Unsur Hukum Waris Waris .1 Pengertian Waris

kepada penentuan aturan-aturan tentang harta warisan. 10 Seperti diketahui bahwa di dalam lingkup harta warisan tentunya terdapat pewaris dan ahli waris. Antara pewaris, ahli waris, dan harta warisan tidak dapat dipisahkan.

2.2.2 Unsur Hukum Waris

1. Pewaris yaitu seorang yang memiliki harta kekayaan dan meneruskan atau mengoperkan harta tersebut kepada seseorang atau beberapa orang sebagai ahli waris. Syarat-syarat pokok bagi seorang untuk dapat membuat wasiat pada umumnya adalah sama dengan syarat pokok bagi orang untuk melakukan perbuatan hukum pada umumnya yaitu bahwa orang itu harus mampu melakukan dan menentukan kemauannya secara bebas merdeka tanpa mendapatkan kekerasan atau tekanan dari manapun juga. Syarat tersebut adalah : a. Pikiran sehat. b. Berumur cukup c. Dalam pewarisan tidak ada tekanan dari siapapun. 11 Seorang pewaris sebelum ia meninggal dunia mempunyai hak dan kewajiban tentang apa yang akan ia nyatakan sebelum ia meninggal dunia. Adapun hak dan kewajiban dari pewaris, sebagai berikut : a. Hak Pewaris 10 Tjokorda Raka Dherana, 1975, Beberapa Segi Hukum Adat Waris Bali Majalah Hukum No. 2 Tahun Kedua, Yayasan Penelitian dan Pengembangan Hukum Law Center, Jakarta, hal. 101. 11 Ali Afandi, op. cit, h. 7. Hak pewaris timbul sebelum terbukanya harta peninggalan dalam arti bahwa pewaris sebelum meninggal dunia berhak menyatakan kehendaknya dalam sebuah testamenwasiat. Adapun isi dari testamenwasiat tersebut dapat berupa : - Erdstelling, yaitu suatu penunjukkan satu atau beberapa orang menjadi ahli waris untuk mendapatkan sebagian atau seluruh harta peninggalan dari pewaris. Orang yang ditunjuk dinamakan testamentari erfgenaam ahli waris menurut wasiat. - Legaat, yaitu pemberian hak kepada seseorang atas dasar testamentwasiat yang khusus. Adapun pemberian tersebut berupa : 1. Hak atas satu atau beberapa benda tertentu. 2. Hak atas seluruh dari satu macam benda tertentu. 3. Hak vruchtgebruik atas sebagian atau seluruh warisan yang tercantum dalam Pasal 957 KUH Perdata. b. Kewajiban Pewaris Kewajiban pewaris ialah merupakan pembatasan terhadap haknya yang ditentukan Undang-Undang. Pewaris harus mengindahkan adanya legitime portie. 2. Sedangkan ahli waris adalah orang yang menggantikan pewaris di dalam kedudukannya terhadap warisan, baik untuk seluruhnya, maupun untuk sebagian tertentu. 12 Ahli waris menurut undang-undang terdiri dari empat kelompok : 12 Ali Afandi, op. cit, h. 9. - Kelompok pertama terdiri dari suami atau istri yang hidup terlama ditambah anak atau anak-anak serta keturunan dari anak-anak tersebut. Kelompok ini diatur di dalam Pasal 832 dan Pasal 852 KUH Perdata. - Kelompok kedua terdiri atas ayah dan ibu kandung apabila keduanya masih hidup, ayah atau ibu apabila salah satunya telah meninggal dunia dan saudara atau saudari beserta keturunan dari saudara atau saudari tersebut. Kelompok kedua ini diatur di dalam Pasal 854 sd Pasal 857 KUH Perdata. - Sedangkan kelompok ketiga terdiri atas kakek dan nenek dari garis ibu dan kakek dan nenek dari garis bapak. Golongan ini diatur di dalam Pasal 850 dan Pasal 853 KUH Perdata. - Kelompok terakhir keempat terdiri dari sanak keluarga pewaris yang lainnya dan diatur di dalam Pasal 858 dan Pasal 861 KUH Perdata. Sekalian seseorang itu termasuk sebagai ahli waris, tetapi belum tentu ia berhak mewaris. Agar seorang bisa mewaris, harus dipenuhi beberapa syarat yang meliputi : a. Ia harus sudah ada pada saat warisan terbuka. b. Ia termasuk sebagai seorang ahli waris. c. Ia bersikap menerima warisan. d. Ia tidak termasuk golongan yang tak patut menjadi ahli waris. Sedangkan yang termasuk dalam orang yang tidak layak menerima warisan, telah diterangkan dalam Pasal 828 BW, yaitu : a. Orang yang telah dihukum karena dipersalahkan telah membunuh si pewaris. b. Orang yang telah mencoba membunuh si pewaris. c. Mereka yang telah memfitnah, bahwa si pewaris telah melakukan kejahatan yang diancam dengan hukuman, minimal 5 lima tahun. d. Orang yang dengan kekerasan atau perbuatan telah mencegah si pewaris membuat surat wasiat. e. Orang yang dengan kekerasan atau perbuatannya telah mencegah si pewaris mencabut surat warisan. f. Orang yang telah menggelapkan surat wasiat dari si pewaris. g. Orang yang telah termasuk surat wasiat dari si pewaris. h. Orang yang