ANALISIS PENEGAKAN HUKUM TERHADAP IKLAN RAMALAN YANG DI TAYANGKAN OLEH MEDIA ELEKTRONIK

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM TERHADAP IKLAN RAMALAN YANG
DI TAYANGKAN OLEH
MEDIA ELEKTRONIK
(Skripsi)

Oleh
ARTANTO ADI PRATAMA

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2010

ABSTRAK

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM TERHADAP IKLAN RAMALAN YANG
DITAYANGKAN OLEH MEDIA ELEKTRONIK
Oleh
ARTANTO ADI P

Kebudayaan masyarakat di Nusantara sejak dulu terkenal sangat beragam jenis nya

dan masih terjaga dengan cukup baik keberadaan nya hingga saat ini, namun seiring
dengan pembentukan Negara Republik Indonesia yang merupakan Negara hukum,
menimbulkan konsekuensi penghapusan atau setidaknya mempersulit ruang bergerak
bagi sebuah hasil budaya peninggalan masyarakat kuno Indonesia di masa lampau,
Budaya yang dimaksud adalah ramalan. Ramalan dikategorikan oleh KUHP sebagai
sebuah larangan yang termuat di dalam buku ketiga atau bagian terakhir dari tiga
bagian aturan yang dimiliki oleh kitab ini dan dikarenakan aturan ini telah
dikodifikasikan ke dalam KUHP dan membuat nya menjadi aturan formil yang
memiliki konsekuensi berupa sanksi kepada para pelanggarnya. Maka dapat
dikatakan budaya meramal yang dulu sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia
telah mati dan tidak boleh dilakukan sama sekali di wilayah Republik Indonesia.
Dalam skripsi ini akan dibahas beberapa masalah sebagai berikut. Bagaimanakah
proses penegakan hukum terhadap iklan ramalan yang ditayangkan oleh media
elektronik? Apakah faktor-faktor penghambat penegakan hukum terhadap iklan
ramalan yang di tayangkan oleh media elektronik?
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan yuridis
normatif yaitu dengan cara mempelajari bahan-bahan pustaka yang ada hubungan
dengan materi skripsi ini, serta pendekatan yuridis empirirs dilakukan dengan cara
mengumpulkan informasi-informasi dilapangan. Dan sumber data yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah data lapangan dan data kepustakaan.


Artanto Adi Pratama

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa
upaya penanganan kasus ramalan ini apabila nanti terjadi di dalam masyarakat
adalah dengan menggunakan upaya preventif atau pencegahan sebelum kasus ini
terjadi dibandingkan bila menggunakan upaya represif atau penekanan pidana setelah
terjadi kasus. Faktor-faktor penghambat yang dihadapi adalah dari faktor hukumnya
sendiri, penegak hukum, sarana dan pra sarana penunjang, serta budaya dan
kesadaran hukum masyarakat. Dikarenakan pada kenyataan dilapangan bahwa aparat
penegak hukum memiliki sikap keengganan untuk memproses kasus ramalan ini
maka sebuah kebijakan bernama Depenalisasi yaitu proses yang tadinya adalah
penanggulangan pidana namun karena alasan tertentu, dilakukan kebijakan untuk
tidak melakukan penanggulangan tindak pidana dapat diterapkan pada kasus ramalan
ini.
Berdasarkan kesimpulan maka yang menjadi saran dari penulis adalah, hendaknya
aparat penegak hukum bekerja tanpa membeda-beda kan besar kecil nya sebuah kasus
demi tegak nya supremasi hukum di Indonesia. Karena sekecil apapun sebuah kasus
itu tetap harus mendapatkan sanksi bagi para pelaku nya meskipun ringan hukuman
yang akan diterima nya nanti. Tetapi bila hal ini tidak dapat dilakukan oleh aparat

penegak hukum keputusan mendepenalisasi Pasal 545 tentang aturan larangan
melakukan ramalan ini adalah solusi terbaik untuk menyelamatkan supremasi hukum
di Indonesia.

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM TERHADAP IKLAN RAMALAN YANG
DI TAYANGKAN OLEH
MEDIA ELEKTRONIK
(Skripsi)

Oleh
ARTANTO ADI PRATAMA

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2010

Judul Skripsi

: ANALISIS PENEGAKAN HUKUM TERHADAP

IKLAN RAMALAN YANG DITAYANGKAN OLEH
MEDIA ELEKTRONIK

Nama Mahasiswa

: Artanto

Adi Pratama

No. Pokok Mahasiswa : 0542011053
Program Studi

: Hukum Pidana

Fakultas

: Hukum

MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing


Tri Andrisman,S.H.M.H.
NIP 19611231 198903 1 023
003

GunawaJatmiko,S.H.M.H.
NIP 19620406 1989003 1

2. Ketua Bagian Hukum Pidana

Diah Gustiniati Maulani,S.H.M.H.
NIP 19620817 198703 2 003

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji
Ketua

: Tri Andrisman,S.H.M.H.


……………..

Sekretaris/Anggota

: Gunawan Jatmiko, S.H.M.H.

……………..

Penguji
Bukan pembimbing

: Eko Raharjo, S.H.M.H.

……………..

2. Dekan Fakultas Hukum

H. Adius Semenguk, S.H.M.S.
NIP. 19560901 198103 1003


Tanggal lulus Ujian Skripsi :

RIWAYAT HIDUP

Penulis berdarah asli Indonesia ini dilahirkan di Bandar Lampung,
pada tanggal 06 oktober 1986. Penulis merupakan anak pertama dari
empat bersaudara, yang merupakan buah cinta dari pasangan Bapak
Ng.s.Suffendi dan Ibu Sri Aviani kushertining.
Penulis mengenyam pendidikan dimulai pada tahun 1992 di Taman kanak-Kanak
Persit Kartika II Chandra Kirana B.Lampung, dan dilanjutkan di Sekolah Dasar Persit
Kartika II Chandra Kirana B.Lampung pada tahun 1993, dan dilanjutkan di Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama Persit Kartika II Chandra Kirana B.Lampung pada tahun
1999, lalu dilanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Perintis B.Lampung pada
tahun 2002 B.Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005.
Pada tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiwa Fakultas Hukum Universitas
Lampung, dan guna memperdalam dan mematangkan ilmu yang hukum yang telah
diperoleh, penulis mengkonsentrasikan diri pada bagian Hukum Pidana dengan minat
Praktisi hukum. Pada tahun 2008, penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan Hukum
(PKLH) dalam bentuk studi banding di PT.Angkasa Pura II Denpasar, Bali, Fakultas
Hukum Universitas Udayana Denpasar, Bali, dan DPRD Jembrana, Bali.


MOTTO

Hidup adalah perjuangan, oleh karena itu
Manusia harus mempunyai alasan yang kuat untuk tetap bertahan hidup
(perjalanan hidup penulis)

Hanya orang bodoh yang bisa pintar, karena
kepintaran adalah keberhasilan menaklukan
kebodohan didalam dirinya sendiri.
( pemikiran penulis)

Kegagalan akan membuat seorang laki-laki
menjadi lebih kuat daripada laki-laki yang terus
berhasil dalam hidupnya
(Massashi Kishimoto)
Jangan pernah merasa bahwa hidupmu telah bahagia, apabila kamu
belum merasakan penderitaan. Sebab orang yang bahagia adalah orang
yang pernah merasakan penderitaan di dalam hidupnya
( K.H. Abdullah Gymnastiar)

Berterima kasihlah kepada orang yang telah menghinamu,karena
dia telah melatihmu menjadi orang yang memiliki mental yang kuat.
Berterima kasihlah kepada orang yang telah mencampakkan dirimu
karena dia telah melatihmu menjadi manusia yang mandiri.
Berterima kasihlah terhadap orang yang telah menghancurkan hidupmu
Karena dia merubahmu menjadi manusia terkuat di dunia.
( Perjalanan hidup penulis dan sahabat )
Manusia yang paling bahagia didunia ini adalah mereka yang mampu
bekerja pada apa telah yang dicita-citakannya sedari kecil dahulu
( Ruben Barichello)
I’m going to make everyone recognize my existence
( Author)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT
yang menjadi segalanya bagiku.


Dengan segala kerendahan hati dan sejuta kasih
Kupersembahkan karya kecilku yang teramat sederhana ini kepada ;

Ayah dan Ibuku tercinta yang telah membesarkan dan mendidikku dengan
penuh kesabaran dan kasih sayang, juga telah membentuk karakterku dan
menempaku untuk kuat dan tegar dalam menjalani terjalnya kehidupan,
serta selalu berdo’a disetiap waktu demi kesuksesanku,
Anakmu tersayang.

Adik-adikku tercinta Anugrah Rizky Ramadhona, Sigit Tri Prabowo dan
Fitri Indah Nur Rakhmadhani yang selalu membuat tawa dan canda yang
senantiasa memberi warna kehidupan ini,
Terimakasih atas Dukungannya.

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdullillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan Innayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang
berjudul ”Analisis Penegakan Hukum Terhadap Iklan Ramalan Yang

Ditayangkan Oleh Media Elektronik”.
Penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini tidak sedikit mendapatkan hambatan,
ujian dan berbagai persoalan. Namun dengan adanya keterlibatan berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan, petunjuk, kritik dan saran sehingga
penulis dapat melaluinya dengan baik. Oleh karena itu sudah pada tempatnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Adius Semenguk, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Lampung;
2. Ibu Diah Gustiniati M, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana dan
Bapak Tri Andrisman, S.H., M.H., selaku Sekretaris Bagian Hukum Pidana
Fakultas Hukum Universitas Lampung;
3. Ibu Erna Dewi, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing Akademik Penulis;

4. Bapak Tri Andrisman, S.H., M.H., selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberi semangat dan bimbingan yang membantu penulis hingga terselesaikan
skripsi ini;
5. Bapak Gunawan Jatmiko, S.H., M.H., selaku Pembimbing II yang juga telah
banyak memberi masukan, saran dan bimbingan yang membantu penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini;
6. Bapak Eko Raharjo, S.H., M.H., selaku Pembahas I dan Ibu Rini Fathonah, S.H.,
M.H., selaku Pembahas II dalam skripsi ini yang telah banyak memberikan saran,
masukan serta kritik yang membangun untuk memperbaiki demi kesempurnaan
skripsi ini;
7. Bapak Heni Siswanto S.H.M.H. serta seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat;
8. Seluruh karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung;
9. Ayah dan Ibu diWay Jepara Lampung Timur, anakmu selalu mengingat apa yang
menjadi nasehat ayah dan ibu dan tidak lupa anakmu menghanturkan ribuan
terimakasih, karena apa yang ayah dan ibu lakukan demi kemajuan dan
kesuksesan anakmu, tidak akan pernah terbalas sepanjang hidup anakmu serta
do’akan selalu anakmu dalam setiap perjalanan hidupku;
10. Adik-adikku Anugrah Rizky Ramadhona, Sigit Tri Prabowo, dan Fitri Indah Nur
Rakhmadani jangan pernah letih dan bosan dalam menuntut ilmu pengetahuan
dan semoga kelak kalian menjadi orang yang sukses dalam hidup, Amien !
11. Untuk Kakek dan nenek dari pihak ayah yang telah tiada, Nenek yang telah tiada
dari pihak ibu serta Kakek. Pakde dan bude serta om-om serta kakak-kakak

sepupuku, terimakasih atas materi dan pembelajaran hidup yang langsung
maupun tidak langsung, dan juga tidak lupa buat adik-adik sepupuku yang
tercinta serta keluarga besar;
12. Sahabat-sahabatku: Sahabat FH ’05 ( Rama, Reza, Putu Item, Asrol, Arqi
kumis,Engli,Deki,Ibenx,wawanJawa,Asri,Firman,Budi,AnggaP,Ferli,AgusKandis
,AgusKacamata,HadyAnggara,Tyo,Frisdian,Hadi,Alvin,Dayat,Yesta,Eko

&,

Fauzan dll).
13. Kawan-kawan Tanjung Baru Sukabumi: Gigih, Andi, Erfan, Harry, fajar, Reza
Busuzima dll. Serta teman teman Sma, Muklas, Agung Angger, Dede tengsek.
14. Almamaterku tercinta
15. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, semangat, dan dorongan dalam
penyusunan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Meskipun telah berusaha semaksimal mungkin, penulis masih menyadari bahwa
skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
dengan

terbuka

mengharapkan

kritik

dan

saran

yang

membangun

guna

menyempurnakan skripsi ini. Semoga kiranya skripsi ini bermanfat bagi pembaca dan
ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung,
Penulis
Artanto Adi Pratama

2010

DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN………………………………………….
A. Latar Belakang…………………………………………..
B. Permasalahan dan Ruang Lingkup ……………………...
C. Tujuan dan Kegunaan …………………………………...
D. Kerangka Teori dan Konseptual ………………………...
E. Sistematika Penulisan ……………………………………
DAFTAR PUSTAKA

1
1
4
5
6
8

II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………
A. Pengertian penegakkan hukum……………………………
B. Pengertian iklan …………………………………………..
C. Pengertian Ramalan……………………………………….
D. Pengertian Media Elektronik……………………………..
DAFTAR PUSTAKA

11
11
20
21
23

III. METODE PENELITIAN ………………………………….
A. Pendekatan Masalah ………………………………………
B. Sumber dan Jenis Data …………………………………....
C. Penentuan Populasi dan Sampel ………………………......
D. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data ………….......
E. Analisis Data …………………………………………........
DAFTAR PUSTAKA

