Definisi Operasional METODOLOGI PENELITIAN

3.7 Definisi Operasional

1. Perkebunan kopi merupakan suatu usaha budidaya Kopi dengan mengkombinasikan input produksi untuk menghasilkan output. 2. Kopi rakyat adalah kopi yang diusahakan oleh perkebunan rakyat atau petani- pekebun selain perkebunan milik negara dan milik swasta. 3. Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan berbagai pilihan untuk pencapaian tujuan. 4. Usahatani kopi rakyat adalah semua kegiatan usahatani mulai dari penanaman bibit kopi, pemeliharaan, panen, dan pascapanen yang dilakukan oleh petani kopi Desa Karangpring. 5. Tanaman Kopi Arabika adalah tanaman yang diusahakan oleh petani Desa Karangpring hanya sebagai tanaman sela yang tanaman utamanya merupakan tanaman Kopi Robusta. 6. Populasi petani kopi pada penelitian adalah populasi total petani Kopi Robusta 205 orang namun sebanyak 54 petani juga menanam Kopi Arabika sebagai tanaman sela. 7. Responden dalam penelitian ini adalah petani yang menjalankan usahatani Kopi Robusta sebanyak 36 petani dan yang menanam Kopi Arabika sebagai tanaman sela sebanyak 24 petani di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember. 8. Pendidikan adalah pembelajaran secara formal yang diperoleh petani kopi dalam satuan tahun. 9. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya orang yang menjadi tanggungan dari kepala keluarga dinyataka dalam satuan orang. 10. Pengalaman adalah lamanya responden dalam menekuni usahatani dinyatakan dalam satuan tahun. 11. Umur petani adalah umur responden saat penelitian dilakukan dinyatakan dalam satuan tahun. 12. Modal petani merupakan modal yang digunakan oleh petani untuk melakukan kegiatan usahatani kopi selama satu musim panen dinyatakan dalam satuan Rupiah. 13. Penerimaan adalah hasil kali total produksi kopi yang diperoleh dengan harga jual yang dinyatakan dalam satuan Rpkg. Penerimaan diperoleh tahun 2014. 14. Pendapatan adalah selisih total penerimaan dikurangi total biaya yang digunakan selama proses produksi pada tahun 2014 petani kopi di Desa Karangpring dinyatakan dalam satuan Rupiah. 15. Produksi adalah total hasil produksi yang dihasilkan oleh usahatani Kopi Arabika dan Kopi Robusta pada tahun 2014 di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dalam satu tahun dengan satuan Kilogram Kg. 16. Produksi Kopi Arabika adalah hasil produksi dari kegiatan usahatani kopi pada tahun 2014. Produksi Kopi Arabika dimulai pada saat umur Kopi Arabika 2 tahun dinyatakan dalam satuan Kg. 17. Produktifitas adalah hasil produksi usahatani kopi tiap satuan luas lahan yang digunakan dalam proses usahatani kopi dinyatakan dalam satuan KgHa. 18. Harga jual Kopi Arabika adalah harga biji kopi dalam bentuk gelondong yang dibayarkan oleh konsumen kepada petani setiap melakukan pembelian Kopi Arabika pada musim tanam di tahun 2014 dinyatakan dalam satuan Rupiah. 19. Biaya tetap adalah biaya yang tidak habis pakai dalam satu kali proses produksi dan besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya skala produksi kopi. Dalam penelitian ini yang termasuk biaya tetap yaitu biaya peralatan,biaya bibit dan biaya sewa tanah pada tahun 2014 dinyatakan dalam satuan Rp. 20. Biaya variabel adalah biaya yang habis pakai dalam satu kali proses produksi dan besarnya tergantung dari besar kecilnya skala produksi kopi. Dalam penelitian ini yang termasuk biaya variabel yaitu biaya pupuk dan biaya tenaga kerja yang dinyatakan dalam satuan Rp. 21. Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan petani selama proses produksi pada tahun 2014 merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel yang dinyatakan dalam satuan Rp. 22. Prospek pengembangan Kopi Arabika adalah gambaran mengenai posisi usahatani Kopi Arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember di masa yang akan datang berdasarkan posisi kompetitif relatif serta strategi internal dan eksternalnya. 23. Analisis SWOT adalah analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam melakukan kegiatan usaha yang mengacu pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh usahatani Kopi Arabika dan merancang alternatif strategi yang digunakan. 24. Matrik posisi kompetitif relatif adalah matrik yang mengidentifikasikan kondisi usaha yang didapat dari hasil kompilasi secara kuantitatif dari faktor kondisi internal dan eksternal yang sudah diketahui skor pembobotannya. 25. Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam usahatani Kopi Arabika. 26. Faktor eksternal adalah faktor-faktor di luar usahatani Kopi Arabika. 27. Kekuatan adalah kemampuan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam usahatani Kopi Arabika. 28. Kelemahan adalah kemampuan yang rendah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam usahatani Kopi Arabika. 29. Peluang adalah suatu kondisi yang dapat mendatangkan keuntungan bagi usahatani Kopi Arabika. 30. Ancaman adalah suatu kondisi yang dapat menghalangi, bahkan menimbulkan resiko kegagalan dalam mencapai sesuatu yang diinginkan atau diharapkan. 31. Asumsi yang digunakan yaitu 1 Harga bibit sebesar Rp.1000 berdasarkan harga beli bibit Kopi Arabika pada tahun 2005, 2 Luas lahan Kopi Arabika diasumsikan menurut idealnya jumlah tanaman per satu hektar. Idealnya jumlah tanaman perhektarnya adalah 2.500 pohon berdasarkan jarak ideal tanaman kopi Arabika yaitu 2.5 m x 2.5 m, 3 Biaya sewa lahan adalah 15 dari penerimaan masing-masing petani kopi. 41

BAB 4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN