Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor).
FILM LASKAR PELANGI DAN MINAT BELAJAR
(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Film Laskar Pelangi terhadap Minat Belajar Siswa SMU Harapan 3 Medan Johor)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Diajukan Oleh :
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI MUHAMMAD REZA LUBIS
030904036
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :
Nama : Muhammad Reza Lubis
NIM : 030904036
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul : Film Laskar Pelangi dan Minat Belajar
(Studi Korelasional tentang Pengaruh Film Laskar Pelangi
terhadap Minat Belajar siswa SMU Harapan 3 Medan Johor)
Medan, September 2009
Dosen Pembimbing Kepala Departemen
Drs. Syafruddin Pohan, MSi Drs. Amir Purba, MSi NIP. 1958 120 519 890 31 002 NIP. 1951 021 919 870 11 001
Dekan
NIP. 1962 070 319 871 11 001 Prof. DR. M. Arif Nasution, MA
(3)
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor). Adapun perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sejauh mana berjudul Film Laskar Pelangi mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor. Sedangkan tujuan penelitian untuk mengetahui film Laskar Pelangi dan motivasi belajar siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor.
Untuk membahas penelitian ini maka teori-teori yang digunakan adalah Teori komunikasi, komunikasi massa, khalayak, film, Motivasi, dan teori dependensi. Sementara teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku-buku serta sumber yang relevan dan mendukung serta penelitian lapangan unutk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kuesioner.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor yang terdiri dari kelas X A, X B, XI-IPA, XI-IPS, IPA, dan XII-IPS. Jumlah populasi setelah dilakukan pendataan adalah sebanyak 183 orang. Untuk menghitung jumlah sampel dari populasi yang ada digubakan rumus Taro Yamane dengan Presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90 % sehingga diperoleh sampel sebanyak 65 orang responden. Untuk mengetahui hasil hipotesis digunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman. Kemudian diperoleh hasil Ha diterima dan Ho ditolak, berarti terdapat hubungan yang sangat tinggi, kuat sekali dam bisa diandalkan antara pengaruh film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor.
Untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan kedua variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus Uji t dan hasilnya terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul : “Film Laskar Pelangi dan Minat Belajar (Studi Korelasional tentang
Pengaruh Film Laskar Pelangi terhadap Minat Belajar siswa SMU Harapan 3
Medan Johor)”.
Penyusunan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi syarat-syarat dalam
memperoleh gelar kesarjanaan dari Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara Medan.
Kepada orang tua penulis yang selalu mendukung atas motivasi dan
doanya selama masa pengerjaan skripsi ini beserta seluruh keluarga yang turut
membantu atas penyelesaian skripsi ini, hanya beribu rasa terima kasih yang dapat
penulis haturkan.
Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus atas bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Rasa terima
kasih dan penghargaan ini penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, MSi selaku Sekretaris Departemen Ilmu
(5)
Medan yang memberikan arahan kepada penulis diawal pengajuan judul
proposal penelitian.
4. Bapak Drs. Syafruddin Pohan, Msi selaku Dosen Pembimbing penulis yang
telah banyak menyediakan waktu dan pikiran serta membantu mengarahkan
penulis pada masa pengerjaan skripsi sehingga skripsi ini akhirnya dapat
terselesaikan.
5. Orang tua yang aku cintai, yaitu untuk Ayah Drs. H. Syah Johan Lubis dan
Ibu (Almah.) Mariana yang telah memberikan dukungan doa, serta kasih
sayang selama ini kepada penulis.
6. Abang-abangku, Indra Jaya Lubis, Harry Chandra Lubis, Irwansyah Lubis,
Rahmadi Putra Lubis beserta keluarga atas bantuan dan dorongan semangat
pada si penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Kak Icut selaku pegawai/ staff bagian Departemen Ilmu Komunikasi yang
banyak membantu penulis mengurus berkas-berkas saat pengajuan judul
skripsi sampai saat seminar dan Kak Ros selaku pegawai bagian Pendidikan
FISIP USU untuk jurusan ilmu komunikasi yang juga banyak memberikan
bantuan kepada penulis saat mengerjakan skripsi.
8. Teman-teman stambuk 2003, yaitu Saut, Rido, Doan, Adid, Adrianus, Ishak,
Rully, Raja, Miqdad, Dodi, Aldar, Rano, Renaldi atas saling dukung dan
bantuannya selama pengerjaan skripsi ini serta rasa kebersamaan yang terjalin
selama ini.
9. Pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini, namun penulis tidak dapat menyebutkannya
(6)
Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
yang membacanya, meskipun penulis menyadari masih ada kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini.
Medan, 15 September 2009
Penulis
Muhammad Reza Lubis Nim.030904036
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR BAGAN... vi
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Pembatasan Masalah... 5
1.4. Tujuan Penelitian ... 5
1.5. Manfaat Penelitian ... 6
1.6. Kerangka Teori ... 6
1.7. Model Teoritis ... 7
1.8. Operasional Variabel ... 8
1.9. Defenisi Operasional ... 10
1.10.Hipotesis Penelitian ... 11
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1.Komunikasi ... 12
2.2. Komunikasi Massa ... 14
2.3. Khalayak ... 17
2.4. Film ... 18
2.5. Motivasi ... 20
(8)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 24
3.2. Metode Penelitian ... 30
3.3. Populasi dan sampel ... 31
3.4.Teknik Pengumpulan Data... 33
3.5.Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data Di Lapangan... 37
4.2. Teknik Pengolahan Data ... 38
4.3. Analisis Tabel Tunggal ... 39
4.4. Analisis Tabel Silang ... 76
4.5. Uji Hipotesis ... 83
4.6. Pembahasan ... 86
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 88
5.2. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1 Operasional Variabel ... 21
TABEL 3 Jumlah Populasi ... 21
TABEL 4.1. Usia ... 22
TABEL 4.2. Jenis Kelamin ... 22
TABEL 4.3 Kelas.. ... 23
TABEL 4.4. Agama ... 23
TABEL 4.5. Suku/Etnis ... 24
TABEL 4.6. Uang saku ... 24
TABEL 4.7. Pekerjaan Orang Tua ... 30
TABEL 4.8. Hobi ... 31
TABEL 4.9. Tema Film Laskar Pelangi ... 31
TABEL 4.10. Tanggapan responden terhadap tema film Laskar Pelangi ... 32
TABEL 4.11. Tanggapan responden terhadapalur cerita film Laskar Pelangi ... 33
TABEL4.12. Tanggapan responden tentang ketertarikan terhadap film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.13. Tanggapan responden terhadap isi pesan film Laskar Pelangi... 35
TABEL 4.14. Tanggapan responden terhadap pemahaman isi pesan film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.15. Tanggapan responden terhadap aktor/aktris dalam film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.16. Tanggapan responden tentang ketertarikan terhadap para pemain film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.17. Tanggapan responden tentang keterkenalan terhadap tokoh film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.18. Tanggapan responden terhadap tingkah laku pemain dalam film Laskar Pelangi ... 35
(10)
TABEL 4.19. Tanggapan responden terhadap bahasa dalam film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.20. Tanggapan responden terhadap logat atau dialek dalam film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.21. Tanggapan responden terhadap soundtrack atau musik pengiring film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.22. Tanggapan responden terhadap sumber informasi film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.23. Tanggapan responden terhadap promosi film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.24. Tanggapan responden tentang motif menonton film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.25. Tanggapan responden terhadap setting film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.26. Tanggapan responden terhadap logat Melayu dalam film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.27. Tanggapan responden tentang kesederhanaan hidup ... 35
TABEL 4.28. Tanggapan responden tentang tokoh dalam film Laskar Pelangi yang bekerja keras dan ceria ... 35
TABEL 4.29. Tanggapan responden tentang sikap tokoh dalam film Laskar Pelangi yang selalu berjuang demi sekolah ... 35
TABEL 4.30.Tanggapan responden tentang sosok tokoh dalam film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.31. Tanggapan responden tentang lagu Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.32. Tanggapan responden tentang nama-nama asli tokoh film Laskar Pelangi ... 35
TABEL 4.33. Tanggapan responden tentang sosok tokoh yang paling disuka ... 35
TABEL 4.34. Hubungan antara pemahaman responden terhadap isi pesan film Laskar Pelangi dengan pendapat responden tentang kesederhanaan hidup ... 35
TABEL 4.35. Hubungan antara tema film Laskar Pelangi dengan pendapat responden tentang sikap tokoh dalam film Laskar Pelangi yang selalu berjuang demi sekolah ... 35
TABEL 4.36. Hubungan antara motif menonton film Laskar Pelangi dengan pendapat responden tentang sikap tokoh yang bekerja keras dan ceria ... 35
(11)
TABEL 4.37. Hubungan antara sumber informasi film Laskar Pelangi dengan pendapat responden tentang sosok tokoh film Laskar Pelangi yang
(12)
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor). Adapun perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sejauh mana berjudul Film Laskar Pelangi mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor. Sedangkan tujuan penelitian untuk mengetahui film Laskar Pelangi dan motivasi belajar siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor.
Untuk membahas penelitian ini maka teori-teori yang digunakan adalah Teori komunikasi, komunikasi massa, khalayak, film, Motivasi, dan teori dependensi. Sementara teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku-buku serta sumber yang relevan dan mendukung serta penelitian lapangan unutk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kuesioner.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor yang terdiri dari kelas X A, X B, XI-IPA, XI-IPS, IPA, dan XII-IPS. Jumlah populasi setelah dilakukan pendataan adalah sebanyak 183 orang. Untuk menghitung jumlah sampel dari populasi yang ada digubakan rumus Taro Yamane dengan Presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90 % sehingga diperoleh sampel sebanyak 65 orang responden. Untuk mengetahui hasil hipotesis digunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman. Kemudian diperoleh hasil Ha diterima dan Ho ditolak, berarti terdapat hubungan yang sangat tinggi, kuat sekali dam bisa diandalkan antara pengaruh film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor.
Untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan kedua variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus Uji t dan hasilnya terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor.
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.
Film sebagai bagian dari media massa, mampu menjadi stimulus individu
untuk menikmati sajian pesan atau program yang ditampilkan. Isi media mampu
menjadi wacana perbincangan (penerimaan khalayak) yang menarik apabila
misalnya dikaitkan dengan konteks budaya, seperti efek dramatisasi visual yang
ditimbulkan, pemirsa mampu mengkontruksi makna sesuai dengan teks dan
konteksnya (Jurnal Ilmiah SCRIPTURA, Vol. 2, No. 1, Januari 2008: 1 – 7).
Salah satu perbincangan yang sempat menghangat di tengah-tengah khalayak
adalah film Laskar Pelangi.
Laskar Pelangi, sebuah novel fenomenal yang meramaikan dunia sastra
Indonesia akhirnya berwujud menjadi sebuah film layar lebar. Memang, dewasa
ini di Indonesia semakin menjamur film bioskop yang merupakan adaptasi dari
sebuah novel, sebut saja film Ayat-ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih.
Sebuah film adalah perspektif dari siapa yang membuatnya. Bahkan film
yang menceritakan tentang seseorang juga merupakan sudut pandang dari penulis,
sutradara, atau siapapun pencetus idenya. Film tidak bisa lepas dari sebuah point
of view
Novel yang sebenarnya miniatur kehidupan sang penulis, Andrea Hirata,
telah memberikan kesejukan dunia sastra Indonesia sekaligus menjadi novel atau perspektif. Untuk film Laskar Pelangi yang merupakan adaptasi dari
novel Andrea Hirata, maka point of view yang digunakaan tentu saja sesuai
(14)
inspirasi bagi siapa saja yang membaca. Berangkat dari kacamata kehidupan masa
kecil Andrea Hirata di kepulauan Bangka Belitong, novel ini seakan menampar
wajah Indonesia yang tak kunjung berubah walaupun sudah puluhan tahun
merdeka. Awal mula novel ini mengisahkan 10 anak yaitu Ikal (tokoh aku dari
Andrea Hirata), Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek,
Trapani, dan Harun) dari keluarga miskin Pulau Belitong, yang ingin
mendaftarkan diri di sebuah SD Muhammadiyah dengan segala keterbatasannya.
SD Muhammadiyah adalah sekolah reot, berdinding kayu, lantainya tanah,
beratap bocor, yang kalau malam jadi kandang hewan, dan siap roboh jika
diseruduk kambing yang berahi. Sekolah itu akan ditutup oleh Depdikbud,
sementara ada 10 anak kecil yang ingin sekolah. Mereka berlomba dengan waktu,
namun diganggu niat pemerintah. Ada tiga alasan mengapa 10 anak itu
sunguh-sungguh ingin belajar di SD Muhammadiyah Belitong dengan segala
keterbatasannya, Pertama karena tidak ditarik iuran beserta tetek bengeknya,
kedua agar mendapatkan pendidikan yang baik sehingga tidak dirasuki iblis, dan
ketiga karena memang tidak diterima oleh sekolah manapun disebabkan
kemiskinan mereka. Parahnya lagi Sekolah Muhammadiyah hanya memiliki dua
guru dengan pengabdiannya, Ibu Muslimah dan Pak Harfan sang kepala sekolah
SD Muhammadiyah yang berjuang mendidik dengan penuh keikhlasan.
Anak-anak SD Muhammadiyah yang miskin itu, sekolahnya tidak pernah dikunjungi
para pejabat, pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Sementara, kaum borjuis
bersemayam di kawasan Gedong Perusahaan Negara (PN) Timah, sekolahnya
dilengkapi fasilitas yang dibangga-banggakan pemerintah dan tentunya hanya
(15)
Novel Andrea ini pada dasarnya bermakna untuk mengajarkan kepada
kita semua agar memanfaatkan potensi kreativitas yang dianugerahkan Tuhan.
Sebuah karya yang menyentuh secara emosional, sekaligus mencerahkan secara
intelektual. Andrea dibesarkan dalam tipikal keluarga miskin, di kampung miskin
yang berbatasan dengan sebuah kerajaan besar PN Timah dengan semua fasilitas
mewah dan mahal di tengah asuhan budaya keluarga yang masih kental nuansa
Islami.
Di balik kemiskinan yang menggerogoti masing-masing tokoh, kepiawaian
novelis mengolah dan memadupadankan kosa kata berhasil mengeluarkan
semangat kerja keras dan ikhlas dalam menapaki kejamnya realita kehidupan.
Penokohan yang sangat santun dan semangat menggali ilmu pengetahuan di
bangku sekolah yang ala kadarnya, pertemanan dan intrik percintaan masa
kanak-kanak menjadi sebuah alur yang imajinatif di novel Laskar Pelangi ini.
Media bukanlah sebuah institusi yang memiliki kekuatan besar dalam
mempengaruhi khalayak melalui pesan yang disampaikannya. Khalayaklah yang
diposisikan sebagai pihak yang memiliki kekuatan dalam menciptakan makna
secara bebas dan bertindak atau berperilaku sesuai dengan makna yang mereka
ciptakan atas teks media tersebut (Aryani, 2006: 7). Dengan tidak bermaksud
meninggalkan substansi isi cerita dalam novelnya, media elektronik seperti film
layar lebar ini setidaknya akan menstimulus para khalayaknya dalam memahami
alur cerita maupun pesan yang ingin disampaikan oleh si pembuat film dan
selanjutnya, khalayak mempunyai makna yang mereka interpretasikan
(16)
Di dalam film Laskar Pelangi, satu tokoh yang patut disoroti adalah sosok
Lintang. Bocah dari pesisir pantai yang tak surut semangat belajarnya walaupun
jarak yang sangat jauh ditambah lagi dengan rintangan dan marabahaya yang
harus dilewati jika ingin belajar ke SD Muhammadiyah. Sebuah semangat belajar
yang sungguh luar biasa dan sudah sangat jarang kita jumpai pada dewasa ini.
Pengalihan media cetak (novel) ke sebuah media elektronik, dalam hal ini
media film versi film layar lebar tentu akan semakin mempopuliskan novel
tersebut. Media elektronik yang sudah audio-visual akan memudahkan kahalayak
untuk menginterpretasikan makna maupun pesan dari sebuah film. Laskar Pelangi,
dipersembahkan penulis kepada anak-anak muda Indonesia, untuk selalu berjuang
dan jangan menyerah pada keadaan (www.kompas.ac.id). Idealnya, novel ini
diharapkan dapat memotivasi para remaja Indonesia agar menjadi lebih baik dan
bangkit dari kemalasan nasional.
Banyak khalayak khususnya remaja sangat enggan untuk melakukan
aktifitas belajar dan membaca. Maka dengan hadirnya film layar lebar Laskar
Pelangi ini peneliti ingin mengetahui sejauhmana film laskar pelangi
(17)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah duraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Sejauhmanakah Film Laskar Pelangi
Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor ?
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas yang
dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membuat pembatasan masalah
sebagai berikut:
1. Penelitian terbatas hanya pada masalah Film Laskar Pelangi.
2. Objek penelitian adalah siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor dan
sudah pernah menonton film Laskar Pelangi.
3. Penelitian dilakukan selama bulan Mei dan Juni 2008.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejauh mana film Laskar Pelangi mempengaruhi motivasi
belajar siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor.
2. Untuk melihat korelasi dari film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar
siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor.
3. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan
(18)
1.5. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah penelitian
dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa Ilmu
Komunikasi FISIP USU.
2. Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU
khususnya Departemen Ilmu Komunikasi.
3. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam mengembangkan pengetahuan dan
sebagai latihan untuk mengadakan penelitian di masa yang akan datang.
1.6. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini diterapkan kerangka teori metodologi penelitian
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X).
Variabel Bebas (X) adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang
menentukan atau mempengaruhi ada atau tidak munculnya gejala atau faktor atau
unsur lain (Nawawi, 1995:56). Dengan kata lain merupakan variabel yang diduga
sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lain (Rakhmat, 2002:12). Untuk
penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah media, yang dalam
(19)
2. Variabel Terikat (Y).
Variabel Terikat (Y) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur
yang ada (muncul) dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan
bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah khalayak, yakni siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan
Johor.
3. Variabel Antara (Z).
Variabel Antara (Z) adalah sejumlah gejala yang tidak dapat
diperhitungkan terhadap variabel bebas. Variabel antara penelitian ini adalah
sistem sosial masyarakat dan efek yang ditimbulkan dari perilaku komunikasi.
1.10. Model Teoritis
Dalam penulisan riset-riset ilmu sosial, pada umumnya kerangka konsep
yang telah dibuat digambarkan dengan menggunakan bagan atau skema untuk
memudahkan kelanjutan pesan yang disebut dengan istilah model teoritis. Adapun
(20)
Variabel X Media
(Film Laskar Pelangi)
Variabel Y
Khalayak
Variabel Z
Sistem Sosial, Efek Bagan 1 Model Teoritis
Keterangan:
(1) Anak panah searah, menunjukkan hubungan searah, asimetri, yang artinya bisa
pengaruh, atau bersifat dependen.
(2) Tanda panah bolak balik ( ) menunjukkan hubungan secara timbal balik.
Aspek yang satu menentukan aspek lainnya, juga sebaliknya. Saling bergantung
satu sama lain.
1.8. Operasional Variabel.
Operasional variabel berguna untuk memudahkan dalam menelusuri
kerangka konsep lebih jauh sehingga bisa membentuk pemahaman dan kesesuaian
dalam penelitian. Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
(21)
Tabel 1
Operasional Variabel
Variabel Teoritis Variabel Operasional
Variabel Bebas (X)
Media
Variabel Terikat (Y)
Audiences / khalayak
Variabel Antara (Z)
Sistem Sosial
Efek
- Film Laskar Pelangi
- Usia
- Jenis Kelamin - Agama - Suku - Kelas
- Pemahaman mengenai pendidikan di Indonesia
- Kognitif - Afektif - Behavioural
(22)
1.10. Defenisi Operasional.
Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai
cara-cara untuk mengukur variabel-variabel dan untuk menghindari penafsiran yang
berbeda-beda terhadap pengertian istilah yang digunakan variabel penelitian.
Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X), yaitu: Media.
adalah film Laskar Pelangi yang melatarbelakangi penelitian ini.
2. Variabel Terikat (Y), yaitu Audiences atau khalayak :
a. Usia, adalah umur responden ketika peneliti menyebarkan data
kuesioner.
b. Jenis Kelamin, adalah jenis kelamin laki-laki atau perempuan.
c. Agama, adalah kepercayaan yang dianut oleh responden.
d. Suku, adalah latar belakang suku bangsa responden.
e. Kelas, adalah kelas responden di sekolah.
3. Variabel Antara (Z), yaitu:
1. Sistem sosial, di mana tingkat pemahaman masyarakat khususnya
remaja mengenai pendidikan di Indonesia.
2. Efek, meliputi :
a. Kognitif, adalah menciptakan atau menghilangkan ambiguitas
setelah menonton film laskar pelangi.
b. Afektif, yaitu menciptakan ketakutan atau kecemasan dan atau
(23)
c. Behavioural, yaitu pembentukan issue tertentu atau
penyelesaiannya.
1.10. Hipotesis Penelitian.
Menurut Fred N. Kerlinger dalam Sumantri (1990:13), hipotesis adalah
pernyataan yang merupakan terkaan mengenai hubungan antara dua variabel atau
lebih. Adapun hipotessis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ho : Tidak terdapat hubungan antara film Laskar Pelangi terhadap
motivasi belajar siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor.
Ha : Terdapat hubungan antara film Laskar Pelangi terhadap motivasi
(24)
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1. Komunikasi.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, communication, yang artinya
sama-sama di sini maksudnya sama maknanya (Effendi, 1993:9). Laswell
menerangkan bahwa komunikasi adalah menjawab pertanyaan Who Says What In
Which Channel To Whom With What Effect. Komunikasi dalam prosesnya meliputi beberapa unsur, penerima pesan dan diikuti oleh efek. Reaksi komunikan
terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator (Effendi, 1993:253).
Fungsi komunikasi menurut Laswell:
1) Pengamatan lingkungan.
2) Korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi
lingkungan.
3) Transmisi warisan sosial generasi satu ke generasi yang lainnya.
Sedangkan menurut Carl V. Hovland, komunikasi adalah upaya yang
sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap (Effendi, 1993:12).
Dalam proses komunikasi, paling sedikit terdapat tiga unsur pokok, yaitu
komunikator, pesan, dan komunikan. Proses komunikasi pada dasarnya dibagi
menjadi dua tahap, yaitu (Effendi, 1994:11) :
1. Proses komunikasi secara primer, yaitu proses penyampaian pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai
(25)
isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikannya.
2. Proses komunikasi secara sekunder, yaitu merupakan proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Komunikator dalam hal ini menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sarananya berada di tempat yang
relatie jauh dan berjumlah banyak. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu
berkomunikasi dengan tujuan tertentu. Pada dasarnya, komunikasi bertujuan
untuk :
a. Mengubah sikap.
b. Mengubah opini.
c. Mengubah perilaku.
d. Mengubah masyarakat.
Menurut tatanannya, komunikasi terbagi dalam :
a. Komunikasi pribadi, yaitu komunikasi seputar diri seseorang, baik dalam
fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan.
b. Komunikasi kelompok, yaitu komunikasi yang berlangsung antara seorang
komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.
c. Komunikasi massa, yaitu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat
masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya
(26)
2.2. Komunikasi Massa.
Komunikasi massa merupakan salah satu tatanan komunikasi. Para ahli
komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass
communication) adalah komunikasi melalui media massa (mass media
communication). Mereka membatasi pengertian komunikasi massa pada
komunikasi dengan menggunakan media massa misalnya surat kabar, majalah,
radio, televisi atau film (Effendi, 1992:20).
Menurut Effendi (1993:79), komunikasi massa adalah komunikasi melalui
media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang
luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.
Joseph A. Devito dalam bukunya Communicology : An Introduction to the
Study Of Communication menyatakan bahwa (Effendi, 1994:21) :
a. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada
khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi
seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang
menonton televisi. Agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada
umumnya agak sukar didefenisikan.
b. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh
pemancar-pemancar yang audio ataupun visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih
mudah dan lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya seperti televisi,
(27)
Media massa merupakan sumber kekuatan - alat kontrol, manajemen dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan
atau sumber daya lainnya. Media sering kali berperan sebagai wahana
pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan tata
cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.
Media massa tidak hanya melintasi batas geografis, tetapi juga
batas-batas kelas, ras, budaya, politik, pendidikan dan jenis kelamin, dalam rangka
mendistribusikan hiburan dan informasi yang menanamkan dan menyegarkan
sudut pandang dan cara pemahaman tertentu. Media massa membantu dan
mengatur realitas sosial dengan menstrukturkan sebagian dari pengalaman yang
paling lazim dan yang penting dari khalayak mereka. Berikut ini adalah
karakteristik media massa :
a. Komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi yang disampaikan
melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Meskipun pesan
komunikasi massa bersifat umum dan terbuka, disebabkan oleh faktor yang
bersifat paksaan yang timbul karena struktur sosial.
b. Komunikasi massa bersifat heterogen.
Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang heterogen yang
meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda,
dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat,
mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis, karena itu mereka pula dalam
kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.
(28)
Yang dimaksud keserempakan adalah keserempakam kontak dengan sejumlah
besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut
satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
d. Hubungan komunikator - komunikan bersifat non-pribadi. Dalam komunikasi
massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat non-pribadi, karena
komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam
peranan yang bersifat umum sebagai komunikator.
Ada suatu saat ketika media massa dipandang sangat berpengaruh, tetapi
ada saat lain ketika media massa dianggap sedikit bahkan hampir tidak ada
pengaruhnya sama sekali. Perbedaan pandangan ini tidak saja disebabkan karena
perbedaan latar belakang teoritis, atau latar belang historis, tetapi juga karena
perbedaan mengartikan "efek". Seperti yang dinyatakan Donald K. Robert dalam
Schramm dan Roberts, ada yang beranggapan bahwa efek hanyalah "perubahan
perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa". Karena fokusnya pesan,
maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa.
Berikut ini adalah perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa,
yaitu :
1. Efek kognitif, yang terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami dan dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.
2. Efek afektif, yang timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap,
(29)
3. Efek konatif (behavioural), yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat
diamati, yang meliput i pola-pola tindakan, kegiatan/kebiasaan berperilaku
(Rakhmat, 1993 : 219).
Film, sebagai salah satu media, berperan sebagai sarana baru yang
digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu,
serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya
kepada masyarakat umum (Mcquail, 1989 : 13). Kehadiran film sebagian
merupakan jawaban terhadap kebutuhan menikmati waktu senggang secara hemat
dan sehat bagi seluruh anggota keluarga. Ada pandangan yang menilai bahwa film
memiliki jangkauan, realisme, pengaruh emosional dan popularitas yang hebat.
2.3. Khalayak
Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran pembaca,
pendengar, pemirsa, audience, decorder atau komunikan. Khalayak adalah saah
satu actor dari proses komunikasi. Karena itu unsure khalayak tidak boleh
diabaikan karena apabila komunikasi itu diboikot oleh khalayak sudah pasti
komunikasi itu akan gagal mencapai tujuannya.
Khalayak bisa didefenisikan berupa individu, kelompok dan masyarakat.