27
27
28
39
30
31

IV. HASIL PENELITIAN………………………………………
A. Karakteristik Responden ……………………………………
B. Proses penegakan hukum terhadap pelaku iklan ramalan
yang ditayangkan oleh media elektronik ……………………
C. Faktor-faktor penghambat penegakan hukum terhadap iklan
ramalan yang ditayangkan oleh media elektronik……………
DAFTAR PUSTAKA

32
32

V. PENUTUP ………………………………………………………
A. Kesimpulan ……………………………………………………
B. Saran …………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA

34
44
48
48
49

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki akar
budaya yang mengakar begitu kuat dari masa ke masa, ada begitu banyak jenis budaya
yang ada dari yang rasional sampai yang irasional yang terus terjaga keberadaanya
sampai sekarang. Banyak sekali kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia
dijadikan sebagai sumber penghidupan, utamanya oleh masyarakat yang

masih

tradisional. Salah satu peninggalan budaya kuno yang masih ada keberadaannya adalah
ramalan. Ramalan adalah warisan turun temurun yang oleh sebagian masyarakat
dipergunakan untuk menentukan nasib suatu individu, kelompok individu bahkan
menentukan keadaan lingkungan sebuah wilayah di suatu tempat. Ramalan yang
dahulunya hanya diyakini oleh masyarakat tradisional yang berada di wilayah pedesaan
kini mulai menyebar kedalam lingkup yang lebih luas lagi yaitu masyarakat perkotaan
yang sejatinya adalah masyarakat dengan pola pikir modern.

Hal ini mulai terlihat dengan begitu jelas pada saat krisis ekonomi yang melanda
Indonesia dan beberapa negara yang berada pada regional yang sama, krisis ekonomi
telah menyeret masyarakat Indonesia kedalam krisis multi dimensi yang sangat parah,
hal-hal yang bersifat klenik yang tadinya hanya menjadi milik masyarakat tradisional
mendadak masuk dengan begitu cepat kealam kehidupan masyarakat modern yang ada di

2
perkotaan di Indonesia. Salah satu hal irasional yang paling kuat kemunculannya adalah
ramalan. Kebutuhan ekonomi yang begitu besar ditengah krisis ekonomi yang melanda
negeri ini, telah menghilangkan rasionalitas sebagian dari masyarakat Indonesia, metode
ramalan dijadikannya sebagai pedoman untuk menentukan langkah atau kebijakan apa
yang harus diambil dalam menjalani kehidupan.

Praktek-praktek ramalan ini semakin lama semakin mengkhawatirkan di Indonesia,
terlebih lagi setelah memasuki era milenium baru yaitu pada tahun 2000 media informasi
berkembang sangat pesat di seluruh dunia termasuk di Indonesia, media yang
perkembangannya paling signifikan kehadirannya antara lain adalah internet dan juga
ponsel atau telepon genggam yang berubah fungsi dari barang media komunikasi
menjadi suatu kebutuhan hidup dan juga gaya hidup, lalu internet yang awalnya hanya
media untuk menggali informasi kini telah berubah menjadi ladang bisnis dan juga sarana
pergaulan masyarakat khususnya anak muda, bahkan pada akhir tahun 90-an tepatnya
pada tahun 1999 sempat muncul isu akan terjadinya sebuah peristiwa mengerikan yang
akan menimpa umat manusia di dunia tepatnya pada tanggal 09-09-1999 yang membuat
gempar dan kepanikan yang begitu hebat pada kehidupan masyarakat saat itu, sebab
akibat isu yang menyesatkan yang disebabkan oleh ramalan yang muncul dari
pemberitaan di media elektronik dalam hal ini internet yang tidak jelas asalnya tersebut,
sempat membuat berhentinya aktivitas di dalam masyarakat seperti berdagang dan
sebagainya dikarenakan ketakutan akan terjadinya sebuah musibah. Praktek ramalan
tumbuh pesat di dua media ini dikarenakan telah dijadikan surga bisnis oleh para pebisnis
yang berkecimpung pada dua media ini, kehadiran praktek meramal pada media ponsel
dan juga internet dianggap sebagai nilai tambah yang ada pada media elektronik tersebut,

3
ramalan dianggap sebagai hiburan dan hal menyenangkan oleh para penggunanya dalam
menggunakan media-media tersebut. Namun lama kelamaan ramalan-ramalan yang
bermunculan pada dua media tersebut semakin menyesatkan perkembangannya dan tidak
terkontrol oleh pemerintah dan hal ini menyebabkan masyarakat menjadi resah.

Keresahan yang melanda masyarakat akibat ramalan ini sangatlah jelas alasannya, karena
ramalan-ramalan yang bermunculan pada media elektronik tersebut mulai menyentuh hal
yang sangat sensitif pada masyarakat seperti ramalan akan terjadinya suatu bencana pada
suatu wilayah atau daerah tertentu, sehingga hal ini membuat takut masyarakat yang
berada atau tinggal pada daerah tersebut atau yang berada di sekitarnya. Dan kasus
seperti ini bukan terjadi sekali dua kali saja tapi sudah berkali-kali, dan jika hal seperti ini
tidak secepatnya ditangani maka akan semakin membuat masyarakat resah dan menjadi
takut pada sesuatu yang tidak dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya..

Kasus-kasus ramalan tersebut telah memasuki wilayah hukum di karenakan dampaknya
yang begitu besar pada masyarakat seperti, membuat resah masyarakat, dan pembodohan
masyarakat, karena ramalan yang beredar pada media elektronik mengajak orang yang
menyaksikannya untuk percaya pada hal-hal klenik yang tidak logis dan tidak dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya. sebagimana yang telah diatur didalam Pasal 545
ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang menyatakan bahwa :
”Barang siapa menjadikan sebagai pencariannya, untuk menyatakan peruntungan
seseorang, untuk mengadakan peramalan atau penafsiran impian, diancam dengan
kurungan paling lama enam hari atau denda paling banyak dua puluh rupiah’.

4

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penulisan dan penelitian tentang : “Analisis Penegakan Hukum terhadap iklan
Ramalan yang di Tayangkan oleh Media Elektronik”.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Permasalahan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan adalah :
a. Bagaimanakah Penegakan Hukum Terhadap Iklan Ramalan Yang di Tayangkan oleh
Media elektronik ?
b. Apakah faktor -faktor penghambat Penegakkan Hukum Terhadap Iklan Ramalan Yang
di tayangkan oleh Media Elektronik ?

