REPRESENTASI MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA FILM LASKAR PELANGI

(1)

ABSTRACT

REPRESENTATION OF CHILDREN’S LEARNING MOTIVATION IN LASKAR PELANGI FILM

By

Arini Setya Prihartini

Film is a mass media that has more power to make representation to the reality through the appearance in form of audiovisual. Necessary things that educate to be represented in a film for tehe film does not ignore the educate function as part of mass media. In tihs study, the representation used is the representation of childern’s learning motivation in the research object Laskar Pelangi film.

Based on this, the formulation of the problem in tihs research is how the representation of childern’s learning motivation in Laskar Pelangi film? And motivation to learn such as what is depicted in Laskar Pelangi film? (Based on the type of motivation, character motivation, how to provide motivation, factors that affect). This study aims to determine, describe and explain the representation of childern’s learning motivation in Laskar Pelangi film and to discover to discover, describe and explain the type, manner, nature, and motivational factors contained in the film Laskar Pelangi. Therefore, the type of research used in this research is descriptive research method approach to qualitative research methods. While data collection techniques acquired through observation and analysis of the contents of the film, then the data is processed, interpreted and construed in accordance with a predetermined focus of study.

Based on the results of research and discussion shows that in the movie Laskar Pelangi there are 32 scenes that represent children's learning motivation. illustrated children's learning motivation consists of intrinsic motivation and extrinsic motivation that kind of secondary, given by way of motivating by force, Motivating by enticement, and Motivating by identification and influenced by observations, thoughts and feelings.


(2)

ABSTRAK

REPRESENTASI MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA FILM LASKAR PELANGI

Oleh

ARINI SETYA PRIHARTINI

Film adalah media massa yang memiliki kekuatan lebih untuk melakukan representasi terhadap kenyataan melalui tampilannya dalam bentuk audiovisual. Diperlukan hal yang mendidik untuk direpresentasikan dalam sebuah film agar film tidak mengabaikan fungsi edukatifnya sebagai bagian dari media massa. Dalam penelitian ini representasi yang digunakan adalah representasi motivasi belajar anak pada objek penelitian film Laskar Pelangi.

Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana representasi motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi ? dan motivasi belajar seperti apa yang tergambar dalam film Laskar Pelangi ? (berdasarkan jenis motivasi, sifat motivasi, cara memberi motivasi, faktor yang berpengaruh). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan mengenai representasi motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi serta untuk mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan jenis, cara, sifat, dan faktor motivasi yang terdapat pada film Laskar Pelangi. Oleh karena itu, tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan metode penelitian kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data diperoleh melaui pengamatan dan analisis terhadap isi film, kemudian data tersebut diolah, diinterpretasikan serta ditafsirkan sesuai dengan fokus kajian yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa di dalam film Laskar Pelangi terdapat 30 adegan yang merepresentasikan motivasi belajar anak. motivasi belajar anak yang tergambar terdiri atas motivasi bersifat intrinsik dan ekstrinsik yang jenisnya motivasi sekunder, diberikan dengan cara motivating by force, motivating by enticement dan motivating by identification serta dipengaruhi oleh faktor pengamatan, pemikiran dan perasaan.


(3)

(4)

DAFTAR ISI

Halaman BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 8

B. Tinjauan Teoritik ... 12

1. Tinjauan Representasi ... 12

2. Tinjauan Motivasi 2.1 Pengertian Motivasi ... 13

2.2 Sifat Motivasi ... 14

2.3 Cara Motivasi ... 15

2.4 Faktor Motivasi ... 16

2.5 Jenis Motivasi ... 18

3. Tinjauan Film 3.1 Pengertian Film ... 19

3.2 Jenis Film ... 20

3.3 Unsur Film ... 23

4. Konstruksi Motivasi Belajar Anak Pada Film ... 25

4. Film Sebagai Media Komunikasi dan Representasi... 27

C. Landasan Teori ... 29

D. Kerangka Pikiran ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 35

B. Metode Penelitian ... 36

C. Definisi Konsep ... 37

D. Unit Analisis ... 39

E. Fokus Penelitian ... 39

F. Kategorisasi ... 40

G. Sumber Data ... 43

H. Teknik Pengumpulan Data ... 43


(5)

B. Sinopsis Film Laskar Pelangi... ... 54

C. Sutradara Film Laskar Pelangi... ... 56

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 58

B. Pembahasan 1. Representasi Motivasi Belajar Anak Pada Film Laskar Pelangi…. ..119

2. Motivasi Belajar Anak Pada Film Laskar Pelangi ...131

2.1 Berdasarkan Sifat Motivasi ... ...131

2.2 Berdasarkan Cara Motivasi... ... . . ...138

2.3 Berdasarkan Faktor Motivasi ... ...142

2.5 Berdasarkan Jenis Motivasi... ... . . ...150

3. Film Laskar Pelangi Sebagai Media Komunikasi…. ...151

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...153

B. Saran ...157 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Nama Tabel Halaman Tabel 1. Pemeran Film Laskar Pelangi ...49 Tabel 2. Klasifikasi Adegan ...60 Tabel 3. Representasi Motivasi Belajar Anak ...123


(7)

REPRESENTASI MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA FILM LASKAR PELANGI

(Proposal Penelitian)

Arini Setya Prihartini 0716031025

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung 2011


(8)

Motto

Ganjaran tertinggi bagi seseorang yang bekerja dengan keras bukan apa yang mereka peroleh, melainkan menjadi apa mereka karenanya. (John Ruskin)

Walaupun dunia penuh penderitaan, banyak pula harapan untuk mengatasinya. (Hellen Keller)

Berbahagialah atas kehidupan ini karena telah memberi kesempatan untuk mencintai, bekerja, bermain dan memandangi bintang-bintang. (Henry Van Dyke)

Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia, berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya. (Nidji-Ost Laskar Pelangi)

Jalani dengan berusaha untuk apa yang diinginkan dan diyakini dalam hidup ini. (Arini Setya Prihartini)


(9)

Persembahan

Papa dan Mama untuk kasih sayang dan tetes demi tetes perjuangan

tanpa kenal lelah dan pamrih yang diberikan untukku. Semoga karya

kecil ini dapat menjadi awal bakti untuk lebih membahagiakan dan

membanggakan kedepannya. Amin.


(10)

Judul Skripsi : REPRESENTASI MOTIVASI BELAJAR

ANAK PADA FILM LASKAR PELANGI

Nama Mahasiswa : Arini Setya Prihartini

Nomor Pokok Mahasiswa : 0716031025

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Drs. Sarwoko, M.Si NIP. 19571019 198603 1001

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Drs. Sarwoko, M.Si NIP. 19571019 198603 1001


(11)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Sarwoko, M.Si. ... Penguji Utama : Dr. Abdul Firman Ashaf, S.I.p, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Drs. Agus Hadiawan, M.Si.

NIP. 19580109 198603 1 002


(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1989. Penulis merupakan putri sulung dari tiga bersaudara dari pasangan Lie Teddy Darius dengan Watin Yustini. Penulis menyelesaikan pendidikan SD Asisi Jakarta pada tahun 2001, SMP Asisi Jakarta pada tahun 2004, dan SMA Negeri 26 Jakarta pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur SPMB.

Semasa menjadi mahasiswa, penulis sempat aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan diantaranya, aktif dalam kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung periode 2008-2009 sebagai anggota Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo). Selain itu, penulis aktif dalam kepengurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi periode 2008-2009 dan 2009-2010 sebagai anggota bidang Fotografi. Sebelum sampai pada tahapan pengerjaan skripsi, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di GlobalTV Jakarta dan mencoba magang Production Assistant yang mempelajari tahapan produksi mulai dari pra-produksi, produksi sampai post-produksi untuk Program Reguler F1 (Highlight, Jelang Race dan Race), Bola Mania, dan BPL (Barclays Premier League) periode Juni-Agustus 2010.


(13)

SANWACANA

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dan Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan umat Islam Nabi Muhammad Saw.

Skripsi dengan judul “Representasi Motivasi Belajar Anak Pada Film Laskar Pelangi” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang banyak berjasa dalam memberikan dorongan, motivasi, dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis, antara lain:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Sarwoko, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, sekaligus pembimbing utama dalam penulisan skripsi ini atas segala bimbingan, dukungan, waktu serta keiklasan yang bapak berikan dalam proses pengerjaan skripsi ini. Terimakasih tiada tara penulis haturkan untuk bapak yang telah banyak membantu sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak Dr. Abdul Firman Ashaf, S.I.p, M.Si, selaku dosen penguji dalam penulisan skripsi ini yang telah meluangkan banyak waktu dan dengan


(14)

sabar memberikan banyak saran yang sangat bermanfaat bagi penulis. Terimakasih atas kebersahajaan bapak dalam memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat menjadi lebih baik melalui berbagai saran yang telah bapak berikan.

4. Seluruh jajaran dosen Fisip Universitas Lampung terutama Jurusan Ilmu Komunikasi antara lain; Ibu Dhanik (selaku sekretaris jurusan), Ibu Ida (selaku pembimbing akademik), Ibu Nina, Ibu Wulan, Ibu Andi Windah, Ibu Hestin, Ibu Tina, Ibu Ana, Ibu Fri, Ibu Nanda, Pak Toni, Pak Teguh, Pak Riza, Pak Cahyono, Pak Agung, Pak Ibrahim, dan Pak Andi Corry yang telah memberikan ilmu bermanfaat selama penulis menimba ilmu di jurusan ilmu komunikasi.

5. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung, khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, antara lain; Mas Yul, Mas Tur, dan Pak Pitoyo yang telah membantu kelancaran seminar dan ujian skripsi penulis.

6. Papa dan Mama. Terimakasih atas segala sesuatu yang telah kalian berikan dan perbuat untuk rini sehingga rini bisa mencapai tahap ini. Terimakasih untuk kedisplinan dan keinginan untuk belajar yang ditamankan serta untuk tetes demi tetes perjuangan untuk dapat menjadikan rini seperti ini. Semuanya itu tak terlupakan dan rini tak kan mampu untuk membalasnya. Semoga rini dapat menjadi anak yang dapat berbakti, membanggakan dan memberikan kebahagiaan.

7. Kedua adikku Andri Gunawan dan Adriansyah Darmawan. Semoga gw bisa jadi panutan yang baik yah buat kalian.


(15)

menyelesaikan pendidikan sarjana ini. Keluarga besar mama di Subang, Mak dan Bapak Aki, Uwak-uwak, serta para sepupu penulis terimakasih atas segala dukungan dan doa yang mengalir.

9. Dra. Hj. Hayati Nufus dan Drs. Iskandar Zulkarnaen, MH. Bi, om, Terimakasih banyak sudah menjadi orangtua bagi rini di Lampung ini. Makasih atas dukungan, semangat, segala bentuk perhatian dan kasih sayang serta bantuan materil yang bibi dan om berikan buat rini. Sarah, Ido dan Zaki, makasih ya untuk keriangan, kelucuan dan canda tawa yang telah ada.

10.Muhammad Satria Muhtarom yang memberikan begitu banyak warna dalam hidupku. Satriong, yang memberikan begitu banyak perhatian dan kasih sayang dengan caranya yang aneh, yang membuka cara pandang ku tentang optimisme dalam impian, tempatku menjadi orang yang terbuka dan berbagi cerita serta keluh kesah. Thank you so much for ur attendance and love in my life, you are mean so much for me :D. Untuk keluarga satria terimakasih sudah begitu hangat, memberi dukungan dan baik kepadaku.

11.Sahabat-sahabat gechan tersayang, violita (wak genk tersayang orang paling kalem, ayu dan ga pernah marah yg pernah gw temuin. Hehe. Makasih ya vio bwt semua perhatian, dukungan dan bantuannya), Nessia (ne si uni padang yg pernah bangkrut bisnis pulsa, haha. Ne yg pinter tapi suka ngejelimet sendiri sama kepinterannya. Ne makasih ya bwt ilmu dan kebersamaannya nemenin lo jalan-jalan selama ini. hehe). Aulia (apa ya


(16)

ul? Em aulia si intel pengorek informasi, haha. Ul, makasih ya uda sering ngingetin gw ini-itu, makasih juga jadi temen gw ngurus-ngurus skripsi brg jelang akhir pengerjaan skripsi ini, makasih juga buat kebersamaan yang indah yg byk kita habiskan akhir-akhir ini mulai dari ngedate bersama, hueks, hingga program terbaru kita ”sehat dengan badminton”, haha). Radhia (day, temen rangkep di sgala bidang mulai dari temen kuliah, PKL, ngebolang, pulang bareng, sampai mantan roomateku tersayang untuk 2 thn, makasih ya wkt awal ngekost uda bersedia nampung gw, hehe. pokoknya mkasih ya day buat keriangan, perhatian dan kebaikannya), Meylin (meyla yang pinter masak serta paling sibuk tapi paling sering sakit dan gupekan, hehe. Mey makasih ya uda baik bgt, uda mw jadi pembahas di seminar gw, makasih juga krn slama ini uda membahagiakan gw dengan cara gw ”nyiksa” lo. Hehe. Ayo mey, saatnya lo bahagia juga dong mey. hehe), Winda (nda yang paling taktis dan teratur ngerjain skripsinya tapi paling sering kena sial, hehe. Makasih ya nda, uda jadi moderator n biro pulsa gw, hehe. Makasih buat bantuan dan kebaikan lo yang disertai senyum lo yang manis itu, awas melayang, hehe ). Seneng bgt bisa punya sahabat seperti kalian, smoga kita tetap terus bersahabat yah, amin.

12.Sahabat – sahabat AP (akedemi perkongekan, haha). Bongkeng (si banyak ide dan konsep kreatif, ayo keng jalanin apa yang ada dipikiran lo jadi suatu hal yang membawa kesuksesan buat lo, amin. Makasih ya keng, buat kata-kata lo yg ngundang gelak tawa), Budi (si so nice yang paling famous, ehem, tapi rada pundungan, hehe. Makasih ya so nice buat segala kebaikannya, tetap nice ya, hehe), Boengky (hei sod yg ultahnya cm beda


(17)

softballnya), Cemen (cengceremen yg dulu sering bgt gw jajah, terutama utk “daisukkenya” maapin ya men, hehe, tmn plg brg naek motor jg, ayo men garap skripsinya), Fathir (engkong dgn segudang bakat mulai dari fotografi, elektronik, sampai otak-atik motor, ayo tir asah n kembangin terus bakat lo biar lo bisa sukses dgn bakat lo itu). Hei, hei, tobat lah dulu kalian semua itu, hahaha, ayo fokus buat jadi S.I.Kom dulu.

13.Sahabat – sahabat di Jakarta, Ebeth (bethi tmn sebangku gw dulu, makasih ya syg bwt semua petualangan, kebaikan dan kenyamanan yg lo berikan. Lo temen terpewe gw, wlpun lo kadang gila, haha), Lia (tmn ngegila bertiga brg ebeth, makasih ya syg buat cerita-cerita yg merangkai persahabatan kita). Faiz (si sayangnya lia yg keliatannya pendiem tapi kadang jayus, haha, makasih ya an buat dukungannya)

14.Komunikasi angkatan 2007: anggota OVJ (Ajeng, sukses ya jeng bwt kehidupan di Jakartanya. Mey, ayo mey sukses bwt komprenya. Dedew, ktemu d gsg ya ntar juni. RestiMano, ayo mano cptan beresin skripsinya jgn maen sinetron mulu, hehe). Anggota di SU-MO (supermodel, hehe, Anita, Mira, Sisi, Ica dan Lia yang sudah lulus smw, sukses ya bwt kalian, Lia mksih ya sempet nampung gw pas dari pulang kunmed, hehe). Sarah, Nis sih, Vina, anak-anak asuhnya ibu Ida, hehe, semangat ya buat seminar 2 nya. Mpit, ayo pit sama2 ktemu d gsg ya juni nanti, mukanya yg senang ya pit, hehe. Dama, Afdi n Heni yg uda lulus, sukses ya buat pekerjaan ke depannya nanti. Frista, septi winda, septi sari, denis, gaya, ade, werry, semangat ya ngerjain skripsinya biar cpt seminar 2. Sisil, Andra, Egi,


(18)

Kristin, Esti, Ayu, Indah, Fita, ayo dong cepetan garap n seminar satu skripsinya. Para Los Galacocos : Topan si ikhwan yg akhirnya sukses dgn skripsi hipnoterapi dan uda seminar 1. Hernadi yang lagi sibuk penelitian dgn berpuluh-puluh informan. Desril, si uda bro yg hobi bgt olahraga sampai badannya jd oke, hehe. Agi dan Doni yang sama-sama anak rantauan, ayo dong mulai garap skripsinya. Momon si Cak dari Probolinggo yg pake motor binter khasnya, ayo cak bawa ngebut juga dong skripsinya, hehe. Isa yg paling guede dan Yasir yg paling unik, semangat terus ya ngampusnya, ayo sxan skripsinya juga. Arde yang lagi sibuk jadi gubernur Fisip. Ariesta, Danny, Roles, Rudi, yg sekarang jarang keliatan d kampus. Adi, pendatang 07 yg sama-sama penelitian tentang film, slese juga akhirnya neliti film. Terimakasih ya all d’cocos untuk kebersamaan yg indah slama masa kuliah ini.

15. Ilmu Komunikasi angkatan sebelum 2007: Angkatan 2000-2006 Kak Nandra, msh d Antv Ka?. Kak Heru, cie yg skrg sukses ODP Mandiri. Kak Riki, yo Ka gmn mdh2n sdh menemukan kesuksesan dlm pekerjaan. Kak Feri sang presiden mahasiswa yg akhirnya sukses dengan komprenya. Kak Kiting dan Kak Apis, Mba Rica, Mba Ova, Kak Obi, Kak Reza, Mba Eci, Mba Eca, Mba Aini, Mba Nina, Mba Gilang, Mba Fina, Mba Tia, Mba Flora, Mba Yesi, dan maaf bagi yang tidak disebutkan namanya, terimakasih atas bimbingan dan nasehat yang telah diberikan.

16.Komunikasi angkatan 2008-2009, Ali (maksih ya li buat kebaikan lo slama ini, makasih juga buat pinjeman motornya, hehe, ayo li semangat terus buat kuliahnya, Blg Messa makasi juga yaa). Wulan-ulano (ade tingkat yg lengket amat sama 07, maksih ya lan ud byk bantuin gw n jadi temen


(19)

17.Teman – teman SD, SMP, dan SMA penulis.

18.Teman-teman Wisma Gunung Pesagi, Wulano, uda ya td d atas special thx ya, hehe. Ka Ion, sukses ya ka buat kerjaan d lampung tengahnya sukses juga ya brg aul kedepannya. Ka Pendi-pendong, maaf bgt ya ka, arin sering nyusahin mulai dari urusan numpang ngeprint sampe pinjem motor, hehe. Yeni, Eri, Santi, para liwaners yg lagi sibuk PPL. Riris dan Martha yg dari ElMedano, Horas Bah, hehe. Intan, Lianti, Ka Lulu, serta teman-teman wisma GP lainnya.

19.Mba Eni, Ma’e, Aa, Bu Jogja, kantin bisnis dan tempat lainnya yg telah menjadi tempat mencari asupan makanan untuk penulis. AspireOne, my BlackyNotebook yg setia menjadi media penggarapan skripsi sekaligus media hiburan. Plupi, mybigteddybear yg dibeliin baru-baru ini yg setia menemani tidur, thx bapaknya Plupi, haha. Serta kamar C2 yg telah menjadi tempat ternyaman bagi penulis selama di Lampung ini.

20.Kepada pihak-pihak lainnya yg telah membantu dan belum disebutkan. 21.Kepada pembaca skripsi ini, semoga skripsi ini dapat membawa manfaat,

amin.

BandarLampung, Maret 2011 Penulis,


(20)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya ;

Nama : Arini Setya Prihartini

NPM : 0716031025

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Almat Rumah : Jl. Tebet Barat dalam Va No.28, Jakarta Selatan No HP/Tlp Rumah : 085769419741

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Representasi Motivasi Belajar Anak Pada Film Laskar Pelangi adalah benar – benar hasil karya sendiri, bukan Plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak – pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak – pihak manapun.

Bandar Lampung, 9 Maret 2011 Saya yang menyatakan,

Arini Setya Prihartini NPM. 0716031025


(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam kelangsungan hidup manusia, komunikasi tidak dapat dipisahkan di dalamnya. Karena komunikasi diperlukan untuk berinteraksi atau menjalin hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, keluarga, ataupun masyarakat luas. Komunikasi itu sendiri adalah proses penyampaian pesan menggunakan komponen-komponen komunikasi agar terjadi kesamaan makna di dalamnya. Komponen komunikasi menurut Laswell adalah source, message, receiver, channel and effect (Effendy, 2004:253).

Kebutuhan dan pentingnya komunikasi mengakibatkan setiap lapisan masyarakat baik kaya atau miskin, dewasa maupun anak-anak berkomunikasi untuk memelihara dan menjaga kelangsungan interaksi. Selain itu pentingnya komunikasi adalah komunikasi diperlukan untuk seluruh aspek dan kegiatan kehidupan. Salah satu contohnya komunikasi diperlukan dalam motivasi.

Motivasi dapat diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu


(22)

2

(Sardiman A.M, 2010:75). Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Maka dari itu untuk mencapai berbagai tujuan dalam kehidupan diperlukan motivasi. Karena motivasi adalah kesungguhan atau keingginan untuk bertindak dan berusaha (semaksimal mungkin) untuk mencapai suatu tujuan.

Salah satu bentuk dari motivasi adalah motivasi belajar. Motivasi belajar sangat diperlukan oleh segenap manusia, terutama pada anak yang pada tahapan umur mereka baru mulai mengenal proses belajar non formal melalui kehidupan sehari-hari maupun belajar secara formal melalui lembaga pendidikan (sekolah) agar selalu dapat bersungguh-sungguh dan berkeinginan untuk belajar.

Motivasi belajar ini sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sosial masyarakat. Banyak anak-anak yang ingin dan memiliki motivasi besar dalam belajar walaupun dengan keadaan yang kurang mendukung. Seperti kemampuan ekonomi yang kurang untuk membayar biaya pendidikan sampai kurang atau buruknya fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Seperti yang dapat terlihat pada pemberitaan di media cetak maupun elektronik, dimana banyak sekolah yang kondisi bangunannya sudah rusak parah, tetapi para siswa tetap semangat dan memiliki motivasi belajar walaupun harus belajar di bawah panasnya terik matahari karena kondisi atap gedung sekolah yang sudah berlubang.


(23)

Motivasi belajar anak selain dalam kenyataaan hidup juga dapat dilihat melalui penggambaran dalam suatu media massa. Media massa yang paling banyak digunakan antara lain televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, hasil rekaman audio (kaset), piringan hitam, compact disk, dan film (Joseph A. DeVito, 1997:507).

Masing-masing media massa memiliki karakteristik tertentu yang tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Dari sekian media massa tersebut, film mempunyai sisi menarik karena selain sebagai media massa, film sebenarnya memiliki kekuatan lebih dibandingkan media lain dalam melakukan representasi terhadap kenyataan (www.filmpendek.org).

Film dalam pengertian singkat adalah gambar hidup. Dalam film suatu penggambaran terasa begitu nyata dengan tampilan gambar hidupnya sehingga dapat dinikmati secara audiovisual.

Mengenai jenis-jenis film, menurut Heru Effendy dalam bukunya Mari Membuat Film : Panduan Menjadi Produser, jenis film dibagi menjadi film dokumenter / documentary films, film cerita pendek (short film), film cerita panjang (feature-length film), dan film jenis lain (profil perusahaan / corporate profile, iklan televisi / Tv commercial, program televisi / Tv programme, video klip / music video).

Dengan banyaknya jenis film yang ada maka makin banyak juga khalayak atau masyarakat yang terdedah oleh pesan yang disampaikan melalui film. Film sebagai


(24)

4

media komunikasi massa sering digunakan sebagai penggambaran kehidupan sosial yang ada di masyarakat.

Akan lebih baik apabila yang digambarkan dalam suatu film merupakan penggambaran suatu hal yang baik, mendidik serta dapat dijadikan inspirasi atau motivasi untuk masyarakat luas tak terbatas oleh usia orang dewasa maupun anak-anak. Seperti motivasi belajar anak pada film Petualangan Sherina, Denias : Senandung di Negeri Awan, King, Garuda di Dadaku dan tentunya Laskar Pelangi.

Laskar pelangi adalah suatu film dari adaptasi novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang disutradarai oleh Riri Riza. Film Laskar Pelangi dipilih pada penelitian ini karena merupakan film bertemakan anak yang paling laris ditonton. Sampai maret 2009, Laskar Pelangi sudah ditonton oleh 4,6 juta orang (Wikipedia Indonesia).

Laskar Pelangi adalah film yang mengambil setting akhir tahun 70-an di desa Gantong, Belitong, sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya Indonesia. Pada hari pertama pembukaan kelas baru di SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua orang guru luar biasa, Bu Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranegara) serta sembilan orang murid yang sudah menunggu di sekolah. Sebab jika tidak mencapai sepuluh orang murid yang mendaftar maka sekolah akan ditutup.

Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Kesepuluh murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh ibu Muslimah, menjalin kisah yang


(25)

tak terlupakan. Selama bersama-sama, ibu Muslimah, Pak Harfan dan kesepuluh muridnya dengan keunikan dan keistimewaannya masing-masing, berjuang keras untuk terus bisa sekolah. Di tengah usaha untuk mempertahankan sekolah, mereka mendapat cobaan berat, yakni harus kehilangan sosok yang mereka sayangi.

Film ini dipenuhi kisah tentang tantangan kalangan pinggiran dan kisah penuh haru tentang perjuangan hidup menggapai mimpi serta keindahan persahabatan yang tulus. Apa yang ditampilkan dan diceritakan dalam film Laskar Pelangi merupakan gambaran dari realita kehidupan masyarakat, dimana kondisi dunia pendidikan yang masih miris.

Pada film Laskar Pelangi inilah, penulis mencoba untuk menunjukkan representasi motivasi belajar anak. Representasi adalah perbuatan mewakili, keadaan diwakili, perwakilan atau gambaran. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2004:310).

Film merupakan media massa yang untuk menikmatinya memerlukan penggabungan antara dua indra yakni indra penglihatan dan indra pendengaran. Maka dari itu film merupakan media komunikasi yang efektif dan kuat dengan penyampaian pesannya secara audiovisual.

Selain itu apa yang ditampilkan dalam media massa, dalam hal ini film juga harus bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat tentang apa yang akan disampaikan, hal ini berkaitan dengan teori tanggung jawab sosial. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dan menghibur tetapi film sebagai media media


(26)

6

massa juga dituntut untuk menjalankan fungsi edukatifnya untuk memberi pencerahan dan pendidikan kepada masyarakat melalui sajian audiovisual dalam film. Hal ini dikarenakan film mempunyai pengaruh yang kuat.

Kuatnya pengaruh film salah satu media komunikasi massa, dikarenakan fungsi film itu sendiri. Film adalah media komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja untuk hiburan tetapi untuk penerangan dan pendidikan. Dalam ceramah-ceramah penerangan atau pendidikan kini banyak digunakan film sebagai alat bantu untuk memberikan penjelasan (Effendy, 2004:209).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu :

1. Bagaimana representasi motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi. 2. Motivasi belajar seperti apa yang tergambar dalam film Laskar Pelangi

(berdasarkan sifat motivasi, cara memberi motivasi, faktor yang berpengaruh, jenis motivasi).


(27)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan mengenai representasi motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi.

2. Mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan sifat, cara, faktor, dan jenis motivasi yang terdapat pada film Laskar Pelangi.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan representasi atau penggambaran kehidupan dalam film.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran penulis dalam memberikan gambaran dan informasi mengenai representasi motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Judul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Pada Anak Jalanan

Penulis Retno Wulandari

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Metode Eksperimen dengan pendekatan kuantitatif

Hasil Hasil dari perhitungan statistik menunjukkan nilai-t signifikan (p=0,565 > 0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar pada anak jalanan.

Kritik Penelitian ini hanya membahas bagaimana peranan film laskar pelangi dalam mempengaruhi motivasi belajar pada anak jalanan. Sedangkan bahasan mengenai film Laskar Pelangi itu sendiri, tidak secara detail terbahas termasuk bagaimana penggambaran motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi.


(29)

2. Judul Pengaruh Film “Laskar Pelangi” Terhadap Pola Pendidikan Siswa-Siswi SMA 1 Bojonegoro.

Penulis Arif Mustofa S.I.Kom Metode Deskriptif Kuantitatif

Hasil Adanya pengaruh pada pola pendidikan siswa-siswi SMA 1 Bojonegoro setelah menonton film Laskar Pelangi.

Kritik Penelitian ini hanya membahas bagaimana pengaruh film Laskar Pelangi terhadap pola pendidikan siswa-siswi SMA 1 Bojonegoro . Sedangkan bahasan mengenai film Laskar Pelangi itu sendiri, tidak secara detail terbahas termasuk bagaimana penggambaran motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi. selain itu dalam penelitian ini ruang lingkup kajiannya tidak khusus hanya membahas film Laskar Pelangi, tetapi juga membahas novelnya, sehingga ruang kajian lingkupnya menjadi tidak fokus.


(30)

10

3. Judul Film Laskar Pelangi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan)

Penulis Nanang Suhendri

Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sumatra Utara 2009 Metode Deskriptif kuantitatif

Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Laskar Pelangi motivasi belajar siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan.

Kritik Dalam penelitian ini terlalu banyak indikator yang dijadikan kaitan untuk mempengaruhi motivasi belajar, antara lain tema, alur, isi pesan, akting, aktor/ aktris, bahasa yang digunakan, tidak laku, gaya berpakaian, soundtrack, promosi. Indikatornya tidak lebih dikhususkan atau difokuskan.


(31)

Dari tinjauan penelitian terdahulu, ketiga penelitian tersebut (Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Pada Anak Jalanan, Pengaruh Film “Laskar Pelangi” Terhadap Pola Pendidikan Siswa-Siswi SMA 1 Bojonegoro, Film Laskar Pelangi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), perbedaannya dengan penelitian kali ini adalah dari ketiga penelitian tersebut yang diteliti adalah bagaimana film Laskar Pelangi dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar. Sedangkan pada penelitian kali ini yang akan coba diteliti adalah bagaimana representasi motivasi belajar yang terdapat pada film Laskar Pelangi itu sendiri, bukan mengenai pengaruh yang dihasilkan film Laskar pelangi.


(32)

12

B. Tinjauan Teoritik

1. Tinjauan Tentang Representasi

Representasi adalah perbuatan mewakili, keadaan diwakili, perwakilan atau gambaran. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2004:310). Representasi itu sendiri menunjuk pada bagaimana orang, kelompok, gagasan, keadaan atau apapun yang ditampilkan dan digambarkan dalam teks.

Menurut Nuraini Juliastuti (2004), Representasi adalah konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan yang tersedia seperti dialog, tulisan, video, film, fotografi dan sebagainya. Representasi diartikan sebagai proses sosial yang timbul dalam interaksi antara pembaca atau penonton dan sebuah teks.

Representasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah representasi motivasi belajar anak, yang memang merupakan cerminan dari realita kehidupan masyarakat, dimana kondisi dunia pendidikan yang masih miris, seperti gedung sekolah yang sudah tidak layak pakai dan kurangnya tenaga pengajar (guru).


(33)

2. Tinjauan Tentang Motivasi 2.1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.

Motivasi dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu (Sardiman A.M, 2010:75).

Jadi, dapat disimpulkan motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar diri dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai. Motivasi adalah kesungguhan atau keingginan untuk bertindak dan berusaha (semaksimal mungkin) untuk mencapai suatu tujuan. Pada penelitian ini motivasi yang dimaksud adalah motivasi belajar anak yang dimiliki oleh para tokoh dalam film yang tergabung dalam Laskar Pelangi.


(34)

14

2.2. Sifat-sifat Motivasi

Menurut sifatnya, motivasi dibagi menjadi :

1. Motivasi intrinsik :

Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2. Motivasi ekstrinsik :

Motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar seperti ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. (Sadirman A.M 2010 : 86-91).

Pada penelitian ini akan dianalisis motivasi belajar anak yang dimiliki oleh para tokoh anak yang tergabung dalam Laskar Pelangi termasuk kedalam motivasi yang bersifat intrinsik atau ekstrinsik.


(35)

2.3. Cara-cara Memberi Motivasi

Beberapa ahli seperti Strage, Chaparan dan North dalam Sanotoso (2010:115) memberi uraian tentang cara-cara untuk memotivasi individu antara lain :

1. Motivating by force :

Cara memberi motivasi kepada individu lain dengan memaksa individu untuk melakukan tingkah laku seperti yang dikehendaki pemberi motivasi. Cara ini dapat ditempuh melalui ancaman, manakut-nakuti, memberi sanksi, memberi hukuman dan menskors.

Dalam masyarakat yang belum maju cara ini dapat diterapkan, tetapi pada masyarakat yang maju cara ini dapat menimbulkan masalah sehingga tingkah laku yang diharapkan tidak dapat tercapai.

2. Motivating by enticement :

Cara memberi motivasi dengan ajakan (bujukan) kepada individu lain untuk melakukan tingkah laku tertentu dengan memberi harapan tertentu. Cara ini dapat ditempuh melalui pemberian penghargaan, hadiah atau kedudukan tertentu kepada individu lain. Hal ini dapat menciptakan tingkah laku seperti yang diharapkan akan tetapi tingkah laku yang muncul kurang dapat bertahan lama.

3. Motivating by Indetification :

Cara memberi motivasi dengan menggunakan pengenalan tingkah laku pemberi motivasi dan penerima motivasi. Cara ini dapat ditempuh dengan


(36)

16

pemberian kepercayaan, pemberian tugas (tanggung jawab) atau pemberian pengakuan. Keberhasilan cara motivasi ini dapat menciptakan tingkah laku yang bertahan lama.

Pada penelitian ini akan dianalisis cara-cara motivasi apa saja yang digunakan untuk menimbulkan atau memberi motivasi belajar anak yang dialami oleh para tokoh anak yang tergabung dalam Laskar Pelangi pada film Laskar Pelangi.

2.4. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi

Theodore M. Newcomb dalam Santoso (2010:116) menunjukkan faktor motivasi yang berpengaruh pada pemberian motivasi ditinjau dari penerima motivasi adalah sebagai berikut :

1. Perception (pengamatan) :

Yang dimaksudkan adalah to organize impression of the enviroment as part of the proces of doing something about it (menyusun lingkungan sebagai bagian dari proses mengerjakan seseuatu tentang hal itu). Misalnya : di kamar belajar seorang anak, ibu anak tersebut menyediakan kursi yang enak, listrik yang terang, buku-buku pelajaran yang diatur. Kondisi ini diharapkan menimbulkan persepsi pada anak untuk belajar dengan tekun.

2. Thought (pemikiran) :

Yang dimaksud adalah a form behavior which is covert rather than overt, in which things and events are with simbolly cally (pemikiran adalah suatu


(37)

bentuk tingkah laku yang diam lebih dari berterus terang dimana benda-benda dan peristiwa-peristiwa berpengaruh secara simbolik). Misalnya : dengan disediakannnya peralatan belajar, maka anak pasti akan berpikir bahwa dirinya harus tekun belajar.

3. Affect (perasaan) :

Yang dimaksud adalah represent not a separate segment of the stream of behavior, but one dimenssion that performance perception and thought are going on (perasaan tidak mewakili bagian terpisah dari tingkah laku tetapi satu asumsi dimana perbuatan, persepsi dan pemikiran berlangsung). Misalnya : rasa senang anak saat ia belajar setiap hari di rumah karena semua telah tersedia di kamar belajarnya.

Pada penelitian ini akan dianalisis faktor-faktor motivasi apa saja yang berpengaruh terhadap motivasi belajar anak yang dialami oleh para tokoh anak yang tergabung dalam Laskar Pelangi pada film Laskar Pelangi.


(38)

18

2.5. Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya terbagi menjadi :

1. Motivasi primer :

Motivasi yang di dasarkan pada motif-motif dasar. Motif motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia yang dibawa sejak lahir. Jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Contohnya : dorongan untuk makan, dorongan untuk minum dan dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motif

“psychological drives”

2. Motivasi sekunder :

Motivasi yang timbulnya karena dipelajari. Motif-motif yang dipelajari maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Contohnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan. Motif-motif sering diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia lainnya, sehingga motivasi itu terbentuk. Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motif “Affiliative Needs”. (Sardiman A.M, 2010:86)

Pada penelitian ini akan dianalisis motivasi belajar anak yang dimiliki oleh para tokoh anak yang tergabung dalam Laskar Pelangi termasuk kedalam motivasi jenis primer atau sekunder.


(39)

3. Tinjauan Tentang Film 3.1. Pengertian Film

Dalam UU Perfilman No.6 tahun 1992, Bab 1, Pasal 1, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran, melalui proses kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya lainnya yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainnya.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2004:149), Film adalah selaput tipis yang dibuat dari selluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dimainkan di bioskop). Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar sedangkan pengertian yang luas bisa juga termasuk yang disiarkan melalui televisi (Cangara 2005:138).


(40)

20

3.2. Jenis Film

Mengenai jenis film itu sendiri terbagi menjadi dua, yakni :

1. Film for theatrical distribution :

adalah film-film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop untuk penonton yang dipungut bayaran.

2. Film for non theatrical distribution :

adalah jenis film yang dipertunjukkan secara gratis pada penonton yang diundang (Effendy, 2004:210).

Sedangkan jenis film menurut Heru Effendy (2002:11-14) adalah :

1. Film Dokumenter (Documentary Films) :

Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui film dokumenter tidak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu muncul berbagai aliran dari film dokumenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan cerita lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tidak berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap menjadi pegangan.