Ada tiga aspek yang perlu diketahui oleh seorang komunikator menyangkut
khalayaknya, yakni aspek sosiodemografik, aspek profil psikologis dan aspek
karakteristik perilaku khalayak. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengetahui data sosio-demografik, profil psikologis dan karakteristik perilaku
khalayak yakni: survey, melihat data potensi atau buku statistic yang ada,
(30)
menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, isi pesan yang ingin
disampaikan, media yang akan digunakan serta teknik-teknik atau strategi yang
dapat dipakai untuk mempengaruhi khalayak (Hafied Canggara, 2000:151).
2.3. Film.
Menurut McBride, film adalah fenomena sosial, psikologi dan estetika
yang kompleks. Film adalah dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar yang
diiringi kata-kata dan musik, jadi film merupakan sebuah produksi yang bersifat
multidimensional dan sangat kompleks. Melalui perkembangannya, film telah
memainkan banyak peran dengan memberikan informasi, drama, musik dan
lain-lain, dikombinasikan atau bukan. Sebagai media komunikasi massa, film dapat
digunakan dengan berbagai fungsi seperti hiburan, penerangan, pendidikan, untuk
mempengaruhi dan ajang sosialisasi.
Berikut ini adalah jenis-jenis film berdasarkan sifatnya (Effendi,
1993:210) :
1. Film cerita (Story Film). Film cerita adalah film yang mengandung suatu cerita,
yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang filmnya
yang tenar.
2. Film berita (Newsreel). Film berita adalah film mengenai fakta, peristiwa yang
benar-benar terjadi, karena sifatnya berita maka film yang disajikan kepada publik
(31)
3. Film Dokumenter (Documentary Film).
Film dokumenter adalah film yang merupakan interpretasi puitis yang bersifat
pribadi dari kenyataan-kenyataan. Tidak seperti film berita yang dibuat
tergesa-gesa, film dokumenter memerlukan pemikiran dan perencanaan yang matang.
4. Film Kartun (Cartoon Film).
Film kartun adalah film yang berasal dari rangkaian lukisan yang dipotret dan
diputar dalam proyektor film sehingga lukisan tersebut menjadi hidup.
Menikmati cerita dari film berbeda dengan menikmati cerita dari membaca
buku. Cerita dari buku disajikan dengan perantaraan huruf-huruf berderet secara
mati. Huruf-huruf itu merupakan tanda-tanda dan akan mempunyai arti hanya di
dalam alam sadar. Sedangkan film menampilkan pelaku dalam cerita lengkap
dengan tingkah lakunya, suaranya, kostum dan yang lainnya yang berhubungan
dengan cerita yg bersangkutan. Berbeda dengan membaca buku yang memerlukan
daya pikir dan imajinasi yang aktif, penonton film bisa bersifat pasif dan tinggal
menikmati cerita yang disampaikan.
Dalam menghayati sebuah film, kerap kali penonton, menyamakan atau
mengidentifikasikan seluruh pribadinya dengan salah seorang aktor atau aktris
dalam film tersebut. Hal ini dinamakan identifikasi psikologis di mana penonton
merasa ia sendiri yang memainkan peranan di dalam film tersebut. Besar sekali
pengaruh film terhadap jiwa manusia. Penonton tidak hanya terpengaruh sewaktu
duduk di dalam gedung bioskop tetapi terus berlangsung sampai waktu yang lama.
Anak-anak dan remaja sangat mudah terpengaruh oleh film. Pengaruh yang
(32)
film itu sendiri. Tetapi film tidak selalu menimbulkan pengaruh yang negatif
terhadap penonton film. Selain perubahan tingkah laku, film juga dapat
menimbulkan perubahan emosi, sikap atau nilai dalam diri penonton sebagai
khalayak media film, serta adanya transmisi pengetahuan, keterampilan,
kepercayaan dan atau informasi. Dengan hadirnya film, mungkin dapat menambah
pengetahuan anak-anak dan remaja dalam memperoleh tambahan informasi yang
mungkin jarang atau tidak bisa mereka dapatkan dalam pergaulan sehari-hari.
2.5. Motivasi
Apa saja yang diperbuat manusia yang penting maupun yang kurang
penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada
motivasi. Demikian juga halnya dengan belajar, motivasi itu penting. Motivasi
adalah mutlak.
Motivasi merupakan "pendorongan", segala usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil/tujuan tertentu. Menurut Vroom,
motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu
terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki. Kemudian John P.
Campbell dan kawan-kawan menambahkan rincian dalam defenisi tersebut
dengan mengemukakn bahwa motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan
tingkah laku, kekuatan respons dan kegigihan tingkah laku. Di samping itu, istilah
itupun mencakup sejumlah konsep seperti dorongan (drive), kebutuhan (need),
rangsangan (incentive), ganjaran (reward), penguatan (reinforcement), ketetapan
(33)
Menurut kebanyakan defenisi, motivasi mengandung tiga komponen
pokok yaitu menggerakan, mengarahkan dan mendorong tingkah laku manusia.
Menggerakkan, berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu, seperti kekuatan dalam hal
ingatan, respon-respon efektif dan kecenderungan mendapat kesenangan. Motivasi
juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian motivasi
menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap
sesuatu. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan
individu.
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas, Hoy dan Mistel dalam
buku Educational Administration mengemukakan bahwa motivasi dapat
didefenisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan dan
kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan (tention states) atau
mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan
yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu.
Setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan. makin jelas tujuan yang diharapkan
atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi
(34)
SISTEM SOSIAL (tingkat stabilitas struktural yang bervariasi)
EFEK (Kognitif, Afektif,
Behavioral)
SISTEM MEDIA (jumlah dan sentralitas
fungsi informasi yang bervariasi)
AUDIENCES
(tingkat ketergantungan pada informasi media yang bervariasi) 2.6. Teori Dependensi.
Dalam penelitian ini, teori komunikasi yang digunakan adalah teori
dependensi. Teori Dependensi pada dasarnya merupakan suatu pendekatan
struktur sosial yang berangkat dari gagasan mengenai sifat suatu masyarakat
modern (masyarakat massa). Teori ini diusulkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan
Melvin DeFleur pada tahun 1976 (dalam Littlejohn, 1996:348). Mereka
mengusulkan pola hubungan terpadu antara audiens, media, dan sistem sosial
secara luas.
Teori ini menganggap media massa sebagai sistem informasi yang
memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik pada
tataran masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas,
berikut model komunikasinya :
Bagan 2 Model Dependensi
(35)
Pemikiran terpenting dari teori ini adalah bahwa dalam masyarakat
modern, audience menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber
informasi bagi pengetahuan tentang, dan orientasi kepada, apa yang terjadi dalam
masyarakatnya, jenis dan tingkat ketergantungan akan dipengaruhi oleh sejumlah
kondisi stuktural, meskipun kondisi terpenting terutama berkaitan dengan tingkat
perubahan, konflik atau tidak stabilnya masyarakat tersebut.
Kedua, berkaitan dengan apa yang dilakukan media yang pada dasarnya
melayani berbagai fungsi informasi. Dengan demikian teori ini menjelaskan saling
hubungan antara tiga perangkat variabel utama dan menentukan jenis efek tertentu
sebagai hasil interaksi antara ketiga variabel tersebut.
Dependency Theory menjelaskan ke-kompatibel-an mengenai Argumentasi limited-effects dan powerful-effect dari media. Titik sentral dari teori
atau pendekatan ini adalah adanya audiens yang bergantung kepada informasi
media untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan dan mencapai tujuan-tujuannya.
Tidak semuanya cocok memang jika dikaitkan pada kondisi masyarakat di
zaman sekarang, terutama di Indonesia. Juga tidak semua aspek informasi sajian
dari media massa yang sanggup mempengaruhi secara kuat sehingga audiens
(36)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian.
Lahirnya Yayasan Pendidikan Harapan merupakan salah satu manifestasi
dari kehendak masyarakat yang merasa tertinggal dalam bidang pendidikan baik
karena penjajahan maupun akibat kurangnya perhatian orde lama. Dengan
munculnya orde baru yang lahir tahun 1966, maka pendidikan ditempatkan pada
posisi utama dalam proses pembangunan. Sejalan dengan itu beberapa tokoh
masyarakat Sumatera Utara baik dari kalangan sipil maupun militer pada waktu
itu merasa bahwa lembaga pendidikan yang ada selama ini di Sumatera Utara
belum dapat menampung anak-anak sekolah apalagi sekolah yang bersifat umum
namun bernafaskan Islam. Mereka mempunyai ide pendirian sebagai berikut :
1. Untuk membantu pemerintah menanggulangi pendidikan.
2. Perlu adanya pendidikan yang lebih baik bagi anak didik, dengan persyaratan :
a. Mempunyai corak bernafaskan agama (Islam).
b. Mempunyai mutu pendidikan yang berkualitas.
c. Mengusahakan pembayaran yang semurah-murahnya.
Ide tersebut dituangkan dalam Anggaran Dasar Yaspendhar sebagai
maksud dan tujuan sebagai berikut :
1. Membentuk manusia susila yang berke-Tuhan-an Yang Maha Esa serta
mempunyai keinsyafan bertanggung jawab terhadap usaha mewujudkan suatu
(37)
2. Membantu pemerintah dalam melaksanakan/mempertinggi pendidikan,
pengajaran dan penyebaran ilmu pengetahuan di kalangan anak didik khususnya
dan masyarakat Indonesia umumnya menuju tertib masyarakat ber-Pancasila,
segala sesuatu dalam arti kata seluas-luasnya.