telah memalsukan surat wasiat dari si pewaris. Syarat sahnya menerima warisan : a. Ahli waris masih hidup; b. Ahli waris tidak dihukum karena dipersalahkan membunuh atau mencoba membunuh pewaris; c. Ahli waris sehat jasmani maupun rohani. Selain ahli waris dan pewaris dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata , terdapat adanya : 13 a. suatu fidel comis, yaitu suatu pemberian warisan kepada seseorang ahli waris dengan ketentuan bahwa ia berkewajiban menyimpan warisan itu dan setelah lewatnya suatu waktu, warisan itu harus diserahkan kepada orang lain. Cara pemberian warisan ini oleh undang-undang disebut sebagai pemberian warisan secara melangkah. 13 Erman Suparman, 2011, Hukum Waris Indonesia, Refika Aditama, Bandung, hal. 32. b. Executeur testamentair, yaitu pelaksana wasiat yang ditunjuk oleh si pewaris yang bertugas mengawasi pelaksanaan surat wasiat secara sungguh-sungguh sesuai dengan kehendak pewaris. c. Bewindvoeder pengelola, yaitu seorang yang ditentukan dalam wasiat untuk mengurus kekayaan harta peninggalan sehingga para ahli warislegatariss hanya menerima penghasilan dari harta kekayaan, yang ada tersebut, hal ini dimaksudkan agar jangan sampai harta kekayaan harta peninggalan tersebut dihabiskan dalam waktu singkat oleh para ahli waris atau legatariss. Hak dan Kewajiban Ahli Waris : Sejauhmana hak-hak ahli waris dalam menentukan sikap terhadap harta warisan ialah : 14 1. Menerima secara penuh, yaitu dapat dilakukan secara tegas dan diam- diam. Dengan tegas, yaitu jika penerimaan tersebut dituangkan dalam suatu akta yang memuat penerimaannya sebagai ahli waris yang sah. Dengan diam-diam, yaitu jika ia dengan melakukan suatu perbuatan, misalnya dengan mengambil atau menjual atau juga melunasi hutang-hutang si pewaris. 2. Menerima dengan reserve hak untuk menukar atau benefiaciare aanvaarding, yaitu menerima warisan dengan suatu hak menjadikan pendaftaran barang-barang warisan hal ini dinyatakan pada panitera pengadilan negeri ditempat warisan terbuka. Akibat terpenting dari warisan secara beneficiare ini adalah bahwa kewajiban untuk melunasi hutang-hutang dan beban lain si pewaris dibatasi sedemikian rupa, sehingga pelunasannya dibatasi menurut kekuatan 14 Ibid warisan, dalam hal ini berarti si ahli waris tersebut tidak pakai menanggung pembayaran hutang dengan kekayaan sendiri. 3. Menolak warisan, hal ini mungkin terjadi jika ternyata jumlah harta kekayaan yang berupa kewajiban membayar hutang peninggalan. Kewajiban ahli waris : 1. Memelihara keutuhan harta peninggalan sebelum harta peninggalan dibagi 2. Mencari cara pembagian yang sesuai dengan ketentuan dan lain-lain 3. Melunasi hutang-hutang si pewaris jika pewaris meninggalkan hutang 4. Melaksanakan wasiat jika ada. 15 3. Selain pewaris dan ahli waris, unsur berikutnya yang terdapat dalam hukum waris adalah harta warisan. Harta warisan atau disingkat warisan ialah segala harta kekayaan yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia yang berupa semua harta kekayaan dari yang meninggal dunia setelah dikurangi dengan semua hutangnya. 16 a. Harta Asal : Adalah semua harta kekayaan yang dikuasai dan dimiliki pewaris sejak mula pertama baik berupa harta peninggalan atau harta bawaan yang dibawa masuk kedalam perkawinan sampai akhir hayatnya. b. Harta Hibah : 15 Ibid, h. 34. 16 Ali Afandi, op. cit, h. 7. Adalah juga harta warisan, yang asalnya bukan didapat karena jerih payah bekerja sendiri melainkan atas pemberian pihak lain sebagai balas budi, ata karena suatu tujuan tertentu. c. Harta Pencaharian : Adalah semua harta kekayaan yang diperoleh selama berlangsungnya perkawinan. Hukum adat waris mempunyai sistem kolektif, mayorat, dan individual. Sistem waris kolektif, yaitu harta warisan dimiliki secara bersama-sama, dan ahli waris tidak diperbolehkan untuk memiliki secara pribadi. Jika ingin memanfaatkan harta waris tersebut, harus ada musyawarah dengan ahli waris yang lain. Sistem waris mayorat yaitu harta waris dimiliki oleh ahli waris yang tertua, dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan ahli waris yang muda baik perempuan atau laki-laki sampai mereka dewasa dan mampu mengurus dirinya sendiri. Sistem waris individual yaitu harta warisan bisa dimiliki secara pribadi oleh ahli waris dan kepemilikan mutlak ditangannya. 2.3 Jual Beli 2.3.1 Pengertian Jual Beli

Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Perbuatan Jual Beli Harta PeninggalanTanpa Persetujuan Para ahli Waris Yang Lain

2 230 106

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP PEMBAGIAN HAK WARIS ATAS TANAH YANG TELAH DIJUAL OLEH Proses Penyelesaian Sengketa Terhadap Pembagian Hak Waris Atas Tanah Yang Telah Dijual Oleh Salah Satu Ahli Waris (Studi Kasus Pengadilan Negeri Pemalang).

0 2 16

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP PEMBAGIAN HAK WARIS ATAS TANAH YANG TELAH DIJUAL OLEH Proses Penyelesaian Sengketa Terhadap Pembagian Hak Waris Atas Tanah Yang Telah Dijual Oleh Salah Satu Ahli Waris (Studi Kasus Pengadilan Negeri Pemalang).

0 2 12

PENDAHULUAN Proses Penyelesaian Sengketa Terhadap Pembagian Hak Waris Atas Tanah Yang Telah Dijual Oleh Salah Satu Ahli Waris (Studi Kasus Pengadilan Negeri Pemalang).

0 4 13

TINJAUAN YURIDIS PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WARIS YANG TELAH TERJADI PERALIHAN HAK ATAS DASAR JUAL BELI Tinjauan Yuridis Penyelesaian Sengketa Tanah Waris Yang Telah Terjadi Peralihan Hak Atas Dasar Jual Beli (Studi Putusan No. 129/Pdt.G/2015/Pn Skh

0 5 16

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PENGOSONGAN RUMAH MILIK AHLI WARIS YANG DITEMPATI OLEH ORANG LAIN Proses Penyelesaian Sengketa Pengosongan Rumah Milik Ahli Waris Yang Ditempati Oleh Orang Lain Secara Melawan Hukum (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta

0 3 19

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PENGOSONGAN RUMAH MILIK AHLI WARIS YANG DITEMPATI OLEH ORANG LAIN SECARA Proses Penyelesaian Sengketa Pengosongan Rumah Milik Ahli Waris Yang Ditempati Oleh Orang Lain Secara Melawan Hukum (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Su

0 3 12

Tinjauan Yuridis Peralihan Harta Waris Kepada Ahli Waris Saat Akan Dilakukan Hubungan Jual-Beli Atas Tanah Waris.

1 2 14

Tanggung Jawab Notaris atas Keterangan Hak Waris yang Tidak Memasukkan Semua Ahli Waris Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Kaitan Jual Beli Benda Tetap.

7 14 36

AHLI WARIS NASABIYAH DAN AHLI WARIS SABA

0 0 11