(41)

2. Film Cerita Pendek (Short Films) :

Durasi film cerita pendek biasanya dibawah 60 menit. Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang.

3. Film Cerita Panjang (Feature-Length Films) :

Adalah film dengan durasi lebih dari 60 menit, lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini.

4. Film-Film Jenis Lain :

a. Profil Perusahaan (Corporate Profile) :

Film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan. Misalnya tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini berfungsi sebagai alat bantu presentasi.

b. Iklan Televisi (Tv Commercial) :

Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk iklan (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service announcement). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara eksplisit, artinya ada stimulus audiovisual yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut.


(42)

22

Dengan demikian, iklan layanan masyarakat umunya menampilkan produk secara implisit.

c. Program Televisi (Tv Programme) :

Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televisi (FTV), dan film cerita pendek. Sedangkan kelompok non fiksi menggarap aneka program pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita menggarap veriety show, kuis, talkshow dan liputan / berita.

d. Video Klip (Music Video) :

Sejatinya video klip adalah sarana bagi produser musik untuk memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV pada tahun 1981.

Dari penjabaran mengenai jenis-jenis film tersebut, film Laskar Pelangi yang merupakan objek dalam penelitian ini termasuk kedalam jenis film for theatrical distribution dan Feature-Length Films.


(43)

4.3. Unsur-unsur Film

Film merupakan hasil kerja dari sebuah tim. Hal ini berarti bahwa dalam proses produksi film dibutuhkan sekumpulan tim yang terdiri dari produser, penulis skenario, sutradara, asisten sutradara (astrada), aktor atau aktris (pemeran), ahli make up, ahli property, hingga musik pengiring (soundtrack). Pembuatan film dikenal sebagai kerja kolaboratif, artinya melibatkan sejumlah tenaga kerja kreatif yang menghasilakan suatu keutuhan bagi lahirnya film yang baik.

Dan menurut Sumarno (1996:34) unsur film terdiri dari : 1. Sutradara :

Sutradara memiliki posisi tertinggi dari segi artistik. Sutradara memimpin pembuatan film. Tanggung jawabnya meliputi aspek-aspek kreatif, baik interpretatif maupun teknis dari sebuah produksi film.

2. Penulis Skenario :

Aadalah orang yang mempunyai keahlian membuat transkripsi sebuah film (membuat film dalam bentuk tertulis).

3. Penata Fotografi :

Adalah tangan kanan sutradara daloam kerja di lapangan untuk menentukan jenis-jenis shot serta juga bertanggung jawab memeriksa hasil syuting dan menjadi pengawas pada proses film di laboratorium agar mendapatkan hasil akhir syuting yang baik.


(44)

24

4. Penyunting :

Hasil syuting setelah diproses di laboratorium, akan memasuki tahap editing atau penyuntingan. Penyunting atau editor bertugas untuk menyusun hasil syuting sehingga membentuk pengertian cerita.

5. Penata Artistik :

Adalah orang yang melakukan penyusunan segala sesuatu yang melatarbelakangi cerita film, yakni menyangkut pemikiran tentang setting atau tata letak.

6. Penata Suara :

Adalah orang yang mengatur materi suara dalam sebuah film. 7. Penata Musik :

Adalah orang yang mengolah musik dalam film sehingga dapat membantu merangkai adegan dalam film, menutup kelemahan akting dan pengucapan dialog, menunjukkan suasana batin tokoh-tokoh film, menunjukkan suasana waktu dan tempat, mengiri kemunculan susunan kerabat kerja (credit title), mengiringi adegan dengan ritme cepat, membentuk ketegangan dramatik, menegaskan karakter lewat musik.

8. Pemeran :

Adalah orang yang menjadi (memerankan) tokoh dalam sebuah produksi film dengan penampilan yang tepat dan sesuai dengan skenario yang telah disiapkan.


(45)

4. Konstruksi Motivasi Belajar Anak Pada Film

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Selain itu motivasi adalah kesungguhan atau keingginan kita untuk bertindak dan berusaha (semaksimal mungkin) untuk mencapai suatu tujuan.

Keberadaan motivasi sangat penting dalam kehidupan sebagai penyemangat, pendorong dan penggerak dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Pentingnya motivasi ini salah satunya adalah untuk digunakan dalam kegiatan belajar anak yang pada taraf usia mereka masih labil dan perlu motivasi dalam kegiatan keseharian mereka, terutama dalam belajar agar mereka tetap semangat dan bersungguh-sungguh.

Belajar menurut Darsono adalah adalah suatu kegiatan yang melibatkan individu secara keseluruhan, baik fisik maupun psikis, untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan belajar secara umum adalah untuk mencapai perubahan dalam tingkah laku orang yang belajar. Secara umum proses belajar berlangsung dalam lembaga pendidikan (sekolah). Sedangkan anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu tahun) dan belum pernah kawin (Undang-Undang No 4 Tahun 1979 pasal 1 ayat 2 tentang Kesejahteraan Anak). Jadi, dari penjabaran tersebut motivasi belajar anak adalah perubahan energi dalam diri seorang anak yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk bersungguh-sungguh dan berusaha (semaksimal mungkin) dalam belajar.


(46)

26

Motivasi belajar anak ini juga kerap menjadi kajian tema dalam suatu film, seperti pada film-film bertemakan anak yang cukup populer indonesia seperti Denias : Senandung di Negeri Awan yang menggambarkan mengenai perjuangan anak Papua dalam belajar walaupun harus melintasi jarak jauh dengan naik-turun gunung untuk dapat belajar di sekolah, King dan Garuda di Dadaku yang menggambarkan motivasi dan semangat anak dalam menggapai impiannya.

Tentunya motivasi belajar anak ini juga tergambar dalam film yang dipilih dalam penelitian ini, yakni Laskar Pelangi. Dimana dalam film ini dapat terlihat gambaran mengenai anak-anak di pelosok negeri yang tetap memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar walaupun kondisinya tidak mendukung seperti bangunan sekolah yang tidak layak pakai, minimnya biaya untuk pendidikan mereka, sampai kurangnya tenaga pengajar (guru).


(47)

5. Film Sebagai Media Komunikasi dan Representasi

Dalam berkomunikasi menurut Edward Sapir terdapat dua tipe, yakni tipe komunikasi primer dan komunikasi sekunder. Tipe komunikasi primer adalah komunikasi yang bersifat langsung, face to face baik dengan menggunakan bahasa, gerakan yang diartikan secara khusus maupun aba-aba. Sementara tipe komunikasi sekunder adalah komunikasi yang menggunakan alat atau media. Sedangkan jaringan komunikasi sendiri terbagi jadi jaringan komunikasi tradisional (lama) dan jaringan komunikasi modern (baru). Jaringan komunikasi tradisional (lama) cirinya adalah berlangsung secara tatap muka. Berbeda dengan jaringan komunikasi modern, cirinya adalah adanya innovator (pengagas, pencipta media) dan melalui media massa (Dennis Mc Quail 1991:13).

Media massa yang paling banyak digunakan antara lain televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, hasil rekaman audio (kaset), piringan hitam, compact disk, dan film (Joseph A. DeVito 1997:507). Masing-masing media massa memiliki karakteristik tertentu yang tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Dari sekian media massa tersebut, film mempunyai sisi menarik karena selain sebagai media massa, film sebenarnya memiliki kekuatan lebih dibandingkan media lain dalam melakukan representasi terhadap kenyataan (www.filmpendek.org).

Film merupakan media massa yang untuk menikmatinya memerlukan penggabungan antara dua indra yakni indra penglihatan dan indra pendengaran. Maka dari itu film


(48)

28

merupakan media komunikasi yang efektif dan kuat dengan penyampaian pesannya secara audiovisual.

Film sebagai media komunikasi massa menggambarkan dan menampilkan tanda-tanda gambar dan suara yang langsung ditujukan kepada khalayaknya sebagai media komunikasi. Selain itu, film adalah wahana yang efektif dalam membentuk persepsi melalui representasi yang disajikannya kepada sebuah kelompok atau individu. Hal ini disebabkan oleh karakteristik film yang dianggap memiliki jangkauan, realisme, pengaruh emosianal dan popularitas yang hebat.

Sebagai bagian dari media massa, film memiliki fungsi :

1. To inform : Untuk memberikan informasi kepada masyarakat / khalayak. 2. To influence : Untuk mempengaruhi baik secara eksplisit maupun implisit. 3. To educate : Untuk mendidik khalayak, memeang merupakan hal yang

abstrak tetapi khalayak dapat merasakannya.

4. To entertainnt : memberi hiburan kepada khalayak agar merasa senang dan terhibur, sehingga khalayak akan merasa senang dengan keberadaaan media massa itu sendiri.

Jadi, film adalah media komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja untuk hiburan tetapi untuk penerangan dan pendidikan. Dalam ceramah-ceramah penerangan atau pendidikan kini banyak digunakan film sebagai alat bantu untuk memberikan penjelasan (Onong Uchjana Effendy, 2004:209).


(49)

C. Landasan Teori

Teori Tanggung Jawab Sosial

Teori tanggung jawab sosial, dinyatakan sebagai pergeseran dari teori liberal. Pergesaran yang dimaksud adalah teori liberal berawal dari kemerdekaan negatif yang dapat didefinisikan sebagai kebebasan dari pengekangan eksternal (pemerintah) yang sebelumnya berlaku dalam teori otoriter. Kebebasan dalam nuansa negatif tersebut dalam negara demokratis kemudian bergeser menjadi teori tanggung jawab sosial yang berdasarkan pada kebebasan positif.