Untuk mewujudkan maksud dan tujuan tersebut, disusunlah rencana usaha
yang akan dilaksanakan, yaitu :
1. Menerima anak didik sebanyak-banyaknya dengan tidak memandang perbedaan
suku dan mempunyai kepercayaan berkeTuhanan Yang Maha Esa.
2. Membuka dan membangun taman-taman pendidikan atau rumah-rumah sekolah
dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan tingkat Universitas.
3. Memberikan subsidi/tunjangan belajar kepada pelajar-pelajar yang mempunyai
bakat dan kecakapan guna melanjutkan pelajarannya ke tingkat yang lebih tinggi.
4. Mengusahakan penerbitan, penerjemahan karya ilmiah serta bacaan lainnya
yang bermanfaat bagi masyarakat.
5. Mengadakan hubungan kerja sama, di bidang pendidikan dengan negara-negara
sahabat dalam batas-batas tidak merugikan kepentingan nasional dan
mengorbankan kepribadian bangsa.
6. Mengadakan research untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Hasil rumusan dari pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh para tokoh
masyarakat tersebut, dibarengi dengan usaha untuk mewujudkannya, telah
menemukan titik cerah dengan diserahkannya izin pemakaian gedung/tanah Jl.
Imam Bonjol No. 35 oleh pemerintah cq Dep. P dan K kepada mereka. Gedung
(38)
Berdasarkan catatan almarhum Bapak H.M Tanjung (mantan Ketua Harian
II) tanah dan gedung ini mulanya bekas sekolah ORANYE SCHOOL, terdaftar
atas nama pemiliknya Medansche School Vereeniging dengan Hak Erfpacht.
Kemudian setelah kembali ke tangan pemerintah, gedung tersebut diserahkan
kepada FKIP Negeri, SHD, SMEA Negeri dan PGSLP Negeri. Pada tahun 1958
gedung ini hanya diberikan pemakaiannya kepada IKIP Negeri Medan dan
akhirnya kepada IAIN.
Setelah pemerintah memindahkan sekolah-sekolah tersebut ke tempat lain
yang lebih baik, pada tanggal 5 Januari 1967 diadakan serah terima kepada pihak
Perguruan Harapan (Berita Acara Serah Terima No. 53/Perw/D/Skp/67),
masing-masing ditandatangani oleh Alm. Bapak Moh. Alwi Oemry Kepala Perwakikan P
dan K Sumatera Utara waktu itu dari pihak pemerintah dan Bapak Raja Syahnan
SH dari pihak Perguruan Harapan.
Luas tanah yang diserahkan itu 5533 meter persegi, dengan bangunan di
atasnya terdiri dari 18 lokal belajar. Kelengkapan lainnya saat itu sangat
sederhana sehingga perlu perbaikan dan penambahannya.
Perbaikan dan penambahan segera diadakan oleh para pendiri maupun para
simpatisan, baik dengan dana dari kantong masing-masing, maupun dengan dana
bantuan yang diterima dari Bapak A.J.Mokoginta selaku Pangkoanda Sum waktu
itu, Perwakilan P dan K serta bantuan dari para dermawan.
Bapak A.J.Mokoginta meresmikan perguruan ini dengan nama
(39)
membuka sekolah 9 tahun, kemudian belakangan dipecah menjadi SD dan SMP.
Akhirnya menyusul dibukanya Taman Kanak-kanak.
Kata HARAPAN mempunyai makna yang dalam, berupa harapan dari
para pendiri, agar melalui lembaga perguruan ini dapat dilahirkan
manusia-manusia Indonesia yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah untuk kebahagiaan
dunia dan akhirat. Semboyan "IMAN, ILMU, AMAL" mengandung arti harapan
terciptanya manusia yang penuh iman, mempunyai ilmu yang berkualitas dan
dengan iman dan ilmu itu akan diamalkan bagi kepentingan negara, bangsa, dan
agama.
Setelah perguruan ini berjalan beberapa bulan, maka dibentuklah suatu
yayasan dengan nama Yayasan Pendidikan Harapan melalui akte No. 30 tanggal
30 Mei 1967 Notaris P. Batubara di Medan dengan para pendiri sebagai berikut :
1. Raja Syahnan, SH
2. Arifin Pulungan, SH
3. Djafar Harapah
4. Arifin Jonain Harahap
5. T.M. Hanafiah
6. Drs. Sjoerkani
7. Abdul Muluk Lubis
8. Drs. Syaiful A. Tanjung
8. Drs. Syaiful A. Tanjung
9. H.A. Maradomsyah Siregar
10. Wahid Lubis
(40)
Selanjutnya dalam akte yayasan tersebut ditetapkan pula susunan Pengurus
Yayasan sebagai berikut :
Pelindung : Letjen TNI A.J. Mokoginta
Mayjen TNI Kusno Utomo
Irjen Pol Abdul Rahman
Brigjen TNI P. Sobiran
Penasihat : Kol. Marah Halim Harahap
Kol. A. Manaf Lubis
Sutan Kumala Pontas
Ketua Umum : Kol. Raja Syahnan
Ketua I : Drs. Sjoerkani
Ketua II/Ketua Harian II : Letkol. Arifin Pulungan
Sekretaris I : Rusli Idrus
Sekretaris II : Mohammad Syahri, BA
Bendahara I : Kol. A. Muluk Lubis
Bendahara II : Letda Ponimin Barzach
Untuk membantu pengurus ini dalam melaksanakan tugasnya ditambah
beberapa seksi yang diperlukan, terdiri dari seksi-seksi Usaha.Pembina;
Pendidikan, Kebudayaan dan Riset; Keamanan; Tehnik dan Bangunan serta
(41)
Susunan pengurus yang dibentuk pada tahun 1967 itu kemudian terpaksa
diadakan penyempurnaan karena berbagai kendala yang dihadapi dan juga
dihadapkan pada pergantian periodeisasi sebanyak delapan kali.
Adapun susunan Badan Pengurus baru periode 2000-2004 yang terpilih
pada tanggal 20 Oktober 2000 sebagai berikut :
1. Pelindung : Gubernur / KDH Tkt I Sumatera Utara
2. Penasihat : - Jend. TNI (Purn) Poniman
- Jend. TNI (Purn) A. Tahir
3. Ketua Umum : Ny. R.A.Tahir
4. Ketua I : Drs. H. Sjoerkani
5. Ketua II/Ketua Harian I (Pjs) : Drs. H. Sjoerkani
6. Ketua III/Ketua Harian II : Dr. Ir. Abdul Hadi Idris
7. Sekretaris I : H. Aslam Lubis, SH
8. Sekretaris II : Dra. Hj. Siti Deliar
9. Bendahara I : H. Abdul Aziz S.
10. Pembantu umum : Ir. H. Fachruddin Umri
: Drs. H. Amron A. Siregar
: H. Syarif M.S
(42)
3.2. Metode Penelitian.
Metode penelitian dapat diartikan sebagai pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek pemilihan
seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak dan sebagaimana adanya (Nawawi, 1998:63). Metode
penelitian dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu model
penelitian yang mencoba untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya.
Menurut Rakhmat (1995:31) metode korelasional digunakan untuk :
- Mengukur hubungan di antara berbagai variabel.
- Meramalkan variabel tidak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas.
- Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental.
Kelebihan menggunakan metode korelasional adalah dapat mengukur
hubungan di antara berbagai variabel meramalkan variabel tidak bebas dan
memudahkan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental. Sedangkan
kelemahannya adalah korelasional tidak selamanya menggunakan hubungan
kausalitas, walaupun kadang-kadang korelasi yang tinggi dapat menunjukkan
(43)
3.3. Populasi dan Sampel. 3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu
penelitian (Nawawi, 2001:141). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
SMU HARAPAN 3 Medan Johor, terdiri dari kelas X A, X B, XI-IPA, XI-IPS,
XII-IPS, dan XII-IPS.
Berdasarkan hasil pra penelitian, jumlah keseluruhan siswa-siswi SMU
HARAPAN 3 Medan Johor terdiri dari :
Tabel 2 Jumlah Populasi
No. Kelas Perempuan Laki-Laki Populasi
1. X A 23 13 36
2. X B 22 13 35
3. XI-IPA 9 16 25
4. XI-IPS 24 9 33
5. XII-IPA 21 10 31
6. XII-IPS 18 5 23
Total 183 (Sumber : Yayasan Pendidikan Yaspendhar)
(44)
3.2.2. Sampel.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi yang menggunakan
cara-cara tertentu (Nawawi, 2001:144). Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga
dan dana maka tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian terhadap
keseluruhan populasi tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan
teknik penarikan sampel untuk memperkecil populasi tersebut.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane
dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% (Rakhmat, 1997:82), yaitu :
n = N
N (d)² + 1
keterangan :
n = sampel
N = populasi
d² = presisi
Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah :
n = 183
183 (0,1) + 1
= 64,7
(45)
Adapun penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling yaitu
accidental sampling. Teknik accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan mengambil siapa saja yang ada atau yang kebetulan ditemui dan
memenuhi kriteria yang ditetapkan (Rakhmat, 1998:81). Untuk menentukan
kriteria responden, maka digunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive
sampling adalah teknik penarikan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian tertentu. Unit sampel yang akan digunakan sesuai dengan
kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Nawawi,
2001:157).
