Latar Belakang Masalah ANALISIS STRUKTUR MODAL TERHADAP PENGHITUNGAN PPH BADAN TERUTANG PT. X (KLIEN DARI KKP RIZA EDWINDRA).

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang pernah mengalami krisis ekonomi, walaupun keadaan ekonomi telah pulih tetapi relatif lambat pertumbuhannya jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Pembangunan Indonesia dapat tercapai apabila didukung dengan pembiayaan dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pembiayaan tersebut diperoleh dari penerimaan yang dimiliki oleh negara. Penerimaan negara Indonesia bersumber dari kekayaan alam, pajak, bea dan cukai, penerimaan negara bukan pajak dan hasil perusahaan negara. Pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar bagi Indonesia dari semua sumber penerimaan negara tersebut. Salah satu jenis pajak yaitu Pajak Penghasilan PPh, yang dapat dikenakan langsung kepada wajib pajak yang terdiri dari orang pribadi, warisan, badan, bentuk usaha tetap BUT menurut UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Beban dan tanggung jawab untuk merealisasikan penerimaan negara yang bersumber dari penerimaan pajak mengharuskan Direktorat Jenderal Pajak DJP melakukan reformasi aturan-aturan di bidang perpajakan. Undang- undang tentang pajak penghasilan telah mengalami perubahan dari tahun ke tahun, yang terakhir yaitu Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan. DPR telah mengesahkan rancangan Undang-Undang PPh ini menjadi UU pada tanggal 2 September 2008. UU PPh tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009. 2 Mulai tahun pajak 2009, dalam UU No. 36 Tahun 2008 pasal 17 menyatakan bahwa wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 dan akan menjadi 25 pada tahun 2010. Jadi berapapun penghasilan kena pajaknya tarif yang dikenakan adalah sebesar 28 atau 25. Pengesahan UU No. 36 Tahun 2008 semakin mewajibkan perseorangan ataupun badan usaha memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan membayar pajak penghasilan. Apabila dibandingkan dengan negara-negara lainnya di ASEAN, tarif pajak di Indonesia masih cukup besar sementara penerimaan pajaknya masih sangat minim. Dengan menurunnya tarif pajak tersebut diharapkan akan menjaring lebih banyak wajib pajak dan dapat mendorong pembentukan modal dan memicu iklim investasi yang baik. Setiap perusahaan membutuhkan pendanaan, pemenuhan dana tersebut berasal dari sumber internal maupun eksternal. Keputusan pendanaan menjadi pertimbangan bagi manager keuangan untuk memilih sumber dana dari utang atau menerbitkan saham yang digunakan oleh perusahaan sebagai struktur modalnya. Dalam kenyataannya perusahaan di Indonesia yang menggunakan utang sebagai struktur modal usahanya. Para ahli berpendapat bahwa kenaikan nilai perusahaan terjadi karena pembayaran bunga atas utang merupakan pengurang pajak sehingga laba yang mengalir kepada investor semakin besar. Dalam hal ini, secara tidak langsung pajak memiliki keterkaitan dengan struktur modal. Thin Capitalization pembentukan struktur permodalan suatu perusahaan dengan proporsi utang yang jauh lebih besar daripada modal untuk mendapatkan pengurangan biaya bunga telah menjadi salah satu skema yang dijadikan Wajib Pajak WP untuk melakukan penghindaran pajak. Walaupun pajak bukan faktor utama yang 3 diperhatikan untuk keputusan pendanaan dalam suatu perusahaan, tetapi pada dasarnya pajak merupakan hal yang tidak dapat di hindari oleh siapapun termasuk perusahaan. Hal ini yang mendasari penulis untuk mengetahui bagaimana Analisis Struktur Modal Terhadap Penghitungan PPh Badan Terutang PT. X Klien dari KKP Riza Edwindra

1.2 Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh struktur modal terhadap pajak pengahasilan badan terutang : studi empiris pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia

43 182 85

Analisa strategi koperasi pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi rakyat : studi pada koperasi pondok pesantren al-ikhlas subang jawa barat

0 4 74

ANALISIS PERBEDAAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BERDASARKAN NORMA PENGHITUNGAN DENGAN ANALISIS PERBEDAAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BERDASARKAN NORMA PENGHITUNGAN DENGAN PPH FINAL WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI USAHAWAN DI BIDANG USAHA PERDAGANGAN PADA KPP PRAT

0 2 16

NORMA PENGHITUNGAN DAN PPH FINAL ANALISIS PERBEDAAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BERDASARKAN NORMA PENGHITUNGAN DENGAN PPH FINAL WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI USAHAWAN DI BIDANG USAHA PERDAGANGAN PADA KPP PRATAMA INDRAMAYU.

0 3 22

Perencanaan Pajak atas PPh Badan Sebagai Upaya dalam Meminimalisasi PPh Badan yang Terutang pada Sinar Surya Cemerlang.

0 0 21

Pengaruh Pemilihan Metode Perhitungan PPh Pasal 21 terhadap Besarna PPh Terutang: Studi Kasus pada CV. "X", Bandung.

0 8 20

Analisis Perbandingan PPh Terutang Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak (Sebuah Studi pada Perusahaan "X" di Cikampek).

2 1 17

Pengaruh Pemilihan Metode Pemotongan PPh Pasal 21 terhadap Besarnya PPh Terutang (Studi Kasus pada PT "X").

0 4 23

Analisis Alternatif Kebijakan PPH Pasal 21 untuk Meminimalkan Pajak Penghasilan Terutang (Studi Kasus: PT X di Bandung).

0 0 27

Pengaruh Penerapan Kebijakan PPh Pasal 21 Terhadap Pajak Penghasilan Terutang (Studi Kasus Pada PT X di Bandung).

0 0 36