2. Ruang Lingkup

Berdasarkan permasalahan yang diajukan, agar tidak terlalu luas dan tidak terjadi
kerancuan dalam pembahasan permasalahan, maka ruang lingkup penulisan skripsi ini
dibatasi pada yaitu di batasi pada analisis penegakkan hukum terhadap iklan ramalan
yang di tayangkan oleh media elektronik, dan hal-hal penghambat Penegakkan hukum
terhadap iklan ramalan yang di tayangkan oleh media elektronik

5

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui upaya Penegakan Hukum Terhadap Iklan Ramalan Yang di
tayangkan oleh media elektronik
b. Untuk mengetahui faktor -faktor penghambat Penegakkan Hukum terhadap Iklan
ramalan yang di tayangkan oleh media elektronik

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis
Memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya hukum pidana yang
berkaitan dengan tindak pidana Iklan Ramalan Yang di tayangkan Oleh Media
Elektronik.

b. Kegunaan Praktis
1) Sebagai bahan sumbangan bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya di bidang
hukum pidana materiil.
2) Sebagai bahan pertimbangan maupun referensi bagi aparat penegak hukum,
khususnya di wilayah hukum Bandar Lampung di dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya.

6
D. Kerangka Teori dan Konseptual

1. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah konsep-konsep yang sebenarnya adalah abstraksi dari hasil
pemikiran atau kerangka acuan yang ada, yang pada dasarnya untuk mengadakan
identifikasi terhadap dimensi yang dianggap tidak relevan oleh peneliti.

Penegakan hukum dalam arti luas adalah penegakan seluruh norma tatanan hidup dalam
bermasyarakat sedangkan dalam arti sempit penegakan hukum adalah diartikan sebagai
proses peradilan. Secara konsepsional, inti dari arti penegakkan hukum terletak pada
kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah yang
mantap dan rangkaian tindak penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, untuk
memelihara, dan mempertahankan perdamaian pergaulan hidup (Barda Nawawi Arief,
2001 : 21).

Penegakan hukum menurut Yoseph Goldstein adalah salah satu tindakan penanggulangan
pidana, yakni yang pertama “total enforcement” (penegakkan hukum sepenuhnya/total),
penegakkan hukum kedua, yaitu “full enforcement” (penegakkan hukum secara penuh)
dalam ruang lingkup dimana penegak hukum diharapkan menegakkan hukum secara
maksimal. (Barda Nawawi arief, 2002:42).

Proses penegakkan hukum yang rasional melibatkan lima faktor/hal yang saling terkait.
Adapun lima faktor/hal tersebut adalah :
a. Faktor hukumnya sendiri
Adanya ketentuan hukum yang akomodatif, yaitu ketentuan hukum yang ada
mampu memecahkan masalah yang terjadi.

harus

7
b. Faktor penegak hukum
Adanya penegak hukum yang tangguh, terampil, dan bermoral dalam hal penegakkan
hukum.
c. Faktor sarana dan prasarana yang menunjang proses penegakkan hukum.
Adanya fasilitas yang mendukung kearah proses penegakkan hukum itu sendiri.
d. Faktor masyarakat yaitu faktor lingkungan dimana hukum tersebut diterapkan.
e. Faktor kebudayaan sebagai hasil karya cipta rasa didasarkan pada karsa manusia
didalam pergaulan hidup.
(Soerjono Soekanto, 1985).

Penulisan skripsi ini, perlu dibuat sebuah kerangka teoritis untuk mengidentifikasi data
yang menjadi pengantar bagi penulis dalam menjawab permasalahan yang diangkat.
Sebab penayangan iklan ramalan yang ditayangkan melalui media elektronik merupakan
ancaman serius bagi masyarakat Indonesia sebab itu adalah sebuah bentuk pembodohan
yang nyata kepada publik karena berisi tentang :
1) Ajakan untuk mempercayai sesuatu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
kebenaranya.
2) Pelanggaran hukum terhadap KUHP dan juga norma agama khususnya Islam.

2. Konseptual

Kerangka konseptual, merupakan kerangka yang menghubungkan atau menggambarkan
konsep-konsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti yang berkaitan dengan istilah
(Soerjono Soekanto, 1986 : 32).

Konseptual ini menguraikan pengertian-pengertian yang berhubungan erat dengan
penulisan skripsi ini. Uraian ini ditujukan untuk memberikan kesatuan pemahaman yaitu :

8
a. Analisis adalah suatu proses berfikir manusia tentang sesuatu kejadian atau peristiwa
untuk memberikan suatu jawaban atas kejadian atau peristiwa tersebut. (Tim
penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal 32, 1989)

b. Penegakan hukum dalam arti luas penegakan hukum yaitu penegakan seluruh norma
tatanan kehidupan bermasyarakat sedangkan dalam artian sempit penegakan hukum
diartikan sebagai praktek peradilan (Barda Nawawi Arief 2001: 21). Penegakan
hukum dapat ditempuh dengan cara penerapan hukum pidana (criminal law
aplication), pencegahan tanpa pidana (prevention without punishment),
mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat
media massa (Barda Nawawi Arief, 2002 : 42).

c.

Iklan adalah berita yang berisi pesanan

untuk membujuk, mendorong kepada

khalayak ramai tentang benda atau jasa yang ditawarkan ( Tim penyusun Kamus
Besar Bahasa Indonesia, hal 322, 1989 ).
d.

Ramalan

adalah

hasil

dari

proses

meramal

yang

dilakukan

seseorang

kepada orang lain. (Pengertian ramalan, wikipedia.org, 27/1/2010)
e.

Media

Elektronik

adalah

sarana

informasi

media

massa

yang

mempergunakan alat-alat elektronik seperti televisi, radio, ponsel / telpon seluler.
(Pengertian media, wikipedia.org, 28/1/2010)

D. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman terhadap skripsi ini secara keseluruhan, maka
disajikanlah sistematika penulisan sebagai berikut :

9
I. Pendahuluan
Bab ini merupakan pendahuluan yang akan menguraikan

tentang latar belakang

permasalahan, ruang lingkup penelitian, tujuan, kegunaan penulisan, kerangka teori serta
konseptual dan sistematika penelitian.

II. Tinjauan Pustaka
Bab ini merupakan pengantar yang berisikan tentang pengertian-pengertian umum
tentang analisis, penegakkan hukum, iklan, ramalan, media elektronik kemudian dasar
penuntutan bagi pelaku yang menayangkan iklan ramalan melalui media elektronik.

III. Metode Penelitian
Pada bagian ini berisi tentang penjelasan metode penelitian atau cara-cara yang
dipergunakan dalam pengumpulan informasi sebelum dirangkum untuk penulisan
skripsi yang meliputi pendekatan masalah, sumber, jenis data, populasi, sampel, cara
pengumpulan data dan pengolahan data

IV. Hasil penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil analisis tentang bagaimanakah proses penegakkan hukum tentang
iklan ramalan yang ditayangkan oleh media elektronik, serta mengetahui kebijakan
dari pihak kepolisisan dalam mengatur bentuk pertanggung jawabban pidana bagi
pelaku yang menayangkan iklan ramalan yang ditayangkan oleh media elektronik.