Dasar pemikiran utama dari teori ini adalah bahwa kebebasan dan kewajiban berlangsung secara beriringan dan berkewajiban bertanggung jawab kepada masyarakat dalam melaksanakan fungsi-fungsi yang hakiki (Effendy, 2004:272). Teori tanggung jawab sosial ini termasuk kedalam Four Theories of The Press bersama dengan teori otoriter, teori liberal dan teori komunis Soviet.

Pada mulanya teori tanggung jawab sosial dan ketiga teori pers lainnya, memang merupakan teori pers, tetapi kemudian seirama dengan perkembangan media massa yang meliputi radio, televisi dan film, maka teori ini menjadi teori media massa. Dengan kata lain teori pers yang semula hanya teori pers dalam arti sempit kini menjadi pers dalam pengertian luas, tidak hanya sekedar media cetak tetapi juga media elektronik (Effendy, 2004:266).


(50)

30

Sebagaimana telah dikemukan pada penjelasan diatas, dalam teori tanggung jawab sosial ini, media massa (termasuk film yang merupakan objek dari penelitian) dalam melakukan aktivitasnya berkewajiban bertanggung jawab kepada masyarakat dengan menjalankan fungsi pers sebagaimana mestinya, fungsi pers menurut Effendy (2004:92-94) yakni :

1. Fungsi menyiarkan informasi :

Untuk memberikan informasi kepada masyarakat / khalayak. 2. Fungsi mempengaruhi:

Untuk mempengaruhi baik secara eksplisit maupun implisit. 3. Fungsi mendidik:

Untuk mendidik khalayak, memeang merupakan hal yang abstrak tetapi khalayak dapat merasakannya.

4. Fungsi menghibur :

Memberi hiburan kepada khalayak agar merasa senang dan terhibur, sehingga khalayak akan merasa senang dengan keberadaaan media massa itu sendiri.

Dari keempat fungsi yang hakiki tersebut sebagaimana dikemukan oleh Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, dalam penelitian ini akan coba diteliti mengenai dimensi fungsi edukatif atau mendidik dalam film Laskar Pelangi yang dijadikan objek penelitian. Dimensi fungsi untuk mendidik ini terkait juga dengan tanggung jawab film sebagai media massa yang tidak hanya untuk sekedar memberi penghiburan, tetapi dituntut juga untuk memberi penerangan, pencerahan dan pendidikan melalui sajian isi film.


(51)

Adapun teori tanggung jawab sosial ini digunakan karena lebih aplikatif karena didalamnya memiliki dimensi bahwa salah satu tanggung jawab media adalah untuk mendidik. Hal ini mendekati fokus bahasan yang akan diteliti yakni representasi motivasi belajar pada film Laskar Pelangi. Karena gambaran motivasi belajar yang tergambar secara tidak langsung dapat mengungkapkan bahwa film telah melaksanakan kewajibannya atau tanggung jawabnya dalam hal menjalankan fungsi edukatifnya sesuai dengan teori tanggung jawab sosial.


(52)

32

D. Kerangka Pikiran

Pada zaman ini, film selain bentuk dari ekspresi seni, komoditi juga merupakan suatu media penggambaran kehidupan sosial masyarakat yang dapat menghibur dan mempengaruhi khalayak yang menontonnya. Sedangkan sebagai media hiburan, film juga merupakan salah satu “primadona” pilihan alternatif masyarakat karena relatif murah dan mudah untuk dijangkau.

Seiring dengan bangkitnya kembali perfilman Indonesia setelah cukup lama mati suri, film-film yang dihasilkan semakin banyak dengan beragam tema. Mulai dari drama, komedi, action, horror berbumbu sex dan sebagainya. Kebanyakan film yang beredar mengutamakan keuntungan semata dan mengikuti selera pasar agar banyak ditonton, sehingga mengabaikan fungsi edukatif film dengan menampilkan adegan-adegan yang tidak mendidik ataupun melanggar moral seperti yang tergambar dalam film komedi maupun horor berbumbu sex yang banyak diproduksi.

Meskipun demikian, perfilman Indonesia sedikit “dicerahkan” dengan masih adanya sineas yang membuat film dengan tidak mengabaikan fungsi edukatifnya. Seperti film Laskar Pelangi yang diangkat pada penelitian ini sebagai objek penelitian. Film ini merupakan produksi Miles Films dan Mizan Production serta disutradarai oleh Riri Riza yang menggambarkan mengenai motivasi belajar anak.

Karena seperti yang dikemukakan melalui teori tanggung jawab sosial bahwa kebebasan dan kewajiban berlangsung secara beriringan dan berkewajiban bertanggung jawab kepada masyarakat dalam melaksanakan fungsi-fungsi yang


(53)

hakiki (Effendy, 2004:272). Maka dari itu film sebagai salah satu bentuk media massa seharusnya tidak mengabaikan fungsi edukatifnya sehingga dapat menjadi contoh yang baik bagi khalayak.

Penelitian ini mengunakan teori tanggung jawab sosial untuk menimbulkan masalah yang diteliti, yakni bagaimana film Laskar Pelangi menjalankan kewajibannya sebagai media massa yang tidak hanya berfungsi sebagai media untuk memberikan penghiburan tetapi juga sebagai media untuk memberikan fungsi mendidik. Fungsi mendidik yang ditampilkan diperoleh melalui isi cerita film yang menceritakan mengenai dunia pendidikan kaum pinggiran di Belitong.

Gambaran mengenai dunia pendidikan yang akan diteliti akan difokuskan sesuai dengan fokus penelitian yakni representasi motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi. Penelitian ini tidak bertujuan untuk membuktikan pengaruh film hingga menyebabkan proses adopsi oleh masyarakat, namun penelitian ini akan menjabarkan bentuk-bentuk motivasi belajar yang terkandung dalam film.

Untuk menunjukkan motivasi belajar yang ditampilkan dalam film, penelitian ini menggunakan metode analisis isi. Analisis isi film ini menggunakan unit analisis per adegan (scene). Dari adegan-adegan yang ada akan dipilih adegan-adegan yang menampilkan atau menggambarkan motivasi belajar dan mengabaikan adegan-adegan lainnya yang tidak menampilkan perilaku motivasi belajar. Adegan-adegan yang menampilkan atau menggambarkan motivasi belajar akan dikategorisasi sesuai dengan kategori motivasi yang terdapat di dalamnya.


(54)

34

1. Bagan Kerangka Pikiran Film Laskar Pelangi

Teori Tanggung Jawab Sosial

Fungsi edukatif (melalui gambaran

dunia pendidikan)

Analisis Isi

Representasi motivasi belajar anak pada film


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian

Penelitian ini beranjak untuk memahami isi film yang dijadikan objek pada penelitian yakni, Laskar Pelangi dengan cara menonton film tersebut. Berdasarkan objek penelitian yang akan diteliti adalah fenomena isi pesan film yang merepresentasi motivasi belajar, maka penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif.

Tipe penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tipe penelitian ini merupakan cara analisis yang bertujuan untuk membuat deskripsi, memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1998:63).


(56)

36

B. Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuannya, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi yang menggunakan pendekatan kualitatif. Metode analisis isi sering digunakan untuk melakukan analisis terhadap pesan-pesan pada suatu media atau isi komunikasi yang tersirat.

Analisis isi kualitatif adalah suatu analisis isi yang lebih mendalam dan detail untuk memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan konteks sosial/realitas yang terjadi sewaktu pesan dibuat. Karena semua pesan (teks, simbol, gambar dan sebagainya) adalah produk sosial dan budaya masyarakat. Kategorisasi dipakai hanya sebagai guide, diperbolehkan konsep-konsep atau kategorisasi yang lain muncul selama proses riset (Kriyantono, 2006 : 247).


(57)

C. Definisi Konsep

Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasi hal-hal khusus (Rakhmat 1995:12). Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian sehingga tujuan dan arahnya tidak menyimpang. Untuk menghindari penyimpangan dan memberi arah dalam menafsirkan konsep-konsep yang ada, maka dalam penelitian ini dirumuskan definisi konseptual sebagai berikut:

1. Representasi :

Representasi adalah perbuatan mewakili, keadaan diwakili, perwakilan atau gambaran. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2004:310). Representasi itu sendiri menunjuk pada bagaimana orang, kelompok, gagasan, keadaan atau apapun yang ditampilkan dan digambarkan dalam teks.

2. Motivasi :

Motivasi dapat diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu (Sardiman A.M, 2010:75).

3. Belajar :

Menurut Darsono belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan individu secara keseluruhan, baik fisik maupun psikis, untuk mencapai suatu tujuan.


(58)

38

Tujuan belajar secara umum ialah untuk mencapai perubahan dalam tingkah laku orang yang belajar. Dan secara umum proses belajar berlangsung dalam lembaga pendidikan (sekolah).

4. Anak :

Undang-Undang No 4 Tahun 1979 pasal 1 ayat 2 tentang Kesejahteraan Anak menyebutkan bahwa : “Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu tahun) dan belum pernah kawin”

5. Motivasi belajar anak :

Adalah perubahan energi dalam diri seorang anak yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk bersungguh-sungguh dan berusaha (semaksimal mungkin) dalam belajar.

6. Film :

Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar sedangkan pengertian yang luas bisa juga termasuk yang disiarkan melalui televisi (Cangara 2005:138)


(59)

D. Unit Analisis

Unit analisis adalah fungsi dari fakta empiris , tujuan penelitian dan tuntutan yang dibuat oleh berbagai teknik yang ada. Jadi unit analisis akan muncul dari interaksi antara realitas dan interpretasi pengamat. Adapun yang dijadikan unit analisis dalam penelitian ini adalah adegan (scene) dalam film Laskar Pelangi yang mengandung motivasi belajar.

Yang dimaksud dengan adegan adalah pemunculan tokoh baru atau pergantian suasana (layar) pada sebuah pertunjukan. Pembagian isi film menurut adegannya hanya bertujuan untuk mempermudah pengamatan, bukan untuk memisahkan hubungan yang ada antara adegan-adegan yang ada.

E. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif adalah fokus kajian penelitian atau pokok soal yang hendak diteliti, mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat perhatian dan hal yang kelak dibahas secara mendalam dan tuntas (Bungin, 2003:41). Adapun fokus penelitian pada penelitian ini adalah isi film Laskar Pelangi yang berkaitan dengan motivasi belajar anak, dilihat dari cara memotivasi, faktor yang berpengaruh, jenis motivasi dan sifat motivasi.


(60)

40

E. Kategorisasi

Peneliti dalam menentukan kategorisasi atau indikator motivasi belajar anak, adalah dengan cara menurunkan dari sifat, cara, faktor-faktor yang berpengaruh dan jenis motivasi itu sendiri.

1. Sifat motivasi :

a. Motivasi intrinsik :

Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi ekstrinsik :

Motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar seperti ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. (Sadirman A.M 2010 : 86-91).


(61)

2. Cara memotivasi :

a. Motivating by force :

Cara ini dapat ditempuh melalui ancaman, manakut-nakuti, memberi sanksi, memberi hukuman dan menskors.

b. Motivating by enticement :

Cara ini dapat ditempuh melalui pemberian penghargaan, hadiah atau kedudukan tertentu kepada individu lain. Hal ini dapat menciptakan tingkah laku seperti yang diharapkan akan tetapi tingkah laku yang muncul kurang dapat bertahan lama.

c. Motivating by Indetification :

Cara ini dapat ditempuh dengan pemberian kepercayaan, pemberian tugas / tanggung jawab atau pemberian pengakuan. Keberhasilan cara motivasi ini dapat menciptakan tingkah laku yang bertahan lama (Slamet Santoso 2010:115).

3. Faktor yang berpengaruh terhadap motivasi, menurut Newcomb dalam Santoso (2010:116) :

a. Perception (pengamatan) yang dimaksudkan adalah menyusun lingkungan sebagai bagian dari proses mengerjakan sesuatu tentang hal itu.


(62)

42

b. Thought (pemikiran) yang dimaksudkan pemikiran adalah suatu bentuk tingkah laku yang diam lebih dari berterus terang dimana benda-benda dan peristiwa-peristiwa berpengaruh secara simbolik. c. Affect (perasaan) yang dimaksud adalah perasaan tidak mewakili

bagian terpisah dari tingkah laku tetapi satu asumsi dimana perbuatan, persepsi dan pemikiran berlangsung.

4. Jenis motivasi :

a. Motivasi primer (psychological drives) :

Motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia yang dibawa sejak lahir. Contohnya : dorongan untuk makan, dorongan untuk minum dan dorongan seksual.

b. Motivasi sekunder (Affiliative Needs) :

Motivasi yang timbulnya karena dipelajari. Motif-motif yang dipelajari maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Contohnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan. (Sardiman A.M, 2010:86)


(63)

E. Sumber Data 1. Data primer

Data primer dalam penelitian ini adalah isi film Laskar Pelangi. Data tersebut diperoleh dari hasil rekaman film dalam bentuk kepingan VCD.

2. Data Sekunder

Studi kepustakan, yaitu dengan membaca dan mengutip sumber-sumber tertulis seperti buku, artikel, surat kabar, kamus, jurnal dan internet yang berkaitan dengan penelitian

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi :

Pengamatan terhadap film Laskar Pelangi dengan cara menonton melalui rekaman dalam bentuk VCD.

2. Studi Pustaka :

Teknik ini bertujuan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis yang berasal dari buku-buku yang mendukung penelitian ini. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengkaji dan menganalisis berbagai literatur serta bacaan yang berkaitan dengan penelitian ini.


(64)

44

H. Teknik Pengolahan Data

1. Melakukan pengamatan terhadap keseluruhan isi film Laskar Pelangi dari awal hingga akhir.

2. Membagi isi film kedalam unit analisis terkecil yakni adegan per adegan atau scene per scene.

3. Pembuatan kategorisasi dan subkategorinya untuk mengklasifikasikan adegan film yang menampilkan motivasi belajar anak, yakni berdasarkan faktor yang berpengaruh terhadap motivasi, cara memberi motivasi, jenis motivasi dan sifat motivasi.

4. Reduksi data, yaitu bagian dari analisis data dengan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan membuang data yang tidak sesuai dengan fokus penelitian dan tidak diperlukan.

5. Penyajian data, tahap ini dimaksudkan agar lebih mempermudah peneliti untuk melihat gambaran atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian.

6. Analisi data, setelah data-data tersebut disajikan maka selanjutnya dianalisis sesuai dengan kategori yang telah ditentukan sebelumnya.

7. Interpretasi data yaitu penarikan kesimpulan dari data-data yang telah dianalisis sebelumnya. Adapun penarikan kesimpulan dilakukan dengan


(65)

menggunakan metode deduktif, dimana pengambilan kesimpulan dimulai dari yang hal umum yaitu bentuk representasi motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi untuk selanjutnya akan ditarik ke dalam kesimpulan khusus yakni motivasi belajar yang seperti apa yang tergambar (berdasarkan jenis, sifat, cara memotivasi dan faktor yang berpengaruh).


(66)

BAB IV

GAMBARAN UMUM A. Profil Film Laskar Pelangi

Laskar Pelangi adalah sebuah film adaptasi dari novel fenomenal Laskar Palangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Film ini digarap oleh sutradara berbakat Riri Riza dan diproduksi oleh Miles Films dan Mizan Production. Penggarapan film ini berawal dari kekaguman Riri Riza dan Mira Lesmana atas novel karya Andrea Hirata tersebut. Mereka kagum akan cerita mengenai dunia pendidikan yang penuh perjuangan namun tetap menghibur untuk dibaca yang tertuang dalam isi novel laskar Pelangi. Dari kekaguman tersebut kemudian timbul keinginan untuk mengangkat cerita Laskar Pelangi ke dalam film.

Selanjutnya setelah rampung penggarapannya, film Laskar Pelangi yang memiliki genre drama ini selain menampilkan tontonan yang bermutu dan penuh unsur edukasi yang tergambar dalam film, ternyata film Laskar Pelangi mampu masuk kedalam jajaran box office dengan meraih total jumlah penonton 4,6 juta orang (wikipedia) dan menjadikan Laskar Pelangi sebagai film bertemakan anak yang paling sukses di pasaran.


(67)

Sutradara : Riri Riza Produser : Mira Lesmana

Penulis : Salman Aristo, Riri Riza, Mira Lesmana Distributor : Miles Films dan Mizan Production Musik : Titi Sjuman dan Aksan Sjuman Durasi : 125 Menit

Anggaran : 8 Milyar

Tanggal rilis : 26 september 2008 Penghargaan :

1. Jakarta International Film Festival, 2008 2. Berlin International Film Festival, 2009

3. Asian Film Awards 2009 Nominated for Best Film and Best Editor 4. Hong Kong International Film Festival 2009 Win SIGNIS Award 2009 5. Singapore International Film Festival 2009

6. Bandung Film Festival 2009 Win Awards for Best Film, Best Supporting Actor, Best Lead Actress, Best Director, Best Script Writer, Best Music


(68)

48

Score, Director of Photography, Best Art Director and Best Editing categories.

7. 11th Udine Far East International Film Festival 3rd Winner of Audience Award

8. Barcelona Asian Film Festival 2009

9. Los Angeles Asian Pacific Film Festival 2009

10.Indonesian Film Festival 2009 : Focus On Riri Riza Prague-Vienna-Ljubljana-Belgrade-Hamburg

11.New York Asian Film Festival

12.23rd International Children & Young Adults Film Festival in Hamedan, IranWin Golden Butterfly award for Best Feature Film by International Jury of Children and Young Adults

13.Montreal World Film Festival 2009

14.Zimbabwe International Film Festival 2009

15.Festroia International Film Festival 2009 – Portugal Special Jury Prize | Silver Dolphin Award

16.Focus On Asia – Fukuoka International Film Festival 2009 17.Pusan International Film Festival 2009


(69)

Pemeran :

Tabel 1. Pemeran Film Laskar Pelangi

No Gambar Pemeran Tokoh

1

Ikranegara Pak Harfan

2

Cut Mini Theo Bu Muslimah

3

Zulfani Ikal

4

Ferdian Lintang

5

Veris Yamarno Mahar

6


(70)

50

7

M Syukur Ramadhan Syahdan

8

Suhendri Akiong

9

Febriansyah

Borek / Samson

10

Suharyadi Syah Ramadhan Trapani

11

Jeffry Yanuar Harun

12


(71)

13

Marcella El Jolia Kondo Flo

14

Levina Aling

15

Lukman Sardi Ikal dewasa

16

Ario Bayu Lintang

dewasa

17

Tora Sudiro Pak Mahmud

18

Slamet Rahardjo Pak


(72)

52

19

Teuku Rifnu Wikana Pak Bakri

20

Mathias Muchus Ayah Ikal

21

Rieke Diah Pitaloka Ibu Ikal

22

Jajang C Noer Istri Pak Harfan

23

Robby Tumewu A Miauw


(73)

24

Alex Komang Ayah


(74)

54

B. Sinopsis Film Laskar Pelangi

Laskar Pelangi adalah film yang mengambil setting akhir tahun 70-an di desa Gantong, Belitong, sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya Indonesia. Pada hari pertama pembukaan kelas baru di SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua orang guru luar biasa, Bu Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranegara) serta sembilan orang murid yang sudah menunggu di sekolah. Sebab jika tidak mencapai sepuluh orang murid yang mendaftar maka sekolah akan ditutup.

Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Kesepuluh murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh ibu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan. Selama bersama-sama, ibu Muslimah, Pak Harfan dan kesepuluh muridnya dengan keunikan dan keistimewaannya masing-masing, berjuang keras untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat, kurangnya fasilitas penunjang belajar dan tekanan untuk menyerah, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai motivator belajar dan semangat sekolah mereka. Tetapi di tengah usaha untuk mempertahankan sekolah, mereka mendapat cobaan berat, yakni harus kehilangan sosok yang mereka sayangi.


(75)

Film ini dipenuhi kisah tentang tantangan kalangan pinggiran. Kisah penuh haru tentang perjuangan hidup menggapai mimpi di sekolah, keindahan persahabatan yang tulus. Apa yang ditampilkan dan diceritakan dalam film Laskar Pelangi merupakan gambaran dari realita kehidupan masyarakat, dimana kondisi dunia pendidikan yang masih miris.


(76)

56

C. Sutradara Film Laskar Pelangi

Lahir di Makassar 2 Oktober 1970 dengan nama lengkap Mohammad Rivai Riza, tetapi kemudian dikenal dengan nama Riri Riza adalah salah satu sutradara kebanggaan Indonesia. Riri riza mengeyam pendidikan program Diploma III Penyutradaraan Film Institut Kesenian Jakarta, lulus di tahun 1993. Selanjutnya Riri mendapatkan beasiswa Chevening Awards pada tahun dan menyelesaikan program Master in Feature Films Screenwriting dari Royal Holloway University of London di tahun 2001.

Riri Riza memulai karir penyutradaan pertamanya pada film Kuldesak (1998). Selanjutnya bersama produser Mira Lesmana dari Miles Films, Riri Riza membuat film Petualang Sherina (2000) yang berhasil membangkitkan kembali perfilman Indonesia yang sebelumnya mati suri. Di tahun 2002, Riri Riza membuat film Eliana Eliana yang berhasil mendapatkan penghargaan film Asia terbaik Netpac dan film pilihan kritikus International Fiprescy. Pada tahun 2005, Riri Riza menyutradarai film Untuk Rena dan GIE, GIE meraih penghargaan film terbaik pada FFI 2005. Selanjutnya di tahun 2007, film 3 hari untuk selamanya yang juga hasil karyanya berhasil meraih penghargaan sebagai film terbaik di JIFFEST 2007.

Dan pada tahun 2008 Riri Riza menyutadarai film Laskar Pelangi yang merupakan film adaptasi novel karya Andrea Hirata, melalui film ini Riri Riza mendapatkan sukses besar melalui banyaknya jumlah penonton yang diperoleh sehingga


(77)

menjadikan Laskar Pelangi sebagai film box office sekaligus meraih banyak penghargaan dari festival film di berbagai negara. Setelah mengerjakan Laskar Pelangi, Riri Riza menyutradarai film Takut : Faces of Fear (2008), Drupadi (2008) dan Sang Pemimpi (2009) yang merupakan sekuel dari Laskar Pelangi.


(78)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Film merupakan salah satu media massa yang paling banyak digemari dan dijadikan salah satu pilihan untuk mendapatkan hiburan. Oleh karena itu, apa yang ditampilkan suatu film seharusnya tidak mengabaikan fungsi-fungsinya sebagaimana yang dikemukakan melalui teori tanggung jawab sosial.

Dan pada bab ini akan dideskripsikan adegan-adegan dalam film Laskar Pelangi, yang menampilkan atau merepresentasikan motivasi belajar anak, baik dari segi visual melalui perilaku para tokoh atau pun dari segi audio melalui dialog yang dilakukan para tokoh. Seperti yang telah dikemukan sebelumnya, penelitian ini memfokuskan pada isi film yang merepresentasikan motivasi belajar anak sesuai dengan kategorisasi yang telah dibuat sebelumya, yakni motivasi belajar berdasarkan jenis motivasi, sifat motivasi, cara memberi motivasi dan faktor yang berpengaruh terhadap motivasi.


(1)

Dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis terhadap film Laskar Pelangi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Film Laskar Pelangi merepresentasikan motivasi belajar anak di dalamnya dengan adanya sebanyak 32 adegan yang merepresentasikan motivasi belajar anak. Dan dari 32 adegan tersebut ada yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik, dipengaruhi oleh faktor pengamatan, pemikiran dan perasaan, diberikan dengan cara motivating by force, motivating by enticement, motivating by identification.

2. Berdasarkan sifatnya ternyata motivasi belajar anak yang direpresentasikan film Lakar Pelangi, meliputi :

a. Motivasi intrisik, motivasi yang berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam film Laskar Pelangi direpresentasikan melalui 20 adegan yang tergambarkan melalui m,otivasi belajar yang dimiliki oleh para tokoh yang tergabung dalam Laskar Pelangi terutama Lintang dan Ikal.

b. Motivasi ekstrinsik, motivasi yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar seperti ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain. Dalam film Laskar Pelangi direpresentasikan melalui 18 adegan yang menggambarkan pemberian motivasi belajar dari orang tua anak, guru dan sesama teman dalam Laskar Pelangi.


(2)

155

3. Berdasarkan caranya ternyata motivasi belajar anak yang direpresentasikan film Lakar Pelangi, meliputi :

a. Motivating by force dalam film Laskar Pelangi direpresentasikan melalui 2 adegan dengan cara menakut-nakuti.

b. Motivating by enticement dalam film Laskar Pelangi direpresentasikan melalui 7 adegan yakni dengan membujuk atau pemberian hadiah yang dilakukan oleh orangtua anak dan guru.

c. Motivating by identification dalam film Laskar Pelangi direpresentasikan melalui 9 adegan yakni dengan pengenalan tingkah laku atau pengakuan pada tokoh anak yang tergabung dalam Laskar Pelangi.

4. Berdasarkan caranya ternyata motivasi belajar anak yang direpresentasikan film Lakar Pelangi, meliputi :

a. Faktor pengamatan terdapat 11 adegan yakni dengan mengamati keadaan lingkungan dan benda-benda yang dapat menciptakan dan menimbulkan motivasi belajar.

b. Faktor pemikiran terdapat 14 adegan yang tergambar melalui tokoh anak dalam Laskar Pelangi mempunyai suatu pemikiran untuk tetap belajar sehingga kemudian menimbulkan motivasi belajar lebih pada mereka.

c. Faktor perasaan terdapat dalam 18 adegan yang menggambarkan bahwa anak-anak Laskar Pelangi senang dan menyukai kegiatan


(3)

belajar sehingga faktor rasa suka ini meningkatakan motivasi belajar mereka.

5. Dari jenis motivasinya, keseluruhan motivasi belajar yang direpresentasikan dalam film Laskar Pelangi melalui 32 adegan adalah motivasi sekunder. Karena motivasi belajar adalah motivasi yang ada karena dipelajari dan bukan motivasi dasar atau primer yang ada sejak lahir.

6. Film Laskar Pelangi dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar anak karena sebagai media komunikasi film Laskar Pelangi dapat memberikan pengaruh yang positif.


(4)

157

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukuan, ada beberapa saran yang dapat diperhatikan, antara lain:

1. Agar sineas para pembuat film diharapkan dapat memproduksi film-film yang berkualitas, menghibur dan mendidik seperti film Laskar Pelangi yang di dalamnya terdapat banyak unsur edukasi melalui gambaran motivasi belajar dalam sepertiga isi film. Lebih lanjut lagi agar para sineas dapat membuat film yang lebih menonjolkan unsur edukasi yang lebih banyak sebagaimana yang tergambar dalam Laskar Pelangi.

2. Penulis juga berharap agar film Laskar Pelangi bisa menjadi salah satu medium untuk membangkitkan motivasi belajar karena representasi motivasi belajar yang terkandung di dalamnya dapat dijadikan sebagai contoh pembelajaran.

3. Penelitian ini hanya berfokus pada kajian motivasi belajar anak yang tentunya masih banyak kekurangan di dalamnya. diharapkan agar dalam penelitian selanjutnya dapat mengupas secara lebih mendalam mengenai sisi positif yang lain dalam film Laskar Pelangi atau pun film lainnya yang sejenis.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

AM, Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Cangara, Haefied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. DeVito, Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Professional Books. Jakarta.

Effendi, Heru. 2002. Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser. Panduan dan Yayasan Konfiden. Jakarta.

Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu, Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Juliastuti, Nuraini. 2004. Representasi. Newsletter Kunci. No 4. Maret

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana. Jakarta. McQuail, Dennis. 1991. Teori Komunikasi Massa. Erlangga. Jakarta.

Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Rakhmat, Jalaludin. 1995. Metodologi Penelitian Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

---. 2005. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.


(6)

Santoso, Slamet. 2010. Teori-teori Psikologi Sosial. Refika Aditama. Bandung . Sumarmo, Marselli. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Kamus :

Tim Prima Pena. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Gitamedia Press. Jakarta. Situs :

www.wikipedia.com www.filmpendek.com www.anneahira.com

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:6BpiqhSRIj4J:prabusetiawa n.blogspot.com/2009/05/pengertiananak.html+pengertian+anak&cd=7&hl=en&ct=cl nk&gl=us

Skripsi :

Regen, Ronal. 2007. Representasi Perilaku Menyimpang Anak Perempuan Dalam Film Indonesia. Universitas Lampung. Lampung

Pratama, Jaka. 2009. Representasi Sex Bebas Dalam Film. Universitas Lampung. Lampung