Adapun kriteria-kriteria yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah :
- Sampel adalah siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor, kelas X A, X B,
XI-IPA, XI-IPS, XII-IPA, XII-IPS.
- Pernah menonton film Laskar Pelangi.
3.3. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data dalam penelitan ini adalah :
3.3.1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan cara
mengumpulkan data melalui literatur dan sumber-sumber bacaan yang relevan dan
mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan melalui
(46)
3.3.2. Penelitian Lapangan.
- Observasi, yaitu pengamatan peneliti, baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap objek penelitian.
- Wawancara, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah
pertanyaan lisan yang dijadikan oleh pengumpul data sebagai pencari info atau
interviewer yang dijawab secara lisan pula oleh responden (Nawawi, 2001:11).
- Kuesioner, yaitu alat pengumpul data yang berbentuk sejumlah
pertanyaan secara tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden.
3.4. Teknik Analisis Data.
3.4.1. Analisis Tabel Tunggal.
Analisis Tabel Tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan
membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan
atas dasar frekuensi. Tabel tunggal adalah langkah awal dalam menganalisa data
yang terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap
kategori (Singarimbun, 1995:266).
3.4.2. Analisis Tabel Silang.
Analisis Tabel Silang merupakan teknik yang digunakan untuk
menganalisis beberapa data dalam satu tabel untuk melihat hubungan beberapa
(47)
3.4.3. Uji Hipotesis.
Uji hipotesis merupakan pengujian data statistik untuk mengetahui data
hipotesa yag diajukan dapat diterima/ditolak. Untuk menguji hubungan antara
kedua variabel yang dikorelasikan digunakan uji statistik dengan rumus :
( )
2 1 12 6 1−
∑
= −=
n n
di r
n
i
s
(Kriyanto, 2007:174)
Keterangan :
s
r = Koefisien Korelasi Spearman 1 = Bilangan Konstan
2
di = Menunjukkan perbedaan setiap rank n = menunjukkan jumlah setiap pasang rank
6 = bilangan konstan
∑
= sigma atau jumlahSpearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan
untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika r < 0, maka hipotesa ditolak. Jika s r > 0, maka hipotesa diterima. s
Beberapa data dari variabel X dan Y dijumlahkan skornya dari tiap
responden. Nilai tersebut diurutkan berdasarkan rangkingnya dan kemudian dicari
selisih kedua rangking tersebut ( 2
di ). Kemudian tiap-tiap rangking dikuadratkan, di mana total kuadratnya dimasukkan ke dalam rumus. Notasi r menunjukkan
(48)
variabel X dan Y, maka nilai r = 0, jika tanda r positif maka dikatakan berkorelasi
secara positif. Sebaiknya untuk menguji signifikasi korelasi digunakan rumus
sebagai berikut :
2 1
2 r n r t s
−− =
Keterangan :
t : Hasil tes signifikan
r : Hasil korelasi X dan Y
n : Jumlah sampel
Jika thitung> ttabel maka hubungan signifikan. Jika thitung> ttabelmaka hubungan tidak signifikan.
Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala
Gulford (Rakhmat, 2004 : 29), sebagai berikut :
< 0,20 : Hubungan rendah sekali, lemah sekali.
0,20 – 0,40 : Hubungan rendah, tapi pasti.
0,41 – 0,70 : Hubungan yang cukup berarti.
0,71 – 0,90 : Hubungan yang tinggi, kuat.
(49)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan.
Di dalam melaksanakan penelitian, peneliti menempuh beberapa tahapan
dalam pengumpulan data. Adapun tahap-tahap tersebut sebagai berikut :
1. Tahap Awal.
Pada tahap awal, peneliti meminta izin kepada pihak Departemen Ilmu
Komunikasi selaku pemberi izin penelitian untuk mengadakan penelitian di
Yayasan Pendidikan Yaspendhar, yakni SMU HARAPAN 3 Medan Johor.
Setelah itu peneliti kemudian meminta data siswa dari pihak sekolah yang
bersangkutan.
2. Pengumpulan Data.
Peneliti terjun langsung ke lapangan untuk menyebarkan kuesioner selama
satu bulan dimulai sejak tanggal 01 Mei 2009 sampai dengan tanggal 30 Juni
2009. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 65 lembar untuk dibagikan kepada 65
siswa yang sesuai dengan kriteria penelitian. Pada saat pengisian kuesioner,
peneliti membagikan kuesioner kepada responden untuk diisi, selain itu peneliti
juga membimbing responden dalam pengisian data agar data yang diperoleh lebih
(50)
4.2. Teknik Pengolahan Data.
Setelah peneliti menyelesaikan pengumpulan data dari 65 responden,
peneliti melakukan pengolahan data. Adapaun tahapan pengolahan ata yang
diperoleh adalah :
a. Penomoran kuesioner. Kuesioner yang telah dikumpulkan dan diisi diberi nomor urut sebagai pengenal (01, 02, dan seterusnya).
b. Editing, yaitu pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap
jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian
data dalam kode yang disediakan.
c. Coding, yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke
kotak-kotak kode yang telah disediakan pada kuesioner dalam bentuk angka (skor).
d. Inventarisir Variabel, yaitu data mentah yang diperoleh diletakkan pada lembar fc (foltron cobol) sehingga memuat seluruh data ke dalam satu
kesatuan.
e. Tabulasi Data, pada tahap ini data dari fc (foltron cobol) dimasukkan ke dalam tabel. Tabulasi ini terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang.
Tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase dan selanjutnya
dianalisa.
f. Pengujian Hipotesis, dalam penelitian ini digunakan rumus uji statistik Koefisien Korelasi Spearman, sedangkan untuk menguji signifikansi
digunakan rumus ttest dan untuk mengukur tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford.
(51)
4.3. Analisis Tabel Tunggal.
Setelah semua data terkumpul, maka peneliti mulai mengolah data-data
tersebut agar dapat dideskripsikan. Pengolahan data adalah dengan memasukkan
data-data tersebut ke dalam tabel tunggal. Selanjutnya, peneliti menganalisis tabel
tunggal tersebut. Analisis tabel tunggal ini dimaksudkan untuk melihat distribusi
jawaban responden dari variabel yang diteliti. Analisis tabel tunggal ini dibuat
untuk memudahkan peneliti dalam membaca data sehingga bisa menafsirkan data
tersebut, melakukan pembahasan dan membuat kesimpulan.
Penelitian ini menyajikan data tabel tunggal yang terdiri dari tiga bagian,
yaitu : karakteristik responden, variabel bebas (film Laskar Pelangi) dan variabel
terikat (khalayak). Berikut penjabarannya :
1. Karakteristik responden.
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin,
kelas, agama, suku/etnis, uang saku, pekerjaan orang tua dan hobi. Adapun
frekuensi-frekuensi jawaban responden dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini
(52)
Tabel 4.l Usia
No. Usia F %
1
2
3
13 – 14
15 – 16
17 - 18
24
21
20
36.92
32.30
30.77
Total 65 100
(Sumber : P1/FC2)
Berdasarkan perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Taro
Yamane, maka di dapat jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 65 orang.
Dari 66 orang ini, terdapat 24 orang (36.92%) berusia antara 13-14 tahun, 21
orang (32.30%) berusia antara 15-16 tahun, dan 20 orang (30.77%) berusia antara
17-18 tahun. Usia atau umur menjadi salah satu pengukur dalam penelitian ini
karena di masing-masing usia dapat menggambarkan gambaran emosi responden.
Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap analisa dan hasil pembahasan pada
(53)
Tabel 4.2 Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin F %
1
2
Laki-laki
Perempuan
35
30
53.85
46.15
Total 65 100
(Sumber : P2/FC3)
Setelah mengelompokkan responden di masing-masing usia, selanjutnya
peneliti mengarah kepada jenis kelamin responden. Mengetahui jenis kelamin
responden akan sangat berpengaruh terhadap pertanyaan selanjutnya karena
kepribadian dari masing-masing jenis kelamin yang berbeda, baik secara
emosional maupun intelektual. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden
yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 35 orang (53.85%) dan responden
yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 30 orang (46.15%). Populasi
responden laki-laki lebih besar dari responden berjenis kelamin perempuan
disebabkan oleh lebih besarnya kuantitas jumlah siswa laki-laki di masing-masing
(54)
Tabel 4.3 Kelas
No. Kelas F %
1
2
3 X
XI
XII
24
21
20
36.92
32.30
30.77
Total 65 100
(Sumber : P3/FC4)
Tabel 4.3 menunjukkan perincian dari tabel 4.1 yang menjabarkan usia
dari respoden yang ada. Untuk kelas X, yang berarti dimaksudkan kepada
responden yang berusia 13-14 tahun adalah sebanyak 24 orang (36.92%). Untuk
kelas XI, yang berarti dimaksudkan kepada responden yang berusia 15-16 tahun
adalah sebanyak 21 orang (32.30%), dan sebanyak 20 orang (30.77%) yang
(55)
Tabel 4.4 Agama
No. Agama F %
1
2
3
4
5
6
Islam
Kristen Katolik
Kristen Protestan
Budha
Hindu
Lain-lain
65
-
-
-
-
-
100
-
-
-
-
-
Total 65 100
(Sumber : P4/FC5)
Tabel 4.4 menujukkan bahwa mayoritas responden yang bersekolah di
SMA HARAPAN 3 Medan Johor adalah beragama islam. Hal ini bisa dilihat dari
kuesioner yang diisi oleh semua responden yang berjumlah 65 orang (100%)
menyatakan bahwa mereka beragama islam. Hal ini menandakan bahwa yayasan
(56)
Tabel 4.5 Suku/Etnis
No. Suku/Etnis F %
1
2
3
4
5
Batak
Melayu
Jawa
Minang
Lain-lain
8
14
23
21
-
12.31
21.54
33.85
32.31
-
Total 65 100
(Sumber : P5/FC6)
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berasal dari
suku Jawa, yaitu sebanyak 22 orang (33.85%), disusul suku Minang sebanyak 21
orang (32.31%), kemudian suku Melayu sebanyak 14 orang (21.54%), dan suku
Batak di posisi minoritas yakni sebanyak 8 orang (12.31%). Peneliti merasa perlu
mengetahui asal usul responden, salah satunya adalah berasal dari suku atau etnis
mana responden yang diteliti karena mengingat film Laskar Pelangi adalah
berbahasakan melayu. Tanggapan dari suku yang berbeda tersebut sedikit banyak
(57)
Tabel 4.6 Uang saku
No. Uang saku F %
1
2
3
< Rp. 5.000,00
Rp. 5000,00 – Rp. 15.000,00
> Rp. 15.000,00
6
23
36
9.23
35.38
55.38
Total 65 100
(Sumber : P6/FC7)
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang mengantongi
uang saku lebih banyak dari Rp. 15.000,00 adalah sebanyak 36 orang (55.38%),
dan yang mengantongi uang saku antara Rp. 5.000,00 – Rp. 15.000,00 sebanyak
23 orang (35.38%). Sedangkan responden yang hanya mengantongi uang saku
kurang dari Rp. 5.000,00 adalah sebanyak 6 orang (9.23%). Banyaknya jumlah
responden yang mengantongi uang saku lebih besar dari Rp. 15.000,00
mempengaruhi aktivitas menonton film Laskar pelangi, baik itu menonton di
(58)
Tabel 4.7 Pekerjaan Orang Tua
No. Pekerjaan Orang Tua F %
1
2
3
4
5
Pegawai Nesgeri Sipil (PNS)
TNI/POLRI
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Lain-lain
19
1
23
22
1
29.23
1.54
35.38
33.85
1.54
Total 65 100
(Sumber : P7/FC8)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas latar belakang profesi orang tua
responden adalah sebagai pegawai swasta, yakni sebanyak 23 orang (35.38%),
disusul sebagai wiraswasta sebanyak 22 orang (33.85%), kemudian bekerja
sebagai PNS sebanyak 19 orang (29.23%). Adapun orang tua responden yang
berprofesi masing-masing sebagai TNI/POLRI dan lain-lain adalah sebanyak 1
orang (1.54%). Untuk jenis profesi lain-lain ini sangat disayangkan tidak bisa
peneliti ketahui karena responden yang bersangkutan tidak menjelaskan lebih
detail di lembaran kuesioner. Dengan mengetahui apa jenis pekerjaan orang tua
(59)
Tabel 4.8 Hobi
No. Hobi F %
1
2
3
4
Olah raga
Seni
Membaca
Lain-lain
33
7
17
8
50.77
10.77
26.15
12.31
Total 65 100
(Sumber : P8/FC9)
Mengetahui apa hobi atau kesukaan responden akan berpengaruh terhadap
jawaban yang diberikan dalam kuisioner. Bagaimana pandangan mereka terhadap
sebuah film yang mereka tonton. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas
responden menyukai olah raga sebagai hobi, yakni sebanyak 33 orang (50.77%),
disusul hobi membaca sebanyak 17 orang (26.15%), kemudian hobi lain-lain
sebanyak 8 orang (12.31%). Adapun hobi lain-lain yang dimaksud adalah
jalan-jalan, internet, dan menonton. Sedangkan responden yang menyukai seni sebagai
(60)
II. FILM LASKAR PELANGI
Film Laskar Pelangi merupakan variabel yang berkaitan tentang tema, alur
cerita, isi pesan dan para pemain yang meliputi aktor/aktris, akting, keterkenalan,
tingkah laku, bahasa yang dipergunakan, soundtrack dan promosi film.
Keseluruhan hal tersebut adalah faktor utama dari sebuah film untuk menarik
perhatian masyarakat agar menonton film tersebut. Berikut penjabarannya :
Tabel 4.9
Tema film laskar pelangi
No. Tema Film F %
1
2
3
4
Pendidikan
Sosial
Budaya
Lain-lain
58
5
2
-
89.23
7.69
3.08
-
Total 65 100
(Sumber : P9/FC10)
Tema merupakan bahasa pokok dari sebuah film. Film, biasanya
mengandung suatu cerita yang mampu menyentuh perasaan manusia. Tema-tema
yang diambil juga tidak jauh dari kehidupan dalam masyarakat, yakni bisa tema
persahabatan, pendidikan, maupun tema-tema yang mengangkat masalah sosial di
(61)
mendapat tempat khusus di hati penontonnya. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa
mayoritas responden menganggap tema dari film Laskar Pelangi adalah
pendidikan, yakni sebanyak 58 orang (89.23%), sedangkan yang menganggap
tema film Laskar Pelangi adalah tema sosial sebanyak 5 orang (7.69%). Sebanyak
2 orang (3.08%) bahkan menganggap tema film tersebut adalah budaya.
Tabel 4.10
Tanggapan responden terhadap tema film Laskar Pelangi
No. Ketertarikan terhadap
tema film
F %
1
2
3
4
Tidak menarik
Kurang menarik
Menarik
Sangat menarik
-
-
59
6
-
-
90.77
9.23
Total 65 100
(Sumber : P10/FC11)
Setelah mengetahui tema dari film Laskar Pelangi yang mereka
(responden) tonton, maka dari tabel 4.10 bisa kita ketahui bahwa sebanyak 59
orang responden (90.77%) menyatakan tema film tersebut adalah menarik.
Bahkan 6 orang (9.23%) sisanya menyatakan tema film Laskar Pelangi adalah
sangat menarik. Hal ini memperkuat penjelasan tabel sebelumnya bahwa semakin
(62)
disambut baik pada akhirnya. Selain latar belakang responden yang juga adalah
siswa-siswi yang masih belajar di bangku sekolah, sama persis dengan cerita di
film Laskar Pelangi, tema pendidikan adalah sesuatu yang sempat terlupakan oleh
insan film Indonesia. Kejenuhan penonton terhadap tema film-film sebelumnya
yang hanya nenyajikan unsur horor maupun cinta-cinta remaja setdaknya
mendongkrak selera penonton menjadi lebih baik.
Tabel 4.11
Tanggapan responden terhadap alur cerita film Laskar Pelangi
No. Mengerti tentang film F % 1
2 3 4
Tidak mengerti Kurang mengerti Mengerti
Sangat mengerti
- 3 59
3
- 4.62 90.77
4.62
Total 65 100
(Sumber : P11/FC12)
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan mereka
mengerti alur cerita dari film Laskar Pelangi, yakni sebanyak 59 orang (90.77%),
bahkan sebanyak 3 orang (4.62%) menyatakan bahwa mereka sangat mengerti.
Pernyataan “sangat” di sini menandakan bahwa mereka memang benar-benar
(63)
responden (4.62%) lainnya yang menyatakan bahwa mereka kurang mengerti
terhadap alur cerita film tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi alasan ini
yang akan tergambar pada tabel-tabel berikutnya.
Alur cerita merupakan jalan cerita dari sebuah film yang akan dibuat.
Dlaam film Laskar Pelangi alur yang digunakan adalah alur maju. Hal ini
mempermudah para penonton atau dalam penelitian ini, responden, untuk
mencerna adegan demi adegan yang ada di dalam film Laskar Pelangii.
Tabel 4.12
Tanggapan responden tentang ketertarikan terhadap film Laskar Pelangi
No. Ketertarikan terhadap film F %
1
2
3
4
Tidak menarik
Kurang menarik
Menarik
Sangat menarik
-
-
56
9
-
-
86.15
13.85
Total 65 100
(Sumber : P12/FC13)
Alur cerita dalam sebuah film dibuat untuk merangkai suatu kejadian
dengan seksama sehingga terjalin sebuah cerita yang menarik agar disukai
(64)
mereka mengerti alur cerita film Laskar Pelangi, yakni sebanyak 56 orang
(86.15%), bahkan sangat tertarik diakui oleh 9 orang (13.85%). Penggunaan alur
maju dalam film ini setidaknya memberikan kemudahan penonton dalam
mencerna maksud dari kejadian yang diangkat di film Laskar Pelangi. Jadi
sebab-akibat dari semua peristiwa bisa tergambar tanpa harus mengulang ke kejadian
sebelumnya atau bolak-balik apabila alur yang digunakan adalah alur
maju-mundur.
Tabel 4.13
Tanggapan responden terhadap Isi Pesan Film Laskar Pelangi
No. Terdapat tidaknya isi pesan film F %
1
2
3
4
Tidak dapat
Kurang dapat
Dapat
Sangat dapat
-
6
56
3
-
9.23
86.15
4.62
Total 65 100
(Sumber : P13/FC14)
Sebuah film yang diproduksi tentunya memiliki pesan-pesan yang ingin
disampaikan kepada para penontonnya. Demikian halnya dengan film Laskar
(65)
dan keikhlasan, apapun yang kita kerjakan akan jauh lebih bermakna. Tabel 4.13
menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 56 orang
(86.15%) mendapatkan isi pesan yang ingin disampaikan di film Laskar Pelangi,
bahkan 3 orang (4.62%) menyatakan bahwa mereka sangat mendapatkan apa isi
pesannya. Sebuah pesan dalam suatu film akan diterima dengan baik apabila alur
ceritanya mudah dipahami dan bagaimana para pemain bermain dalam film
tersebut. Terlepas bagaimana interpretasi dari masing-masing penontonnya.
Namun sebanyak 6 orang (9.23%) menyatakan bahwa mereka kurang
mendapatkan isi pesan film Laskar Pelangi. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak
faktor. Apakah karena faktor aktor/aktris dalam film ini ataupun karena kurang
mengertinya responden terhadap alur ceritanya.
Tabel 4.14
Tangggapan responden terhadap pemahaman isi pesan film
No. Pemahaman terhadap isi pesan
film
F %
1
2
3
4
Tidak memahami
Kurang memahami
Paham
Sangat memahami
-
4
54
6
-
6.15
83.08
9.23
Total 65 100
(66)
Pemahaman isi suatu pesan yang ingin disamapikan kepada masyarakat
yang menonton tentunya tidak terlepas dari pribadi masyarakat itu sendiri.
Responden dalam penelitian ini yang berusia belia (remaja) akan memahami isi
pesan dalam film Laskar Pelangi bial film ini dikemas secara efektif. Alur cerita
maju dan cerita yang berbeda dari tema-tema film yang pernah ada sebelumnya,
dibantu dengan kondisi kekinian responden membuktikan mengapa mayoritas
responden menyatakan mereka dapat memahami dengan baik apa isi pesan film
tersebut, yakni sebanyak 54 orang (83.08%). Bahkan sebanyak 6 orang (9.23%)
menyatakan mereka sangat memahami apa yang ingin disampaikan dalam film
Laskar Pelangi, walaupun sebanyak 4 orang (6.15%) menyatakan mereka kurang
memahami isi pesan yang dimaksud.
Tabel 4.15
Tanggapan responden terhadap Aktor/aktris Film Laskar Pelangi
No. Akting F %
1
2
3
4
Tidak bagus
Kurang bagus
Bagus
Sangat bagus
-
5
50
10
-
7.69
76.92
15.38
Total 65 100
(1)
23.
Bagaimana menurut anda promosi yang dilakukan terhadap Film Laskar
Pelangi?
a. Tidak baik.
b. Kurang baik.
c. Baik.
d. Sangat baik.
24.
Apa motif anda menonton Film Laskar Pelangi ?
a. Karena Tokoh-tokoh Film Laskar Pelangi.
b. Karena alur cerita Film Laskar Pelangi.
c. Karena lokasi / setting cerita Film Laskar Pelangi.
d. Lain-lain
...
3. TANGGAPAN TERHADAP FILM LASKAR PELANGI
25.
Bagaimana menurut anda setting atau latar film Laskar Pelangi yang
bertempatkan di Bangka Belitong, yang sesuai dengan novel aslinya ?
a.
Tidak setuju.
b.Kurang setuju.
c.
Setuju.
(2)
26.
Apa pendapat anda mengenai logat atau dialek melayu yang dipergunakan
dalam Film Laskar Pelangi ?
a.
Tidak setuju.
b.Kurang setuju.
c.
Setuju.
d.Sangat setuju.
27.
Bagaimana menurut anda tentang kesederhanaan dalam hidup ?
a.
Tidak setuju.
b.Kurang setuju.
c.
Setuju.
d.Sangat setuju.
28.
Apa pendapat anda mengenai tokoh-tokoh dalam Film Laskar Pelangi yang
selalu bekerja keras dan ceria ?
a.
Tidak setuju.
b.Kurang setuju.
c.
Setuju.
d.Sangat setuju.
29.
Bagaimana pendapat anda tentang sikap para tokoh dalam Film Laskar
Pelangi yang selalu berjuang demi sekolah ?
a.
Tidak setuju.
b.Kurang setuju.
c.
Setuju.
(3)
30.
Apa pendapat anda mengenai sosok tokoh yang ditampilkan dalam Film
Laskar Pelangi ?
a.
Tidak suka.
b.Kurang suka.
c.
Suka.
d.Sangat suka.
31.
Setelah anda menonton Film Laskar Pelangi, apakah anda bisa menghafal
lagu tema Film Laskar Pelangi ?
a.
Tidak bisa.
b.Kurang bisa.
c.
Bisa.
d.Sangat bisa.
32.
Apakah setelah menonton Film Laskar Pelangi anda mengetahui nama asli
tokoh-tokoh dalam Film Laskar Pelangi ?
a.
Tidak bisa.
b.Kurang bisa.
c.
Bisa.
d.Sangat bisa.
33.
Sosok tokoh manakah yang paling berkesan setelah anda menonton Film
Laskar Pelangi ?
a.Ikal.
b.Lintang.
c.Mahar.
(4)
e.Lain-lain …
34.
Mengapa sosok tokoh tersebut di atas anda pilih sebagai tokoh yang paling
berkesan dalam film Laskar Pelangi ?
(5)
TABEL FOLTRON COBOL
0 1 2 1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
0 1 2 1 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
0 2 1 2 1 1 3 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2
0 3 1 2 1 1 3 2 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2
0 4 2 2 1 1 1 2 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 2
0 5 1 2 1 1 2 2 4 3 1 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2
0 6 3 1 2 1 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 1 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3
0 7 2 2 2 1 1 1 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2
0 8 2 1 1 1 4 2 4 1 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 4 4 3 2 2 2
0 9 1 1 1 1 2 1 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2
1 0 3 2 3 1 3 2 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 2
1 1 3 1 3 1 3 2 1 4 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2
1 2 3 1 3 1 2 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 3 2
1 3 3 2 3 1 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 2
1 4 2 2 2 1 1 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 5 3 2 2 1 4 2 1 1 1 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 2 2
1 6 2 1 2 1 4 2 4 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2
1 7 2 2 1 1 3 2 3 3 1 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4
1 8 3 2 3 1 2 3 3 4 1 3 3 4 3 3 4 3 1 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 2 4
1 9 3 1 3 1 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 1
2 0 3 2 3 1 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 1 4
2 1 3 1 3 1 4 3 4 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 2 2
2 2 3 1 3 1 1 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1
(6)
2 4 2 2 2 1 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
2 5 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 2
2 6 1 2 1 1 3 2 1 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
2 7 1 2 1 1 2 1 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2
2 8 1 2 1 1 4 2 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 9 1 2 1 1 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3
2 0 2 1 2 1 4 2 4 1 1 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 1 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 2
3 1 2 1 2 1 3 2 3 1 1 3 4 4 3 4 3 3 1 3 3 4 4 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 1 2
3 2 2 1 1 1 4 2 1 1 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 1
3 3 1 2 1 1 4 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2
3 4 3 1 3 1 1 2 4 1 1 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 1 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 2
3 5 3 1 3 1 1 3 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4
3 6 3 1 3 1 3 4 3 3 1 1 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2
3 7 3 2 3 1 2 3 1 4 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2
3 8 2 2 2 1 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2
3 9 2 1 2 1 4 2 4 1 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 1
4 0 2 1 2 1 4 2 3 1 1 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3 4 4 2 3 2 4 3 4 4 3 3 3 2 2
4 1 2 2 1 1 4 2 4 1 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2
4 2 2 1 1 1 3 2 1 1 1 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 3 2 2 1
4 3 3 1 3 1 4 3 1 1 1 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 1 3 2 4 3 4 4 3 3 3 2 3
4 4 3 1 3 1 2 2 3 1 1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4
4 5 3 2 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4
4 6 3 1 3 4 2 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 4 4 4 3 3 2 4
4 7 2 2 2 1 2 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3
4 8 2 1 2 1 4 3 4 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2
4 9 2 1 2 1 4 3 4 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2
5 0 1 2 1 1 2 2 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
5 1 2 2 2 1 3 3 4 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
5 2 1 1 1 1 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2
5 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 2
5 4 1 2 1 1 3 1 4 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3
5 5 2 1 2 1 4 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 1 3 1 3 2 3 4 4 3 3 3
5 6 2 1 2 1 3 1 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 1 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 1
5 7 2 1 1 1 3 1 4 1 1 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 1 4 4 3 4 3 3 4 3 2
5 8 2 1 1 1 4 2 4 1 1 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 1 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2
5 9 3 1 3 1 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2
6 0 3 1 3 1 4 2 4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2
6 1 3 2 3 1 4 2 4 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2
6 2 3 1 3 1 3 3 1 3 1 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 4 4 4 3 3 2 2
6 3 2 1 2 1 2 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
6 4 2 2 2 1 1 2 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1