10
V. Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah hasil akhir dari
pembahasan dan saran diberikan berdasarkan hasil penelitian yang merupakan tindak
lanjut dalam pembenahan dan juga perbaikan.

11

DAFTAR PUSTAKA

Andrisman, Tri. 2007. Asas-Asas dan Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia.
Fakultas Hukum Unila. Bandar Lampung.
Arief, Barda Nawawi. 2001. Masalah Kebijakan Hukum dan Kebijakan Penanggulan
Kejahatan. PT. Citra Aditya Bakti : Bandung.
.
Soekanto, Soerjono. 1988. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia
Jakarta
Tim Penyusun, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta
Universitas Lampung. 2005. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung.
Bandar Lampung.
Undang-Undang No1 Tahun 1946 tentang. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana.

Bahan Internet
http://en.wikipedia.org/wiki/Pengertian Iklan diakses 27/1/2010 pada jam10.37
http://en.wikipedia.org/wiki/Pengertian Ramalan diakses 27/1/2010 pada jam 11.43.
http://en.wikipedia.org/wiki/Pengertian Media Elektronik diakses 28/1/2010 pada
jam14.30

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penegakan Hukum

Pengertian penegakan hukum dalam arti luas penegakan hukum yaitu penegakan
seluruh norma tatanan kehidupan bermasyarakat sedangkan dalam artian sempit
penegakkan hukum diartikan sebagai praktek peradilan (dibidang politik, sosial,
ekonomi, pertahanan serta keamanan dan sebagainya) (Barda Nawawi Arief 2001:
21).

Soerjono Soekamto menyatakan bahwa penegakan hukum adalah kegiatan
menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah mantap dan
sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan,
memelihara dan mempertahankan perdamaian pergaulan hidup. Penegakan hukum
merupakan sistem yang menyangkut penyerasian antara nilai dari kaidah serta
perilaku manusia, kaidah-kaidah tersebut kemudian menjadi pedoman atau patokan
bagi perilaku atau tindakan yang dianggap pantas atau seharusnya. Perilaku atau sikap
tindak itu persetujuan untuk menciptakan, memelihara, dan juga untuk
mempertahankan perdamaian yang telah terbentuk.
Kualitas penegakan hukum yang dituntut masyarakat saat ini bukan sekadar kualitas
materiel/substansial. Oleh karena itu, strategi sasaran pembangunan dan penegakan
hukum harus ditunjukkan pada kualitas substantif seperti terungkap dalam beberapa
isu sentral yang muncul di dalam masyarakat saat ini, yaitu antara lain :
1) Adanya perlindungan hukum
2) Tegaknya nilai kebenaran, kejujuran, keadilan dan kepercayaantar sesama.
3) Tidak adanya penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan.

12
4) Terwujudnya kekuasaan kehakiman atau penegakkan hukum yang merdeka, dan
tegaknya kode etik atau kode profesi.
5) Bersih dari prktek “favoritisme” (pilih-pilih), korupsi,kolusi dan nepotisme
(KKN), dan mafia peradilan.
6) Adanya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Kualitas substantif yang terungkap dalam berbagai isu sentral diatas, jelas lebih
menekankan pada aspek immaterial / nonfisik dari pembangunan masyarakat /
nasional.

Faktor yang mempengaruhi penegakkan hukum dapat berupa kualitas individual
Sumber Daya Manusia (SDM), kualitas institusional / struktur hukum (termasuk
mekanisme tata kerja dan manajemen), kualitas sarana dan prasarana, kualitas
perundang-undangan (substansi hukum), dan kualitas kondisi lingkungan (sistem
sosial, ekonomi, budaya, politik, termasuk budaya hukum masyarakat). Dengan
demikian, upaya peningkatan kualitas penegakan hukum harus mencakup
keseluruhan faktor / kondisi / kausa yang mempengaruhinya.
(Barda Nawawi Arief, 2001 : 16)

Kebijakan penanggulangan kejahatan atau penegakan hukum secara politik kriminal
dapat meliputi ruang lingkup yang luas, sebagaimana teori G. Peter Hoefngels yang
dituliskan dan digambarkan kembali oleh Barda Nawawi Arif mengenai criminal
policy.

a. Menurut Pompe pengertian tindak pidana menjadi 2 (dua) definisi, yaitu:
1. Definisi menurut teori adalah suatu pelanggaran terhadap norma, yang dilakukan
karena kesalahan si pelanggar dan diancam dengan pidana untuk
mempertahankan tata hukum dan menyelamatkan kesejahteraan umum.
2. Definisi menurut hukum positif adalah suatu kejadian / feit yang oleh peraturan
undang-undang dirumuskan sebagai perbuatan yang dapat dihukum (Tri
Andrisman, 2006: 53).
b. Menurut Van Hamel perbuatan pidana adalah “kelakuan orang yang dirumuskan
sebagai berikut: perbuatan pidana adalah “kelakuan orang yang dirumuskan dalam

13
undang-undang, yang bersifat melawan hukum, yang patut dipidana dan dilakuakn
kesalahan”. (Tri Andrisman, 2006: 53).
c. Tindak pidana adalah ”suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman
pidana” (Wirjono Prodjodikoro, 1986 : 55).
d. Menurut Moeljatno Perbuatan pidana (tindak pidana ) adalah ”perbuatan yang
dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang
berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tersebut” (Tri
Andrisman, 2006 : 53-54).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dibuatkan suatu simpulan mengenai
tindak pidana, yaitu sebagai berikut:
1. Suatu perbuatan yang melawan hukum.
2. Orang yang dikenai sanksi harus mempunyai kesalahan (asas tiada pidana tanpa
kesalahan). Kesalahan sendiri terdiri dari kesalahan yang disebabkan secara sengaja
dan yang disebabkan karena kelalaian.
3. Subjek atau pelaku baru dapat dipidana jika ia dapat bertanggung jawab dalam artian
berfikiran waras.

Berdasarkan pengertian tindak pidana yang dikemukakan oleh para pakar diatas, dapat
diketahui bahwa pada tataran teoritis tidak adanya kesatuan pendapat diantara para pakar
hukum dalam memberikan definisi tentang tindak pidana. Dalam memberikan definisi
mengenai pengertian tindak pidana terlihat terbagi dalam 2 (dua) pandangan/aliran, baik
Aliran Monistis maupun Aliran Dualistis yang saling bertolak belakang.

14
Isi tindak pidana, tidak hanya berbicara tentang pengertian dan istilah tindak pidana
tersebut, melainkan unsur-unsur dari tindak pidana tidak dapat dipisahkan dari tindak
pidana tersebut. Adapun unsur-unsur tindak pidana yang dikemukakan oleh para pakar itu
pun terdapat perbedaan pandangan, baik dari Pandangan/Aliran Monistis dan
Pandangan/Aliran Dualistis.

Menurut Aliran Monistis, apabila ada orang yang melakukan tindak pidana maka sudah
dapat dipidana. Sedangkan Aliran Dualistis dalam memberikan pengertian tindak pidana
memisahkan antara perbuatan pidana dan pertanggungjawaban pidana. Sehingga
berpengaruh dalam merumuskan unsur-unsur tindak pidana. ( Tri Andrisman,2006 : 55)

Menurut pakar hukum Simon, seorang penganut Aliran Monistis dalam merumuskan
unsur-unsur tindak pidana sebagai berikut:
1. Perbuatan hukum (positif atau negatif; berbuat atau tidak berbuat atau membiarkan);
2. Diancam dengan pidana;
3. Melawan hukum;
4. Dilakukan dengan kesalahan;
5. Orang yang mampu bertanggung jawab.
(Tri Andrisman, 2006 : 55).

Menurut pakar hukum Moeljatno, seorang penganut Aliran Dualistis merumuskan unsurunsur perbuatan pidana/tindak pidana sebagai berikut:
a. Perbuatan (manusia)
b. Memenuhi rumusan dalam undang-undang (syarat formil)
c. Bersifat melawan hukum (syarat materiil).
(Tri Andrisman, 2006:55).

15
Untuk dapat dipidana, maka orang yang melakukan tindak pidana (yang memenuhi
unsur-unsur tersebut diatas) harus dapat dipertanggung jawabkan dalam hukum pidana.
Menurut Moeljatno (Tri Andrisman, 2006: 56), unsur-unsur pertanggungjawaban pidana
meliputi:
1. Kesalahan
2. Kemampuan bertangungjawab.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis berpendapat bahwa apapun tindakan yang
dianggap melanggar aturan hukum yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat, maka
setelah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang, maka secara sah
pelaku tindak pidana tadi diancam dengan pidana tertentu. Penjelasan dalam rumusan
Pasal-Pasal, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) jelas tercantum tindak
pidana adalah semua bentuk perbuatan yang memenuhi perumusan ketentuan Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana.

Menurut teori G. Peter Hoefnagels, upaya penanggulangan kriminal dapat ditempuh
dengan berbagai cara antara lain :
1) Penerapan hukum pidana (criminal law application);
2) Pencegahan tanpa pidana ( prevention without punishment );
3). Pengaruhi pandangan masyarakat tentang kejahatan dan pemidanaan lewat media
(influencing views of society on crime and punishment / media)
(Barda Nawawi Arief,1996 : 48)

Memperhatikan tujuan-tujuan tersebut, maka wajarlah apabila politik kriminal
merupakan bagian integral dari rencana pembangunan nasional untuk mencapai

16
masyarakat yang sejahtera, dan perlindungan masyarakat sebagai perwujudan
pembangunan masyarakat seutuhnya.

Upaya penegakkan hukum, seperti halnya pada iklan ramalan yang ada pada media
elektronik, dapat ditempuh atau dilakukan dengan menggunakan sarana hukum pidana
(penal) maupun dengan menggunakan sarana pendekatan preventif (non-penal).
Pencegahan dan Penanggulangan Kejahatan (PPK) harus dilakukan dengan “pendekatan
integral”, ada keseimbangan sarana penal atau represif dan non-penal atau preventif.

a. Penal/ Represif
Pencegahan dan penanggulangan kejahatan (PPK) dengan sarana “penal” merupakan
“penal policy” atau “penal-law” enforcement policy” yang fungsionalisasi /
operasionalisasinya melalui beberapa tahap :
1). Formulasi (kebijakan legislatif);
2). Aplikasi (kebijakan yudikatif / yudicial);
3). Eksekusi (kebijakan eksekutif / administratif).
Dengan adanya tahap “formulasi”, maka upaya pencegahan dan penanggulangan
kejahatan (PPK) bukan hanya tugas milik aparat penegak hukum/penerapan hukum, tetapi
juga tugas aparat pembuat hukum (aparat legislatif). Bahkan kebijakan legislative
merupakan tahap paling strategis dari upaya pencegahan dan penanggulngan kejahatan
(PPK) ,melalui “penal policy”,. Oleh karena itu, kesalahan / kelemahan kebijakan
legislatif merupakan kesalahan strategis yang dapat menjadi penghambat upaya
pencegahan dan penanggulangan kejahatan (PPK) pada tahap aplikasi dan eksekusi

17

Politik kriminal yang dilakukan baik dengan menggunakan kebijakan hukum pidana
(penal policy) maupun non-penal, haruslah memperhatikan dan mengarah pada
tercapainya tujuan dari kebijakan sosial itu dengan menunjang tujuan (goal) “social
welfare” dan “social defence” (Barda Nawawi Arief, 2001 : 74).
Penegakan hukum menurut Yoseph Goldstein, yaitu salah satu upaya penanggulangan
tindak pidana, yakni pertama “total enforcement” (penegakkan hukum sepenuhnya /
total), khususnya penegakan hukum pidana substantif (substantive law of crime).
Penegakan hukum secara total ini pun memiliki keterbatasan, sebab aparat penegak
hukum dibatasi dengan ketat oleh hukum acara pidana yang antara lain meliputi aturanaturan penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan dan pemeriksaan
pendahuluan serta hal lainya. Adapun ruang lingkup yang dibatasi ini disebut “area of no
enforcement” (area dimana penegakkan hukum pidana tidak dapat dilakukan
sepenuhnya). Penegakan hukum yang kedua, yaitu “full enforcement” (penegakan
hukum secara penuh) dalam ruang lingkup dimana penegak hukum diharapkan
menegakkan hukum secara maksimal. Hal ini dianggap “not a realistic expectation”,
sebab adanya keterbatasan-keterbatasan dalam bentuk waktu,personil, alat-alat,
investigasi, dana kesemuanya mengakibatkan keharusan dilakukan “discreation” dan
yang “actual enforcement” (Barda Nawawi Arief, 1996 : 12).
Inti dari upaya represif yaitu kebijakan dalam menanggulangi tindak pidana dengan
menggunakan hukum pidana atau Undang-Undang, yang menitikberatkan pada
penumpasan tindak pidana sesudah tindak pidana itu terjadi. Yang dimaksud dengan
upaya represif adalah segala tindakan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum
sesudah terjadinya tindak pidana seperti penyidikan, penyidikan lanjutan, penuntutan dan
seterusnya sampai dilaksanakan putusan pidananya (Soedarto, 1986: 118).
b. Non- Penal/Preventif

Dilihat dari sudut pandang politik kriminal, kebijakan paling strategis adalah melalui
sarana “non-penal”, karena lebih bersifat preventif dan karena kebijakan “penal”,
mempunyai keterbatasan / Kelemahan (yaitu bersifat fragmentaris / simplistis / tidak
struktural-fungsional; simptomatik / tidak kausatif / tidak eliminatif; individualistic atau
“offender-oriented / tidak victim-oriented”. lebih bersifat represif / tidak preventif; harus
didukung oleh infrastruktur dengan biaya tinggi).

18

Kebijakan kriminal dalam menggunakan upaya represif terdapat dua masalah sentral
masalah penuntutan yang meliputi:

1. Perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana
2. Perbuatan apa yang sebaiknya digunakan atau dikenakan kepada si pelanggar.
Sedangkan untuk menghadapi masalah sentral yang pertama yang sering disebut masalah
kriminalisasi, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Penggunaan hukum pidana harus memperhatikan tujuan pembangunan nasional, yaitu
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, merata antara material dan spiritual
berdasarkan Pancasila.
b. Perbuatan yang diusahakan untuk dicegah atau ditanggulangi dengan hukum pidana
harus merupakan perbuatan yang tidak dikehendaki, yaitu perbuatan yang
mendatangkan kerugian atas warga masyarakat.
c. Penggunaan hukum pidana harus pula memperhatikan priinsip biaya dan hasil (cost
and benefit principle)
d. Penggunaan hukum pidana harus pula memperhatikan kapasitas atau kemampuan
kerja dalam badan-badan penegakan hukum (Barda Nawawi Arief, 2002;11-12).

Pada dasarnya, penegakan preventif adalah upaya yang dilakukan untuk menjaga
kemungkinan akan terjadinya tindak pidana, merupakan upaya pencegahan, penangkalan,
dan pengadilan sebelum tindak pidana itu terjadi, maka sasaran utamanya adalah
mengenai faktor kondusif antara lain berpusat pada masalah-masalah atau kondisi-kondisi

19
sosial seara langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan tindak pidana. Tujuan
utama dari upaya preventif adalah memperbaiki kondisi sosial tertentu.

Menurut teori ketiga dari Hoefnagels yaitu mempengaruhi pandangan masyarakat
mengenai tindak pidana dan pemidanaan lewat media massa (influencing view on crime
and punishment with mass media) merupakan tindakan preventif, berupa pemberitahuan
terhadap masyarakat melalui media massa seperti media elektronik dan media cetak
mengenai suatu larangan, pelanggaran atau mengenai suatu tindak pidana. Upaya
penanggulangan yang dilakukan dengan upaya preventif yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya tindak pidana yang timbul. Upaya ini meliputi peningkatan kondisi tata
ekonomi, sosial, politik, dan budaya yang semakin meningkat.

Secara umum pencegahan tindak pidana dapat dilakukan dengan menggunakan dua
metode yaitu:
1. Moralistik, yaitu upaya pencegahan tindak pidana dengan cara menyebarluaskan
dikalangan masyarakat sarana-sarana untuk memperteguh moral dan mental
seseorang agar terhindar dari nafsu ingin berbuat jahat.
2. Abolisionistik, yaitu usaha mencegah timbulnya tindak pidana dengan meniadakan
tindak pidana yang meliputi faktor-faktor yang terkenal sebagai penyebab timbulnya
tindak pidana (Soedjono Dirdjosisworo, 1976:35).

20

B. Pengertian mengenai Iklan Ramalan

1. Pengertian Iklan

Pengertian iklan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pesan untuk membujuk,
mendorong kepada khalayak ramai tentang benda atau jasa yang ditawarkan untuk
memilikinya dengan cara membelinya. Iklan memiliki berbagai macam jenis berdasarkan
sifatnya iklan dibedakan atas iklan niaga dan non-niaga :

a. Iklan niaga dibuat untuk mempengaruhi khalayak / masyarakat untuk memiliki,
membeli, dan mempergunakan barang atau produk yang ditawarkan di dalam iklan.
b. Iklan non-niaga merupakan iklan layanan masyarakat yang dibuat untuk menarik
perhatian masyarakat, sehingga masyarakat memiliki rasa simpati atau memberikan
sebuah dukungan terhadap sesuatu yang di iklankan.(www.wikipedia.org:2009).

Berdasarkan tujuan iklan dibedakan menjadi dua yaitu iklan penawaran / permintaan dan
iklan pengumuman :
a. Iklan penawaran / permintaan dibuat dengan tujuan menginformasikan kepada
khalayak umum tentang sesuatu yang sedang ditawarkan untuk dijual.
b. Iklan pengumuman dibuat dengan tujuan untuk menginformasikan kepada khalayak
umum tentang sesuatu yang biasanya akan segera diadakan seperti tentang
perlombaan, kegiatan sosial dan sejenisnya. ( www.wikipedia.org)

21

2. Pengertian Ramalan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ramalan adalah hasil dari proses meramal yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. Ramalan muncul karena rasa ingin tahu
yang begitu besar pada manusia, ramalan hadir karena dianggap sebagai sebuah sarana
untuk mengetahui masa depan, pada awalnya ramalan dianggap sebagai sebuah hal yang
mistis seperti ilmu sihir dan pemujaan, dan hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki
kemampuan supranatural. Namun kemudian ramalan mulai mendapat sentuhan ilmu
pengetahuan sejak ilmu perbintangan dan astrologi mulai dikenal dan dipergunakan
secara nyata untuk membantu kehidupan sehari-hari.mulai dari hal yang sederhana
seperti melihat bintang pada malam hari menandakan tidak akan terjadi hujan meski pada
sore harinya awan mendung berarak, ada juga dengan melihat warna dari matahari
tenggelam yang dapat menandakan bahwa esok cuaca akan cerah.

Dalam bentuknya yang modern ramalan mendapat bantuan dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan penemuan alat-alat modern seperti satelit. Pemerintah serta perusahaan
juga sering melakukan peramalan atau forecasting atas berbagai hal, mulai dari
pertumbuhan ekonomi, produksi pangan bahkan sampai ramalan tantang penjualan suatu
produk dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan atas dasar teori atau model, data yang
sudah ada sebelumnya serta berbagai macam asumsi ( http://www.pikiran-rakyat.com
2009 : pengertian ramalan).
Ramalan adalah suatu penafsiran tentang masa yang akan datang, dengan pertandapertanda yang muncul di masa kini, jenis atau macam ramalan ada banyak sekali antara

22
lain ramalan bintang atau banyak disebut dengan horoskop, dalam astrologi horoskop
adalah sebuah bagan atau diagram yang menggambarkan posisi matahari, bulan, planetplanet, aspek-aspek astrologis dan sudut-sudut sensitif pada diri seorang pada saat
kelahiran seorang anak, horoskop sendiri mempunyai arti mengamati, memeriksa waktu
dan juga jam. (www.wikipedia.org. Pengertian ramalan, 2009).

Metode yang digunakan pada ramalan horoskop adalah dengan menggunakan tanggal
lahir atau bulan sebagai dasarnya. Lalu ramalan tentang mimpi yang menggunakan dasar
dari mimpi yang telah dialami dari mimpinya pada waktu tidur dan biasanya pada malam
hari. Bahkan sampai ramalan kartu atau banyak disebut dengan tarot yang merupakan
jenis ramalan yang menggunakan peralatan kartu tarot sebgai dasarnya penggunan kartu
tarot sendiri telah dimulai sejak abad ke 15 bagi orang yang mempercayainya ramalan
kartu tarot dapat digunakan untuk membuka potensi tersembunyi yang ada pada diri
orang yang mempercayainya tersebut.
Tidak ada yang dapat memberikan definisi yang tepat untuk mendapatkan pengertian
tentang ramalan, karena ramalan pada setiap tempat baik itu daerah maupun negara di
dunia penyebutanya selalu berbeda-beda karena hal ini memang merupakan hal yang
tergolong klenik (bagian dari kepercayaan masyarakat yang berasal dari zaman kuno)
yang mustahil diberikan definisi secara tepat tentang pengertiannya. (www.lautan
indonesia.com 2009 : ramalan).

Jadi iklan ramalan adalah iklan yang mengajak / menawarkan khalayak ramai untuk
mencoba atau menikmati jasa layanan meramal yang dilakukan oleh seseorang yang
mengaku mempunyai kemampuan untuk melihat dan membaca peristiwa yang terjadi

23
pada masa yang akan datang, serta memberikan petunjuk / arahan yang tepat yang dapat
berguna bagi orang atau pelanggan dari pemakai jasa layanan iklan melalui ramalan yang
disediakan oleh pihak perusahaan pembuat iklan ramalan pada media elektronik seperti
televisi, ponsel/telpon seluler dan juga internet di masa mendatang(wikimedia.org 2007 :
pengertian iklan).

3. Pengertian Media Elektronik

Media elektronik adalah sarana informasi media massa yang mempergunakan media
elektronik seperti televisi, radio, dan juga (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989 : Balai
Pustaka) Media elektronik sendiri merupakan inovasi dari media massa yang lain yang
telah lebih dahulu ada sebelum kehadiran mesia elektronik yaitu media cetak atau surat
kabar, dan kini media elektronik telah bertambah jumlahnya dengan hadirnya internet dan
juga ponsel atau telpon genggam. Media elektronik merupakan media audio visual yang
ditayangkan menggunakan frekuensi atau gelombang radio tertentu, sehingga dapat
menghasilkan gambar serta suara dalam melakukan siaran komunikasi. sebelum pada
pertengahan abad ke 19 (sembilan belas) ditemukanlah alat komunikasi bernama
telegraph oleh Samuel Morse tepatnya pada tahun 1858, pada saat ditemukan telegraph
awalnya bukan merupakan alat komunikasi massal, namun keberadaan telegraph adalah
tonggak awal bagi berdirinya sebuah era media massa elektronik pertama di dunia yang
membawa manusia beralih dari era media massa cetak menuju media massa elektronik.

Telegraph ini dikembangkan dengan begitu pesat di dua negara yakni Amerika Serikat
dan Inggris dan beberapa dekade kemudian setelah mengalami serangkaian percobaan
Augustie dan Louis lumierre dua orang ilmuwan asal perancis berhasil menemukan

24
sebuah alat pemutar film bernama “Sinematografi’’ selama bertahun-tahun para ilmuwan
berusaha mengembangkan penemuan Augustie dan Louis Lumierre agar dapat berubah
menjadi sebuah alat penyaji berita yang dapat dinikmati masyarakat secara global dan
kerja keras para ilmuwan itu tidak sia-sia karena pada Tahun 1932 berdirilah stasiun
televisi berita pertama di dunia bernama BBC (British Broadcasting Coorporation) di
London, Inggris yang diawali dengan berdirinya stasiun radio berita BBC pada Tahun
1927.

Berawal dari berdirinya stasuin berita radio BBC london inilah media elektronik dengan
beragam jenisnya lahir dan berkembang dengan begitu pesatnya dan menyebar dengan
begitu luas diseluruh dunia. Dan perkembangan media elektronik semakin mutakhir sejak
seorang bernama Tim Berners Lee seorang sarjana fisika dari Queen’s College, Oxford
University London, Inggris, pada tahun 1989 membuat sebuah proposal untuk pembuatan
proyek hypert text yang merupakan cikal bakal dari terciptanya www (World Wide Web).
Tim Berners Lee memulai proyeknya pada tahun 1990 dan dua belas bulan kemudian
atau pada musim panas 1991 sudah dapat digunakan pada jaringan internet, selama
rentang waktu 1991 hingga 1993 Tim terus berusaha mengembangkan web hingga dapat
tampil maksimal. Tim Berners Lee juga merupakan orang pertama yang tercatat sebagai
pencipta browser, server dan kunci protokol untuk internet yang sangat bermanfaat
keberadaanya untuk orang banyak dan memperkuat keberadaan media elektronik sebgai
yang terdepan dalam media massa (wikimedia.org 2008 : pengertian media elektronik).

Penjelasan lebih luas mengenai jenis-jenis media elektronik :

25
a. Radio merupakan media elektronik yang hanya dapat menyiarkan gelombang suara.
Masyarakat dibuat untuk mendapatkan informasi lebih mudah melalui radio, hanya
dengan mendengar mereka dapat meraih informasi tanpa harus meninggalkan aktifitas
yang sedang dijalaninya.

b. Televisi merupakan perkembangan lebih lanjut dari radio yang lebih lengkap, karena
selain suara juga dapat memberikan gambar dalam setiap penayangannya.
Visualisasi yang diberikan membuat masyarakat yang menyaksikan seolah-olah
merasa berada ditempat yang ditayangkan oleh televisi.

c. Media baru atau yang sering disebut media online, menggunakan internet sebagai
media penyajiannya, dengan perangkat keras (hard ware) komputer masyarakat
dapat mengakses dengan lebih cepat berita dari seluruh penjuru dunia hanya dari satu
tempat, media online ini telah banyak menyempurnakan kekurangan yang ada pada
media massa sebelumnya, yang hanya dapat menyuguhkan layanan berita dalam
kuota yang terbatas dan masyarakat tidak dapat memilih informasi berita sesuai
dengan keinginan mereka.

Namun bagaimanapun, inovasi pada media elektronik pastinya tidak ada yang sempurna,
media online ini pun memiliki kelemahan yang sangat mencolok yang sampai sekarang
belum dapat teratasi, dikarenakan semua orang dapat mengakses dengan mudah dan
membuat berita di dalamnya, akurasi berita di dalamnya tidak dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya.

26

C. Contoh Kasus Iklan Ramalan Pada Media Elektronik

Ada beberapa contoh kasus iklan yang ramalan yang marak sekali beredar di media
elektronik terutama media televisi yang memang merupakan media elektronik dengan
massa terbanyak dibandingkan media mssa yang lain semisal media cetak seperti koran
dan majalah,