleh unit
organisasi dari pihak yang diperiksa dan atau unit organisasi lain karena terdapatnya kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria
dampak dari perbedaan. Dalam menentukan tingkat resiko atau kerugian, pemeriksa internal harus mempertimbangkan pula akibat-
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya Persero Cabang Medan, 2010.
akibat yang ditimbulkan oleh berbagai temuan tersebut terhadap pernyataan keuangan financial statement organisasi.
5 Dalam laporan tentang berbagai temuan dapat pula dicantumkan
berbagai rekomendasi, hasil yang dicapai oleh pihak yang diperiksa dan informasi lain bersifat membantu yang tidak dicantumkan di
tempat lain.
3. Laporan-laporan dapat mencantumkan berbagai rekomendasi dari berbagai
perkembangan yang mungkin dicapai, pengakuan terhadap kegiatan yang dilaksanakan secara meluas dan tindakan
korektif. a.
Rekomendasi didasarkan pada berbagi temuan dan kesimpulan pemeriksaan. Rekomendasi dibuat dengan tujuan untuk meminta
tindakan guna perbaikan terhadap kegiatan yang ada atau meningkatkan operasional. Dalam rekomendasi dapat disarankan
berbagai pendekatan yang diperlukan untuk memperbaiki atau meningkatkan pelaksanaan kegiatan. Saran tersebut akan digunakan
sebagai pedoman bagi manajemen dalam mencapai hasil yang dikehendaki. Rekomendasi dapat bersifat khusus atau umum.
Sebagai contoh, dalam keadaan tertentu, perlu dilakukan rekomendasi tentang suatu tindakan umum dan saran khusus bagi
penerapan tindakan tersebut. Dalam keadaan lain, saran bagi pelaksanaan penyelidikan atau penelitian lebih lanjut, sudah tepat.
b. Hasil yang telah dicapai oleh pihak yang diperiksa, dalam arti
kemajuan yang dicapai sejak pemeriksaan terakhir atau pelaksanaan suatu operasional yang terawasi dengan baik, dapat dicantumkan
dalam laporan pemeriksaan. Informasi ini perlu dicantumkan untuk menggambarkan keadaan yang secara adil dan memberi sudut
pandang yang tepat serta menjaga keseimbangan laporan pemeriksaan.
Menurut Sukrisno Agoes 2004:242, Contoh Laporan internal auditor Dari
: Kepala Bagian Internal Audit Kepada
: Direksi PT RENIKU Perihal
: Temuan Pemeriksaan mengenai Uang muka perjalanan Periode
: Tahun 2002
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya Persero Cabang Medan, 2010.
KONDISI : terdapat uang muka perjalanan yang jumlahnya
melampaui batas yang diperbolehkan. Kami menemukan 133 uang muka perjalanan dari 175 uang
muka perjalanan yang kami periksa, jumlahnya melampui jumlah yang diperbolehkan yaitu Rp
2.500.000,-. Jumlah tersebut berkisar antara Rp 2.640.000 sd Rp 4.750.000, total kelebihan ± Rp
300.000.000,-
KRITERIA : Kebijakan tertulis dari Direktur Keuangan dinyatakan
bahwa uang muka perjalanan dinas maksimum sebesar Rp 2.500.000,-
PENYEBAB : Kepala Bagian Keuangan memberikan uang muka berdasarkan formulir permintaan uang muka yang
sudah diotorisasi oleh marketing atau sales supervisor.
Otorisasi dari supervisor biasanya diberikan dengan mudah tanpa memperhatikan batas maksimum yang
bias diberikan.
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya Persero Cabang Medan, 2010.
AKIBAT : Banyak salesman yang meminta uang muka
perjalanan melebihi jumlah yang dibutuhkan dan pertanggungjawabannya sering terlambat. Bahkan ada
salesman yang sudah berhenti, tetapi masih belum mempertanggungjawabkan uang mukanya.
Komentar Manajemen : Bagian Akuntansi akan menindak lanjuti masalah uang muka perjalanan yang
melampui jumlah maksimum dan yang lama belum dipertanggungjawabkan. Supervisor
akan diinstruksikan supaya lebih ketat dalam mengotorisasi uang muka perjalanan.
Jakarta, 25 April 2003
Adriana Finishia Audit Manager
Elkando F.P Simbolon : Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya Persero Cabang Medan, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN